Semua Bab Di Balik Rupa Burukku: Bab 241 - Bab 250
263 Bab
Bab 241
Melanie yang melihat tatapan kedua bawahannya menjadi lemah, dia seorang paramedis, tentu tidak boleh mengabaikan keselamatan manusia karena masalah pribadi, harus bisa profesional, memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan. "Baiklah, Steven ... Ayo, bangun." "Berjanjilah kau akan memberikan kesempatan kedua untukku, jika kau tidak mau memberikan kesempatan itu, aku lebih baik tidak perlu dirawat, biar saja aku kehilangan kakiku, atau sekalian kehilangan nyawaku." "Steven! Get up! What you say? Jangan menyulitkan hidupku lagi!" teriak Melanie marah, mata wanita itu memerah. "Apa kau ingin anak dalam kandunganku ini memiliki ayah yang cacat? Atau menjadi yatim sebelum lahir, ha?" Mendengar itu, Steven tersenyum tertahan, gelayar halus menyelimuti hatinya, merasaka kehangatan yang sulit diutarakan. Melanie memang wanita yang lembut hati pada dasarnya, jika dia sudah mencintai seseorang dia akan totalitas mencintainya, contohnya saja ketika dia jatuh cinta pada Hasan, dia memberikan
Baca selengkapnya
Bab 242
Namun gerakan mereka terhenti ketika wanita berjilbab lebar mendatangi mereka dan segera memeluk Nur. "Mamak ... Ai, kangen ...." "Aina? Ini Aina?" Jelas-jelas Nur tahu itu suara Aina, tetapi penampilan Aina sekarang sungguh sudah berbeda, membuat Nur pangling saja. "Wah, kau sudah hijrah ya, Ai?" ujar Fendi ketika mereka telah melepas pelukan. "Iya, Alhamdulillah," ujar Aina sambil tersenyum manis. "Kau bertambah cantik memakai jilbab seperti ini," puji Fendi dengan tulus. "Iya, Ai. Mamak suka melihat kau seperti ini." Nur segera menyusun makanan ke meja makan di bantu Fendi dan Aina, serta kedua pelayan mereka ketika Dave menuruni tangga, lelaki tua itu menatap Aina dengan tatapan takjub. "Who is she? Wow, very beautiful. Oh, daughter ... I Miss you so much." Dave segera memeluk Aina membuat gadis itu juga membalas pelukan ayahnya, rasanya sangat rindu dengan putrinya yang sudah lima bulan tidak dilihatnya "Katanya kau akan ke sini kalau liburan, kenapa belum liburan suda
Baca selengkapnya
Bab 243
Ketika mereka sudah sampai teras, Dave bergegas menyambut mereka dengan senyum ceria menghiasi bibirnya, namun ketika jarak mereka sudah sangat dekat, senyum di wajah lelaki itu menghilang. "Jackal ...," gumam lelaki tua itu. "Black Panther ...." Kedua lelaki beda generasi itu saling menatap, keterkejutan jelas tergambar di mata mereka, tidak ada kata yang terucap di kedua bibir mereka, gumaman nama yang mereka sebut juga hanya bisa didengar oleh mereka sendiri. "Ayah, ini Om aku, adik almarhumah ibuku, saudara satu-satunya ibuku." Ucapan Hasan membuyarkan kebekuan mereka, Dave tersenyum canggung, begitu juga dengan Andika, lelaki itu memang sempat salah tingkah, tetapi karena dia sudah ditempa kerasnya hidup dalam bahaya, dia cepat sekali mengatasi situasi, bersandiwara tentu menjadi keahliannya dalam menjalankan misi spy atau misi pembunuhan. "Om, ini ayah Aina istriku, jadi beliau adalah mertuaku," ujar Hasan memperkenalkan mertuanya. "Halo, Pak ... Saya Andika, Om-nya Hasan
Baca selengkapnya
Bab 244
