Lahat ng Kabanata ng Izinkan Aku Mencintaimu : Kabanata 21 - Kabanata 30
148 Kabanata
Terkenang Masa Lalu
Kevin menatap hampa langit-langit di meja kerjanya, ayahnya sendiri mengitil ke atas. “Kau ini kenapa?” cecarnya. “Sebenarnya apa yang terjadi? Katakan kepada ayah,” omel Aditya.“Akulah penyebabnya.” Pikiran Kevin melayang mengingat kejadian tersebut seakan beribu-ribu ucapan maaf tidak ada gunanya untuk melumpuhkan dinding tebal yang di ciptakan sendiri oleh Sandra.Aditya meringis, seakan belum menyadari ucapan anaknya sendiri. “Kau yang menyebabkan hal tersebut?” tebak Aditya.Kevin berdeham sekali lagi. “Aku tidak tahu apa yang salah, aku memang mencintainya ayah tapi yang sudah aku ceritakan bahwa dirinya belum bisa meneriman diriku,” aku Kevin.Aditya menggeleng-gelengkan nestapa. “Wanita memang tidak bisa kita duga.” Ayah Kevin mendesah. “Lihat aku. Aku sendiri saja tidak bisa berkata-kata tapi jika memang ada masalah katakan saja siapa tahu ayah bisa membantumu, lihat umurmu kau sudah seharusnya menikah,” oceh Aditya dengan sikap anaknya tersebut.Kevin teringat akan masa lal
Magbasa pa
Persiapan Menghadapi Dunia Kerja
Tania membunyikan mobilnya baik Sandra dan Tania masuk ke dalam mobil. Tania tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Sandra. “Kenapa kau terburu-buru?” ucap Tania yang menstarter mobilnya“Bukan masalah itu memang aku mendapatkan tawaran pekerjaan namun aku tidak tahu dari siapa. Aku memang mengirimkan secara random, tiba-tiba saja di kamar mandi aku menerima telepon tersebut,” cerita Sandra.“Lalu?”“Dia mengatakan kepadaku bahwa ia akan menginterview besok, aku benar-benar tidak tahu itu benar atau tidak, jadi aku minta tolong kepadamu, bisa?” tawar Sandra.“Sebagai apa?” cek Tania.“Dia menawarkan aku bekerja sebagai penjaga toko,” jawab Sandra.Tania menghela nafasnya. “Mudah-mudahan saja kau bisa bertahan,” ucap Tania. Tania mengendarai mobilnya kearah apartemen Sandra. Sementara itu Sandra menceritakan ketika menerima telepon di kamar mandi restaurant.Sandra juga menjelaskan bahwa mereka sedang butuh cepat. Tania yang mendengarnya berusaha untuk tenang. “Kita lihat saja besok,
Magbasa pa
‘Sadarlah dengan Segera’
“Arrggghhh!” teriak Heru dan Sandra secara bersamaan. Sandra lemas mendengar pamannya berteriak sekencang itu. “Kau ini. Darimana saja?” pekik Heru yang terkejut melihat keponakannya baru pulang.“Aku habis bersama dengan Tania,” selorohnya dengan segera.Heru terkejut dengan penampilan baru Sandra, ia melihatnya dari ujung rambut hingga ke ujung kakinya. “Kau berdandan?” ucapnya yang mencari tahu.Sandra salah tingkah dengan penampilannya tersebut, sebenarnya ia juga tidak ingin terlihat seperti ini di hadapan pamannya sendiri. “A…aku akan memperbaikinya,” ujar Sandra yang berusaha menghindari pamannya tersebut.Heru penasaran akan apa yang terjadi, ia mencegat Sandra. “Tunggu, ada apa hingga kau berdandan?” omel Heru.“Tidak ada apa-apa,” bohong Sandra.“Aku tidak akan memberitahu, katakan saja apa yang terjadi?” cecar Heru.Sandra mengesampingkan rambutny ke daun telinga, ia tidak bisa lagi untuk mengelak. “Aku ada panggilan interview besok,” ujarnya yang memberitahu.Heru yang men
Magbasa pa
Interview
