All Chapters of Menikahi Suami Sahabatku: Chapter 11 - Chapter 20
42 Chapters
Bab 11 Musibah
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun Allah berkehendak lain. Tolong keluarga dari pasien dikabari untuk mengurus jenazahnya!" ucap duka salah satu dokter yang menangani.Mahira mengangguk lemah, tak pernah dibayangkan sahabat yang ada di saat suka dan duka kini berakhir meregang nyawa oleh sebuah kecelakaan tragis.Suami dari sahabatnya, Ilyas Arkana Wijaya sedang bertarung dengan alat-alat di ruang ICU. Sementara itu, dua anak kembarnya yang cantik dan mungil hanya pingsan dan luka ringan.Dipeluknya erat dua malaikat kecil yang selalu memberikan wajah gemasnya saat Hira pertama bersua Harumi ibunya."Mas David, tolong ke RS sekarang! Hira butuh bantuan," ucapnya disela isakan yang belum reda melalui benda pipih hitam di tangannya.David segera memacu mobil bersama Muna istri yang dinikahinya setahun yang lalu.Laki-laki yang berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas ibukota menjadi satu-satunya orang yang menyayangi Hi
Read more
Bab 12 Tak sesuai yang dibayangkan
"Kamu harus bertanggung jawab atas meninggalnya Rumi, Hira! Satu hal yang harus kamu ingat, aku tidak akan pernah memperlakukanmu selayaknya Rumi. Camkan itu!"Hira bersusah payah menelan salivanya. Dia harus menelan pil pahit perlakuan laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya beberapa jam yang lalu.Kehidupan pernikahan yang akan dijalaninya siap dimulai, bendera perang sudah dikibarkan baru saja oleh sang suami.Malam panjang dilalui Hira dengan melamun dalam keheningan. Tidak ada pembicaraan lebih lanjut setelah kalimat terakhir peringatan Ilyas.Meskipun tidur satu kamar, mereka seperti memiliki dunia sendiri-sendiri. Ilyas sudah berbaring di ranjang dengan deru nafas normal, artinya dia sudah tidur pikir Hira.Langit malam pun tak nampak berhiaskan bulan dan bintang. Hira memikirkan nasib pernikahannya entah mau dibawa ke mana."Rumi, kenapa kamu pergi begitu cepat? Saat aku melihat kebahagiaan ada padamu ternyata Allah lebih menyaya
Read more
Bab 13 Curiga
Sepasang mata menatap tak berkedip dari arah teras kontrakannya.Laki-laki yang berpakaian rapi seperti biasa menghadirkan senyuman untuk Hira kini menatapnya heran.Mau melangkah balik bukanlah solusi untuk Hira karena batang hidungnya sudah kelihatan oleh laki-laki itu.Dia segera memutar otak mencari alasan tepat.'Duh gimana caranya beralasan? Dia satu-satunya orang yang sulit dibohongi.'"Dari mana Hira?""Eh, Roby sepagi ini sudah di sini?""Aku tanya kamu dari mana, kenapa justru tanya balik?"Hira jadi malu sendiri, tidak menjawab justru  terburu membuka pintu. Namun Roby tetap tinggal dan duduk di luar.Sudah kebiasaan Hira menerima tamu di luar rumah. Dia tidak mau terkena gosip tak sedap di lingkungan kontrakannya.Apalagi status Hira sekarang sudah mempunyai suami. Tidak mungkin baginya menerima tamu laki-laki di dalam rumah saat tidak ada suaminya.Roby meletakkan bungkusan di meja yang di
Read more
Bab 14 Lelah