Secara alami sontak semua orang memperhatikan ke arah yang ditunjuk oleh Duke, tak terkecuali Andika. Semakin mendekat Laura yang tengah di dorong oleh Fendi, semakin jelas wajahnya, wanita itu langsung duduk di kursi rodanya di hadapan Andika tepat, Andika tidak lepas tatapannya pada wanita di hadapannya, matanya bahkan terbelalak. Tidak ada yang menyadari jika lelaki itu kini wajahnya sudah memucat, kejutan apa lagi ini? Namun rasa keterkejutan Andika itu hanya berlangsung beberapa detik, lelaki itu sudah bisa menguasai keadaan, walaupun dalam hati ketar-ketir melihat perempuan di hadapannya. Arsen menghela napas ringan, dia menatap Arsen di sebelahnya sambil menyuapi anak itu makan, apakah anak ini yang kemarin Dave perintahkan kepadanya untuk tes DNA? Dave bilang hasilnya sangat menentukan kehidupan putri dan cucunya ke depan. "Ini, siapa?" tanya Andika menunjuk Laura. "Oh, anak sulung kami, Laura," jawab Duke singkat. "Laura ini ibunya Arsen, anak kami yang nomor dua laki-la
Baca selengkapnya
Bab 245
Setelah Andika membuka pintu, seorang gadis tengah bersandar di dinding, bau alkohol yang menyengat membuat Andika sedikit jengkel, apakah kliennya mengirim gadis mabuk ke kamarnya? Namun setelah diamati, gadis itu sungguh cantik, maka Andika membawanya ke tempat tidur. Permainan malam itu masih diingat dengan jelas oleh Andika, walaupun itu sudah tujuh tahun yang lalu. Gadis itu berteriak kesakitan ketika Andika melakukan penyatuan, mata lelaki itu membulat merasa surprise bahwa gadis yang mereka kirim ternyata masih perawan. "Tampan, pelan-pelan ... Sakit, ini pertama kali untukku, jadi kumohon pelan-pelan ...." Andika bahkan masih ingat betul bagaimana wanita itu memohon agar dia tidak main kasar. Melihat gadis polos itu, Andika merasa bersalah, wajah gadis yang sangat cantik ini, membuatnya sedikit luluh. Nanti ketika gadis ini sadar, dia tidak akan merelakan gadis ini menjajakan tubuhnya pada siapapun, hanya untuknya saja, dia bisa memberikan apapun yang gadis ini mau. Ketika
Baca selengkapnya
Bab 246
Seorang pria dengan tubuh porposional berdiri menghadap laut lepas, stelan jas berwarna abu-abu metalik membuat aura-nya semakin elegan, kaca mata hitam yang bertengger di atas hidung mancungnya menambah macho penampilannya. Dermaga ini menjadi saksi pertemuan rahasia yang selalu dia lakukan, burung-burung camar yang beterbangan menambah suana alam nampak begitu menghanyutkan.Beberapa jam yang lalu dia sudah menelpon klien tetapnya yang selama ini dia bantu atasi semua problematika yang sering melanda hidupnya, kini ... Problematika itu sendiri telah mengacaukan kehidupan keduanya."Black ... Aku tunggu di dermaga tiga jam lagi," ujarnya ketika menelpon tadi.Biasanya dia selalu yang ditelpon duluan, tetapi kali ini dia justru yang menelpon orang tua itu duluan."Ada apa, Jack?""Datanglah ... Aku mohon, aku menunggumu di sana."Kini lelaki itu menunggu dengan gelisah, di raihnya sebuah amplop dari saku jasnya, amplop yang sama persis seperti yang pernah lelaki itu berikan pada oran
Baca selengkapnya
Bab 247
Enam bulan kemudian .... Aina menyeka keringat di dahinya, rasanya pinggangnya mau patah, capek Tek terkira. Padahal dulu aktivitas seperti itu tidak ada seberapa buat dia, apa karena dia kini sudah menjadi anak orang kaya, sehingga tubuhnya menyesuaikan, kerja sedikit saja sudah capek, masak sih? Rasanya nggak deh, masak sampai segitunya. Wanita muda itu menggeleng, menghalau semua pemikirannya yang absurb itu. Tiga hari lagi Steven dan Melanie akan menikah di rumah keluarga Harrison di Dago, dua bulan yang lalu pernikahan Haris dan Anisa yang di adakan di rumah orang tua Anisa, walaupun di kampung, acaranya sangat meriah, semua biaya pesta ditanggung oleh pak Burhan selaku orang tua Haris. Belum rasanya hilang capeknya pesta Haris dan Anisa, Aina dan Hasan harus menghadiri pernikahan Abang mereka Steven. Melanie yang baru melahirkan bayi berusia tiga bulan ini memang tidak ingin acara pernikahan mewah, cukup sederhana saja yang penting sakral. Steven juga tidak ingin Melanie yan
