Semua Bab Gadis Simpanan Ayahku: Bab 31 - Bab 40
85 Bab
31. Akhir Sebuah Penantian
Dara tertegun mendengar pertanyaan ibunya barusan. Ada kemarahan yang terpancar dari kedua sorot matanya karena harga dirinya sebagai seorang perempuan seolah-olah diinjak. Dara paling benci jika ada orang yang menganggapnya sebagai perempuan murahan. Padahal dia menjalin hubungan dengan Tama murni karena cinta. Dia tidak ingin uang atau apa pun dari lelaki itu. Dia hanya ingin menikah dan hidup bahagia bersama Tama. Itu saja. "Dara ...." Dara tergagap karena mendengar suara ibunya. "Iya, Bu." "Maaf kalau pertanyaan ibu menyinggung perasaan kamu. Ibu cuma ingin memastikan kalau kamu—" "Ibu percaya sama Dara, kan? Dara nggak mungkin menjual diri, Ibu?" desah Dara menahan kesal. "Tapi dari mana kamu mendapat uang sebanyak itu, Dara?" Dara menghela napas panjang. Rasanya dia ingin sekali memperkenalkan Tama pada sang ibu agar wanita yang telah melahirkannya itu tidak berpikir yang macam-macam pada dirinya. Namun, dia tidak mungkin melakukannya karena
Baca selengkapnya
32. Paper Cuts
"A-apa?" Dara terenyak, kedua matanya menatap Tama dengan pandangan tidak percaya.Dia seolah-olah kehilangan sesuatu yang berharga dari hidupnya ketika Tama melepas genggaman tangannya.Tama menarik napas dalam-dalam sebelum kembali bicara. "Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Maaf ....""Enggak!" Dara menggelengkan kepala cepat. Kedua mata gadis itu pun mulai berkaca-kaca. "Aku enggak mau.""Dara!" Tama menatap Dara dengan tajam agar gadis itu mau menerima keputusannya.Dara menangkup kedua pipi Tama. Telapak tangan gadis itu terasa sangat dingin dan basah. Kekalutan tergambar jelas di wajah cantiknya. Dara benar-benar takut Tama sungguh-sungguh ingin mengakhiri hubungan mereka."Kamu pasti sangat lelah. Tunggu sebentar, ya? Aku akan membuat teh hangat untuk kamu." Dara kembali mengecup bibir Tama sekilas sebelum beranjak ke dapur.Tama memejamkan kedua matanya erat-erat, lalu kembali menarik napas panjang. Dia tidak boleh luluh karena keputusann
Baca selengkapnya
33. Obat Perangsang
Keynan keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit di pinggang. Bulir-bulir air turun dari rambutnya, membasahi dada bidang dan perutnya yang kotak-kotak.Keynan terlihat sangat seksi dan panas. Tidak heran jika banyak gadis yang terpesona dan sesak napas dibuatnya. Tidak terkecuali Dara. Gadis itu bahkan rela menyerahkan tubuhnya pada Keynan, meskipun saat itu dia sedang dilanda gelisah karena memikirkan hubungannya dengan Tama yang tidak jelas.Keynan menggosok rambutnya yang sedikit basah lantas memandangi bayang dirinya di dalam cermin. Senyum miring tercetak di bibirnya karena teringat apa yang sudah dia lakukan bersama Dara ketika di Pulau Seribu.Masih tergambar jelas di ingatan Keynan bagaimana ekspresi Dara ketika dia bergerak. Gadis itu terlihat sangat menikmati gesekan demi gesekan miliknya yang menusuk semakin dalam. Erangan dan desahannya pun tidak pernah berhenti keluar dari bibir
Baca selengkapnya
34. Sentuh Aku!
Wajah Keynan mengeras, kedua tangannya mengepal kuat, amarah tergambar jelas di wajah tampannya melihat apa yang sudah Ferdy lakukan pada Dara.Untung saja dia datang pada waktu yang tepat. Jika tidak, dia pasti akan merasa menyesal seumur hidup jika terjadi sesuatu dengan gadis itu.Ferdy mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Rahangnya seolah-olah patah karena Keynan memukul pipinya dengan sangat keras.Belum sempat dia bangun, Keynan menduduki tubuhnya lantas melayangkan pukulan di wajahnya secara bertubi-tubi.Keynan benar-benar melampiaskan amarahnya pada Ferdy. Jika perlu, dia akan membunuh Ferdy dengan kedua tangannya sendiri karena sudah berani menyentuh Dara."Lelaki sepertimu tidak pantas hidup di dunia ini! Dasar sampah!" geramnya sambil terus memukuli Ferdy.Ferdya hanya bisa menerima pukulan Keynan karena cowok itu tidak memberinya k
Baca selengkapnya
35. Buka Hatimu
Dara mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah cantiknya. Gadis berambut hitam itu menggeliat pelan untuk merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku lantas mendudukkan diri di atas tempat tidur."Sshh ...." Dara meringis pelan karena kepalanya seperti tertimpa batu seberat satu ton saat membuka mata. Pusing luar biasa. Perutnya pun terasa pengar.Dia pun memijit pelipisnya pelan untuk meredakan pusing di kepalanya. Kening Dara berkerut dalam melihat tempat tidurnya yang sangat berantakan. Jantung gadis itu berdetak lebih cepat dari pada biasanya ketika melihat pakaian dalam dan gaun merah yang dipakainya semalam tergeletak mengenaskan di atas lantai kamar.Dara pun memperhatikan penampilannya sendiri. Dia sekarang memakai kaos hitam polos yang terlihat kebesaran di tubuhnya.Aroma musk bercampur dengan citrus yang menguar dari kaos tersebut sama persis dengan wangi
Baca selengkapnya
