Semua Bab Izinkan Aku Mencintaimu : Bab 31 - Bab 40
148 Bab
Menjadi Pusat Perhatian
Melihat kehadiran tamu di rumahnya membuat Diana, Ibu dari Tania terkejut. “Siapa mereka?” tanya Diana dengan ketus.Tania sudah tak bisa berkutik lagi, ia tahu bahwa setidaknya dengan membawa orang kerumah sudah menjadi ranah Ibunya. “Mereka temanku, mereka hanya akan bermain,” jawab Tania dengan tertunduk.“Yakin hanya dengan bermain?” tanya Diana dengan tampang galak.“Pasti.” Mendengar jawaban Tania membuat raut wajah Kevin dan Sandra berubah pupus sudah harapan mereka bisa membuat Tania untuk menampung Sandra sementara waktu. Tania memandang kepada mereka berdua yang seakan bukan jawaban itu.“Ibu, akan masuk dulu, jika sudah selesai kalian bisa pulang,” cetus dengan nada kesal. Diana melenggang masuk ke dalam rumahnya, sementara supirnya membunyikan klakson beberapa kali.Kevin, Sandra dan Tania mau tidak mau harus mundur terlebih dahulu untuk membiarkan mobil bermeres Alphard tersebut masuk ke dalam rumah bergaya klasik tersebut. Tania menyikut Sandra. “Kenapa ke sini?” sergah
Baca selengkapnya
Satu Masalah Selesai
Sandra pernah ingat bahwa ayahnya memiliki teman masa kecil hingga sekarang. “Sa…Sandra? Kau anak Sandra anaknya Thoni?” celetuk Agus yang menahan rasa rindunya.“Paman!” teriak Sandra senang, air matanya membuncah membasahi pipi Sandra. Sandra berlari masuk ke dalam, ia memeluknya di depan para karyawan perusahaan tersebut. “Aku merindukan paman,” ucap Sandra.Agus memeluk Sandra, anak sahabatnya sendiri. “Kau kemana saja selama ini? Aku mencarimu, bagaimana keadaanmu setelah ayahmu tiada?” rasa rindu membuncah Agus.Beberapa petinggi lainnya juga terkejut bahwa selama ini Agus berusaha mencari Sandra yang berada di depan mereka. Terutama Kevin tidak percaya, bahwa Sandra merupakan anak sahabat dari Agus sendiri.Bibir Sandra bergetar ia tak menyangka bahwa ia akhirnya bertemu kembali dengan teman ayahnya yang merupakan ayah baptisnya sendiri. “Nanti saja aku ceritakan.” Sandra menghapus air matanya sendiri.“Duduklah,” pinta Agus. Sandra duduk atas permintaan pamannya sendiri, ia b
Baca selengkapnya
Teman Rasa Saudara
Mobil Agus perlahan sudah hendak sampai di daerah kawasan, ia sendiri juga sebenarnya tidak tahu dimana Kevin tinggal namun ia berharap Kevin bisa memberikan alamat rumahnya. “Rumahmu dimana?” Agus mempertanyakan rumah Kevin.“Tak jauh dari sini nanti belok ke kiri,” ucap Kevin yang mengarahkan jalan kepada supir Agus.Supir Agus yang mendengarnya melajukan mobilnya kearah kawasan rumah elite, melihat kawasan tersebut Agus sudah bisa menduga bahwa setidaknya Kevin merupakan anak yang bisa di percaya. “Kau mau turun dimana?” tanya Agus kepada Kevin.“Di depan saja, aku akan jalan kaki,” jawab Kevin.Agus merasa tak enak akan jawaban dari permintaannya tersebut, di dalam hatinya jelas ia ingin menolongnya lagi. “Kau tak masalah?” tanya ulang Agus. “Ya aku tak masalah, aku sudah biasa,” sahut Kevin.“Maaf merepotkan dirimu,” kata Agus meminta maaf.Kevin terdiam sejenak, ia juga ingin mengetahui keberadaan motornya sendiri. “Maaf, tapi bagaimana dengan motorku? Apa Pak Tan tahu rumahk
Baca selengkapnya
‘Nasi Lebih Kuat’
