All Chapters of Pure Blood (DARAH MURNI): Chapter 141 - Chapter 150
176 Chapters
BAB 51 - Kegagalan (Bagian 2)
Rai mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya tepat ke Diana, “Dengar! Aku memiliki hak untuk memanggilmu dengan panggilan apapun, dan kau tidak bisa melarangnya!”“Atas dasar apa kau berbicara seperti itu?”“Atas dasar hak asasi vampir!” balas Rai dan langsung membuat Diana tertawa terbahak-bahak.“Kenapa kau tertawa?” kesal Rai.“Kau pikir aku tidak tahu. Kalian para vampir tidak memiliki hak asasi vampir. Yang kalian miliki hanya aturan yang dibuat oleh Harawaltz, dan aturan tersebut adalah mutlak!”Rai menggeram, “Siapa yang mengatakan hal itu?”“Hmm... salah satu pelayanmu, tapi aku tidak tahu namanya, karena dia terus menolak memberitahukan namanya.”“Sial!” maki Rai. “Cepatlah berjalan! Aku lelah berdebat denganmu,” dan Rai berjalan secepat mungkin meninggalkan Diana.“Huh... dasar vampir lem
Read more
BAB 51 - Kegagalan (Bagian 3)
"PINE!" teriak Kevin melihat wanita yang dicintainya tidak berdaya menahan rasa sakit. “Sial! Siapa vampir sialan ini!? Jika perubahan ini tidak segera diselesaikan maka Pine akan dalam bahaya!Vero dan Julio melesat ke vampir ini, mengerahkan semua tenaga mereka untuk melawannya. Namun, semua sia-sia. Dia benar-benar kuat. Dengan mudah dia membalas serangan mereka, membuat luka terbuka di bagian tangan Vero dan juga luka terbuka di bagian dada Julio.Kevin tidak tinggal diam, dia langsung maju menyerang dan mencekik vampir ini. Tapi ini bukanlah kemenangan. Vampir asing ini langsung membalas dengan memukul tangan Kevin menggunakan lengannya.Ia juga menendang Kevin kembali, tapi kali ini Kevin berhasil menghindar. Kevin menangkap kaki vampir ini dan melemparkannya ke dinding. Lemparan yang cukup kuat hingga membuat tembok es tebal ini retak.Napas Pine mulai tersengal-sengal. Tubuhnya merasakan rasa sakit yang teramat sang
Read more
BAB 52 - Pertarungan Telah Dimulai (Bagian 1)
Rai yang sedang berjalan tiba-tiba saja berhenti, membuat Diana dengan sukses menabrak punggungnya. "Ssttt...!" seru Rai sebelum Diana sempat protes.“Jangan berhenti mendadak dan menyuruh orang lain untuk diam padahal kau yang salah!” omel Diana tidak peduli.Tapi Rai tetap tidak meminta maaf, ia kemudian melirik ke samping. Melihat adanya pergerakan, tanpa aba-aba, Rai langsung menggendong Diana di bahunya, dan berlari secepat mungkin. Membuat wajah Diana membeku karena terkena udara dingin yang menghantam wajahnya begitu saja.“Oi! Aku bisa menjadi es kalau seperti ini!” protes Diana.Namun, Rai tidak berkata apapun, dia hanya berlari dan terus berlari. Diana heran, maka manusia ini pun terus bertanya tapi Rai sama sekali tidak menjawab. Vampir ini malah terus berlari dan berlari.“Sialan! Siapa dia? Kenapa auranya kuat sekali!” batin Rai merasakan firasat buruknya semakin menjadi-jad
Read more
BAB 52 - Pertarungan Telah Dimulai (Bagian 2)
