KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 98
"Anakku, Sayang. Akhirnya bunda bisa memelukmu, Nak." Wanita itu mengangkat tubuh mungil Haikal ke dalam pelukannya."Anisa? Apa yang kamu lakukan? Dia anakku." Aku menatap tajam istri Mas Rey itu, tetapi aku merasakan ada yang tidak beres dengannya. Tatapan matanya aneh.
"Dia anakku." Anisa menciumi pipi Haikal berkali-kali.
"Dia ini anakku, Nis. Bukankah kata Mas Rey kamu sudah keguguran?" Aku mengulurkan tangan untuk mengambil anak itu.
"Enggak, dia anakku. Jangan coba-coba untuk mengambil dia dariku." Anisa mundur beberapa langkah dan dengan sigap Mas Amar mengambil Haikal darinya.
"Dia anakku," ucap Anisa lirih. Ia mengulurkan tangan pada Mas Amar.
Wanita yang pernah merusak rumah tanggaku dengan Mas Rey itu terduduk dan tiba-tiba ia menangis dengan bibir terus berucap lirih," Anakku! Anakku!"
Apa yang terjadi dengannya, kenapa ia terus saja mengatakan kala
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 99Mas Rey maju beberapa langkah, ia tersenyum getir."Kamu memintaku untuk menikahi gadis tidak waras itu? Apakah aku tidak salah dengar?" tanyanya dengan nada tinggi.Aku menggeleng," Aku sungguh-sungguh, Mas. Bagaimana pun keadaannya, kamu pernah mencintainya sepenuh hati. Aku kasihan melihat Anisa seperti itu. Di pasti akan baik-baik jika ia sudah punya sandaran hidup. Jadikan ia seperti Anisa yang dulu."Mataku mengembun melihat kondisi Anisa yang sangat memprihatinkan. Tubuhnya yang dulu seksi kini terlihat kurus, bahkan terlihat tonjolan di bawah lehernya. Matanya sayu dan wajahnya pucat. Sesekali ia tertawa, tetapi kemudian ia menangis.Mas Rey menggeleng," Enggak, Ul. Aku tidak mungkin menikahi wanita cacat sepertinya dan aku lebih memilih kamu.""Dulu kami begitu memujanya dan bilang akulah wanita cacat itu sehingga meninggalkan aku begitu saja, tetapi sekarang kamu ingin kembali
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 100PoV ReyhanHatiku benar-benar dibuat luluh lantak saat mendengar Ulfa pada akhirnya menikah dengan lelaki yang berasal dari kampung itu. Kok bisa Ulfa jatuh cinta dengan lelaki lain selain aku? Padahal sudah jelas kalau aku lebih baik darinya. Aku masih tidak habis pikir kenapa Ulfa begitu mudah melupakanku. Apakah ia tidak ingat bagaimana perjuangan kami untuk mendapatkan restu ibunya?"Makan, Rey?" Mama membuyarkan lamunanku tentang wanita yang kini sudah bahagia dengan lelaki lain itu. Aku hanya menoleh sebentar pada makanan dan minuman yang disuguhkan mama. Selain makanannya yang terlihat tidak enak, aku juga sedang malas untuk mengisi perut yang sebenarnya sudah lapar ini. "Kamu harus makan dan setelah ini mencari pekerjaan. Ulfa sudah bahagia dan sudah tidak harapan bagimu untuk kembali padanya. Hidupmu harus tetap berlanjut meski tanpa dia. Mama yakin suatu saat nanti kamu juga pasti akan menemukan wanita lain yang jauh lebih baik dari dia. Contohla
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 101Kudekap erat ponsel yang baru saja kugunakan untuk berbicara dengan Ulfa. Kuelus dan kukecup benda canggih ini dengan hati berbunga-bunga. "Akhirnya aku bisa bertemu Ulfa dan itu atas permintaannya. Aku tidak peduli dia sudah ada yang punya. Untuk saat ini, bisa melihat dia tersenyum saja sudah cukup membuatku bahagia dan inilah yang disebut dengan cinta sejati." Aku berbicara sendiri. Kulempar ponsel di atas ranjang dan bergegas membuka almari. Kukeluarkan satu per satu pakaian yang kumiliki dan kupandangi tubuhku sambil terus bercermin. Aku harus tampil maksimal saat bertemu Ulfa nanti. "Kaus ini warnanya terlalu gelap sehingga wajahku terlihat ikut gelap juga." Aku mendengkus saat mencoba memakai kaus berwarna cokelat tua dan merasa kurang pas jika memakai itu saat bertemu Ulfa. Aku beralih pada kemeja berwarna biru dongker, tetapi sesaat kemudian aku menggeleng. Aku ini mau menemui mantan istri yang sangat kucintai bukan mau rapat, kenapa pakai baju
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 102"Reyhan, Reyhan! Lihat ini?" Mama menunjuk sekeliling. "Ada apa, Ma?" "Ada apa ini, Rey? Kenapa kamarmu seperti kapal pecah seperti ini? Apa mungkin ada maling yang masuk ke kamarmu? Tapi, apa yang mau dicuri di kamarmu ini, hah?"Mama menunjuk pakaian yang berserakan di mana-mana. Aku tepuk jidat. Kamarku saat ini memang seperti habis dimasuki maling yang sedang mencari sesuatu tetapi tidak menemukan apa-apa sehingga mengobrak-abrik isi lemari. " Nggak ada maling yang masuk karena aku sendiri yang sudah membuat berantakan seperti ini," jawabku santai. Mama melotot mendengar ucapanku. "Apa maksudmu membuat kamarmu berantakan seperti ini? Stres?" tanya mama dengan nada tinggi. Tangan mama terulur dan hendak meraba keningku, tetapi aku segera mundur beberapa langkah dan menepis tangan yang sudah mulai berkeriput itu ketika sudah hampir mendarat di keningku. "Mama ini apa-apaan, sih?" Aku mengerucutkan bibir. "Kamu yang apa-apaan. Kenapa kamar dibuat be