Malam itu Sandra memutuskan untuk segera tidur, ia sendiri berusaha untuk tidak memikirkan telepon yang baru saja membuatnya hampir pupus harapan. Dengan segera dirinya membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk untuk bisa melupakan hal tersebut.Sandra yang sudah merasa tenang terbangun dengan suasana hati yang bagus, ia berusaha untuk melihat jam yang tertera di telepon pintarnya sendiri. Hari itu jelas-jelas ia tersenyum senang, seperti sehangat matahari yang menyambutnya.Sandra bangun menatap langit di atasnya, ia bersiap-siap untuk menuju kantor yang akan menerimanya dalam bekerja, ia paham bahwa setidaknya hari ini ia bisa membuka lembaran baru kehidupannya.Dengan langkah mantap Sandra menyiapkan apa yang akan dia perlukan, ia keluar dari dalam rumah susun kecilnya tersebut untuk bisa melakukan interview tersebut. Dengan langkah gontai Sandra turun, ia melihat sekitar jalanan yang tak jauh dari rumahnya tersebut.Kaki Sandra melangkah berjalan menuju perusahaan yang sudah membu
Baca selengkapnya
Hari yang Menyebalkan
Belum lama ia keluar dari gedung tinggi tersebut, ia teringat bahwa setidaknya membutuhkan tambahan kartu yang hanya ada pada Tania. Dengan segera Sandra mengeluarkan telepon pintarnya dari dalam tas miliknya sendiri.Saking paniknya, Sandra dengan segera menelepon Tania. Beruntung jika Tania menerima panggilannya tersebut. “Ada apa?” pekik Tania.“Kau dimana?” tanya balik Sandra.“Aku sudah pasti ada di kantor, memangnya ada apa?”“Boleh aku pinjam kartu kreditmu? Ada yang harus aku urus!” pekik Sandra yang sedang berlari.Mendengar permintaan Sandra membuat Tania ingat jika dia memerlukan kartu kredit artinya ia akan ke Rumah Sakit. “Kau mau ke rumah sakit lagi?” sergah Tania dengan segera mungkin.“Iya, makanya aku butuh bantuanmu,” kata Sandra dengan mata nyalang melihat kendaraan silih berganti. Bunyi lalu lintas membuat pembicaraan mereka jelas tersamarkan sehingga ia harus sedikit berteriak.“Baiklah. Kau datang saja ke kantorku,” timpal Tania yang menjawabnya dengan segera mun
Baca selengkapnya
Vonis Dokter
Sandra melihat ke arah Dr. Adrian dan berusaha untuk tidak melawannya lagi namun aku benar-benar kehabisan kata-kata melihatnya. Dokter tersebut masih membiarkan aku untuk beristirahat barang sejenak.Sandra tak ingin terlihat lemah berusaha menanyakan penyakitku kepada dokter tersebut, “Katakan saja, dok?” tanya Sandra yang memberanikan diri.Dr. Adrian bergumam.“Hmm, aku belum berani, setelah pengobatanmu selesai di sini. Kau ke ruanganku saja, aku juga tidak enak jika aku harus mengatakan di sini“Katakan saja, aku tidak akan terkejut,” ucap Sandra yang juga ingin mencari tahunya. Tak berapa lama aku mendengar bunyi telepon masuk pada teleponku sendiri.Kring KringSandra melihat tampak layar Lcd, Tania menelepon, “Aah, kau ini benar-benar,” sapa Sandra. Dari ujung telepon Sandra mendengar suara nada getir dari Tania. “Bagaimana? Kau tidak kenapa-kenapa, bukan?” tegurnya yang panik kepada Sandra.Sandra memegang kepalanya tak mungkin lagi ia bisa membohongi Tania, “Aku di IGD. Aku
Baca selengkapnya
Pertengkaran Hebat
Heru masih khawatir apa yang terjadi dengan kesehatan Sandra, ia juga ingin menjenguknya sesegera mungkin namun hatinya juga masih berat dengan kepergian Sandra dari rumahnya. Anita keluar dari dalam kamarnya melihat suaminya yang sedang terduduk begitu saja. “Masih memikirkan anak tak tahu diri itu?” sentak Anita dengan kasar.Mendengar ucapan istrinya yang kasar itu, membuat Heru menghembuskan napasnya dengan berat. “Bukan urusanmu.” Heru bangun dari tempat duduknya, ia menyampirkan jaketnya sendiri ke pundaknya.“Bukan urusanku? Lalu, kau ini apa?”“Kau ini! Bisakah kau tidak bertindak dengan gegabah?” pekik Heru.“Lupakan saja anak tak tahu diri itu!” amuk Anita. Saking marahnya Anita kepada Heru, ia masuk ke dalam kamarnya.Brak!Suara pintu terbanting di belakang, Anita duduk di pinggir kasur sementara napasnya berburu. Belum lama Anita duduk, ia menerima panggilan telepon, ia melihat mamanya sendiri. Anita berdecak kesal, ia juga tidak ingin memberitahunya namun bisikan setan m
