All Chapters of FORBIDDEN INLAWS: Chapter 31 - Chapter 40
91 Chapters
Heavenly Moment
Aku kembali melumat bibirnya selembut yang aku bisa dan menekan milikku ke kepolosan kekasihku itu, dia melenguh saat ciumanku turun ke bawah dan tidak berupaya menghentikan napsuku saat miliknya sudah berada tepat didepan wajahku dan tanpa ragu langsung kucicipi."An..hhh..."Lexy menahan tubuhnya saat aku mengangkat satu kakinya ke lenganku agar aku lebih leluasa menikmati lezatnya kewanitaan gadis itu. Kepalanya mendongak, dia membuka mulutnya saat aku memainkan lidahku di tonjolan kecil membuatnya bergerak gelisah."Ah.. aahhnn, ahnnn..." Miliknya semakin banjir tanda dia mencapai klimaks dan aku memeluknya.Napasnya memburu, tubuhnya lunglai dalam dekapanku. Lalu aku mengangkatnya ke kamar. Aku merebahkan gadisku itu dengan perlahan di ranjang. Dia terlihat malu tapi tidak lagi menutupi tubuhnya dan aku terpesona melihat keindahan tubuh gadis yang sebentar lagi akan menjadi wanitaku itu.Kulitnya putih bersinar, payudara yang belum sempat aku
Read more
All Night Long
Alexys POVAku menatapnya saat dia bangkit dari ranjang dan masuk ke kamar mandi, lalu terdengar suara air. Aku menarik selimut menutupi tubuhku. Mataku terpaku pada bercak merah ditengah ranjang, bukti kegadisanku. Saat dia keluar kamar mandi, dia bergeming dan aku melihatnya sedang menatap hal yang sama denganku sepuluh detik lalu.Dia membawa handuk kecil ditangannya, berdehem melihat dia dengan santainya mendekatiku tanpa mengenakan sehelai pakaian pun lalu dia menatap mataku dan tersenyum. Kak Drian menarikku untuk pindah duduk di kursi dan aku merasa jengah saat tubuhku kembali terekspos. Kak Drian bertumpu pada satu kakinya membuka kakiku dan mengusap bagian dalam pahaku yang terasa lengket karena cairan percintaan kami. Aku meringis saat tangannya membersihkan kewanitaanku.Kak Drian bertumpu pada kedua kakinya saat menegakkan tubuh memandang sejajar wajahku."Lex, aku sadar dengan apa yang kita lakuin tadi, dan aku akan tanggung
Read more
Connected Circle
Tubuhku rasanya remuk redam pagi ini, aku tidak tahu jam berapa kami terbangun semalam, lalu melakukannya lagi. Lalu tidur, dan terbangun lalu lagi..Aku menutup wajahku, kenapa aku jadi seperti penggila seks begini? Aku memastikan kalau pria itu sudah tidak ada di kamarku baru aku berguling kesana kemari dan berteriak-teriak kecil.Setelah sepuluh menit melakukan hal gila aku memutuskan untuk segera mandi dan turun ke bawah, nanti keluargaku merasa aneh kalau aku tidak kunjung turun.Mataku terbebelak melihat banyaknya tanda merah kecil-kecil disekitar tubuhku. Aku yakin ini hasil gigitan dan hisapan kak Drian semalam. Ternyata aku baru tahu kalau tanda merah ini sama dengan yang aku dapat waktu di Jepang dan aku tersipu bahagia saat tahu kalau saat itu ternyata tanda darinya.Aku merendam tubuhku ke hangatnya air di bathub, rasanya relaks. Mataku terpejam, potongan adegan semalam terus berputar di ingatanku, tubuhku meremang, intiku berdenyut ingin di s
Read more
Problems
