Semua Bab KEJUTAN UNTUK SUAMIKU: Bab 91 - Bab 100
111 Bab
91. Part 91
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 91"Saya tidak punya hubungan apa-apa dengan Mas Rey, tetapi ia adalah calon kakak ipar saya. Mama dan Mas Rey marah saat tahu saya hanya seorang pembantu, tetapi saat tahu saya bekerja di rumah Bu Ulfa, mereka menyuruh untuk mengambil sertifikat rumah ini agar Mama merestui hubungan kami." Tinah menjelaskan panjang lebar."Apakah ucapan kamu bisa dipercaya?" tanyaku dengan tangan bersedekap. "Tentu, Bu. Mas Rey juga yang sudah bilang kalau sertifikat itu Ibu simpan di dalam lemari, tetapi dari tadi saya mencarinya tidak ketemu juga." "Terima kasih atas penjelasan kamu. Sekarang silahkan kamu pergi dan ini gajimu bulan ini. Aku beri full satu bulan meski sebenarnya belum ada." Aku menyodorkan amplop coklat berisi uang padanya..Aku menghela napas perlahan melihat kepergian Tinah. Sekarang aku tidak punya pembantu lagi, tetapi itu lebih baik dari pada punya pembantu tetapi ternyata punya niat buruk.Aku tidak
Baca selengkapnya
92. Part 92
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 92"Mak-maksud kamu tidak menolak apa artinya mau?" tanya Amar dengan mata berbinar.Aku mengangguk dan tersenyum malu. Ibu, ucapanmu pada masa lalu itu kini akan menjadi kenyataan. Aku akan menikah tidak hanya sekali, tetapi dua kali dan semoga ini menjadi pernikahanku yang terakhir. "Aku mau, Am, tetapi tidak sekarang." "Kenapa? Terus kapan? Satu tahun kagi? Dua tahun? Atau menunggu sampai anak ini dewasa? Wah, kalau begitu aku sudah lumutan menunggu, dong? Apa jangan-jangan sebenarnya kamu menolakku, tetapi secara halus karena tidak enak hati jika terang-terangan menolak? Kalau kamu memang tidak mau, aku juga tidak akan memaksa. Bodohnya aku yang dulu pernah ditolak mentah-mentah masih saja berharap hanya karena dipercaya menjadi manager. Maaf, kalau aku terlalu berharap lebih. Mungkin kita bukan jodoh." Amar menunduk. "Bukan begitu, Am ...."Cukup! Kita memang tidak sederajat. Meski kamu dan aku sa
Baca selengkapnya
93. Part 93
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 93"Pingin peluk kamu. Seperti di tipi-tipi itu yang berpelukan erat saat sudah mencapai kesepakatan bersama. Kita, kan sudah sepakat untuk menikah?" Aku cemberut saat ia menolak ajakanku untuk berpelukan."Jangan, kita belum halal. Enggak boleh. Kalau mau peluk, nanti setelah aku mengucapkan ijab qabul di hadapan penghulu dan disaksikan banyak orang. Jangankan peluk, mau minta yang lebih baik dari itu pasti kukasih, semuanya, tanpa kecuali. Dari ujung kepala hingga ujung kaki hanya untukmu, Mbak." "Kok masih panggil Mbak?" Pipiku menghangat, Amar pasti melihat pipiku yang mulai memerah. Aku malu, Mak!"Terus aku harus panggil apa?" Mas Amar mengedipkan mata."Sayang juga boleh.""Nanti aja panggil sayangnya, ya." Amar maju dan tangannya sudah terulur sepertinya ia hendak menyentuh pipiku. Aku memejamkan mata, tetapi hingga beberapa detik kemudian tangan itu tidak mendarat juga di pipi ini. "Mas, kamu
Baca selengkapnya
94. part 94