Sandra yang terbangun melihat jam wekernya, ia terbangun masih cukup pagi dengan dugaan yang tak ia kira. Dirinya mengerjap-ngerjapkan kedua matanya untuk bisa awas dari alam mimpinya sendiri.Dengan langkah gontai ia menuju kamar mandi, ia tahu bahwa hari itu merupakan hari bersejarah dirinya. Anita yang melihatnya berusaha menegurnya, ia juga sudah kesal dengan anak ‘tak tahu di untung’. “Kapan kau akan bekerja? Seenaknya saja menumpang di rumahku,” oceh Anita.Sandra mengigit bibirnya, ia kesal dengan perkataan yang di lemparkan bibinya tersebut. Sandra ingin membalasnya namun ia merasa hal tersebut tidak akan berguna, beruntungnya Heru keluar dari dalam kamarnya. “Kau masak apa?” cekal Heru kepada Anita.“Kau jangan mengalihkan perkataanku, aku hanya sedang berurusan dengan keponakanmu,” ejek Anita.“Sudahlah, Anita, jangan seperti itu,” ucap Heru.Anita mendengus kesal dengan ucapan suaminya tersebut, ia tidak menyangka dengan perkataan yang di utarakan suaminya sendiri. “Jadi, k
Magbasa pa
Diperkosa
“Ka..kau!” teriak laki-laki tersebut.“Dy…Dylan?” cengang Sandra.Dylan laki-laki yang di sukai oleh kaum hawa, berparas lebih tinggi dari sebelumnya, Sandra sendiri terkejut bahwa ia akan bertemu lagi dengan Dylan yang dulunya hanya seperti anak kecil.Sandra berdecak kesal ia yang tidak ingin bertemu lagi dengan dirinya malah harus berhadapan dengan laki-laki yang tak tahu diri tersebut. Sandra melipat kedua tangannya, ia melenggang pergi meninggalkan Dylan.Dylan yang tak suka dengan sikap Sandra mengejarnya, ia menarik tangan Sandra dengan kasar. “Lepaskan,” tampik Sandra.Dylan memberengut dengan kesal, ia mengambil tas Sandra dengan kasar. Sikap Dylan yang kasar justru malah membuat Sandra semakin membencinya. Sandra merasakan tangan Dylan mencengkram dengan kuat. “Argh sakit,” erang Sandra.“Ikut aku,” pinta Dylan.“Aku tidak akan ikut denganmu! Aku mau pulang!” geram Sandra.Dylan yang tak suka dengan segera memaksa membawa masuk Sandra ke dalam mobil Mercedes Benznya tersebut
Magbasa pa
Ingatan yang Tak Akan Pernah Hilang
Kevin membawa tubuh lemas Sandra masuk ke dalam IGD. “Siapapun tolong aku!” pekik Kevin yang menahan dirinya sendiri supaya ia tidak menangis.Salah satu perawat mendekat. “Apa yang terjadi?” tanya perawat tersebut. Sementara Kevin membaringkan tubuh polos Sandra ke kasur yang kosong.Mata Kevin menatap perawat tersebut. “Telah terjadi kekerasan seksual kepada dirinya, aku yang menemukannya,” ucap Kevin“Kau yakin?” tanya perawat tersebut.“Aku yakin. Boleh aku bicara pribadi denganmu?” timbrung Kevin.“Si…silakan tapi kita harus memindahkan terlebih dahulu, jangan di sini kita ke tempat aman,” sambung perawat tersebut. Seorang dokter mendekati kepada mereka berdua, laki-laki itu kelihatannya masih muda.“Apa yang terjadi?”Perawat yang melihat dokter muda tersebut menggeser tirai pembatas hingga tidak ada yang melihat mereka. “Wanita ini mengalami kekerasan seksual, dok, apa yang harus saya lakukan?” jelas suster itu.Kedua mata dokter itu seakan hendak keluar dari rongga matanya sen
Magbasa pa
Kasus Lama yang Terulang Kembali.
Kevin mengikuti polisi tersebut yang berjalan di depan ia sendiri , ia menaiki mobil van berwarna hitam. Beberapa orang melirik kepada dirinya berusaha mencari tahu apa yang terjadi. “Ada apa ini?” ucap salah satu pengunjung.“SudahlahMobil van hitam tersebut bergerak menuju ke kantor polisi terdekat dari pusat medis yang merawat Sandra. Dalam waktu dua puluh menit kemudian mereka tiba di kantor polisi, beberapa petugas kepolisian mendekat kearah bos mereka.Kevin turun di temani dengan beberapa petugas kepolisian yang menginterogasinya. Di ambang pintu, Kevin melihat teman satu sekolahnya. “Ke..Kevin?” sapanya.“Mike, kau bekerja di sini?” tanya ulang Kevin.Mike salah tingkah dia juga tidak menyangka bahwa akan bertemu kembali dengan Kevin. “Aah ya, aku bekerja di sini. Ada masalah apa?” ucap Mike.Atasan mereka mendekat kearah Mike. “Dia temanmu?”“Ya investigasi dia,” perintahnya yang memberitahu.“Ba..baik, pak,” jawab Mike. Mike mendekat kepada Kevin. “Ada apa denganmu? Apa ya
Magbasa pa
Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui.