Plaaakk!!!Kami semua termasuk beberapa pengunjung cafe terkejut melihat apa yang Tante Lily lakukan. Aku menutup mulutku, wajah kak Elle berubah pias dan kak Drian hanya diam. Kak Brian memegang pipinya, membelalakan matanya tidak menyangka akan mendapat tamparan itu.Tante Lily berdehem. "Kamu Brian, Mama ga ajarin kamu untuk lakuin hal ceroboh begini. Kenapa bisa Elle sampai hamil? Kamu justru bikin posisi Drian semakin sulit. Mama ga melarang kalian berhubungan tapi kalau sudah begini kan rumit. Kalian ga mungkin bercerai dalam waktu dekat." Tante Lily menatap kak Elle dan kak Drian bergantian.Kami semua terdiam. Aku sendiri bingung, tidak tahu harus berkata apa."Ma.. maaf.." kak Elle terisak."Oh Elle, maaf, bukan Mama ga senang kamu hamil. Mama senang mau punya cucu, Mama cuma pikir kamu akan hamil setelah semuanya beres. Mama cuma ga sangka kalau anak Mama ini sembarangan buang cebongnya padahal kalian belum resmi." Tante
Read more
Bad News
Satu bulan berjalan sejak Mama dan tante Lily pindah sementara ke Bali. Mereka tinggal di apartemen yang sama dengan kak Elle. Mama mengajakku untuk pindah kesana tapi aku beralasan bahwa tempat tinggalku lebih dekat dengan kantor. Untung Mama tidak hapal jalanan di Bali sehingga tidak banyak bertanya lagi. Hari ini juga Mama mendadak datang ke tempatku, aku kewalahan menyingkirkan semua fotoku yang berpose hanya berdua dengan kak Drian. Untung kak Elle mengalihkan perhatian Mama dengan mengajaknya ke dapur."Kamu tinggal disini pasti dibeliin Reno ya? Mama ga sangka dia serius banget sama kamu."Aku hanya tersenyum kecut menatap kak Elle dan tante Lily. Siang itu kami makan bersama. Jelang sore kak Drian datang menjemput kak Elle untuk check up rutin ke dokter kandungan. Aku tahu mereka akan janjian sama kak Brian disana. Sedangkan tante Lily mengajak Mama perawatan ke salon.Mama terheran melihat kak Drian dengan santainya langsung masuk ke
Read more
Worst Daydream
"Pa..." Jantungku terhenti saat mendengar suara tangisan pilu dibalik telepon tanganku menggenggam erat ponselku itu."Lexy, segera datang ke RS Denpasar!!."Terdengar suara ketukan pintu tapi aku tidak menghiraukan karena fokus mendengar suara-suara tidak jelas."A..ada apa Pa?" Suaraku berubah cemas. Apa terjadi sesuatu dengan kak Elle? Atau.. oh... Kak Drian?"Brian kecelakaan. Sekarang sedang di operasi sama kakak ipar kamu cepat kesini Lex!"Aku mengangguk dan tergagap saat Reno bertanya. Otakku buntu. Kak Brian kecelakaan? Baru seminggu lalu kami berkumpul merayakan usia kandungan kak Elle ke 20 minggu. Dan sekarang.. aku tidak bisa membayangkan pasti kakakku shock.Aku hanya terdiam saat Reno menawarkan untuk mengantarku. Setengah jam kemudian kami sampai dan aku bergegas ke ruangan operasi. Aku melihat beberapa orang didepan ruangan dengan lampu merah menyala di atas pintunya.Tante Lily yang terlihat shock s
Read more
Breaking Up
Dua bulan sejak kepergian kak Brian, kami sekeluarga masih berduka. Kak Elle sempat pendarahan karena stress, membuat Mama panik takut kehilangan cucunya. Tante Lily juga terus mendampingi, dia bilang merasa lebih tegar berada dekat dengan Mama dan kami.Dan selama dua bulan itu juga hubunganku dengan kak Drian berubah. Kak Elle harus bed rest total sampai waktunya melahirkan nanti. Kak Drian selalu ada disampingnya dan aku maklum. Aku juga tidak pernah mendekati atau mengajak pria itu bertemu walau kadang aku ingin memeluknya, berbagi duka dengannya. Terakhir aku memeluk kak Drian saat di pemakaman kak Brian.Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya menyibukkan diriku dengan pekerjaan kalau aku merindukan pria itu. Kak Drian sudah kembali bekerja sambil menjaga kak Elle. Kakakku itu terus mengurung diri dikamar. Rasanya tidak pantas aku meminta perhatiannya sedangkan banyak hal yang harus dia lakukan.Mama menghubungiku dan mengatakan ingi
