All Chapters of Cewek Agresif VS Cowok Polos: Chapter 91 - Chapter 96
96 Chapters
91. Ambil Tindakan
Ketika ia membuka mata, tiba-tiba sinar terang menerpa penglihatan. Menghalangi pandangannya hingga ia harus menyipitkan mata agar bisa melihat seluruh ruangan yang ia tempati.Sebuah ruangan sepi yang didominasi warna putih dan cokelat. Tiba-tiba fokusnya teralihkan pada sesosok cewek yang berdiri membelakanginya. Cewek itu terlihat melihat ke luar jendela.Saat ia akan berdiri atau sekadar bergerak, tiba-tiba ia baru menyadari kedua tangannya telah diikat dengan tali dalam keadaan duduk di kursi.Berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari ikatan, namun sia-sia belaka. Tali itu mengikat erat tangannya di kedua sisi pegangan kursi kayu yang ia duduki dan juga kakinya.Ia panik. Apakah ia diculik? Pasti cewek itu pelakunya. Siapa dia? Apa salah dia sehingga ia harus mengalami kejadian semacam ini?Dari postur tubuhnya ia merasa tidak asing dengan cewek tersebut. Tetapi ia merasa ragu jika cewek yang ia tebak dalam pikirannya akan tega melakukan ini semua."Siapa lo? Apa kita saling kenal?
Read more
92. Mengungkap Masa Lalu
Sebelum pulang ke rumah, Ari memang meminta waktu sebentar untuk berbicara. Dara kira pangerannya ini akan mengajaknya berkencan atau membicarakan hal-hal yang romantis. Tapi ternyata di luar perkiraan, Ari memaksanya untuk jujur tentang penyebab dirinya tiba-tiba meminta cowok itu untuk menciumnya tepat di bibir. Sesuatu yang sangat dihindari Ari.Awalnya Dara senyam-senyum kayak orang yang lagi kesambet. Bukan mengatakan yang sejujurnya, tuh cewek malah sengaja menggoda Ari dan mengeluarkan rayuan andalannya. Dasar Dara nggak peka, bisa ditebak saat itu juga Ari langsung marah dan hampir memutuskan hubungan mereka.Dara terkejut bukan main. Ia tak tahu begitu besar pengaruh yang timbul hanya karena permintaannya itu. Mau tak mau akhirnya ia menceritakan yang sejujurnya dari mana ia bisa memiliki ide tersebut. Minus soal Andin. Ya, Dara belum mau mengutarakan apa pun yang pernah dilontarkan Andin kepadanya.Sementara itu hampir setengah jam, Ari dan Rian berbicara empat mata. Mereka
Read more
93. Dia Telah Kembali
"Bener cuma mau diantar sampai di sini doang?" tanya cowok tampan itu sambil menggenggam kedua tangan kekasihnya. Inez mengangguk. Meski letih bekerja lantaran hari ini restoran begitu ramai hingga membuatnya harus pulang larut malam, tetapi tidak menjadikannya manja kepada Rian. Ia tahu cowok tampan di depannya itu terlihat lelah seperti dirinya. Ia tak tega jika harus merepotkannya terus-menerus, walaupun ia juga yakin sang pacar melakukan apa pun untuknya selalu dengan senang hati. "Gang di sini sempit, mobil kan nggak bisa masuk. Lagian udah malem," ucap Inez dengan suara lembutnya. "Gue bisa jalan. Gue nggak pernah keberatan—" "Gue tau," sela Inez cepat. "Tapi kali ini gue mau lo tidur lebih awal. Gue nggak mau lo sakit, Yan," ucapnya lagi dengan raut khawatir. Cowok itu tersenyum hangat. "Ya, udah. Lo juga janji tidur lebih awal, ya." Inez mengangguk sembari tersenyum. Sebelum pergi, Rian mengecup kening sang kekasih dan mengacak pelan puncak kepala gadis itu. Inez melamba
Read more
94. Ayah Tirinya Ternyata Seorang...?
Nah, loh! Kenapa? Ada apa ini? Kok nangis? " tanya Beni begitu melihat Inez yang datang pagi-pagi ke restoran, sedangkan hari ini yang ia tahu Inez kebagian shift siang, apalagi tuh cewek langsung nyelonong ke lantai atas dan menyerbu masuk ke ruang kerjanya."Sorry, Ben. Gue pinjam ruangan lo bentar," ucapnya sembari mengusap air mata yang meleleh di pipinya."Berantem sama Rian?"Cewek itu duduk di sofa, lalu menggeleng seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan.Beni terdiam. Ia melirik jam yang menggantung di dinding, waktu menunjukkan pukul delapan dan itu berarti shift pagi sudah berjalan dari satu jam yang lalu. Tak biasanya cewek itu datang sepagi ini, tentunya masalah yang ia hadapi bukanlah perkara yang mudah.Beni menghela napas panjang. "Oke, lo bisa pakai ruangan ini buat tenangin diri lo. Gue keluar dulu.""Makasih, Ben."Beni mengangguk singkat, kemudian meninggalkan Inez sendirian.Sejujurnya Beni sangat terenyuh sejak mendengar penuturan Rian tentang apa saja yang d
Read more
95. Provokasi
"Halo, Tante," sapa Rian ramah. "Halo juga, Nak Rian. Makasih sudah antar Inez pulang. Tante benar-benar khawatir, nggak biasanya Inez keluar pagi-pagi sekali." "Sama-sama. Apa tante nggak tau? Dalam minggu ini Inez mendapatkan shift pagi untuk menggantikan temannya yang lagi cuti kerja. Mungkin juga nanti bisa sampai lembur." "Benarkah? Inez belum mengatakannya pada Tante," kata Devita sambil menatap Inez yang saat ini tampak memalingkan mukanya ke arah lain, menghindari tatapan beliau. Dalam hal ini Rian sengaja berbohong untuk mengantisipasi Inez jika ingin keluar pagi lagi. Itu supaya kekasihnya mempunyai alasan kuat agar terhindar dari kecurigaan sang mama tentang rentetan pertanyaan yang tidak ingin didengar gadis itu. Tentu saja juga untuk mengurangi interaksi antara Inez dan ayah tiri brengseknya. "Melihat kini tante disibukkan oleh seseorang yang telah kembali ke rumah, mungkin Inez belum ada kesempatan untuk menyampaikannya sama tante." "Jadi begitu," balas Devita gugup
Read more
96. Tidak Tahan Lagi
"Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status