Semua Bab Rahasia Sang CEO: Bab 41 - Bab 50
100 Bab
Bab 41. Iblis Yang Menggila
Lody tak peduli ketika Audrey terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Lody.“Apa kau tak bisa bersikap lebih tenang, dengan kelakuanmu seperti itu, sebentar-sebentar mengeluarkan sumpah serapah dari bibirmu, lalu berontak berusaha melepas genggamanku, kau tahu kalau kita terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar!” sungut Lody tak tahan dengan kalimat-kalimat kasar yang keluar dari mulut Audrey.“Lody, lepas! Aku benar-benar tak mengerti kenapa kau dan Chris begitu keras kepala. Sekarang, kau mau membawaku ke mana?!”Lody menarik paksa Audrey, lalu membuka pintu mobil dan mendorong bahu Audrey masuk ke dalam mobil tanpa memberikan Audrey kesempatan lebih banyak untuk memakinya.Kemudian Lody masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.“Sekarang kumohon, jangan terlalu banyak mengeluarkan sumpah serapah. Aku benar-benar jengkel mendengar suaramu!”Audrey terdiam. Kedua matanya b
Baca selengkapnya
Bab 42. Hati Kecil Lody
    Lody terbelalak melihat apa yang dilakukan Chris pada Audrey. Kedua tangannya mengepal di samping tubuhnya, membenamkan kuku-kukunya hingga kulit telapaknya memerah. Chris sepertinya masih belum puas melampiaskan kemarahannya pada Audrey. Dia menoleh ke arah Lody yang memunggungi keduanya. “Lody, panggil dua orang pengawal di luar, seret Nona Logan ke bukit. Aku akan membuatnya menyerahkan Jack padaku, dan akan kubuktikan, aku bisa membuat satu kota melangkahi mayatnya kapan pun dia mau!” Lody tak langsung menggerakkan tubuhnya untuk memanggil kedua pengawal yang berada di luar. Dia hanya diam, bergeming tanpa mengatakan apa pun. Membuat Chris heran. “Kau dengar apa yang kukatakan?” tanya Chris memberi penekanan. Audrey sendiri merasakan sakit di sekujur tubuhnya, seakan seluruh tulang yang berada di dalam tubuhnya dipatahkan hanya dengan sekali sentak. Audrey mengusap bibirnya yang terluka dengan ujung kemeja yan
Baca selengkapnya
Bab 43. Hati Nurani Sang Iblis?
Lody berlutut di atas tanah kering, satu tangannya terangkat memberi aba-aba pada kedua pengawal itu untuk berhenti melakukan aksinya. “Aku yang akan bertanggungjawab, kalian paham?” ucap Lody datar. Satu tangannya mengangkat kepala Audrey yang tergeletak lemah di atas tanah, kulit wajahnya yang putih begitu kontras dengan darah yang mengalir dari sudut bibirnya, di bawah pantulan cahaya bulan di atas bukit. Saat ini Audrey benar-benar tak lagi bergerak seperti sebelumnya. Dia diam, tak ada gerakan kecil apa pun yang dibuatnya. “Audrey, bangun. Kau bisa mendengarku?” Lody menepuk kedua pipi Audrey, lalu meletakkan telinganya dekat pada bibir Audrey. Masih ada embusan napas yang terasa mengenai kulit wajah Lody saat itu, dia yakin Audrey masih hidup. “Kalian kembali ke villa! Aku akan membawa Audrey ke rumah sakit! Tinggalkan mobil itu di sini, kalian berdua jalan kembali ke tempat Chris!” maki Lody. Apa yang bisa dikatakannya?