Read more
Tall Wall
Drian POVAku menggenggam erat setir, membelok ke halaman parkir apartemen. Berkali aku memukul benda keras itu tanpa peduli tanganku yang memerah. Perkataan Mama terus mengiang di telinga saat tadi aku mengantarnya ke bandara."Drian, mama tau. Kamu sangat mencintai Lexy. Tapi... Dengan keadaan seperti ini, Elle butuh kamu. Dia sangat shock, bahkan lebih dari mama karena kehilangan Brian. Mama ga mau sesuatu hal buruk terjadi, apalagi dengan kondisi kehamilannya itu. Mama juga ga mau kehilangan hal terakhir yang berhubungan dengan adik kamu. Yaitu bayi yang Elle kandung. Itu satu-satunya hal yang menguatkan mama. Ada penerus Brian di keluarga kita. Tolong Drian. Jangan tinggalin Elle."Wajah Mama yang menangis penuh luka melintas di otakku, dan wajah wanitaku itu, kekasihku, yang berusaha tegar padahal hatinya hancur. Aku tahu, Lexy menahan segala kesedihannya untukku. Dia berkorban agar aku bisa melepasnya tanpa menambah beban yang se
Read more
Twisted
Lexy POVAku menunduk menahan tangisku. Baru setengah perjalanan ke kantor tapi aku tidak bisa menahan lagi. Aku bangga bisa bersandiwara seperti tadi, berusaha kembali seperti semua saat aku belum mencintainya. Hampir aku gagal tapi aku bisa menahannya sampai aku pergi.Aku tersedak tangisku sendiri. Rasanya sulit, mencoba melupakan semua kenangan kami. Melihatnya masih menatapku penuh kasih, masih mencemaskan keadaanku. Tapi aku tidak boleh membuat perhatiannya terbagi. Cukup asal dia mengurus kak Elle dengan baik, mulai belajar menganggap kakakku itu istri sesungguhnya dan bayi yang di kandungnya itu anaknya sendiri.Ketukan di kaca membuatku tersentak. Aku merasa lega sekaligus malu saat melihat Reno sedang menatapku khawatir. Aku menghapus airmataku dan menurunkan kaca."Ngapain kamu disini?"Aku hanya tersenyum kecut. Reno menyuruhku mengikuti mobilnya kembali ke apartemennya. Sejak aku pindah dari sana Reno kembali tinggal d
Read more
Deep Inside My Soul
3 Years Later..Tiiiit..."Bu.. ada telepon dari pak Irwan, Pita n Co, line dua.""Thankyou Din.." aku menutup panggilan dari asistenku lalu menekan tombol angka dua kemudian berbicara dengan pak Irwan, orang PR perusahaan yang akan menyewa hotel kami di Lombok untuk acara kantor Pita n Co.Aku mendongak saat mendengar seseorang mengetuk pintu dan mengode'kan pada pria itu untuk masuk. Patner terbaikku, Moreno tersenyum sambil membawa dua cup kopi dan langsung duduk di sofa. Aku berbicara panjang lebar selama lima menit kemudian baru beranjak mendekati pria itu."Hai, kok ga bilang udah sampe?" Dia memelukku sekilas dan mencium pipiku."Tadi pagi aku sampe tapi langsung kerumah dulu. Gimana Pita n Co, fix tanggal 15 Desember?"Aku mengangguk sambil menyesap kopi panas itu. Lalu menyerahkan berkas gathering plannya ke tangan pria itu. Dia membacanya sebentar. Lalu meletakkan di meja dan menatapku
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status