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 94"Saya terima nikah dan kawinnya  Sintya Maria Ulfa binti almarhum Hadi dengan mas kawin emas seratus gram dan seperangkat alat salat dibayar tunai," ucap Mas Amar lantang dan hanya dengan satu tarikan napas.Sah SahSahMulai detik ini aku sudah resmi menjadi istri Mas Amar. Bulir bening kembali menetes di pipiku ketika tiba-tiba bayangan ibu melintas. Ucapannya waktu itu mengenai aku yang akan menikah tidak hanya sekali kini menjadi nyata, Bu. Sayang, ibu tidak dapat melihat pernikahanku kali ini."Selamat, ya, Ul. Kamu sudah bisa move on dariku." Mas Rey mengulurkan tangan dan kubalas dengan menangkupkan tangan di dada. Aku dan Mas Rey bukan suami istri lagi sehingga tidak perlu bersentuhan lagi seperti dulu. Sekarang yang boleh menyentuhku hanya Mas Amar seorang. "Selamat, ya, Mbak. Aku minta maaf, kemarin sempat ingin berbuat jahat pada Mbak Ulfa dengan meminta Bella atau Tinah untuk menga
Baca selengkapnya
95. Part 95
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 95"Jangan lupa berdo'a dulu sebelum menyusui bayi, Mbak," ucap Amar sambil mengangkat tubuh mungil Haikal ke dalam pangkuanku. "Mbak? Kamu masih saja memanggilku Mbak? Apakah aku setua itu sehingga harus selalu dipanggil Mbak?" tanyaku dengan mengerucutkan bibir dan menggeleng. Lelaki yang sudah sah menjadi suamiku itu nyengir," Iya, maaf, Ul, eh, Dek. Aduh, lidahku masih terasa kaku saat memanggilmu Dek." Aku tersenyum," Kalau gitu panggil honey saja, Mas." "Hani? eh, itu nama pemilik warung kopi di kampungku. Aku adalah salah satu pelanggan di sana.""Wah, dia pasti sedih karena harus kehilangan salah satu pelanggannya yang paling ganteng.""Bisa jadi. Saat ini ia pasti sedang sibuk mencari-cari diriku. Eh, kita bicara apa, sih, tadi, kok bisa sampai ke honey segala." Lelaki yang kulitnya menjadi terlihat bersih setelah tinggal di sini itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 
Baca selengkapnya
96. Part 96
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 96"Mas?" "Ya." Mas Amar yang tadi fokus debgan Haikal yang sedang menyusu kini beralih menatapku dalam jarak yang begitu dekat karena ia membungkuk dan aku duduk berselonjor. "Em, aku mau tanya, tapi jangan marah, ya?" Aku nyengir. Lelaki yang selalu berpenampilan sederhana itu tersenyum," Sejak kapan mau bertanya harus minta izin, hm?" "Sebenernya kamu ini benar-benar masih_" Belum sempat aku melanjutkan pertanyaanku, Tiba-tiba tercium bau yang kurang sedap dari arah belakang bayi. "Sepertinya ia pup, Dek.""Iya, Mas, terus gimana?" "Segera bersihkan dan ganti popoknya dengan yang baru agar tidak iritasi nanti." Haikal menggeliat, dengan sigap Mas Amar mengambil alih dia dari pangkuanku. Aku semakin takjub saat melihat ia membuka popok lalu membersihkannya tanpa rasa jijik padahal aku saja langsung mual melihat kotoran itu. Melihat ia begitu l
Baca selengkapnya
97. Part 97
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 97"Bagaimana, Sayang? Apakah kamu sudah siap untuk membuktikan kalau aku masih perjaka?" Mas Amar maju dan tangannya terulur menyentuh pipiku, lalu membungkuk dan berbisik di telingaku," Aku tahu kamu pasti rindu dengan belaian lelaki, kan?" Aku memejamkan mata saat lelaki yang sudah sah menjadi suamiku itu mencium pipiku dan ini adalah ciuman pertamanya untukku selain mencium kening setelah akad nikah waktu itu. "Haikal?" Aku mendesis lirih dan menggigit bibir bawah saat melihat anakku sudah kembali terlelap dan kali ini bayi kecilku itu tangannya terentang, belum sempat dibedong oleh Mas Amar, ia sudah tidur lagi. "Kenapa? Ia nyaman sekali, kan, boboknya?" "I--iya, ta--tapi kita tidak mungkin akan melakukan hal ini di saat aku masih nifas, kan?" "Kalau hanya mencium tentu saja boleh, tetapi kalau mau menguji keperjakaan memang belum boleh. Sabar, ya, tunggu empat puluh atau enam puluh ha