Baca selengkapnya
Bab 44. Kecemasan Lody
Lody bisa bernapas dengan lega ketika dokter menyatakan keadaan Audrey dalam kondisi stabil. Luka-luka di tubuh Audrey pun telah ditangani dengan baik. Hanya saja Audrey mengalami luka dalam akibat pukulan yang diterimanya di bagian punggung.Chris yang tadi sempat berperang dingin dengan Lody saat berada di koridor rumah sakit, akhirnya mengalah dan pergi dengan perasaan dongkol.Audrey telah dipindahkan di ruang kelas I. Lody memutuskan untuk tak langsung kembali ke villa milik Chris, dia memilih untuk diam di rumah sakit dan menemani Audrey sampai dia siuman.“Pasti Jack dan pengasuhnya bingung, karena Audrey belum juga kembali ke rumah. Tapi ... bagaimana aku bisa menghubungi mereka?” ujar Lody sendiri tanpa mengharapkan jawaban apa pun.Lody masih menunggu di luar ruangan sampai Audrey benar-benar siuman, kepalanya terus berdenyut memikirkan apa yang harus dilakukan setelahnya. Pasti keadaan akan menjadi sangat canggung saat nanti dia kem
Baca selengkapnya
Bab 45. Dosa-Dosa Tak Terhitung
Nicole masih menatap Lody dengan tatapan curiga. Dia merasa ada yang disembunyikan laki-laki di hadapannya.  “Kau tak percaya?” tanya Lody. Gadis muda yang sedang berdiri di depannya dan terus menatap dengan tatapan penuh selidik pun menggelengkan kepalanya. Jelas Nicole merasa ada yang tak beres. Nicole sesekali melirik ke dalam, Jack sedang tertidur di sofa. Pria kecil dan tampan itu berkali-kali bertanya pada Nicole kapa Audrey akan pulang, tapi Nicole tak bisa menjawab apa pun. Berkali-kali dia menghubungi ponsel Audrey, tapi tak ada yang mengangkat. Tidak seperti biasanya, Audrey tak pernah mengacuhkan panggilan telepon darinya. Pasti ada yang salah, pikir Nicole saat itu. Apalagi tiba-tiba saja kedatangan seorang laki-laki yang mengaku jika dia adalah asisten pribadi dari tempat Audrey bekerja, memperkuat dugaan Nicole jika Lody sedang berbohong padanya. “Kami tak mengenalmu. Jadi katakan apa maksud kedatangan Anda k
Baca selengkapnya
Bab 46. Saputangan Biru
Chris tertawa kencang mendengar apa yang baru saja dikatakan Lody padanya. Lelucon barusan benar-benar berhasil bagi Chris membuatnya tertawa tanpa henti. “Aku hampir memperkosa tunangan Gerald Wilson? Kau bercanda, bukan?” Sayangnya Lody tak menjawab ‘ya’ melainkan jawaban yang membuat kepala Chris mendadak sakit. “Tidak, aku tidak sedang bercanda denganmu, Tuan Muda Chris. Kau benar-benar hampir melakukannya, dan aku hampir memecahkan kepalanya dengan colt yang kumiliki. Kau sungguh-sungguh tak mengingat apa pun?” Dia telah bekerja lama dengan Chris, dan memahami betul, setiap kali Chris mabuk berat, laki-laki bengis nan tampan itu pasti akan melupakan segala hal, dan mengubah menjadi sosok yang tak memiliki otak dan hati. Bukan hanya sekali atau dua kali Chris bertindak di luar batas saat alkohol menguasai kesadarannya. Itu terbukti dari apa yang telah menimpa Audrey. Di seberang sana, ada tatapan yang mengerikan keluar dari
Baca selengkapnya
Bab 47. Gadis Di Masa Lalu
