All Chapters of Penakluk Hati Om Dokter: Chapter 71 - Chapter 80
119 Chapters
Part 71-Daddy Dirga
Pepatah jangan menilai buku dari sampulnya memang benar adanya. Buktinya saat mobil Dirga bermasalah di tempat antah berantah, yang menolongnya justru para preman. Saking baiknya, para preman itu justru ikut mengantarkan Dirga dan Wina ke lokasi survey.Beruntung banget dokter berkulit tan itu. Karena jalan menuju desa tersebut tidaklah mudah. Bisa nyasar jika ia dan Wina nekad pergi berdua. Apalagi Dirga yang tidak biasa membawa mobil pada medan seperti ini.Meski ia harus disuguhi wajah kesal Wina, Dirga harus tetap fokus pada jalan yang lebarnya cukup dilalui satu mobil saja. Kanan-kiri jalan penuh dengan rumput-rumput tinggi. Jangan tanyakan lagi bagaimana lika-likunya jalan pedesaan tersebut. Beruntung saja mobilnya tidak rewel di jalan yang kanan-kirinya banyak disuguhi jurang.***Sesampainya di rumah Kepala Desa, kedatangan mereka ternyata sudah ditunggu seja tadi siang. Namun karena kendala roda mobil tadi, mereka baru sampai setelah adzan asyar sudah berkumandang sejak sejam
Read more
Part 72-Pesona Wina
Buntut dari perbuatan iseng Wina semalam, tidur calon dokter bedah itu tak bisa nyenyak. Tak hanya matanya yang sulit terpejam, inti tubuhnya yang tiba-tiba bangkit juga susah untuk ditenangkan kembali. Ia memaki diri sendiri yang terlalu 'lemah'. Herannya, selama bertahun-tahun bersama Sheryl--sang pujaan hati--ia tidak pernah sekalipun merasakan hal itu.Oke Dirga ngaku. Selama ini nafsu lelakinya tak pernah bangkit sekalipun saling berpelukan dengan Sheryl. Tapi dengan Wina si bocil itu, masa' tubuhnya langsung bereaksi hanya dengan satu bisikan? Benar-benar satu bisikan yang membuatnya kelimpungan di malam yang dingin."Masa iya aku harus jadi pedofil, sih?""Gak gak. Aku gak sebrengsek itu!"Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat penolakan Dirga pada malam itu. Ia jadi teringat bagaimana teman-temannya sering meledeknya dulu lantaran Dirga dianggap paling 'polos' jika berurusan dengan perempuan. Apalagi Dirga memang tidak pernah menjalin hubungan sekalipun dengan perempuan. Hanya
Read more
Part 73-Jebakan di Hotel
Tidak seperti saat berangkat, dimana Dirga mengemudikan mobilnya dengan tenang. Kini saat pulang, Dirga seperti kesetanan. Padahal jalanan yang dilalui juga tidak mulus. Setelah mendapat kabar dari Aldo, Dirga jadi tak tenang."Om, ada masalah?' Tanya Wina hai-hati. Bukan mau ikut campur, Wina hanya tidak ingin nyawanya jadi taruhan lantaran cara mengemudi Dirga yang seperti remaja balapan liar.Bukannya menjawab, Dirga malah menyodorkan ponselnya. "Hubungi Sheryl!" Perintahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.Sadar sang 'sopir' sedang tidak bisa diajak bercanda, Wina langsung menuruti saja. Belum sempat bertanya, Dirga sudah menyebutkan password ponselnya."Gak bisa dihubungin, Om." lirih Wina memberitahu."Coba terus sampai bisa!"Wina hanya bisa menurut. Namun berkali-kali juga dihubungi, dokter cantik yang sedang dikhawatirkan itu tak kunjung bisa dihuubungi. Sesuai perintah majikannya, Wina juga sudah mengirim pesan teks. Tapi tetap saja tak bisa dihubungi.Belum sele
Read more
Part 74-Hotel Room (19+)