Baca selengkapnya
Bab 248
Fendi sudah berada di belakang kemudi, di sampingnya seorang pemuda yang baru saja dijemputnya dari bandara tak henti-henti bertanya tentang Ayuni. "Apa Ayuni sudah datang?" "Belum, baru Hasan dan Haris yang datang bersama istri-istri mereka." "Kapan Ayuni datang?" "Mungkin hari ini atau besok, dia akan datang bersama kedua orang tuanya dan bag Syarif." "Syukurlah Ayuni jadi datang, aku sudah kangen banget." Fendi mencengkeram kemudi dengan kuat, bahkan dia menginjak pedal gas dengan kuat ketika mendengar perkataan lelaki muda ini. Entah kenapa perasaannya menjadi kacau balau, bahkan dadanya bergejolak, apa dia bilang? Kangen sama Ayuni? Sudah hampir satu tahun Fendi terpisah jarak dengan Ayuni, tak sekalipun Fendi menghubungi gadis itu duluan, tetapi Ayuni datang ketik liburan kenaikan kelas lima bulan yang lalu, dia cukup sabar mengantar gadis itu kemanapun dia mau untuk liburan. Setiap interaksi yang terjadi siantara mereka selalu Ayuni yang memulai, gadis itu bertambah c
Baca selengkapnya
Bab 249
Setelah meminum air dingin di dapur, Fendi segera menuju kamarnya di lantai atas, belum lagi dia melangkah di anak tangga terkahir, telinganya mendengar percakapan seseorang. "Ayuni, aku kangen berat sama kamu." "Oh ya?" "Iya, serius ... Sudah hampir setahun kita tidak bertemu, apa kamu gak kangen sama aku?" "Hmmm!" Fendi yang sudah berada di dekat mereka, berdehem dengan kuat. Spontan kedua muda-mudi itu menoleh ke arahnya. Mereka tengah duduk di sofa, Daren bahkan sengaja duduk begitu dekat dengan Ayuni. "Kapan kau datang, Yun?" tanya Fendi basa-basi. Padahal dia sudah tahu kapan gadis itu datang dari Syarif, Fendi mendekati mereka. "Baru juga__" Ayuni belum selesai mengatakan sesuatu, namun tangannya langsung ditarik oleh Fendi, membuat gadis itu langsung terlonjak dari duduknya. "Sini dulu, Abang ada sesuatu untukmu!" Tanpa persetujuan, Fendi langsung menarik gadis itu mengikutinya, Daren yang tengah asyik bersama Ayuni jelas tidak terima cewek yang ditaksirnya ditikun
Baca selengkapnya
Bab 250
Arsen yang mendengar ucapan keras ibunya tergugu, Laura tidak pernah berkata keras apalagi membentak selama ini, sehingga membuat anak itu terkejut. Perasaan Arsen sangat terluka mendengar perkataan ibunya yang mengatakan Andika bukan lelaki yang baik. "Mommy, mungkin terjadi sesuatu pada Daddy Andika, makanya dia tidak bisa ditelpon. Mommy ... Mintalah sama Grandpa Dave untuk mencari Daddy Andika," ujar Arsen dengan suara lirih dan memohon. "Arsen! Mommy bilang stop membahas lelaki itu!" Laura akhirnya hilang kesabaran. Setelah membentak Arsen, wanita itu pergi dari hadapan anaknya dan membanting pintu menandakan jika dia tengah marah, tidak dihiraukan tangisan anaknya yang terdengar pilu, ketika ada acara seperti ini di rumah mereka, malah anak itu berulah. Sangat menyebalkan! Tak terasa air mata luruh di kedua netra Laura, membuat pandangannya kabur, dia masih berdiri di balkon, terdengar gelak tawa para kerabatnya yang mulai berdatangan, namun kenapa hatinya menjadi nelangsa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status