All Chapters of Di Balik Rupa Burukku: Chapter 221 - Chapter 230
263 Chapters
Bab 221
Ketika Aina membuka mata, semua orang sedang berbincang dengan dokter di luar. Dia merasa tidak asing dengan tempatnya sekarang, belum lama ini dia juga berada di tempat seperti ini, sebuah bangsal rumah sakit. Bedanya sekarang masih di UGD. Kepalanya terasa sakit, dia mencoba mengingat apa yang terjadi. Sebuah bayangan melekat erat di kepalanya, seringai mengerikan seorang pria. Mengingat itu tiba-tiba tubuh Aina gemetar ketakutan. Dia berharap semua ini hanya mimpi buruk yang datang di saat tidak tepat, namun semakin dia ingin meyakinkan diri bahwa ini hanya sekedar mimpi ternyata ingatannya semakin menajam, setiap detil kejadian di gua perlahan-lahan datang kembali di kepalanya. Gadis itu beringsut duduk dengan memeluk kakinya, dia ingat sekarang ... Ingat betul-betul, bagaimana dia mendapatkan luka di kepalanya. Air mata tidak bisa ditahannya, dadanya terasa sangat sesak, setelah dia membenturkan kepala ke batu cadas itu, dia tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya. Namun,
Read more
Bab 222
Mobil SUV sport yang dikendarai Fendi meluncur mulus di jalan aspal, keenam penumpang di dalam mobil tidak ada yang bersuara seperti waktu kedatangan mereka ke sini, Aina duduk di bangku paling belakang bersama Nur, sedang Dito dan Dave di bangku tengah. Hasan sendiri duduk di sebelah Fendi, dia bermaksud menjadi supir cadangan jika Fendi kelelahan, namun melihat situasi saat ini, dia sendiri tidak akan bisa fokus menyetir. Berulang kali dia menolehkan wajahnya ke belakang, walau Aina tidak terlihat dengan jelas, namun waktu di rumah sakit tadi cukup membuat lelaki ini shock, istri yang sangat dia cintai menolak sentuhannya bahkan menolak berbicara dengannya. Hatinya sangat teriris ketika dia berkata pada ibunya dengan perkataan yang terbata-bata. "Mak ... Mamak ...." "Ai, katakan pada Mamak, apa yang Ai rasakan?" "Rasanya ... sakit, Mak. Aku ... Aku ingat semuanya. Luka ini ... Ini bukan karena aku jatuh, aku memang jatuh ke sebuah lubang, tetapi ... Ada orang yang telah meno ..
Read more
Bab 223
Aina dan Hasan sampai di kamar mewah yang disediakan Dave, gadis itu cukup tercengang melihat fasilitas yang ada di dalam kamar, lebih mewah dari kamar hotel bintang lima yang pernah dia tinggali ketika Steven bertunangan dengan Melanie."Abang pernah datang ke rumah ini sebelumnya?" Mendengar istrinya berbicara untuk pertama kalinya sejak dia ingat kejadian yang dilaluinya membuat Hasan begitu senang, dia langsung merangkul pundak istrinya dan mendudukkannya di tepi ranjang."Pernah, sekali. Waktu pertama kali melobi mister Duke atas rekomendasi dari profesor Kuncoro.""Tapi kenapa malah kerjasama dengan mister Dave?""Mister Duke terlalu sibuk mengurusi perusahaan, lagi pula yang lebih tertarik justru ayahmu.""Melihat rumah ini, ayahku ternyata sangat kaya.""Kau anak orang kaya, sudah pasti kau juga ikut kaya, Sayang.""Yang kaya itu ayahku, aku hanya memiliki properti warung bakso, itu juga atas pemberian Abang.""Kau memiliki separuh saham di perusahaan sawitku, ayahmu yang mem
Read more
Bab 224
