Semua Bab Kembaran Suamiku: Bab 21 - Bab 30
48 Bab
Rumah tangga baru memiliki posisi yang tak biasa
Kembaran Suamiku #21Lima hari berlalu begitu cepat. Alisa mengajakku untuk bertemu di sebuah cafe. Pertemuan ini membahas tentang tawarannya. Aku menyetujui hal itu. Meskipun belum tahu bagaimana nanti rumah tangga kami akan seperti apa.Alisa juga mengabarkan bahwa Mas Hasyim mulai ada perubahan pada kesehatannya.Syukur selalu terpanjatkan, aku merasa bahagia dengan kabar baik itu. Karena sakitnya adalah sakitku juga.Ia mengabarkan bahwa Mas Hasyim besok akan datang menemui Papa.Hatiku bak kuncup bunga yang bermekaran. Secerah mentari pagi dan sebiru langit penuh harapan.Apakah ini mimpi?Kupilih gamis merah bermotif polka, serta jilbab yang senada. Poles tipis make up di muka.Zafran si bayi tampak riang karena suasana hati Mamanya juga senang."Non, tamunya datang."Mbok Lasmi sudah berdiri di ambang pintu kamarku."Wuiiih Non Ara, tambah cakep aja nih.""Ah, Mbok bisa aja. Ya, Mbok. Ara ke depan
Baca selengkapnya
Mesra sebelum waktunya
Kembaran Suamiku #22Tidak semua kisah cinta berakhir bahagia, Tidak semua kisah cinta dapat bertemu, Namun tidak semua kisah cinta bisa bersama, namun cinta itu harus merasakan sakit. Cinta harus berkorban. Cinta harus mengikhlaskan. 
Baca selengkapnya
Malam indah bagi sepasang pengantin
Kembaran Suamiku #23    "Salimnya besok habis akad !"  Ucapku sambil nyengir.     "Ok, kita tunggu aja besok."  Jawabnya sambil menegakkan kepala melirik kearahku.  Membuatku tergelak tawa.     mas Hasyim mengucap salam dan aku menjawabnya. Aku memegang tangan Zafran untuk melambaikannya. Hingga mobil Mas Hayim tak terlihat, aku masuk. Mbok Lasmi datang dari pasar menyewa angkutan umum.  Banyak sekali belanjaannya.     ***     Gaun putih menjadi pilihan. M
Baca selengkapnya
Hari tanpanya
Kembaran Suamiku #24 Di atas dada bidangnya tubuhku diletakkan, setelah rasa cinta yang saling beradu. Tak henti-hentinya kecup cium mendarat di pipi dan keningku."Akhirnya aku bisa memilikimu, Zahara."Senyuman dari bibir tipis itu begitu damai, deretan gigi yang rapi terlihat malu.Pelukannya semakin erat. Seperti rasa syukur yang begitu dahsyat.Akupun tersenyum menanggapinya lalu duduk sejenak, dan kembali memeluknya."Mas ..""Ya, Sayang ? Mau minta lagi ?""Hehehe, bukan. Ara mandi dulu ya. Udah mau subuh, jaga-jaga kalau Zafran nyari."Kutarik pelan hidung lancipnya."Habis subuh lagi, ya ?"Liriknya seraya mengedipkan satu mata. Aku mengangguk, perintah suami wajib ditaati. Ya 'kan ?Selesai membersihkan diri, menunaikan sholah tahajud sambil menunggu adzan berkumandang. Mas Hasyim masuk ke kamar mandi dengan balutan piyamanya.***Selepas shubuh kuambil Zafran dan me
Baca selengkapnya
Bab. 25
Kembaran Suamiku #25#cerbung#Kembaran_suamikuPagi ini kubuat menu bekal untuk Mas Hasyim dan Mbak Alisa untuk makan siang.Aku akan ke kantornya lima menit sebelum jam istirahat supaya tidak terlambat.Nasi kebuli, daging, acar, irisan tomat buah, daun selada  sambal dan kerupuk kuhias secantik mungkin di box bento dan tak lupa buah serta jus mangga. Dari rumah ke kantor, memakan waktu 20 menit untuk sampai sana.Setelah menyiapkan bekal selesai, aku mandi, merias wajah tipis-tipis dan mengoles liptint di bibir. Kukenakan gamis navy dengan jilbab senada.Zafran yang terlelap aku titipkan pada Mbok Lasmi. Taksi online yang kupesan datang, aku berangkat. Setelah sampai di kantor Mas Hasyim, aku masuk dan melapor serta menunggu di ruang tunggu sengaja tidak meminta masuk ke ruang Mas Hasyim. Takut mengganggu pekerjaannya."Mbak jangan kasih tau Pak Hasyim kalau ada saya." ucapku pada seorang karyawan yang berjaga.