Hamparan salju yang luas seakan tidak pernah terlewati, secepat apapun Rai berlari, ia masih saja bisa melihat salju di mana pun. Namun dari kejauhan, ia bisa lihat gua yang diceritakan oleh Kevin kepadanya.Rai terus berlari menuju gua tersebut, tapi ia langsung terhenti ketika matanya menangkap sosok mayat sang pendeta. “Ini jelas bukan pertanda yang baik,” batinnya.Rai menurunkan Diana, Diana yang tidak terlalu siap untuk menyentuh daratan langsung terjatuh begitu saja. Namun Rai tidak merasa bersalah, ia malah mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan juga menajamkan pendengarannya.Rai pun memegang erat-erat dahan pohon yang ia patahkan sebelumnya. Diana hanya diam melihat tingkah laku vampir ini, karena ia pun tahu bahwa ada vampir lain yang sedang mengincar mereka.Wsshhh! Tab!Tanpa aba-aba, Rai melemparkan dahan pohon bagaikan anak panah, yang dengan sukses menancap ke tubuh Rena yang sedan
Read more
BAB 52 - Pertarungan Telah Dimulai (Bagian 3)
Dak!Rai melesat maju dan langsung menendang Dominic hingga terpental jauh ke belakang. Sedangkan Diana tidak berekspresi apapun. Ia hanya menunduk, menatapi salju-salju."Apa yang sedang dia lakukan, hah?!? Apa dia baru pertama kali melihat salju? Apa dia sekarang menjadi gila?!?" pikir Rai karena Diana masih saja bersikap aneh. "Tapi aku tidak punya waktu untuk berbicara dengannya. Jika aku lengah, dan manusia itu akan berada dalam bahaya."Di sisi lain, Rena mematahkan dahan pohon yang menembus tubuhnya karena dia tidak bisa begitu saja mencabutnya, atau darah hitam akan langsung keluar dari luka terbukanya.Meski demikian, Rena tidak akan mati. Ia memang vampir dan hidup abadi, maka kematian adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tapi tetap saja, luka seperti ini akan melemahkannya.Rena tidak menyangka bahwa dahan pohon yang vampir ini patahkan sebelumnya akan dipergunakan untuk menembus tubuhnya seperti
Read more
BAB 53 - Edison Benedict de Waltz (Bagian 1)
"Huukkkhhh...!" suara pria ini tercekat ketika Gail langsung saja menubruk lalu memeluknya dengan sangat erat. "Oh Tuhan...! Aku tidak menyangka akan bertemu seorang pria tua di sini," ujar Gail sangat senang. Pria ini memberontak sangat kuat, namun tenaganya kalah jauh dengan Gail yang masih berusia muda ini. Tidak ada pilihan lain, dia harus melakukan sesuatu walaupun hal yang dilakukannya akan sangat menyakitkan. Dak! "Akh...!" Gail beringsut, tubuhnya perlahan jatuh lemas ke bawah, kedua tangannya degan sigap memegang bagan aset terpenting dari tubuhnya. "Ngghh...!" tidak ada ucapan apapun selain erangan. Gail benar-benar merasakan sakit, dan hanya bisa memandang pria tua di hadapannya dengan tatapan mata berkaca-kaca. "Huh... Kenapa kau ada di sini?" tanya pria ini tanpa rasa bersalah setelah melihat wajah Gail dengan jelas. Tapi Gail masih berkutat dengan dirinya sendiri, berusaha menekan dan men
Read more
BAB 53 - Edison Benedict de Waltz (Bagian 2)
Dari sudut matanya, Kevin dapat melihat si pendeta berlari lalu menyelinap keluar. Dia langsung menoleh ke arah Pine yang sedang meringkuk kesakitan, berusaha mengontrol dirinya sendiri.Kevin mengedarkan pandangannya, melihat bahwa suntikan berisi darah itu sudah terpental ke ujung ruangan. Terlalu jauh, ia tidak bisa mengambilnya, terlebih dengan vampir yang terus berusaha menyerangnya ini."Siapa kau sebenarnya!?" tanya Julio yang tidak pernah sekalipun melihat atau mengetahui keberadaan vampir ini."Kau tidak tahu? Apa kau pura-pura tidak tahu?"Bam!Julio menjawab dengan melayangkan sebuah pukulan. "Aku adalah anggota Harawaltz. Aku tahu siapa saja vampir yang ada di setiap klan. Tapi aku tidak pernah melihatmu ada di dalam daftar, ataupun kau berada di salah satu klan. Kau makhluk asing!" jelasnya."Heee... tentu saja," balas vampir ini dengan senyum lebar.Vero maju menyerang, namun dengan mudah vampir