"Laura bilang toilet yang ada disitu sedang direnovasi jadi tidak bisa digunakan untuk sementara, dia menunjukkan toilet darurat yang sementara bisa digunakan, letaknya dipuncak bukit. Lalu aku ke sana, tetapi ketika aku menginjak lantai toilet, aku terperosok dan jatuh dalam lubang."Rahang Hasan mengeras mendengar penuturan istrinya, tangannya bahkan mengepal dengan erat. Kurang ajar Laura, bukankah Aina adalah bibinya? Kenapa dia menjebak Aina seperti itu? Berbagai pertanyaan berseliweran di benak Hasan. Tidak habis pikir ada orang yang ingin mencelakai keluarganya sendiri. Orang seperti itu layak masuk penjara."Dia berani menjebakmu? Akan kujebloskan ke penjara siapapun yang terlibat. Kenapa dia bersekongkol dengan Agung?" Suara Hasan bergetar menahan amarah."Buat apa lagi? Laura itu cinta mati sama Abang. Dia ingin merebut Abang dari aku." Mendengar perkataan Aina, Hasan langsung memalingkan wajahnya menatap lekat ke arah istrinya. Dia menelisik wajah cantik wanita itu, menca
Read more
Bab 225
"Siapa yang orang itu?" tanya Dave tidak sabar.Hasan menatap dengan tajam perempuan yang ada di depannya, perempuan itu juga membalas tatapannya dengan tajam."Dia ... Laura!""Apa??" Dave tercengang."Apa kau bilang? Jangan asal bicara kau ya? Kau jangan menfitnah putriku!" bentak Duke tidak terima, lelaki itu bahkan menggebrak meja dengan keras."Kau tidak perlu marah begitu, Kak!" Steven berbicara dengan keras."Aku harus diam saja gitu, ketika putriku difitnah? Aku tidak terima! Aku sudah menduga dari awal, kemunculan gadis kampung ini akan membawa masalah dan malapetaka di keluarga kita, sekarang terbukti kan? Dulu hidup kita damai, sekarang dia akan menghancurkan kita semua!" Duke masih bicara dengan berapi-api."Kenapa kau menyalahkan Aina? Tanyakan itu pada anakmu sendiri, orangnya ada tu di depan matamu!" Steven kembali membentak Duke dengan keras.Duke sangat jengkel, ditatapnya Steven dengan penuh kebencian, sekarang Steven mulai melawan padanya. Dulu ketika Duke memarahin
Read more
Bab 226
"Apa maksudmu, ayah dari anakmu adalah aku?" tanya Hasan dengan menahan gemuruh di dadanya."Siapa lagi? Hanya kau yang pernah berhubungan badan denganku," jawab Laura dengan tajam.Sorot mata Laura menyiratkan kepercayaan diri yang tinggi, membuat tubuh Aina luruh, bagaimana bisa gadis itu begitu percaya diri jika yang dia katakan adalah sebuah kebohongan."Kapan? Seumur hidupku aku tidak pernah berhubungan intim dengan wanita manapun selain istriku Aina. Kapan aku melakukan hal bejat seperti itu?" Tatapan Hasan tak kalah tajam, lelaki itu juga mengatakan semua kalimat itu dengan percaya diri, dia memang tidak akan pernah melakukan dosa seperti itu selama ini, dia sangat protektif terhadap dirinya sendiri untuk tidak terjerumus ke lembah dosa. Bagaimana dia bisa menerima tuduhan wanita yang baru sekali ditemuinya di masa lalu?"Kapan? Kau tidak ingat?" tanya Laura dengan nada tinggi. Dia tidak terima lelaki itu sudah menidurinya dan tidak mengingatnya sama sekali."Jangan bertele-te
Read more
Bab 227
"Baiklah, akan kutelpon Mandy agar membawa anak itu ke mari," ujar Dave segera beranjak dari hadapan mereka menuju meja telepon."Aku juga akan mengabarkan Adi Supriadi untuk datang ke sini besok malam," ujar Hasan.Ketika kedua orang lelaki yang menjadi pusat pusara permasalahan pergi, Nur mendekati Aina dan memeluk putrinya itu, Fendi juga duduk di samping Aina satu lagi, begitu juga dengan Duke, dia dan Evi mengapit Laura dan memeluk putranya tersebut. "Sabar, Ai ... Semua belum jelas kebenarannya, jangan emosi dulu, jangan marah dulu sama Hasan," ujar Nur, menyeka air mata putrinya yang dari tadi tidak berhenti memeleh."Jika memang Hasan ayah kandung anaknya Laura, Abang sendiri yang akan memberi pelajaran pertama padanya," ujar Fendi dengan nada kesal.Steven yang mendengar pembicaraan itu dengan jelas hanya mendengus kesal. Bagaimana dia tidak kesal? Dialah yang seharusnya memberi pelajaran pertama pada Hasan, pasalnya lelaki itu yang telah menyakiti dua perempuan dari pihak k
