Lahat ng Kabanata ng Wanita Lain Dalam Hatiku: Kabanata 11 - Kabanata 20
120 Kabanata
Hamil
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Resti.Malam ini aku membereskan semua barang-barangku. Setelah selesai, aku pun langsung melajukan mobil ke rumah orang tuaku.Air mata terus saja mengalir, baru saja 14 hari aku merasakan bahagia karena dicintai Bang Ardan. Namun, ternyata itu hanya sementara dan tipu daya.Bang Ardan mengingkari janjinya. Luka itu kembali ditorehnya dengan begitu tega.Kali ini tidak mungkin aku bisa menutupi lagi dari Ayah, Ibu. Mereka berhak tahu, agar aku tidak diminta kembali ke rumah itu.Laju kendaraanku, dengan perasaan yang tak menentu, akhirnya aku sampai di depan rumah orang tuaku.Setelah memarkirkan mobil, aku perlahan turun dan melangkah ke arah pintu.Bergetar tanganku menekan bel, sembari mengucap salam. "Assalamualaikum.""Walaikumsalam," sahut Si Mbok dari dalam.Pintu di buka, Si Mbok tercengang melihatk
Magbasa pa
Usaha meyakinkan Resti
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Aku terbangun dan mendapati diri sudah berada di sebuah Apartemen yang tak asing bagiku.Ya, Apartemen ini milik Susi."Apa yang terjadi?" tanyaku tanpa mengingat apa pun.Susi menangis di pojok kamar. Aku semkain bingung. "Katakan, bagaimana bisa aku berada di sini?"Perlahan Susi menoleh ke arahku dan menatap dengan tak berdaya."Mas datang dalam keadaan yang sulit aku jelaskan. Mas sudah merenggut kesucianku," papar Susi dengan mata yang basah.Aku menggeleng dan tak percaya, karena aku tak bisa mengingat apa-apa."Tidak mungkin!" hardikku."Terserah. Yang jelas Mas harus bertanggung jawab, atau aku akan memperpanjang masalah ini."Terdiam aku. Pikiranku menjadi kacau, akhirnya aku meminta waktu pada Susi untuk berpikir. Susi setuju dan memperbolehkan aku pergi.
Magbasa pa
Yang hadir tak sama seperti yang hilang
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***Waktu berjalan ....Aku datang ke rumah orang tuaku. "Lho, kok sendirian? Resti mana?" tanya Mama menyelidik."Resti di rumah orang tuanya, Ma."Tak mau aku menyembunyikan kebenaran dari Mama dan Papa. Karena niatku datang ke sini adalah untuk meminta bantuan mereka."Oh, jadi Resti berkunjung ke rumah orang tuanya, terus kamu ke sini. Kalian memang pasangan yang pengertian," puji Mama.Aku berdehem pelan menanggapi ucapan Mama. Rasa gugup menyelimuti hatiku. Aku takut kedua orang tuaku menolak membantuku membujuk Resti."Iya, Ma. Sebenarnya Ardan ke sini mau meminta tolong pada Papa," ujarku beralih menatap Papa.Berkerut kening Papa saat mendengar penuturanku, kemudian bertanya. "Minta tolong apa?"Sebelum menjelaskan, aku menarik nafas panjang. Mataku terpejam beberapa detik hingga terb
Magbasa pa
Sesal tinggalah sesal
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***Pulang dari kantor, Susi terlihat bersantai di ruang tengah. Senyum sumringah ia suguhkan menyambut kepulanganku."Mas, sini Deh! Aku mau pesan tas ini," ucapnya menarikku agar duduk di sebelahnya.Seketika aku melirik ke ponsel yang ia sodorkan. Terpampang sebuah tas mahal yang bertuliskan harga 25 juta."Mas capek, buatin minum dulu!" perintahku."Ah, nanti saja. Mas mau kan beliin aku tas ini?"Bergelayut manja Susi di dada bidangku. Aku baru saja sampai di rumah, tapi Susi langsung meminta sesuatu tanpa peduli betapa lelahnya aku."Iya, nanti Mas belikan. Sekarang kamu buat minuman! Oya, jangan lupa masak juga untuk makan malam.""Aku mana bisa masak, Mas. Lagian itu kan pekerjaan pembantu. Uang Mas kan banyak, kita cari asisten rumah tangga saja ya, Mas!"Kubuang nafas kasar, Susi memang tak berbakat
Magbasa pa
Pertemuan tak disangka
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Resti.Seminggu sudah aku berada di Amerika. Sengaja kupilih tempat yang jauh dari orang tua.Namun, di sini aku tak sendiri. Ada Tante Anna yang menemaniku. Tante Anna adalah Adik kandung Ayah. Dia sudah lama tinggal di Amerika. Dari kuliah, hingga sekarang sudah menjadi pengusaha sukses di negeri orang ini."Res, apa rencanamu selanjutnya?" tanya Tante Anna dengan lembut."Resti mau membuka Restoran masakan khas Indonesia di sini, Tante. Kira-kira bisa berjalan tidak?""Wah, itu bagus. Tante yakin pasti berjalan lancar, apa lagi masakanmu sangat enak," pujinya dengan tulus.Aku tersenyum senang. Mulai saat ini aku akan bersemangat menjalani kehidupan baruku.Demi buah hati yang berada di dalam kandunganku ini, maka aku tidak akan menyerah, dan tidak akan bersikap lemah lagi.Terlebih
Magbasa pa