Baca selengkapnya
26
Kembaran Suamiku26#cerbung#Kembaran_suamiku"Boleh minta alamat rumahnya?"Tanyanya tanpa bercanda."Alamat? Untuk apa ya?""Untuk menemui orangtuamu."Senyumnya merekah dengan mata yang saling bertatap. Duh pemandangan yang syahdu. Kutulis alamat rumah Mama, barangkali ia ada perlu.Hari berikutnya di jam yang sama, pria itu datang lagi seperti biasa. Duduk sendiri dengan posisi jas yang juga seperti biasa. Sepertinya ia sudah menjadi pelanggan tetap di resto Mama.*"Mbak Ara, gimana kabar? Lama banget nggak main ke resto?"Suara Weni memecahkan lamunanku.Kuusap wajah menyadarkan diri pada posisi takdirku saat ini."Eh Adek ganteng. Umur berapa ini, Mbak?""Oh, iya. Udah masuk empat bulan, Wen.""Mbak Ara melamun ya?""Lagi liat kolam ikan itu aja, Wen."Elakku yang sudah ketahuan."Oh, ya sudah, Mbak. Weni duluan masuk ya."Pamit We
Baca selengkapnya
27
27Kembaran Suamiku#cerbung#Kembaran_suamikuMas Hasyim berdiri.Tangannya menuju pipiku dan diusapnya lembut. Mendekatkan wajahku di dadanya, sejuk dingin setelah terkena siraman air mandi tadi, aroma sabunnya segar, menenangkan dada yang bergemuruh sejak tadi.Entah, Mas Hasyim dapat kamus dari mana, mengapa ia begitu paham untuk menanggapi apapun yang terjadi. Dari sejak aku menjadi adik iparnya, sampai menjadi istrinya seperti saat ini.Lelaki satu ini tidak kalah mahir dengan adiknya yang telah pergi."Tolong, jangan sedih! Mas kesini pengen liat senyummu juga Zafran, supaya lelah Mas terganti senang." usapannya membelai rambutku.Kubalas pelukan erat di tubuhnya yang kekar. "Semua gara-gara kehadiran Ara, Mas.""Iya, gara-gara kamu yang selalu menari-nari di otak Mas!""Tuh kan bener! Mas malam ini pulang ke rumah Mbak Alisa! Pokoknya!""Uh, teganya. Mas capek begini harusnya di
Baca selengkapnya
28
28Kembaran Suamiku#cerbung#Kembaran_suamikuAku baru bisa terlelap pukul duabelas malam. Bangun-bangun sudah adzan subuh, terperanjat do'a dan membereskan ranjang, kemudian mandi dengan air dingin supaya segar, setelah itu merias wajah, memakai wewangian khas sunnah, dan sholat.Glek glek glek, "Assalamu'alaikum, Sayang!"Suara salam dan pegangan pintu, oh iya baru ingat kalau semalam terkunci. Aku beranjak dari sajadah dan membuka kunci pintu."Wa'alaikumussalam, Mas.""Kok dikunci pintunya?""Biar nggak ada penjahat masuk!"Jawabku datar. Masih berat hati teringat kejadian semalam."Penjahatnya kayak gimana emang?""Nggak tau.""Maaf ya, Dek. Semalam ...""Iya udah tau, Ara mau masak dulu!"Kupotong perkataannya, dan meletakkan lipatan mukena dan sajadah hendak ke dapur. Aku meninggalkannya tanpa menoleh.***"Mbak Ara mau masak apa? Bia
Baca selengkapnya
29
29Kembaran Suamiku#cerbung#Kembaran_suamiku"Alisa, kamu udah telat?"Tanya Ibu padanya."Belum, Bu."Suasana hening, tegang mencekam. Sepertinya kakak maduku itu sedang panas hatinya."Nanti kalau Alisa hamil, gimana sama kerjaan kantor? Iya, Ara cuma ibu rumah tangga nggak ada kerjaan. Alisa kan sibuk, Bu! Sayang juga udah punya gaji tetap kalau keluar karena hamil tua dan melahirkan."Hatiku bak dihunus anak panah yang melesat tepat sasaran. Padahal sama sekali aku tidak menyinggungnya. Kenapa selalu aku yang jadi boomerang baginya."Alisa, maksud kamu apa?"Wajah Mas Hasyim memerah. Dan aku? Aku hanya diam gelagapan mencari udara karena sesak di dada."Jadi, kamu lebih memilih pekerjaan daripada keturunan?" Ibu menatapnya tajam."Siapa yang nyuruh kamu kerja, ha? Gaji Mas bakal cukup untuk menghidupi kalian! Jangan jadikan alasan untuk menghakimi Ara!" Rahang Mas Hasyim menge
Baca selengkapnya
30
30Kembaran Suamiku#cerbung#Kembaran_suamiku"Maaf ya, Dek. Mas belum bisa ambil cuti untuk bulan madu denganmu, kebetulan Mas sedang banyak kerjaan, jadi tangan kanan Bos untuk ngurus perusahaan cabang.Ya lumayan jauh, paling Mas pulang seminggu sekali, atau Mas carikan rumah sewa untuk kita sementara di sana. Gimana?""Nggak papa sih, Mas. Nggak harus ada bulan madu 'kan?""Ya harus dong! Biar adil""Hmm ya udah, Ara mah nurut aja sama Mas. Tapi kalau Mas ngajak Ara tinggal di sana satu atap sama Mbak Alisa, Ara nggak bisa, Mas!""Mas nggak akan satukan kalian lagi. Tenanglah!""Mas, udah adzan maghrib tu, buruan ke masjid.""Iya bidariku, Sayang."Kecupnya mendarat di keningku.Kecupan sederhana bisa membuat suasana hati luar biasa. Aku senyum dan juga beranjak berwudhu untuk bersiap sholat.***"Kenapa senyam senyum sendiri?"Ucap Mama yang bar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status