Read more
BAB 53 - Edison Benedict de Waltz (Bagian 3)
Serangan Fos membuat mereka tidak berdaya. Mereka terpental ke belakang, menabrak tembok dan bahkan meretakkannya. Fos berbalik, menerjang Julio yang sedang bergerak menuju Pine dengan suntikan di genggamannya."Hehehe... Jangan terus berlari, kau akan lelah,” dan tendangan yang sangat kuat membuat Julio terlempar ke arah pintu. Pintu tersebut hancur, Julio dengan sukses terlempar ke luar gua."Sial!" kutuk Vero.Pine terengah-engah. Ia sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya namun ia tidak mau menyerah. Otot-otot tubuhnya mulai mencuat keluar, guratan-guratan berwarna hijau tercetak jelas pada kulitnya, yang perlahan berubah menjadi warna hitam.“AAAAKKKKHHHHHHH!!!” Pine mengerang dengan teriakan yang sangat menyakitkan telinga."PINE!" teriak Kevin mendekat namun sekali lagi, ia berhasil dihalau oleh Fos."Kita belum selesai.”“Kau!" geram Kevin. Ia benar-benar murka. Ia menyerang F
Read more
BAB 54 - Kemarahan Diana (Bagian 1)
ARRGGGHHHH...!!!Suara teriakan yang melengking dan menyakitkan telinga terdengar, membuat semua orang langsung menghentikan apapun yang sedang mereka lakukan. Suara teriakan ini berasal dari dalam gua, dan ini adalah suara wanita. Sudah pasti pemilik suara ini adalah Pine.Diana langsung menoleh, tatapan matanya menajam. Ia langsung mengarahkan pandangannya dan menatap gua yang tidak jauh dari hadapannya dalam kemarahan yang teramat sangat. Emosinya yang terpendam meledak keluar."Tidak! Tidak! Tidak! Jangan lagi...! Tidak!" batin Diana.Rai menatap Dominic, "Kau yang melakukan ini semua?"“Pertanyaanmu agak sulit untuk dijawab.”“Ya, atau tidak!?” geram Rai."Hmm... Tidak spesifik. Aku tidak tahu siapa yang berada di sana," jawab Dominic tenang.Rai mengepalkan tangannya erat-erat, "Jika terjadi sesuatu pada wanita itu maka Diana akan kehilangan kontrol atas dirin
Read more
BAB 54 - Kemarahan Diana (Bagian 2)
Wsshhh!Tiba-tiba saja Dominic sudah berada di samping manusia ini dan menepuk bahunya. Rai berusaha bangkit, dan menyadari Dominic yang sudah tidak berada di posisinya lagi."SIAL!!!" maki Rai.Rai langsung bergerak cepat, melaju ke arah Dominic. Tapi Dominic langsung menjadikan Diana sebagai tamengnya, menghadapkannya pada Rai. Sehingga Rai bisa melihat dengan jelas hal yang sudah terjadi pada wanita ini.Sebuah luka terbuka yang parah dengan darah yang tidak henti-hentinya mengalir keluar melewati dahan yang sudah menancap setengahnya ke dalam tubuh Diana. Rai mengepalkan tangannya dengan marah, membuat darah merah menetes dari kepala tangannya karena ia menggenggam terlalu erat.Iris mata Rai terlihat semakin gelap, warna merah darah ini semakin menakutkan. Aura membunuh bahkan bisa dirasakan oleh Julio yang tidak berada jauh di sana, ia terbatuk karena kesulitan bernapas. Aura ini benar-benar menekan dadanya. Atmosfer
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status