Tampak oleh Roby seorang gadis meliukkan badannya ke kiri dan ke kanan.Lelah pasti dirasa oleh Hira yang telah berhasil menyelesaikan setumpuk tugas dari bosnya yang berstatus suami rahasianya.Saat hendak pulang, ponsel Hira berbunyi menandakan notif WA masuk.Ternyata pesan dari Ilyas yang memintanya pulang ke kontrakan atau ke rumahnya terlebih dulu karena ada yang harus dikerjakan Ilyas. Entah benar mengerjakan pekerjaan atau hanya ingin menghindari Hira."Ayo aku antar dari pada jalan kaki sendirian! Kamu kelihatan lelah sekai, Ra," ujar Roby yang sedari tadi mengamati pergerakan Hira sampai di lobby.Hira tak mampu menolak karena badannya pun tak mendukung. Berjalan sempoyongan karena lelah tak terkira tidak mungkin dipilihnya. Alhasil dia membonceng motor Roby sampai depan kontrakan."Beristirahatlah, Ra. Mau aku belikan sesuatu, nggak? Mie godog dan jahe panas misanya.""Tidak, Bi. Makasih banyak ya. Aku lelah, mau istirahat
Read more
Bab 15 Semua Tercengang
"Mas Ilyas, Mas."Dipanggilnya sang suami sambil tangannya memegang erat kain penutup tubuhnya tetapi tak ada jawaban. Hanya suara langkah kaki yang terasa semakin mendekat.Deg, jantung Hira semakin berdetak kencang saat hembusan nafas menerpa lehernya.Terasa semakin dingin saat kedua tangan memegang pundaknya yang terbuka lalu memutar tubuhnya.Mata Hira seketika membola melihat seringai di wajah suaminya."Kamu mau menggodaku?""Mas Ilyas, maaf. Aku..."Ilyas memojokkannya hingga punggungnya membentur lemari baju.Ilyas melonggarkan dasinya dan melempar jasnya ke tempat tidur."Mas Ilyas mau apa?""Menurutmu?"Hira semakin gugup dibuatnya. Dia hanya mampu memejamkan mata saat wajah suaminya kian mendekat. Aroma mint tercium oleh hidungnya. Mau tak mau Hira memang harus siap saat suaminya meminta haknya."Kamu mau bertahan disitu? Aku tidak tertarik sekalipun kamu seperti itu. Sana minggir, aku ma
Read more
Bab 16 Hal Gila
Semua tercengang melihat sosok yang baru saja datang.Reno yang pertama melihatnya saja dibuat tak berkedip dan hanya mampu meneguk ludahnya. Pasalnya baru kali ini dia melihat penampilan berani dari seorang Hira yang terkenal sopan.Hira mengenakan baju dengan belahan dada lebih rendah dari biasanya membuat sebagian dada atasnya terekspos.Baju yang dipakai tidak tergolong baru karena Hira pernah memakainya. Biasanya Hira akan memakai syal untuk menutupi belahan dadanya tetapi tidak untuk saat ini yang memang disengaja.Dua laki-laki saat ini sedang menggeram tak terima adalah Ilyas dan Roby.'Apa yang Hira lakukan. Berani-beraninya dia  memamerkan bagian tubuhnya.'Kepalan tangan semakin erat, Ilyas menggertakkan giginya. Tidak mungkin menegur saat itu juga, Ilyas memilih meredam emosinya lebih dulu.'Tunggu saat meeting selesai, akan kubuat perhitungan dengannya.'"Istrimu kenapa, Yas? Nggak biasanya pakai baju seperti
Read more
Bab 17 Amarah
Hira yang tersandung kaki Ilyas justru jatuh di sofa menimpa tubuh laki-laki yang sedari tadi menatapnya tak berkedip.Jantung Hira berpacu tak menentu. Dipikirnya Ilyas tidak akan tergoda olehnya. Namun sekarang percaya dirinya hilang.Ilyas mengikis jarak diantara keduanya.Tatapan Ilyas yang menyelami manik mata seakan menghipnotis Hira hingga memaksanya memejamkan mata.Entah siapa yang memulai duluan, keduanya saling terlena. Hira tak mampu mendebat karena mulutnya sudah dibungkam oleh Ilyas.Napas Hira tersengal saat mampu melepaskan diri dari kelakuan Ilyas. Diraupnya oksigen dengan rakus.Jangan ditanya wajah Hira sudah memerah karena ulah Ilyas. Dia hanya mampu mengusap bibirnya yang bengkak, sedangkan Ilyas bersikap santai seperti tak terjadi apa-apa.Didorongnya dada bidang suaminya untuk bisa menjauhkan diri.Melarikan diri ke kamar mandi, Hira menutup keras pintunya."Astaga, dia masih normal. Apa dia sadar