Selepas berpamitan pada Aldo dan Dirga, Wina berniat langsung pulang. Tubuhnya sudah sangat lelah. Beruntung tadi Dirga sempat memberinya uang saku. Ongkos buat ojol, katanya. Mahasiswa semester akhir itu mengambil ponselnya di tas. Tiba-tiba ia mendapat pesan dari nomor tak dikenal.(Tolong selamatkan aku di kamar 4025.)Sheryl.Matanya otomatis melotot membaca pesan tersebut. Setengah berlari ia menuju restaurant guna memberitahu Dirga. Tapi sayangnya Wina tak menemukan siapapun di sana. Tanpa pikir panjang, gadis mungil itu berlari menuju kamar yang disebutkan Sheryl.Apapun yang terjadi, aku akan membantu sebisanya. Pikir Wina.Sekuat tenaga ia berlari dan berebut lift dengan tamu hotel lainnya untuk menuju kamar 4025.“4023 ..., 4024 ....” gumamnya mengeja setiap kamar yang ia lewati.“4025. Ketemu!”Wina menatap aneh pada pintu yang sedikit terbuka. Perlahan ia membukanya sambil memanggil nama Sheryl.Namun begitu ia masuk, keseimbangan tubuhnya hilang. Wina merasa ada yang memu
Read more
Part 75-Identitas Asli Wina (20+)
Dirga yang masih dalam pengaruh obat perangsang terus bergerak maju mendekati Wina. Tak lagi mengincar bibirnya, pria dengan dada bidang itu justru mengarah pada leher Wina yang basah karena keringat.“Dirga, stop!’ Wina refleks berteriak tanpa embel-embel ‘Om’, ‘Pak’, atau ‘Dok’.Cucu emas kakek Hermanto itu menghentikan kegilaannya. Tangannya yang berada di tengkuk Wina berpindah ke kedua bahu kecil Wina. Matanya menatap datar pada wajah Wina yang sudah basah oleh air mata.Gadis mungil itu menangis sesenggukan tanpa suara. Ia bahkan tidak berani membuka matanya untuk sekedar menatap Om Dokternya yang malam ini terlihat sangat asing. Wina seperti tak mengenalnya.Wina bukannya anak kecil yang tak paham situasi yang tengah dialami. Wina sadar dirinya sedang terancam saat ini.“Siapa sebenarnya, kamu?”Pertanyaan Dirga dengan suara dinginnya sontak membuat Wina membuka matanya. Mendadak dadanya terasa sesak. Seolah udara di sekitarnya menipis. Namun memaksakan diri menjawab meski lida
Read more
Part 76-Di Balik Layar
Setelah Dirga berlari menuju kamar 4025, Aldo juga ikut berlari. Bukan ke kamar yang sama, melainkan kamar lain yang ia jadikan sebagai markasnya. Tak lupa mengirimkan pesan pada partner-nya, Sheryl, untuk bersiap-siap. Bersiap di kamar 4026.Di kamarnya, terdapat layar TV berukuran 42 inchi yang menampilkan video di kamar 4025. Aldo duduk dengan santai, bersandar di sofa empuk melihat ‘film’ yang ia ciptakan. Sebuah skenario apik yang akan ia serahkan pada kakeknya.Dalam layar TV itu pertama muncullah Wina, target pertamanya sudah masuk perangkat. Setelah berhasil meringkus gadis mungil itu, target keduapun muncul. Dirga masuk dengan tergesa ke kamar tersebut.Kamar 4025. Kamar yang sudah ia siapkan, lengkap dengan kamera yang akan merekam tamu yang datang dari berbagai sudut.Adegan demi adegan terekam dalam layar tersebut. Aldo bisa melihat bagaimana sepupunya mati-matian menahan gairah. Sebenarnya ia sanksi Dirga akan menjadi liar. Namun melihat apa yang terjadi, Aldo bertepuk ta
Read more
Part 77-Kelanjutan Kerjasama Rizal
Semalam, setelah berhasil kabur dari Dirga Wina langsung bersembunyi ke caffe Rizal. Meski sebentar lagi tutup, Wina memohon pada bossnya itu untuk mengizinkannya menginap barang semalam. Sepertinya itu lebih baik daripada harus ke rumah sakit. Ia masih jika harus bertemu Dirga di sana.Sementara si empunya caffe sebenarnya tak masalah jika Wina mau tidur di sofa. Karena pria berwajah oriental itu tak menyediakan ruangan khusus untuk tidur di tempatnya berbisnis. Ia hanya menyediakan sofa bed dan selimut tipis yang kadang ia gunakan ketika lelah sehabis shift malam di rumah sakit.Wina tentu tidak masalah. Tempat tidurnya di rumah sakit saat menemani ayahnya juga tak lebih baik dari tempat tidur yang ditawarkan bossnya. Setidaknya hatinya akan tenang karena tidak mungkin Dirga menyusulnya di caffe milik sepupunya.***Sialnya semalam Wina sulit untuk tidur. Ia hanya bisa tertidur ketika pagi menjelang. Jadi mohon dimaklumi jika sampai matahari terbit ia masih betah terlelap. Bahkan ke