“Kau punya sopan santun apa tidak?” ejek Bram kepadanya. Bram mengambil dokumen yang sudah di dapatkan oleh Mike. “Sudah tahu aku sedang berbincang, kau bisa sabar atau tidak,” geram Bram kepada Mike.“Laporan ini bukan?” ejek Mike.Bram membuka laporan tahun 2009 tersebut, ia membacanya sekilas. “Ini dia,” kata Bram yang akhirnya mengetahui Kevin. “Garry, ini coba kau perhatikan. Dia ini laki-laki yang sama yang pernah datang 13 tahun yang lalu,” katanya yang menyerahkan dokumen itu.Garry membaca hasil penyidikan tersebut, ia membolak balik dokumen yang sudah menguning tersrebut. “Bagaimana ia bisa melakukan hal yang sama?” Wajahnya menunjukkan bahwa ia juga mengetahui bahwa ada yang ganjal.“Aku tak tahu tapi ini harus di selidiki lebih jauh,” ucap Bram.Mike hanya bisa mendengar ucapan mereka. “Apa yang harus aku lakukan, Capt?” tanya Mike yang terbengong dengan ucapan mereka berdua.Bram menendang tulang kering milik Mike. “Kau ini polisi! Jika kau melihat situasi yang seperti in
Magbasa pa
Hari yang Berat
Mike meninggalkan rumah sakit dengan segera mungkin, ia tidak percaya apa yang di dengarnya sendiri tanpa berbasa basi lagi Mike menuju lokasi dimana terjadinya pemerkosaan berlangsung pada waktu tersebut.Mike menyusul bersama dengan temannya, Edi yang ia pinta untuk ke studio tersebut. Sedangkan satu petugas lagi mengurus bagian dokumentasi di lokasi kejadian. Mobil Mike menderu di jalanan yang penuh dengan lalu lalang mobil.Mike segera sampai di studio tersebut. Di ambang pintu Studio, Edi berdiri dengan tatapan iba kepada Mike. “Terlambat,” ucapnya yang memberitahu.“Apanya yang terlambat? Aku tahu kau yang paling bisa menemukan hal yang tak terduga, pasti ada yang aneh bukan,” celetuk Mike yang sudah menduga bahwa hal itu memang di sengaja.“Ya aku menyadari sesuatu. Itu murni bukan hanya pemerkosaan saja, ada kekerasan pula.” Hati Mike mencelos mendengar ucapan temannya sendiri. “Apa yang akan kau lakukan, Mike?”“Aku akan memberitahu temanku.” Mike masuk ke dalam studio terse
Magbasa pa
Seperti Kopi
“Kau ini benar-benar memalukan! Kalau mau makan jangan pakai uang suamiku, pakai uangmu!” teriak kesal Anita.“Dia belum bekerja, apa salahnya jika kita yang melakukannya untuk dirinya,” balas Heru.Napas Anita berburu melihat Sandra yang asyik menikmati makanan yang di belikan oleh Heru, ia menampar Sandra di depan Heru. “Jika kau mau makan bekerja, jangan seenaknya saja kau hanya menumpang tinggal di sini,” oceh Anita.Sandra sudah berusaha untuk menahannya, ia sudah menganggap bibinya sendiri keterlaluan. Sandra mendongak menghadapi ancaman bibinya sendiri. “Apakah bibi pernah berada di posisiku?” balas Sandra.Anita melihat dengan kesal kepada keponakannya tersebut. “Sejak kapan kau berani seperti ini?” oceh Anita.“Kalau bibi bisa menjadi seperti diriku, aku ajak supaya kita bisa bertukar posisi,” geram marah Sandra.Wajah Anita mengeras, ia mengepalkan kedua tangannya namun ia sendiri juga tidak bisa berkutik, ketika kata-kata tersebut menghantam kepada dirinya, Anita sadar bahw
Magbasa pa
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status