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 103"Mama lihat sendiri, kan? Kalau bukan aku yang ingin ke sana, tetapi Ulfa sendiri nyang sudah memintaku, bahkan ia sepertinya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mantan suaminya yang tampan ini." Aku mengusap kerah bajuku sambil tersenyum simpul. Ulfa, Ulfa, membayangkan bertemu denganmu saja sudah membuatku senang. Kau memang candu bagiku. Mama hanya memutar bila mata. "Mama yakin, Ulfa memintamu datang karena ada sesuatu." Aku tersenyum, "pasti ada sesuatu lah, Ma. Kalau enggak ada buat apa pakai telfon segala? Sampai dua kali lagi. Sudah, ya, Ma. Aku berangkat dulu dan tunggu kabar baik dariku." Aku maju dan meraih tangan mama lalu menciumnya bolak-balik lalu beralih mencium pipinya kanan kiri. Beginilah perilaku orang yang sedang jatuh cinta meski hanya dengan mantan. Aku berangkat tanpa bisa mama cegah. Untunglah motor Gibran ada di rumah sehingga aku bisa pinjam. Sepanjang perjalanan, senyuman Ulfa terus terbayang di pelupuk mata. Tidak sabar r
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 104Anisa diam saja berada dalam boncengan motorku. Tubuhnya terasa sangat ringan saking kurusnya. Aku bahkan tidak merasa ada perbedaan ada orang di belakangku atu tidak. Sepanjang perjalanan, kami lebih banyak diam. Aku memintanya untuk memeluk pinggangku dengan erat karena takut ia jatuh tanpa kusadari. Punggungku terasa hangat karena ia menempelkan kepalanya di sana dan entah kenapa aku membiarkan saja itu terjadi. Kuturunkan ia di jalan dan membiarkan ia begitu saja, tetapi saat melihat betapa memprihatinkan dia dengan tubuh kurus dan mata sayu membuatku tidak tega. Nuraniku tersentuh apalagi saat ia menatapku penuh harap untuk tidak meninggalkannya sendirian. Setelah kupikir-pikir, Ulfa benar, bagaimana pun juga wanita di belakangku ini pernah mengisi relung hatiku meski hanya sebentar. Iya, sebagai lelaki, aku masih punya perasaan. "Kita pulang ke rumahku saja, ya?" ucapku lembut. Entah kenapa, aku merasa masygul melihat dia yang sekarang. Iya, sejak
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 105"Benarkah ini Anisa? Kenapa jadi seperti ini?" Mama membelai kedua pipi wanita berwajah sayu itu. Lalu mama mundur beberapa langkah dan menurunkan tangannya dari pipi Anisa dan berbalik. "Terus kenapa kau membawanya ke sini, Rey? Bukanlah tadi kamu bilang mau ke rumah Ulfa? Kenapa malah dia yang kamu bawa pulang?"Aku berjalan menuju jendela dan menatap keluar. "Aku tadi memang ke rumah Ulfa dan ternyata Ulfa memintaku datang karena ingin meminta bantuanku untuk membawa pergi Anisa dari sana." "Jadi, Anisa ini juga dari rumah Ulfa?" tanya mama dengan nada tinggi. "Iya, Ma. Anisa datang dan ingin membawa pergi anak kami," ucapku. Aku berbalik dan berjalan ke meja lalu mengambil minuman dan menenggaknya. "Apa kamu bilang? Dia mau ganggu cucu Mama? Tetapi bayi itu nggak apa-apa, kan?" tanya mama panik. Aku menggeleng. "Cucu Mama baik-baik saja, tetapi Ulfa takut jika Anisa datang ke sana kapan saja ia mau. Makanya ia memintaku untuk menikahinya lagi.""Apa
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 106"Apa? Kamu tetap ingin menikahi Anisa lagi dan tidak mau dengar omongan Mama? Kayak nggak ada perempuan lain saja." Ibu melengos dan terlihat tidak suka dengan keputusanku. "Apa pun yang Mama katakan, tidak akan mengubah keputusanku untuk menikahi Anisa untuk yang kedua kalinya," ucapku. Mama mengerucutkan bibir dan menggeleng. "Dan sampai kapan pun Mama tidak akan metestui hubungan kamu dengan wanita ini, Rey. Lebih baik jomlo seumur hidup dengan menyandang status duda daripada harus kembali padanya. Otak kamu ada di mana, Rey? Apakah sudah hilang atau masih ada tetapi sudah tidak berfungsi sebagai mana mestinya?" Mama berkata sambil menunjuk mukaku lebih tepatnya kening. "Ada apa ini? Kenapa Mama dan Mas Rey ribut?" Tiba-tiba Gibran datang bersama Bella. "Eh, ada tamu juga? Siapa dia, Mas? Calon penggantinya Mbak Ulfa dan Mbak Anisa?" Gibran mendekati Anisa yang masih saja duduk santai di kursi. Ia seolah tidak peduli dengan orang lain. Ibu semakin cem