Read more
Part 78-Kerja Rodi
Wina membenturkan kepalanya pelan pada dinding lift yang akan mengantarnya menuju unit apartemen majikannya. Ah, bukan. Mungkin mulai malam itu, ia bukan ART bagi pria bertubuh atletis itu. Gadis mungil itu meratapi nasibnya yang ditimpa kemalangan gara-gara obat laknat yang merasuki Dirga.Ah, sial. Padahal belum lama ia merasa dimanja sebagai bocil oleh Dirga.Bye-bye Wina bocah SMP!Di kotak mesin yang mengangkut manusia itu Wina terus mengibas-kibaskan tangannya. Ia mulai gerah karena kaos turtle neck yang ia pakai. Atas saran Rizal, ia harus menggunakan pakaian yang menutupi lehernya. Risih katanya melihat merah-merah di leher Wina.Tadi pagi ia mendapat pesan dari mantan majikannya bahwa dompet Wina beserta isinya tertinggal di kamar hotel. Apesnya lagi, kini dompet lusuh miliknya ada di tangan orang nomor satu yang ia hindari.***Setelah tragedi semalam, Wina sadar diri, kok. Ia tidak bisa lagi bebas keluar-masuk apartemen Dirga seperti kemarin-kemarin. Oleh karena itu, dengan
Read more
Part 79-Mulai Kerja Rodi
"Jadi ini kandang macan barunya?" gumam Wina lirih begitu mereka sampai di sebuah rumah yang berdiri di atas lahan seluas 180 meter persegi. Terlihat jelas bahwa tersebut merupakan rumah baru. Bau cat nya masih bis sedikit tercium dari luar.Rumah yang terdiri dari dua lantai ini tidak terlalu besar, tapi juga tidak kecil. Meskipun nampak sederhana, namun terlihat sangat asri. Di bagian depan, belakang, dan sebelah kanannya terdapat taman serta ruang terbuka hijau. Kontras dengan rumahnya yang terlihat baru selesai dibangun, pepohonan di taman tersebut justru terlihat lebih tua dari rumah barunya.Satu lagi, rumah tersebut masih terlihat sangat berantakan dan kotor. Ah, Wina jadi tahu maksud dan tujuan Dirga membawanya ke rumah ini."Biar saya tebak!" Teriaknya dari atas teras. Ia berbalik, menatap Dirga yang baru saja menutup gerbang besi setinggi tombak."Pasti saya disuruh bersih-bersih, kan?" Ujarnya lantang."So, tipical. Balas dendam yang norak! Dari jaman jadi Wina SMP, Wita,
Read more
Part 80-Istri Simpanan Om Dokter
"Pak, sofa yang ini mau taruh dimana?"Mendengar suara yang asing, Wina langsung menoleh. Bersamaan dengan itu, Dirga langsung lari dan menyembunyikan Wina di belakang tubuh besarnya."Yang warna pastel taruh di ruang depan saja, Pak." Jawab Dirga sedikit berteriak. Kemudian ia berbalik dan melepaskan jaket tipis dari tubuhnya. Lalu melilitkan pada pinggang kecil Wina."Apaan sih, Om?" Meski bingung, Wina menurut saja."Bisa gak sih, pakai baju tuh yang sopan!" Protes Dirga.Baru Wina tersadar. Dari tadi ia hanya mengenakan kaos Dirga. Tanpa celana. Tapi tenang saja, Wina masih mengenakan legging short kok. Buru-buru ia mengeratkan lilitan jaket tersebut."Kalau sofa yang satunya, Pak?" Tanya Pak Darno, laki-laki yang tadi, setelah ia menyuruh anak buahnya menata sofa pertama di ruang tamu."Di sebelah sini, Pak." Jawab Dirga tanpa menjauh sedikitpun dari Wina. Seolah gadis itu tak boleh terlihat siapapun. Namun tingkahnya justru membuat laki-laki yang mengantar perabotan rumah tangga
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status