Semua Bab Rahasia Sang CEO: Bab 21 - Bab 30
100 Bab
Bab 21. Hasil Valid!
Lody tergesa-gesa menuju ke ruangan Chris, sebuah amplop putih yang didapatkannya dari rumah sakit membuat Lody ingin segera menyampaikan apa yang baru saja dikatakan dokter padanya. Semalam bos kesayangannya baru saja bergelut di apartemennya bersama Clara, setidaknya suasana hatinya sedikit lebih baik dari kemarin. Lody yakin, berita yang akan disampaikannya akan membuat Chris semakin bahagia. “Tuan Chris,” ucap Lody saat berada di dalam ruangan. Chris seperti biasa sedang berkutat dengan beberapa dokumen hasil rapat tadi pagi. Laporan keuangan dan hal lainnya sedang diperiksa, dan sepertinya semua dalam keadaan memuaskan melihat wajah Chris yang sesekali terlihat tersenyum. Pundi-pundi uang semakin deras mengalir, dan tentunya itu hal yang baik bagi dirinya. “Katakan bagaimana hasilnya?” tanya Chris tanpa berpaling dari kertas-kertas yang berada di meja kerja. “Valid. Jack adalah anak kandungmu. Semua hasil ada di dalam amplop putih ini, ba
Baca selengkapnya
Bab 22. Mati Saja Kalian!
Lody bergegas masuk ke dalam rumah Audrey, kemudian mengempaskan tubuhnya ke atas sofa sederhana yang ada di dalam ruangan itu. Dilemparnya sebuah amplop putih berisikan hasil tes ke atas meja kaca.“Kau buka, dan kau bisa membacanya,” ujar Lody masih kesal dengan perlakuan Audrey padanya.Audrey tertawa getir, diraihnya amplop yang ada di atas meja dan mengacungkannya pada Lody. “Kau kira, hasil tes ini akan membuatku mundur dan menyerahkan Jack pada kalian?!”“Maksudmu? Kau akan melawan Chris?”“Kau tahu seberapa payah aku bertahan selama sembilan bulan lebih sepuluh hari dengan kondisiku yang hampir meregang nyawa di saat melahirkan Jack? Kau kira aku mau melepaskan Jack? Meski Chris telah mengisi tubuh Jack dengan darah miliknya, bukan berarti Jack akan menjadi miliknya, tidak akan pernah!”“Tapi Audrey, dengan memberikan Jack pada Chris, bukan berarti kau tak bisa menemuinya. Pahamilah, Jac
Baca selengkapnya
Bab 23. Langit Dan Bumi
Clara telah mempersiapkan diri untuk menghadiri acara Senator Harris. Dia berdandan sedemikian rupa, mengenakan sebuah gaun berwarna krem, memperlihatkan bahu indahnya, dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Malam itu Chris pun akan menghadiri acara yang sama, dia dan Clara tak jalan bersama. Chris malas menjemput Clara, dibiarkannya gadis itu datang sendirian ke acara Senator, karena bagi Chris hanya membuang-buang waktu untuk menjemput seorang perempuan, dia bisa jalan sendiri. Ketika Chris keluar dari Maybach hitamnya, semua mata memandanganya dengan takjub. Pria dengan setelan jas berwarna silver itu menarik perhatian semua mata. Tak ada senyuman yang terlukis di bibir indah milik Chris, hanya tatapan mata yang sangat dingin, dengan raut wajah lurus dan datar. Tapi mampu membuat wanita mana pun tergila-gila bahkan memohon untuk sekadar menatap dari kejauhan. Setelah Chris, sebuah bugatti chiron berhenti di depan lobby. Brent keluar dari dalamnya,
Baca selengkapnya
Bab 24. Apakah Dia?