36. Kejujuran
Dara mengerang tertahan karena Keynan menangkup wajahnya dan semakin memperdalam ciuman mereka. Sisa-sisa es krim yang ada di mulutnya semakin menambah nikmat ciuman mereka. Rasanya sungguh gila dan mendebarkan.Dara tiba-tiba membuka kedua matanya dan mendorong Keynan agar menjauh darinya."Why?" Keynan menatap Dara dengan dahi berkerut dalam. Dia merasa bingung karena Dara tiba-tiba menghentikan ciuman mereka. Padahal gadis itu tadi begitu menikmatinya."I-ini tidak benar, Key," ucap Dara terdengar kalut."Apanya yang tidak benar, Ra?"Dara mengusap wajah kasar. Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan Keynan mencium bibirnya untuk yang kesekian kalinya. Dia bahkan membalas ciuman Keynan dan begitu menikmati ciuman mereka.Apa dia sudah kehilangan akal?"Dara, jawab aku," pinta Keynan karena Dara tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Namun, gadis itu malah diam karena tidak tahu harus mengatakan apa. Jujur, Dara merasa kes
Baca selengkapnya
37. Pengakuan Dara
Shasa menatap Dara dengan lekat. Gadis itu begitu sabar menunggu Dara melanjutkan kalimatnya. Sepertinya tidak mudah bagi Dara untuk menceritakan masalahnya karena gadis itu terlihat sangat gugup sekarang."Aku pernah menjalin hubungan dengan suami wanita lain.""Hah?" Shasa terperangah dengan mulut yang menganga lebar. Butuh waktu sekitar lima detik bagi gadis itu untuk memahami ucapan Dara.Apa benar sahabatnya itu pernah menjalin hubungan dengan pria yang sudah memiliki istri?"Aku sadar apa yang aku lakukan ini salah dan membuatmu kecewa. Tapi tolong jangan marah padaku. Aku akan menjelaskan semuanya padamu." Dara menatap Shasa dengan pandangan memohon.Shasa mendesah panjang. Sedikit pun dia tidak pernah menyangka Dara pernah menjalin hubungan dengan suami orang.Di mana hati nurani sahabatnya itu?Apa Dara tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan istri lelaki itu?Shasa tidak bisa membayangkan betapa hancurnya hati istr
Baca selengkapnya
38. Insiden Memalukan
Keynan menggosok rambutnya yang sedikit basah saat keluar dari kamar mandi lantas meraih ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur karena ingin mengirim pesan pada Dara. Namun, ponselnya ternyata mati karena dia lupa belum mengisi daya sejak tadi malam.Keynan pun mengisi daya ponselnya lantas memakai baju. Setelah itu dia menuju meja belajarnya yang terletak di sudut kamar karena ingin mengerjakan tugas kuliah.Namun, baru beberapa menit mengerjakan pintu kamarnya tiba-tiba diketuk Bik Minah dari luar. Wanita paruh baya yang sudah menjadi asisten rumah tangga sejak dia masih kecil itu mengatakan kalau ayah dan ibunya sudah menunggu di meja makan untuk makan malam bersama dengan Yuda dan Melisha."Tolong bilang ke ibu dan ayah kalau Keynan masih mengerjakan tugas, Bik," ucap Keynan tanpa mengalihkan pandang dari laptopnya yang ada di hadapan karena tugas kuliahnya harus dikumpulkan malam ini.
Baca selengkapnya
39. Pendekatan
"Sepertinya aku salah memakai sepatu." Dara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menyembunyikan kegugupannya. "Tunggu sebentar, ya? Aku mau ganti sepatu dulu." Dara cepat-cepat kembali ke kamar untuk ganti sepatu. Keynan geleng-geleng kepala sambil tersenyum geli melihat tingkah gadis itu. Sepertinya Dara memang ingin cepat-cepat bertemu dengannya hingga salah memakai sepatu. Gadis itu ... sangat ceroboh tapi entah kenapa malah terlihat menggemaskan di matanya. "Dara ... Dara ...," gumamnya sambil menundukkan diri di sofa menunggu Dara selesai ganti sepatu. Tiba-tiba saja ponselnya yang berada di dalam saku celana bergetar. Kening Keynan berkerut dalam karena ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Pesan tersebut berisi ucapan selamat pagi dan kata-kata motivasi agar dia semangat menjalani kuliah hari ini. Keynan tidak tahu orang konyol mana yang mengirim pesan
Baca selengkapnya
40. Cemburu
"Selamat pagi, Keynan," sapa Melisha dengan senyum lebar."Melisha apaan, sih?!" Keynan berdecak kesal lantas melepas tangan Melisha yang melingkari pinggangnya dengan sedikit kasar.Melisha mengerucutkan bibir kesal. "Kenapa kamu tidak membalas pesanku? Aku kan, ingin berangkat ke kampus sama kamu."Keynan menghela napas panjang karena Melisha mendadak sok akrab dengan dirinya setelah tahu kalau sang ayah berteman dengan ayah gadis itu."Aku sibuk," jawab Keynan. Padahal dia tidak minat membalas pesan gadis itu. Lagi pula pesan Melisha tidak penting dan dia malas untuk sekadar berbasi-basi.Kecuali dengan Dara. Dia akan melakukan apa pun untuk menarik perhatian gadis itu, termasuk menjatuhkan harga dirinya.Melisha berdecak kesal karena Keynan masih saja bersikap dingin pada dirinya. Padahal dia sudah berusaha keras bersikap baik di depan cowok itu.Menyebalkan!Namun, sikap dingin Keynan malah membuat Melisha merasa semakin t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status