Semua Bab I GUESS I MISJUDGED YOU: Bab 61 - Bab 70
105 Bab
Saling Terbuka
Brams siang itu juga langsung pulang ke rumah. Dia melihat istrinya lagi berada di dalam kamar. Brams yang sangat tahu,  dia sangat bersalah dan kini hanya menunggu istrinya keluar dari ruang tamu.Hahhhh desah napas Brams kini terdengar, dia jadi bingung dan merasa kecewa dengan petistiwa yang terjadi pagi tadi di kantor.Jesselyn mengetahui kalau suaminya sudah pulang kerja. Dia hanya melihat dari kaca jendela dan tidak mau keluar dari kamarnya.Brams merasa sudah mulai bosan menunggu. Dia berdiri dan berjalan ke arah kamar mereka. Dengan memberanikan diri, dia mengetuk pintu dari kamar tersebut. "Tok...Tok....Tok," Suara pintu di dengar oleh Jesselyn. Dia malas dan tidak mau membuka pintu tersebut.Dengan lemas, Brams mencoba memanggil istrinya itu."Jesselyn," ucap Brams dengan suara memelas.Jesselyn tetap saja diam. Dia tidak mau membuka bahkan mendengar sapaan dari suaminya."Sayang buka pintunya dong," ucap Bram
Baca selengkapnya
Perdamaian
Malam itu, Jesselyn dan Brams sama-sama merayakan perdamaian yang sangat bermakna dalam rumah tangga mereka. Jesselyn yang merasa bersalah, kini bermaksut melupakan semua masalah yang selama ini dia alami."Brams, bagaimana kalau aku tinggal disini saja dan berhenti bekerja di Singapore?" Tanya Jesselyn.Pandangan mata Brams, kini terlihat sangat berbinar. Dia sangat bahagia dengan pertanyaan istrinya."Sayang, apakah aku tidak salah mendengar ucapan kamu? Coba kamu ucapkan sekali lagi, agar aku puas dengan apa yang baru saja aku dengarkan!" Jesselyn tersenyum karena merasa lucu dengan tingkah suaminya. Dia menggelengkan kepalanya dan berusaha mengulang pertanyaannya kembali."Sayang, bagaimana jika aku tinggal di sini dan berhenti bekerja di Singapore?""Dari dulu aku berharap kamu mau tinggal disini sayang, aku tidak pernah menginginkan kamu untuk ikut bekerja. Sebagai suami aku sangat bertanggungjawab penuh atas diri kamu, walaupun
Baca selengkapnya
Percaya Diri
Malam bertambah larut, Shahnaz belum juga bisa memejamkan matanya. Dia masih berpikir tentang dirinya ke depan nanti. Shahnaz melihat Brams dan Jesselyn kini semakin akur dan semakin romantis. Dia jadi khawatir, kalau Brams akan meninggalkannya dan mengucilkannya seperti dugaan papanya."Bagaimana ini? Apakah aku harus minta sebagian harta gono gini bila Brams sudah tidak mau lagi denganku? Bathin Shahnaz."Tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu, dia tidak bisa semudah itu untuk menjauhiku, diantara kami masih ada bayi kecil yang akan selalu bisa menyambung hubungan kami," ucap Shahnaz.Shahnaz kembali berdiri dari tempat tidurnya. Dia sadar kalau dia juga berhak atas diri Brams selagi dia masih berstatus sebagai istri Brams."Aku harus berikan pelayanan terbaik yang busa memuaskan Brams," aku yakin dengan cara itu lama kelamaan cintanya akan bertambah untukkku dan kemungkinan akan lebih mengarah padaku dan secara perlahan, Jesselyn bisa jadi tersisih dari hati Brams," bathin S
Baca selengkapnya
Tawaran Yang Menyakitkan