Elliot terhenyak dengan jawaban yang diberikan Brent padanya. Seberharganyakah saputangan lusuh itu? Kaya, tampan, berkuasa, tak kekurangan sesuatu apa pun. Bahkan Brent mampu membeli lebih dari ribuan saputangan yang sejenis, tapi kenapa justru dia begitu mengagung-agungkan saputangan yang warnanya sendiri sudah hampir memudar? “Benarkah?” tanya Elliot seakan tak percaya yang baru saja didengarnya. Brent mengangguk. “Pemilik saputangan ini telah mencuri segalanya dariku,” kata Brent membuat Elliot semakin penasaran. “Maksudmu?” “Dia telah mencuri masa lalu dan hatiku,” jawab Brent singkat. Masa lalu yang selalu membuatnya teringat dengan paras lembut, polos, milik gadis itu. Beberapa kali dia telah mencoba untuk membuka hati, tapi sosok gadis di masa lalunya itu terlalu kuat untuk dilupakan begitu saja. “Sutradara East, sepertinya kalau kisahku diangkat menjadi sebuah film, akan menjadi box office. Judulnya ‘le
Baca selengkapnya
Bab 48. Pengabdian Tanpa Batas
Lody telah berada di depan Beich Mansion. Agak ragu untuk keluar dari dalam mobil, sudah pukul satu malam, dia takut jika kedatangannya justru mengganggu. Sepertinya malam ini, Lody harus menghabiskannya di dalam mobil, dan beristirahat di sana, menunggu pagi. Semua ini gara-gara Chris, seandainya saja dia tak terlalu bernapsu untuk menyakiti Audrey, tentu dia tak perlu memaksakan diri datang ke tempat Leon. Lody akhirnya keluar dari dalam mobil, dan bersandar pada tubuh mobil. Seperti biasa, dikeluarkannya sebungkus  rokok, kemudian mengisapnya sebatang. Hidup mengabdi pada Chris, semua dilakukannya dengan sepenuh hati. Tapi caranya menyakiti seorang wanita yang tak lagi berdaya untuk melawan, Lody menganggapnya sebuah kesalahan. Lody sadar, Chris telah membuatnya seperti alat pembunuh bagi dirinya, saat dia mengikuti Chris di usianya yang baru belasan tahun, saat itu juga Chris memintanya untuk melatih diri agar bisa menjadi pengawal juga asist
Baca selengkapnya
Bab 49.  Bernegosiasi
Lody bisa merasakan aura kemarahan yang ada di dalam diri Leon. Dia tak berani menatap wajah Leon, dan berusaha menghindari tatapan yang begitu mengintimidasi dirinya. “D-di Royal Ford,” jawab Lody terbata. Meski dia sanggup untuk melawan Leon, tapi dia tak bisa melakukannya. Mengingat, Leon adalah sahabat dari tuan mudanya. Apa pun yang nantinya akan dilakukan Leon padanya, dia tetap harus bersedia untuk menerima. “Aiden, kita ke Royal Ford!” perintah Leon pada pengawal pribadinya yang duduk di bangku kemudi. “Ok,” jawab Aiden. “Kau ikut bersamaku. Sampai aku bisa memastikan jika Audrey baik-baik saja, baru kau bisa kembali ke sini dan mengambil mobil yang kau parkir di sana,” ujar Leon lalu menunjuk ke arah mobil mewah yang dikendarai Lody. Sekali lagi, apa yang bisa dilakukannya? Sepertinya kali ini, Lody akan mengalami kesialan berturut-turut tanpa bisa dicegahnya. Oh, dia benar-benar cukup lelah. Semalaman dia tak tidur da
Baca selengkapnya
Bab 50. Iblis Tua Howard
Di dalam mobil, Lody tak bisa banyak berbuat apa pun. Dirinya berada di dalam keadaan yang sangat tak nyaman.Apa yang harus dijelaskannya, sedangkan tak mungkin dengan mudah dia menceritakan segalanya mengenai kejadian tujuh tahun lalu pada Leon begitu saja.“Lody, aku ingin dengar dari mulutmu sekarang. Apa yang membuat Chris dan Audrey memiliki hubungan? Kurasa aku berhak untuk tahu, karena aku adalah atasan di mana Audrey bekerja. Aku tahu  dan sangat yakin, jika kau mengetahui seluruh rahasia yang dimiliki Chris sampai bagian terkecil sekalipun!”Dia harus memulai darimana?Apa Chris akan memaafkannya, jika dia menceritakan segalanya pada Leon?“Maafkan saya. Saya tak bisa menceritakan apa pun. Saya hanya bisa mengantar Anda, untuk melihat keadaan Audrey. Mohon maaf sekali lagi, Tuan Muda Beich,” jawab Lody.Leon benar-benar kehilangan akal saat ini, bagaimana caranya memaksa Lody untuk berbicara sejujurnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status