Read more
Bab 228
Seseorang masuk ke sebuah ruangan dengan pengawalan dari dua petugas berseragam, di ruang tunggu itu, seorang lelaki dan perempuan sudah menunggu. Ketika menatap siapa yang berkunjung ke rumah tahanannya, lelaki yang memakai seragam tahanan itu menghela napas berat, ini kali pertama dia dikunjungi seseorang dan orang itu bukan keluarganya."Mas Agung ...."Sang wanita segera menghampiri Agung dan memeluknya dengan erat, lelaki itu tidak bisa membalasnya karena tangannya tengah diborgol. Air mata mengalir di pelupuk mata wanita itu ketika melihat lelaki yang sudah bersamanya selama sepuluh tahun itu tampak kurus dan tak terurus."Bos, bagaimana keadaanmu? Aku sudah menghubungi banyak pengacara, namun tidak ada satupun yang bisa membebaskan Anda, Bos. Kasus anda benar-benar sulit untuk tidak terjerat hukum.""Rian ... Kau tidak perlu lagi mencari pengacara, biarkan aku dihukum sesuai yang mereka mau."Rian terkesima mendengar perkataan Agung, lelaki dihadapannya benar-benar tidak sepert
Read more
Bab 229
Hasan menggenggam tangan Aina dengan erat, berusaha mencari kekuatan dari istrinya tersebut. Ketika mobil sudah berhenti, turun seorang wanita bule dengan tubuh yang cukup tinggi dari pintu penumpang depan, setelahnya turun, wanita itu membuka pintu penumpang bagian belakang. Muncul sesosok anak kecil yang sangat tampan, usianya mungkin masih enam tahun, tetapi tubuhnya yang tumbuh sehat dan terurus, membuat tubuhnya lebih besar dari usia yang sebenarnya. Pegangan Aina mengerat, dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Hasan, jantung gadis itu serasa mencelot ketika melihat wajah anak itu. "Jangan ada yang bilang jika Hasan adalah ayah kandung anak itu sebelum ada kejelasan, setelah tes DNA keluar, baru kita lihat nanti. Kalian mengerti? Jika ada yang bilang sebelum semua jelas, rasakan saja akibatnya!" ancam Dave pada semua orang. Semua orang tidak ada yang bisa membantah ucapan orang tua itu, apalagi Duke dan keluarganya, Dave tidak pernah main-main dengan ancamannya. La
Read more
Bab 230
Setelah Arsen datang, paginya Hasan dan Aina berencana pulang ke Jambi, masa cutinya sudah habis. Namun, Dave menolak keinginan mereka, sehingga harus menunggu beberapa hari lagi, untung saja hati ini akhir pekan, sehingga masih ada dua hari lagi masuk hari Senin."Besok tes DNA-nya sudah keluar, jadi bersabarlah satu atau dua hari lagi," ujar Dave."Secepat itu? Biasanya tes DNA itu bisa satu atau dua Minggu paling cepat, apalagi ini akhir pekan, mungkinkah hari Senin baru keluar?" tanya Hasan."Ayah memakai jalur ekspres. Besok sudah keluar, insyaallah. Bisakah kalian menunggu sehari atau dua hari lagi?" "Baiklah."Pagi itu Adi Supriadi berkunjung ke kediaman mereka, karena malam tadi dia tidak bisa datang karena tengah di luar kota. Adi datang sendiri, dengan mengendarai mobil Avanza, mobil sederhana itu cocok untuk pejabat teras seperti dirinya, mencerminkan kepribadian sederhananya.Adi mengucapkan salam dan bersalaman dengan semua orang, dia sudah bertemu dengan beberapa orang
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
27
DMCA.com Protection Status