Hati Jesselyn makin jengkel dengan ucapan Shahnaz. Dia merasa Shahnaz sudah mulai berani melawan. Jesselyn yang terbawa omosi, kini berbalik menawarkan suatu hal pada Shahnaz."Shahnaz, kalau kamu masih berkeras untuk mendapatkan Brams, aku punya satu tawaran untuk kamu," ucap Jesselyn."Tawaran...?" Jawab Shahnaz."Iya, tawaran. Aku akan beri kesempatan pada kamu selama satu Minggu untuk mendekati Brams. Apabila dalam satu Minggu hatinya bisa berpaling pada kamu, aju akan ikhlas melepas Brams untuk kamu miliki, tapi apabila dalam satu Minggu tersebut, Brams sama sekali tidak perduli pada kamu, aku harap kamu bisa berhenti mengganggu Brams dan jangan lagi berharap untuk mendapatkan cinta Brams," ucap Jesselyn.Shahnaz seperti tertekan, hatinya sakit karena dia menganggap cintanya buat Brams hanya sebagai mainan. Sesuai dengan rencananya tadi malam, Shahnaz merada yakin kalau dia akan memenangkan tatawaran Jesselyn dan akan berhasil jadi istri Brams."Oke, aku terima tawaran kamu," ba
Baca selengkapnya
Ujian Bathin
"Kamu bicara apa Shahnaz?" Tanya Brams."Aku bicara yang sebenaranya Brams. Aku kesini disuruh oleh Jesselyn untuk bisa mendampingi kamu makan siang di luar," jawab Shahnaz.Brams terdiam, dia bingung dengan masalah yang ada di depan matanya. Dengan penasaran Brams mengulangi kembali untuk menghubungi Jesselyn Setiap kali Brams berusaha untuk menghubungi Jesselyn, maka hasil yang didapatkannya masih tetap sama."Bagaimana Brams? Apa kamu susah yakin dengan apa yang aku bilang?" Ucap Shahnaz Brams hanya diam, dia tidak bicara sepatah katapun. Shahnaz dengan akal liciknya mulai mendekati Brams dan mencoba merayu Brams dengan segala cara agar Brams mau keluar untuk makan siang."Kamu apa-apan sih Shahanaz? Bukankan aku sudah bilang, kamu itu jangan mendekati aku lagi," ucap Brams.Tangan Shahnaz langsung saja memeluk Brams dari belakang. Tangannnya meraba dada bidang Brams masuk dari celah kemeja dan jas kantornya. Brams terlihat menyipitkan matanya sebagai usaha untuk menahan nafsuny
Baca selengkapnya
Curhat Pada Orangtua
Langkah kaki Pak Hadi kini mengarah ke ruang tamu. Dia duduk dan memanggil Jesselyn."Jesselyn, apa kamu lagi ada masalah dengan Brams?" Ucap pak Hadi.Jesselyn tertunduk seakan malu karena papanya mengetahui masalahnya. Dengan penuh keyakinan, Jesselyn mengambil tempat di samping mamanya."Papa, aku memang lagi ada masalah dengan Brams. Semenjak dia mengetahui aku dan Peter waktu itu, dia jadi marah dan mulai bertingkah," jawab Jesselyn."Maksut kamu bagaimana Jesselyn?" Tanya Pak Hadi."Papa, Brams saat itu dibalut api cemburu, jujur Jesselyn tidak bermaksut untuk betbuat lain di belakangnya . Karena rasa cemburu itu, dia juga sepertinya balas dendam setelah pulang ke Jakarta," jawab Brams."Balas dendam bagaimana Jesselyn?" Kata Pak Hadi."Papa, dia juga tidak mau kalah, Brams juga selingkuh dengan wanita lain di Jakarta," jawab Jesselyn."Apa...?" Tanta Mamanya "Iya ma, aku tidak bisa menyalahkan Brams, wajar saja dia berbuat seperti itu, apalagi dia melihat langsung aku dan Pete
Baca selengkapnya
Godaan Gila
Shahnaz seakan kesetanan, dia mencoba melepas sendiri pakaiannya satu persatu dengan tujuan agar Brams tergoda.'Ya tuhan, manusia ini kenapa makin gila?' Bathin Brams.Brams menghela napas yang panjang. Dia berusaha menghindari penglihatannya dari godaan tubuh Shahnaz."Sayang, kamu tidak usah munafik! Kamu kemarilah! Aku telah siap membuat kamu melayang di sorga," canda Shahanaz.Brams membalikkan badannya, dia kelihatan ingin menjauh dari Shahnaz. Dengan langkah perlahan, Brams mencoba keluar dari dalam kamar.Shahnaz yang sudah mulai memuncak, kini malah menarik Brams dan meraba bagian sangkar perkutut yang teramat gagah tersebut. Mata Brams mulai meram, dia tidak kuasa menahan sentuhan Shahnaz yang membelai jagoannya itu.Perlahan perkutut tersebut mulai bangun. Dia bahkan mendorong sangkar dan ingin keluar bebas melihat pemandangan yang indah.Shahnaz mencium jambul perkutut, dia berusaha menjinakkkan jagoan yang sudah sering kali bermain dengannya."Awass ... kamu Shahnaz," ucap
