Semua Bab FORBIDDEN INLAWS: Bab 51 - Bab 60
91 Bab
Emotion
"Akh.. hhh..Mmh.."Aku mendesah tanpa henti saat Reno menumbukku dari belakang, tangannya tidak berhenti meremas payudaraku dan aku mengerang saat pelepasanku tiba. Kemudian suamiku menyusul, mengerang berat saat dia mencapai puncak. Reno melepaskan miliknya lalu merebahkan tubuh kami berdua."Wow! Kamuh... Hothh.. bangeth!!" Dia terengah. Dan aku terdiam menatap langit-langit kamar.Semua gara-gara dia!!Sejak kejadian tadi, kak Drian tidak berhenti menggangguku. Kapan pun ada kesempatan, dia akan mendekat, menyentuhku secara sengaja, seperti saat pesta tahun baru itu, saat kami membagikan kembang api, dengan sengaja dia mengelus jariku ketika aku menyerahkan korek api.Aku berusaha acuh, tapi aku tidak memungkiri kalau aku terpengaruh dengan sentuhan pria itu. Gila! Dia memang gila!Aku melepaskan amarahku dengan mengajak Reno bercinta penuh gairah malam ini setelah acara bubar pukul dua pagi. Sudah satu jam kami bercinta tapi aku
Baca selengkapnya
Came From Nowhere
Satu bulan kemudian, ada pesan masuk ke emailku. Ada permintaan booking kamar dan fasilitas lainnya untuk acara Seminar Kesehatan dihotel kami. Pesertanya datang dari berbagai kota di Indonesia. Wow! Aku segera menghubungi Reno, dia bilang dia lupa memberitahu bahwa dia sudah sudah membalas email itu dengan bilang setuju dan menyerahkan segala urusannya padaku. Dia bilang sudah pernah menerima email itu, dan kelanjutannya diserahkan padaku. Pesertanya banyak, dan mereka membooking seluruh kamar dihotel kami. Double Wow! Dalam email itu dikatakan bahwa para pengurus Ikatan Dokter Muda Indonesia akan datang untuk survey. Aku bersemangat menyiapkan semuanya. Kali ini sahabatku ikut terlibat, aneh, padahal biasanya Krista selalu enggan berhubungan langsung dengan pihak perusahaan. "Kali aja Lex, nemu jodoh Dokter ..." sahutnya sambil menaik-turunkan kedua alisnya berkali-kali. Aku menggeleng mendengar kehaluan sahaba
Baca selengkapnya
Can't Hide
Aku berjalan ke arah ruang makan, Dina bilang mereka sedang sarapan pagi. Tanganku terkepal rasanya ingin menggebrak meja tempat pria itu makan dengan santai seolah tidak mendengar hentakan sepatuku yang mendekat padanya. "Selamat pagi dr. Dri.. Ehem.. Dr. Samuel..". Aku tersenyum dan mengangguk pada ketiga orang lain yang membalas sapaanku. "Pagi bu Alexys. Sudah dengar rupanya ya ..." Dia menjawab sambil acuh dan aku merasa kesal. "Katanya ada masalah dok? Bisa jelaskan sama saya?" Aku tetap berwajah tenang sambil menekan emosiku dalam-dalam. "Ya.. saya mengurungkan niat untuk mengadakan acara seminar disini." Ketiga orang lain di meja itu terlihat terkejut. Rupanya mereka juga belum tahu hal itu. "Kenapa ya kalau saya boleh tau? Apa ada masalah dok?" "Ya. Ada. Saya tidak menyangka kalau anda sebagai pimpinan disini bersikap tidak profesional." Jawabannya membuat atmosper diruangan itu berubah. Beberapa pasang mata me
Baca selengkapnya
Pretending
"Lex, kenapa kamu?""Mm.." aku berdehem. "Gapapa Ren itu.. mmm.." aku memegang lengan kekar itu dan berusaha menjauhkannya tapi tidak bisa, kini malah tangan satunya juga memelukku.Kak Drian menyenderkan tubuhnya ke meja dan menarikku hingga tubuh kami berbenturan. Aku gelagapan."Mmm.. aku lagi makan." Sahutku asal sambil menoleh ke arahnya. Mataku me
Baca selengkapnya
Seducing
Setelah di massage selama empat puluh menit, aku merendam tubuhku dibak jacuzzi bulat berisi air susu dan aroma bunga. Biasanya berendam itu hanya lima belas hingga dua puluh menit, tapi aku membiarkan tubuhku tenggelam hingga hampir empat puluh menit. Ada segelas wine alih-alih minuman hangat untuk merilekskan pikiranku.Mataku terpejam saat air hangat itu menyelimuti tubuhku. Alunan instrumental yang terdengar dari speaker kecil diruangan ini membuat pikiranku enteng.Penat yang aku rasakan sedikit menghilang. Aku menatap langit-langit ruangan, tempat ini biasa tempatku bersembunyi. Hampirdua kali dalam sebulan aku menyendiri disini.Reno tahu kebiasaanku selama dua tahun ini, tapi tidak pernah sekalipun dia mengganggu, dia seolah memberiku privasi. Padahal aku tidak akan menolak jika dia ingin bergabung melakukan hal menyenangkan ini. Pria itu memiliki hidup yang teratur, Reno selalu tahu waktu dalam segala hal yang dia lakukan. Padahal bisa dibilang
Baca selengkapnya
His Secret Fiancee