Secercah sinar harapan
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Tak terasa sudah memasuki dua minggu aku menjalani rumah tangga bersama Susi.Dulu, aku berpikir akan sangat bahagia saat bersatu dengan cinta pertamaku. Namun, nyatanya hidupku masih terasa hampa. Sikap Susi jauh dari kata sempurna.Memang, tidak ada manusia terlahir tanpa celah. Akan tetapi, setidaknya Susi sedikit peduli dengan tugasnya sebagai seorang istri. Bukan hanya menjalani tugas saat di kamar saja.Semua kebutuhanku diurus oleh Bik Ijah. Susi masih tetap sama dengan perangainya yang lama.Bangun tidur selalu pukul sepuluh. Tak pernah sekali pun ia menemaniku sarapan di pagi hari, apa lagi menyiapkannya.Terkadang aku berpikir, apakah ini adalah teguran untukku yang tak bersyukur selama ini?Resti tak pernah telat menyiapkan sarapan, mengurus keperluanku. Bahkan tak pernah mengeluh.Na
Magbasa pa
Foto Gilang dan Resti
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Semenjak mendapat informasi dari Bima, aku menjadi lebih bersemangat.Pagi ini Bima aku kirim untuk berangkat ke Amerika. Karena ia berkata akan lebih mudah mencari informasi selengkapnya saat sudah di sana."Jangan pulang jika tak membawa kabar baik untuk saya," ujarku pada Bima."Siap, Tuan. Di sana saya cukup banyak kenalan. Bukan perkara sulit mendapatkan informasi tentang Nyonya Resti," sahutnya.Aku tersenyum penuh harapan. Semoga Bima benar-benar berhasil menemukan jejak Resti..Aku pulang ke rumah setelah mengantarkan Bima ke bandara. Cerah suasana hatiku, Susi pun tampak heran melihatku."Mas, apa yang membuatmu tersenyum terus begitu?""Hem, tidak ada. Bosan kalau harus cemberut terus di rumah," ucapku sembari melangkah ke dalam kamar.Susi berdehem pelan, dan ta
Magbasa pa
Talak tiga
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***"Bik Ijah!" teriakku.Berlari Bik Ijah sembari menjawab. "Ya, Tuan.""Cepat sadarkan Susi! Ambil minyak angin, atau siram saja dengan air panas kalau dirinya tak juga bangun!" perintahku.Mata Bik Ijah melebar mendengar ucapanku.Tak lama kemudian Susi langsung bangun, dan memakiku. "Mas sungguh kejam!"Sudah aku duga, Susi hanya pura-pura pingsan agar aku iba."Mas sudah muak dengan sikapmu. Malam ini juga Mas akan me ....""Cukup, Mas! Jangan mengatakan hal yang akan membuatmu menyesal. Aku sedang mengandung Anakmu, jika dirimu ingin mengusirku, maka bersiaplah untuk tidak bertemu selamanya dengan Anak ini!"Aku bergeming. Disaat aku ingin melepaskan Susi, kenapa dia malah mengandung.Apa ini artinya aku harus mempertahankan rumah tangga ini?Tidak!Aku sungguh dilema saat ini."Apa kau berkata jujur?" tanyaku menyelidik.
Magbasa pa
Rasa yang tumbuh. POV Gilang
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Gilang.Ponselku bergetar saat aku hendak beristirahat memejamkan mata. Kira-kira siapa yang meneleponku selarut ini?Dengan malas aku mengecek ponselku, ternyata Papa."Assalamualaikum, Pa." "Walaikumsalam. Gilang katakan, selain belajar, apa kegiatan lainmu di sana?" Nada suara Papa terdengan serius. Aku menelan ludah dengan getir."A-apa maksud pertanyaan Papa? Gilang hanya belajar di sini.""Jangan berbohong! Papa meninggikan pendidikkanmu bukan untuk jadi seorang pembohong!"Kuatur napas perlahan. Ucapan Papa sungguh menampar hatiku, karena saat ini aku memang merahasiakan sesuatu."Baiklah, Gilang. Jika tak mau mengatakannya, biar Papa yang akan mengungkap kebenarannya. Resti ada di sana, dan kau sering bertemu dengannya. Itu benar, bukan?"Degh!Jantungku seakan berhenti berdetak. Dari mana Papa bisa t
Magbasa pa
Gilang menyukai mantan istriku
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Setelah hampir tiga minggu, kini aku bisa bernapas lega. Semua urusanku hampir selesai. Tak aku terima kabar dari Susi lagi. Mungkin wanita itu sudah pulang ke kampung halamannya.Proses perceraian juga sangat cepat, karena dari awal dirinya tak pernah hadir.Siang ini, aku sudah bersiap-siap untuk terbang ke Amerika. Tiket sudah aku pesan, dan keberangkatan sebentar lagi.Mama dan Papa mendukungku. "Berikan kabar terbaik, Nak. Bawa pulang kembali wanita terhebat itu!" ujar Mama.Aku mengangguk sembari mencium punggun tangannya, bergantian dengan Papa..Waktu berjalan. Aku sudah berada di dalam pesawat. Pikiranku melayang-layang, tak sabar ingin segera bertemu dengan Resti.Kali ini, aku akan membawanya bersamaku. Tidak ingin kehilangan sosoknya lagi..Waktu terus berlalu, tak terasa aku pun sampai. Tak in
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status