Lahat ng Kabanata ng Wanita Lain Dalam Hatiku: Kabanata 31 - Kabanata 40
120 Kabanata
Berduka dan masuk rumah sakit jiwa
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Dokter Ayu yang ada di rumah ini dengan cekatan mengambil tindakan.Selang infus kembali dipasang. Resti terbujur lemah di dalam kamar.Orang tua Resti dan orang tuaku histeris. Mereka sangat takut saat ini.Aku berusaha tegar dengan menguatkan semua keluarga. Padahal aku sendiri sangat ketakutan.Setelah memberi oksigen, dan beberapa suntikan. Napas Resti kembali normal, dan kini ia terlelap, mungkin efek obat."Kondisi Buk Resti memburuk. Penyebaran tumor itu lebih ganas dari yang saya perkirakan. Tetap berjaga, dan jangan ada yang membiarkannya sendiri. Saya juga akan melakukan yang terbaik," papar Dokter Ayu.Aku memegangi dadaku, rasanya pernyataan ini sungguh menyakiti hatiku.Detik berikutnya aku duduk di sebelah istriku. Sedangkan yang lain keluar.Aku menciumi kedua tangan Resti. Ribuan sesal kembali dalam benakku. Betapa dulu aku
Magbasa pa
POV Dokter Ayu
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Dokter Ayu.Pagi harinya, jenazah Buk Resti dimandikan, setelah itu dibungkus kain kafan. Kemudian semua keluarganya dan kerabatnya sangat ramai mengantarkan ke pemakaman.Aku juga ikut. Bagiku, Buk Resti sudah menjadi teman.Suasana sangat riuh, isak tangis tak terbendung dari dua belah pihak keluarganya.Pak Ardan masih belum diketahui keadaannya sekarang. Rencananya setelah pemakaman selesai, barulah orang tuanya menjenguk untuk memastikan."Kenapa harus meninggalkan kami secepat ini, Mbak? Saya memang sedang berusaha melenyapkanmu dari pikiran dan hati saya, tapi bukan berarti ingin Mbak lenyap dari dunia," ucap Gilang dengan terduduk lemah di tepi batu nisan.Aku tersadar sekarang, ternyata Gilang juga mencintai Buk Resti. Sungguh menakjubkan.Dua laki-laki tampan, dan bahkan bersaudara kandung, mencintai satu wanita yang sama.Namun, aku memaklumi.
Magbasa pa
Surat dari Rumi
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Dokter Ayu.Aku masih serius mendengarkan curahan hati Rumi."Kalau boleh tahu, harapan apa yang ingin kamu wujudkan itu?" tanyaku penasaran.Rumi menarik napas panjang, kemudian mengeluarkannya perlahan. Wajah Rumi seketika menjadi sedih. "Meraih cinta seseorang yang jelas-jelas tidak mencintai saya."Aku menelan ludah getir mendengar ucapannya."Kenapa bisa?" tanyaku lagi."Saya juga tidak mengerti. Rasa itu hadir saat pertama kali Nyonya Resti mengenalkan saya padanya.""Siapa orang itu?" Aku sungguh penasaran.Rumi berdehem pelan, dan memejamkan mata beberapa saat.Terlihat begitu berat untuknya menjawab. Entah siapa laki-laki yang dicintai Rumi itu."Saya tidak memaksamu untuk menjawabnya. Saya cuma bisa memberi semangat padamu. Tetaplah berjuang, cinta yang suci terkadang memiliki jalan yang terjal. Laki-laki
Magbasa pa
Lagi-lagi cinta tak bersambut
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Hari ini aku mengingat kembali tentang keberadaan putraku. Akhirnya aku dan yang lain pergi menemui Arti.Sudah beberapa hari aku enggan mengerti dengan perbincangan orang-orang di sekitar.Jiwaku terasa mati, aku merasa Resti telah berhenti memberiku kehidupan.Kehilangannya sungguh memukul telak mentalku. Ada deru takut dalam dada untuk mengahadapi dunia. Namun, ketika nama Arti disebutkan, aku mulai tersadar, kalau aku harus tetap bertahan.Setidaknya demi putra yang telah dilahirkan oleh istriku tercinta."Nak Ardan," lirih Ibu mertua saat melihatku datang ke rumahnya.Aku tak menjawab, hanya langsung menemui Arti. "Maafkan, Ayah Nak! Seharusnya Ayah menjagamu," ucapku sambil mencium kening jagoan kecilku."Kamu sudah sadar, Ardan? Ayah sangat senang melihat keadaanmu yang membaik," ujar Ayah mertua pula.Aku mengangguk pel
Magbasa pa
Tentang perasaan
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Author.Dokter Ayu menceritakan semuanya pada Rumi, termasuk tentang siapa orang yang sedang ia kagumi."Jadi dokter menyukai Tuan Ardan?" tanya Rumi memastikan.Dokter Ayu mengangguk dengan wajah yang malu-malu."Ini akan jadi rahasia kita saja, Rum. Jangan membocorkannya pada siapa pun, sampai saya sendiri yang akan mengungkapkan semua ini," ujar Dokter Ayu."Baik, Dok. Tenang saja, kita harus saling mendukung. Biar bagaimana pun dua laki-laki itu berhak bahagia," papar Rumi.--Hari berganti, Rumi datang pagi-pagi sekali ke rumah Ardan. Ia harus mengurus Arti."Rum, syukurlah kamu sudah datang. Saya dan Kak Ardan akan berangkat sekarang," ucap Gilang."I-iya, Tuan. Apa kalian tidak sarapan dulu?" tanya Rumi."Kami sarapan di luar. Kamu fokus saja mengurus Arti. Nanti kalau kerepotan mengerjakan urusan rumah, saya akan mencari pemba