Baca selengkapnya
Kontrak Kerja
Pikiran Heru kalut ia seakan tidak percaya ia melakukan hal itu lagi, saking khawatirnya dengan Sandra ia pergi meninggalkan apartemennya menuju taman bermain anak-anak. Heru duduk di ayunan, ia menghubungi Tania untuk mendapatkan berita terkini.Tania sendiri juga tidak tahu dimana Sandra berada namun ia juga ingin melihat sahabatnya sendiri yang sedang kesusahan. “Paman, maaf, aku sendiri juga tidak tahu dimana Sandra sekarang,” cetusnya.“Kau yakin tidak tahu dimana dirinya?” ujar Heru yang ingin mencari tahu keberadaan Sandra.“Ya, aku juga tidak tahu. Dia hanya mengatakan bahwa ia tinggal di rumah susun dekat dengan apartemen paman bahkan tidak terlalu jauh dengan tempatnya bekerja,” timpal Tania.“Baiklah kalau kau memang benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. By the way, bagaimana dengan Kevin? Apa dia tahu sesuatu?”“Sepertinya ia juga tidak tahu,” ujar Tania yang memberitahu.Heru tak bisa berkutik lagi, ia memijat kepalanya yang tidak sakit dengan tangannya sendiri. “Ya su
Baca selengkapnya
Ingatan yang Samar-Samar
“Apa? Sandra sakit?” Kevin terhenyak dari pandangan wanita yang baru saja belum lama lewat, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan dirinya juga sudah terlanjur bertemu dengan Tania.“Ya, dia sakit. Aku juga tidak tahu ia sakit apa tapi setidaknya kau harus tahu apa yang terjadi kepada dirinya,” ucap Tania yang memberitahu kepada Kevin.“Aku tak mengerti apa maksudmu, Tania,” tutur Kevin yang masih tak mengerti arah pembicaraan mereka. “Bukankah tadi aku mengatakan bahwa Sandra di perkosa, aku berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada waktu tersebut,” tuding Kevin.Tania melepas cengkraman tangan yang ia daratkan kepada Kevin, ia juga tidak ingin Kevin salah sangka dengan ucapannya. Tania menggigit bibir bawahnya. “Maaf,” kata Tania sembari merapihkan rambutnya sendiri.“Aku juga berusaha untuk bisa menerima Sandra seutuhnya, aku tidak tahu apa yang menimpanya justru sekarang ini berusaha menggunakan cara apapun untuk dapat melakukan apa yang menurutku terbaik,” seloroh Kevin.“Jadi
Baca selengkapnya
Ketahuan
Kevin menatap wajah Linda yang tengah berada di depannya. “Bisakah kau pergi dari hadapanku?” sentak Kevin yang seakan sudah tidak ingin melihat Linda di hadapannya.“Kenapa kau melakukan hal tersebut kepadaku? Aku bahkan ingin berbincang denganmu,” ungkap Linda kepada Kevin.“Tapi aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, aku sedang banyak urusan,” sergah Kevin yang juga tidak ingin banyak bicara dengan kondisi yang terjadi di depan matanya. “Kalau kau tidak ingin pergi, aku akan memberitahu siapa kau sebenarnya,” tegas Kevin.Linda tersentak dengan ucapan yang di lontarkan Kevin kepadanya. “Kalau kau berani mengatakam siapa aku, aku tidak akan segan-segan memberitahu Ibumu apa yang kau lakukan selama ini,” ancam Linda.Kevin sendiri malah lebih terkejut lagi, ia sendiri juga baru menyadari satu hal yang selama ini di tutupi oleh Linda, ia tidak tahu bahwa Ibunya dengan sengaja mempertemukan dengan Linda. “Sejak kapan?”“Kau ingat waktu kita bertemu di depan restaurantmu?” tanya ulan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status