Satu hal yang aku amati selama tiga hari mereka tinggal di hotel kami, bendahara IDMI dr.Kara sepertinya menyukai kak Drian. Dia selalu berusaha duduk berdekatan atau berjalan beriringan atau berbincang dengan pria itu.Aku akhirnya melanjutkan keterlibatanku dengan proyek ini, semata bukan karena aku takut kehilangan proyek ini, tapi aku merasa tidak enak pada Satria, dia sebenarnya sudah full job, lagipula aku juga harus menunjukkan profesionalitasku pada pria itu. Hari ini aku meeting dengan bagian kitchen, mengatur jadwal makanan apa saja yang akan disiapkan saat nanti mereka seminar disini selama satu minggu. "Apa makan malamnya bisa diganti dengan makanan lain selain buffet?" Usul kak Drian. "Kalau bisa makan malamnya ada hiburannya gitu." tambahnya. "Mm.. kami disini ada barbekiu, seafood atau western. Bisa ju
Baca selengkapnya
Attention In Silence
Dua minggu kemudian acara itu akhirnya tiba juga. Seminggu sebelumnya seluruh staff hotel kami teramat sangat sibuk. Aku sampai mendatangkan beberapa staff handal dari Bali untuk membantu selama seminggu kedepan. Aku sudah bilang pada Reno bahwa kak Drian ada dalam acara ini, dialah ketua IDMInya. Reno hanya bilang bahwa dia tidak mempermasalahkan hal itu, justru dia bertanya apakah aku keberatan dengan adanya kakak iparku itu, dan aku bilang tidak masalah. Aku tidak menceritakan apa-apa, ku pikir itu urusanku dengan pria itu. Suamiku tidak perlu tahu. Reno harus berangkat ke Medan, untuk melihat tanah di sekitar Danau Toba. Dan aku tidak ingin dia kepikiran jika aku bilang kak Drian selalu mengusikku. Aku mengkoordinasikan seluruh hal yang diperlukan selama satu minggu mereka disini. Dan berharap semua berjalan lancar. Pukul dua belas siang mulailah berdatangan para tamu. Satu kamar diisi dua orang. Yang diberi k
Baca selengkapnya
He Always Know
"Turunin ga?!""Berisik Lex! Kamu mau orang liatin kita?" Tutupin muka kamu pake tas kalo ga ada yang mau liat." Dia terus berjalan tanpa peduli aku bergerak terus.Saat lift tiba di lantai kamarnya aku melotot, aku tahu kemana pikirannya."An! Jangan gila ya kamu!! Aku ga mau tidur sama kamu!". Aku memukul dadanya.Dia menurunkan aku didepan lift. "Lex.. aku tau kamu butuh tidur. Kamu ga pulang kan hari ini? Aku cuma mau kamu tidur dengan nyaman. Itu aja.""Ya tapi kan....." Mulutku membeku saat aku mendengar derap langkah mendekati kami. Mataku terbuka lebar membayangkan apa yang akan mereka pikirkan jika melihat aku dan kak Drian malam-malam begini.Kak Drian membuka ikatan rambutku, saat bekerja aku tidak pernah menggerainya. Helaian rambut menutupi samping wajahku dan kak Drian memelukku, membuat wajahku tidak terlihat."Hoooo... Dokter Samuel malem-malem selundupin perempuan yaaa...." Terdengar beberapa pria itu bersahutan. Asta
Baca selengkapnya
Jealousy Colleague
Aku melebarkan kupingku. Mendengar suara lebay wanita itu. Aku menggeleng tidak percaya dia mengetuk pintu kak Drian malam-malam."Maaf dok, belum tidur?"Aku melirik, kak Drian masih menahan pintu. Sudut bibirku terangkat."Belum. Ada apa Kar?""Mau ngobrol soal acara malam terakhir nanti. Boleh aku masuk?" Sahutnya dengan suara sok seksi.Gila, berani banget dia!"Silahkan."Aku mengangkat kedua alisku saat kak Drian mempersilahkan wanita itu masuk.Sayangnya aku tidak dapat melihat ekpresi wajah wanita itu karena aku membelakangi mereka. Aku hanya pura-pura bernapas teratur."Mmm, maaf dok, itu siapa?" Tanya dr.Kara yang rupanya melihat ada orang tidur di ranjang."Itu tunangan saya. Gimana? Apa yang mau dibahas?" Kak Drian menjawab dengan sambil lalu membuatku menahan tawa. Rasain lo!"Tu ... tunangan dokter?" Suara wanita itu berubah, seperti ikan dicemplungin ke air sirop gitu.
Baca selengkapnya
Real Theatrics
Hari ke-enam acara seminar itu di isi dengan acara ramah tamah, perkenalan nama semua dokter yang hadir, dan acara hiburan lainnya.Sore jelang pukul enam aku dan Krista berdiri diluar ruangan meeting. Kami sedang menunggu acara itu selesai untuk memberitahukan pada peserta bahwa malam ini, makan malam akan di adakan di halaman samping kolam renang.Aku dapat mendengar suara kak Drian yang tengah jadi pembicara. Aku dan Krista sedang berdebat tentang rencana sahabatku itu malam ini ingin mengajak hangout dokter incarannya. Krista sedang merayuku untuk ikut, sedangkan aku hanya cemberut dan terus menggeleng. Lalu Kenneth membuka pintu dan keluar dengan terburu-buru."Oh, bu Alexys, bu Krista ... maaf permisi bu ..." Dia setengah berlari menjauh sebelum aku sempat bertanya. Sepuluh menit kemudian dia kembali dengan laptop ditangannya."Laptop saya error jadi ambil punya dr. Samuel."Dia langsung kembali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status