Baca selengkapnya
Kembali Ke Jakarta
Jesselyn jadi tidak ada pilihan. Dia langsung memasukkan kembali pakaiannya ke dalam koper. Dengan pakaian seadanya dia mencoba berdandan dan keluar dari dalam kamarnya.Mata Pak Hadi dan Barbara secara bersamaan melihat Jesselyn keluar dengan membawa kopernya lagi. Keduanya bingung dengan apa yang mereka lihat saat itu. "Jesselyn, kamu mau kemana lagi sayang?" Tanya Barbara."Papa..Mama .,Jesselyn mau pulang ke Jakarta," jawab Jesselyn.Kedua orangtuanya saling berpandangan. Mereka tidak mengerti apa maksut dari putrinya."Sayang, kamu ini tidak lagi bercanda kan?" Tanya Pak Hadi."Tidak papa, Brams baru saja menghubungi aku dan menyuruh aku agar pulang ke Jakarta sekarang juga," jawab Jesselyn."Kamu mau pulang ke Jakarta?" Tanya Barbara penasaran."Iya ma, aku harus pulang sekarang," jawab Jesselyn Tanpa banyak protes, kedua orangtuanya langsung mengantar Jesselyn ke Bandara. Mereka juga paham dengan Brams yang menyuruh Jesselyn untuk segera pulang .Saat berada di salam mobil, P
Baca selengkapnya
Pandangan Yang Menyakitkan
Sore menjelang malam, Shahnaz datang ke rumah Brams. Dia sedikitpun tidak mengetahui kalau Jesselyn sudah berada di rumah Brams.Sepanjang berjalan ke dalam rumah, dia sudah berencana ingin memberikan kepuasan yang teramat nikmat pada Brams, agar nantinya Brams bisa bertekuk lutut padanya. Shahnaz melihat rumah Brams sepi dan tidak ada suara, dia menatap ke garasi dan melihat ada mobil Brams parkir disana."Brams pasti sekarang lagi tertidur di kamar" bathin Shahnaz.Dengan santai, dia berjalan dan membuka pintu rumah yang sama sekali tidak dikunci.******Jesselyn yang merasa nikmat dengan sentuhan Brams, kini mendesah di kamar dan saling balas kenikmatan. Brams yang sudah berada di puncak gairah yang amat tinggi, kini telah melata di tubuh Jesselyn dengan liar."Aduh, Brams dimana ya? Sampai segitunya dia lelap dalam tidur."ucap Shahnaz.Shahnaz semakin mendekati pintu kamar Brams. Dia merasa ingin memberi kejutan. Sesaat dia berada di depan pintu, dia mencoba mendorong pintu secar
Baca selengkapnya
Lelaki Misterius
"Kelihatannya kamu lagi sakit hati?" Kalau boleh aku tahu, kamu sakit hati karena apa?" Tanya lelaki itu.Shahnaz terdiam, dia bingung dengan lelaki yang tiba-tiba datang dan perduli denga masalahnya."Maaf, sebelumnya kita belum saling kenal. Kalau boleh tahu, kamu itu siapa?" Tanya Shahnaz.Lelaki tersebut senyum dan menghela napas yang panjang. Dia berpikir kalau wanita yang sedang dihadapannya sekarang, tentu saja lagi penasaran dengan dirinya. "Kenalkan, namaku Galih. Aku tinggal di rumah kecil yang berada di pinggir taman itu," jawab lelaki tersebut.Shahnaz melihat kalau di ujung taman itu memang ada sebuah rumah kecil, dia kembali menantap lelaki yang bernama Galih tersebut."Kamu tinggal di rumah itu? Dengan siapa?" Tanya Shahnaz."Aku tinggal sendiri, aku sudah tidak punya orangtua lagi, Kebetulan aku tadi sedang lewat dan melihat kamu sedang menangis dan menjerit," jawab Galih."Apakah kamu terganggu dengan keberadaanku disini?" Tanya Shahnaz. "Oh tidak, aku hanya ingin m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status