Clara baru saja sampai di tempat Senator Harris, sebenarnya dia ingin sekali bisa datang bersama dengan Chris. Tapi semua itu mungkin hanya ada dalam angan-angan Clara. Sesampainya di acara tersebut, ketika dia pertama kali melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil, kedua matanya sibuk menyisiri sekelilingnya, berharap ada Chris di antara kerumunan orang-orang. Dari jarak beberapa meter kedua matanya menangkap sesosok yang dicarinya sejak tadi. Chris sedang berbicara dengan beberapa pengusaha, sesekali dia mengangguk dan tersenyum. Rasanya jika saja Chris adalah kekasihnya, dia ingin berlari dan memeluk Chris dari belakang. Tapi ... siapa dirinya bagi Chris? Ingat, dia hanya perempuan yang diperlakukan ‘sedikit’ istimewa oleh Chris, tapi statusnya tak jauh berbeda dengan pelacur lain yang pernah tidur dengan Chris sebelum-sebelumnya. Clara hanya bisa menarik napas dan menyadari posisinya tanpa mampu berbuat banyak. Mungkin selamanya perasaa
Baca selengkapnya
Bab 25. Haruskah Menikah?
Lody melajukan mobil menuju lokasi pesta Senator Harris. Dia masih bingung mencari kata-kata yang pas untuk disampaikan pada Chris. Apa yang harus dikatakannya? Dia sama sekali gagal membujuk Audrey menyerahkan Jack padanya. Sejak tadi dia keluar dari apartemen Audrey, berjam-jam lamanya dia hanya duduk merenung di sebuah kafe kecil yang berada tak jauh dari apartemen Audrey. Dia sempat melihat Audrey pergi dari apartemen, entah ke mana, dia tak terlalu memikirkannya. Tetapi sempat terlintas dalam pikirannya untuk menculik Jack secara paksa dari dalam apartemen, karena saat itu dia tak melihat Audrey membawa Jack keluar bersamanya. Tapi Lody tak sampai hati melakukannya. Lebih baik dia berterus terang dan menyusun rencana selanjutnya agar bisa mendapatkan Jack secepatnya dan membawa ke hadapan Chris. “Audrey benar-benar gila, dia hampir membuat jari-jariku patah. Apa yang harus kukatakan pada Tuan Muda? Dia pasti akan mengamuk jika tahu aku me
Baca selengkapnya
Bab 26 : Langkahi Dulu Mayatku!
“Tuan Muda Chris,” ujar Lody seraya membuka pintu mobil. Perasaannya benar-benar kacau. Chris pasti akan mengamuk jika tahu Lody gagal membujuk Audrey untuk menyerahkan Jack padanya. Clara kembali menggunakan mobil pribadinya, dia tak mau diajak Chris ke apartemen karena Clara memilih untuk menghabiskan waktunya seorang diri. Tentu saja, penolakan Clara membuat kepala Chris sakit, dan yang jelas Lody akan menjadi sasaran empuk kemarahannya. Chris mengempaskan tubuhnya di kursi penumpang, Lody terlihat cemas di kursi belakang, dan Chris menyadarinya. “Apa yang kau dapat hari ini?” tanya Chris. “Tuan, Audrey menolak menyerahkan Jack padaku. Dia hampir membuat jari-jariku patah dengan menjepitnya di pintu. Aku—“ “Jadi kau gagal?” “Maaf,” ucap Lody. “Kalau begitu, aku yang akan langsung menemuinya besok.” “Tuan, aku boleh bertanya satu hal?” “Hm?” “Kenapa kau begitu menginginkan Jack?” tanya Lody dengan nada
Baca selengkapnya
Bab 27 : Ingin Membunuhmu
Audrey bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan dilakukan pria setengah waras di hadapannya. Chris hanya menatapnya, lekat, semakin lekat seakan ingin menelan dirinya bulat-bulat. Wajahnya terpapar jelas di hadapan Chris, karena Chris menyibak seluruh rambut yang menutupi wajah Audrey. “Kau ingin memilih dengan cara apa supaya aku bisa dengan mudah melangkahi mayatmu, Audrey?” Audrey menarik napas, berusaha menjaga emosi. Meski bayangan-bayangan kejadian saat itu terus bergumul dalam pikirannya, dia berusaha untuk tetap kuat menghadapi Chris saat ini. Audrey menelan ludah, kemudian menjawab, “Kau benar-benar ingin melangkahi mayatku, berarti kau harus membunuhku terlebih dahulu, kau paham?” Chris mendengus kasar, kemudian membuang pandangannya ke arah lain. Perempuan di hadapannya memang terlihat lemah, tapi hatinya benar-benar keras seperti batu! Chris mendekatkan wajahnya ke arah Audrey. Pandangan jijik terlihat di kedua mata Audrey,
Baca selengkapnya
Bab 28 : Iblis Tak Bertanduk!