Baca selengkapnya
98. Part 98
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 98"Anakku, Sayang. Akhirnya bunda bisa memelukmu, Nak." Wanita itu mengangkat tubuh mungil Haikal ke dalam pelukannya. "Anisa? Apa yang kamu lakukan? Dia anakku." Aku menatap tajam istri Mas Rey itu, tetapi aku merasakan ada yang tidak beres dengannya. Tatapan matanya aneh. "Dia anakku." Anisa menciumi pipi Haikal berkali-kali. "Dia ini anakku, Nis. Bukankah kata Mas Rey kamu sudah keguguran?" Aku mengulurkan tangan untuk mengambil anak itu. "Enggak, dia anakku. Jangan coba-coba untuk mengambil dia dariku." Anisa mundur beberapa langkah dan dengan sigap Mas Amar mengambil Haikal darinya."Dia anakku," ucap Anisa lirih. Ia mengulurkan tangan pada Mas Amar. Wanita yang pernah merusak rumah tanggaku dengan Mas Rey itu terduduk dan tiba-tiba ia menangis dengan bibir terus berucap lirih," Anakku! Anakku!" Apa yang terjadi dengannya, kenapa ia terus saja mengatakan kala
Baca selengkapnya
99. Part 99
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 99Mas Rey maju beberapa langkah, ia tersenyum getir. "Kamu memintaku untuk menikahi gadis tidak waras itu? Apakah aku tidak salah dengar?" tanyanya dengan nada tinggi. Aku menggeleng," Aku sungguh-sungguh, Mas. Bagaimana pun keadaannya, kamu pernah mencintainya sepenuh hati. Aku kasihan melihat Anisa seperti itu. Di pasti akan baik-baik jika ia sudah punya sandaran hidup. Jadikan ia seperti Anisa yang dulu." Mataku mengembun melihat kondisi Anisa yang sangat memprihatinkan. Tubuhnya yang dulu seksi kini terlihat kurus, bahkan terlihat tonjolan di bawah lehernya. Matanya sayu dan wajahnya pucat. Sesekali ia tertawa, tetapi kemudian ia menangis. Mas Rey menggeleng," Enggak, Ul. Aku tidak mungkin menikahi wanita cacat sepertinya dan aku lebih memilih kamu." "Dulu kami begitu memujanya dan bilang akulah wanita cacat itu sehingga meninggalkan aku begitu saja, tetapi sekarang kamu ingin kembali
Baca selengkapnya
100. Bab 100
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 100PoV ReyhanHatiku benar-benar dibuat luluh lantak saat mendengar Ulfa pada akhirnya menikah dengan lelaki yang berasal dari kampung itu. Kok bisa Ulfa jatuh cinta dengan lelaki lain selain aku? Padahal sudah jelas kalau aku lebih baik darinya. Aku masih tidak habis pikir kenapa Ulfa begitu mudah melupakanku. Apakah ia tidak ingat bagaimana perjuangan kami untuk mendapatkan restu ibunya?"Makan, Rey?" Mama membuyarkan lamunanku tentang wanita yang kini sudah bahagia dengan lelaki lain itu. Aku hanya menoleh sebentar pada makanan dan minuman yang disuguhkan mama. Selain makanannya yang terlihat tidak enak, aku juga sedang malas untuk mengisi perut yang sebenarnya sudah lapar ini. "Kamu harus makan dan setelah ini mencari pekerjaan. Ulfa sudah bahagia dan sudah tidak harapan bagimu untuk kembali padanya. Hidupmu harus tetap berlanjut meski tanpa dia. Mama yakin suatu saat nanti kamu juga pasti akan menemukan wanita lain yang jauh lebih baik dari dia. Contohla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status