Read more
Bab 18 Penyatuan Cinta
"Arkana, maafkan aku."Nyali Hira kian menciut setelah melihat Ilyas murka dengan ulahnya.Ilyas mendorong Hira dengan kasar hingga terjatuh di ranjang."Kamu ingin bukti, bukan? Aku akan membuktinya."Semula Ilyas melakukannya dengan kasar. Namun lambat laun perlakuannya berubah menjadi lembut membuat Hira terbuai jauh ke dalam kenikmatan dunia yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata.Amarah seakan menguap tergantikan oleh perasaan cinta yang mencuat.Perasaan cinta masa lalu yang terpendam dalam lubuk hati yang terdalam.Mereka melakukan ibadah yang seharusnya dilakukan pada malam pertamanya.Malam panjang ditemani rembulan yang setia di peraduan.Denting jam mengiringi aktivitas mereka hingga terlelap ke alam mimpi.Alarm memanggil pertanda waktu subuh sebentar lagi tiba.Hira mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum terbelalak saat membuka selimut yang dipakainya berdua dengan Ilyas.Sebuah
Read more
Bab 19 Takut Kehilangan
"Tunggu, Ra."Hira terkejut, suara itu tak asing di telinganya.'Astaga kenapa harus ketemu Roby di sini?'"Ra, kamu kenapa bisa bareng satu mobil dengan Pak Ilyas dan adiknya?"Deg,Hira mematung, lidahnya kelu tak sanggup menjawab pertanyaan Roby.Beruntung ide itu melintas tanpa harus memutar otak."Jalanku agak kurang normal, sepertinya jiwa kemanusiaan Pak Ilyas keluar. Jadi aku dapat tumpangannya."Hira memang tidak sedang berbohong, ulah Ilyas semalam membuatnya tidak mampu berjalan normal. Ilyas sudah memintanya libur kerja tetapi Hira tidak mau membuat teman-teman karyawan curiga padanya."Oh, jaim kayaknya soalnya ada adiknya juga ya, Ra."Hira pun mengangguk mengiyakan saja komentar Roby, yang penting laki-laki yang sudah baik padanya tidak banyak bertanya lagi."Eh, apa kamu sakit, Ra? Kok bilang jalan nggak normal?"'Isshh, Roby seandainya kamu tahu, hufh.'Hira menghela napas pan
Read more
Bab 20 Pembawa Sial
"Ra, ponselmu dari tadi bunyi, tuh. Angkat siapa tahu penting!"Hira hanya meringis saat mendapat peringatan dari Roby."Halo, ya saya sendiri."..."Apa...? Kecelakaan.""Ra, siapa yang kecelakaan? Hai, Ra."Tubuh Hira seketika luruh, diikuti pandangannya yang mulai menggelap."Astaga, Hira."Roby panik bukan main saat melihat sahabat yang dikasihinya tiba-tiba pingsan.Belakangan diketahui Roby ternyata bosnya mengalami kecelakaan maut di perjalanan menuju Bandung.Sopir yang mengendarai mobil tewas ditempat, sedangkan bosnya mengalami luka parah.Mereka berdua langsung ditangani oleh RS di kota Bandung.Sementara itu, Hira dibawa Roby ke klinik dekat kantor.Mata mengerjap beberapa kali, Hira mencoba mengingat kejadian sebelum dia tak sadarkan diri."Bi, aku di mana?""Tenanglah, kamu lagi dirawat di klinik.""Pak Ilyas ...?""Hmm, Pak Ilyas kena musibah. Mobilny
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status