Magbasa pa
Teror cinta
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Gilang.Malam itu aku membaca isi dari surat Rumi. Aku sungguh terkejut. Bagaimana bisa dia mengungkapkan perasaan padaku. Rumi wanita yang baik dan cantik, tapi untuk membalas perasaannya aku tidak bisa. Di hati ini masih membekas sembilu yang perih. Mencintai satu wanita yang sama dengan Kakak kandungku sendiri. Namun, hal yang lebih menyedihkan dari itu, iyalah menerima kenyataan kalau wanita tersebut tidak akan bisa dilhat oleh mata lagi untuk selamanya.Ah, sosok Mbak Resti memang membuat aku lupa diri.--Hari berikutunya aku mengajak Rumi bicara soal surat itu. Aku menanyakan langsung kebenarannya."Rum, kamu tidak bercanda dengan isi surat itu?" tanyaku serius.Rumi menunduk, ia menjawab dengan gugup. "Benar, Tuan. Maaf kalau saya lancang, tapi perasaan ini tumbuh subur di dalam jiwa."Aku menarik nafas panjang. Bukannya
Magbasa pa
Salah paham selesai
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Aku pulang ke rumah dengan rasa penasaran. Sebenarnya apa yang Gilang maksud?Kenapa Dokter Ayu tersinggung, dan seperti marah saat Gilang mengatakan hal itu?Aneh sekali.Sampai di rumah, aku langsung menidurkan Arti di dalam kamar. Putra tampanku belum genap satu bulan, jadi dia masih belum rewel. Kutatap dengan lekat wajah Arti, bibir dan hidungnya persis seperti Resti. Betapa aku merindukan sosok itu.Tak disadari air mataku jatuh ke pipi. Sedalam mana pun kerinduan, tak akan ada jalan untukku bertemu dengannya lagi.--Pagi harinya, Rumi datang seperti biasa. Ia mengurus Arti, sedangkan aku duduk menunggu Dokter Ayu.Namun, Dokter Ayu tak datang. Padahal biasanya sebelum jam delapan dia pasti sudah ada di sini."Rum, saya ke kantor dulu. Kalau nanti Dokter Ayu ke sini, tolong bilang padanya saya ingin bicara,"
Magbasa pa
Pengunduran diri Rumi
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Gilang berlalu tanpa bicara apa-apa lagi. Sedangkan Rumi keluar saat Gilang sudah pergi."Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja sudah mendengar keluhan Tuan Gilang. Jika memang kehadiran saya membuatnya tidak nyaman, maka saya akan mengundurkan diri," ucap Rumi menunduk sedih.Ditangannya masih menggendong Arti.Aku menelan ludah getir. Pasti Rumi sangat terluka mendengar pengakuan Gilang tadi."Tidak, Rumi. Jangan diambil hati ucapan Gilang tadi. Dia hanya belum mengerti, saya mendukung perasaanmu," sahutku mencoba tersenyum."Terima kasih, Tuan. Saya cukup sadar diri. Saya tidak bisa lagi bekerja di sini. Mohon jangan menahan saya!""Rum, dengarkan saya dulu. Kamu tidak perlu mengalah begini. Masalah Gilang tak ada hubungannya dengan tugasmu." Aku masih berusaha membujuk Rumi."Saya tahu, Tuan. Tapi perkataan Tuan Gilang ada benarnya juga. Jika s
Magbasa pa
Selamanya cinta untuk Resti saja
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Gilang.Kami sampai di rumah Kak Ardan.Rumi langsung bergegas masuk setelah pintu dibuka."Bagaimana kondisi Arti?" tanya-nya sambil berjalan ke arah kamar.Bahkan Kak Ardan mematung menatapku sambil menautkan alisnya.Rumi sudah tak terlihat, ia masuk ke dalam kamar Arti. Sedangkan aku dan Kak Ardan masih saling menatap di ruang depan."Kenapa Rumi secemas itu? Arti kan sudah sehat," ujar Kak Ardan."Hehe, maafkan Gilang, Kak. Gilang lupa bilang kalau Arti demam kemarin, dan bukan hari ini," paparku sembari menggaruk kepala yang tidak gatal."Jadi Tuan berbohong?" sambung Rumi membawa Arti dalam gendongannya.Aku menelan ludah getir. Kak Ardan malah tersenyum puas ke arahku."Bukan begitu, Rum. Saya cuma tidak mau Arti kehilang sosok sepertimu," ucapku tulus.Rumi terdiam, rona wajahnya menjadi merah."Ya sudah. Kalian
Magbasa pa
Rumi bersikap berlebihan
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Sejak saat pernyataan mengejutkan dari Dokter Ayu itu, aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi.Kata Mama, Dokter Ayu masih mengunjungi Arti, tapi aku pasti sudah tak ada di rumah.Aku memang tak mungkin bisa membalas perasaannya. Karena aku ingin berkumpul dengan Resti dia surga nanti. Aku tak mau menikah lagi. Biarlah Arti aku rawat sendiri."Maaf kalau saya lancang, Tuan. Boleh saya katakan sesuatu?" tanya Rumi."Rum, tak usah memanggil saya dengan sebutan Tuan. Kita sekarang sudah menjadi keluarga," ujarku."Hem, sudah terbiasa. Jadi biarkan saja, Tuan.""Terserah kau sajalah, Rum. Katakan, ingin bertanya soal apa?"Rumi terlihat ragu-ragu untuk bicara. Ia berulang kali mengatur napas. "Sekali lagi maaf, tapi apakah Tuan tidak kerepotan mengurus Arti seorang diri tanpa pendamping?"Aku memejamkan mataku beberapa detik
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status