“Kalau begitu bunuh aku. Apalagi yang kau tunggu, Tuan Butt? Bukankah tak ada yang bernilai di matamu selain kekuasaan?”Chris mempererat pelukannya, dia tak mau lagi berbicara. Baru kali ini dirasakan perasaan sakit yang seakan menyayat dirinya.Audrey yang telah memasrahkan diri hanya bisa tertegun melihat apa yang dilakukan Chris. Bukankah dia katakan dia ingin membunuhnya? Kenapa laki-laki itu justru terdiam seperti orang bodoh di hadapannya sekarang?Chris melepaskan kedua tangannya dari tubuh Audrey, kemudian bangkit berdiri.“Kenapa? Kau tak berminat dengan tubuh atau nyawaku?” tanya Audrey datar.Chris hanya menghela napas panjang, dadanya sesak dengan apa yang baru saja dikatakan Audrey padanya, tapi dia benar-benar tak bisa melakukan sesuatu pada Audrey melihat kondisi Audrey saat ini. Perasaan ingin menyakiti lebih hilang begitu saja.“Kau akan menyerahkannya tanpa kuminta, lihat saja nanti,” ja
Baca selengkapnya
Bab 29 : Dua Raja Menawan
Tiga buah mobil Rolls Royce berhenti di depan gedung, membuat beberapa pasang mata menatap dengan penuh kekaguman. Siapa pun sudah bisa menduga pemilik mobil-mobil tersebut bukanlah orang sembarangan yang hanya berpenghasilan 1000 – 2000 dollar per bulan, pemiliknya pasti seorang milyarder dan memiliki kuasa.Tak lama kemudian seorang pria mengenakan kacamata hitam, turun dari salah satu mobil tersebut. Dia ... Leonhart. Laki-laki yang pernah berada di pesta Senator Harris salah satu kawan lama Chris.Salah seorang karyawan wanita tak henti-hentinya berdecak kagum melihat Leon yang melintas di sampingnya. Mulutnya menganga lebar, dagunya hampir terjatuh melihat pesona Leon yang terlihat bersinar di matanya. Ah, bagaimana bisa ada pria sesempurna itu. Pikirnya.Setiap langkah kaki Leon terasa begitu anggun di mata wanita-wanita yang masih saja berdecak kagum melihat laki-laki itu berjalan menuju arah lift diikuti beberapa pengawal berjas hitam di belakangny
Baca selengkapnya
Bab 30 : Jika Aku Berkhianat?
“Lody, cari tahu di mana Audrey bekerja. Dia mengatakan padaku, jika dia sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan. Aku butuh informasinya hari ini, apa kau bisa mengusahakannya tanpa harus membuatku menunggu?”Lody tak langsung bangkit berdiri dari sofa di ruangan Chris, dia masih menikmati secangkir kopi. Lagi pula, Chris tak terlihat meminta memburu pekerjaan itu.Chris sepertinya benar-benar tak akan menyerah. Setelah kemarin dia mendatangi Audrey di apartemennya, apa mungkin setelah ini dia akan mendatangi Audrey ke tempat kerjanya?Lody tak bisa membayangkan jika Chris  datang ke tempat kerja Audrey dan membuat keributan di sana.Sudah lima belas tahun berlalu, semuanya berlalu sangat cepat bagi Lody. Christian yang dulu dia kenal benar-benar berbeda dengan saat ini. Apakah waktu mampu mengubah segalanya?Lody tersenyum pahit, tak pernah terbayangkan dirinya akan terus bersama Chris sampai hari ini. Dulu ... dia pikir, dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status