All Chapters of Selamanya Kamu: Chapter 11 - Chapter 20
47 Chapters
11 Berhenti Paksa
"Jadi cewek nggak punya harga diri banget sih si Grace? Mana nggak sopan gitu panggil Pak Evan pakai nama doang.""Iya. Dia pikir Pak Evan mau sama dia? Baru juga dikasih kesempatan bicara sekali udah ngelunjak.""Cewek rendahan, tinggal di kampung. Nggak level banget kali sama Pak Evan yang lulusan Oxford."Ucapan-ucapan itu semakin membabi buta diperdengarkan dalam beberapa hari berikutnya. Bukan hanya di belakang Grace, tetapi juga di depannya. Ia semakin merasa muak dijadikan bulan-bulanan. Emosinya hampir-hampir meledak dan fokusnya jadi sempat teralihkan. Namun ia masih bisa menahan diri untuk memproklamirkan dirinya sebagai sahabat lama Evan.Beruntung Mario adalah manajer yang bijaksana. Sedari awal ia sudah menciptakan atmosf
Read more
12 Muak
"Grace, ada Anthony tuh." Indah menyentuh Grace yang sedang bersandar malas di sofa.Meskipun bukan hari libur atau akhir minggu, Grace akhirnya meminta satu hari libur dengan alasan sakit. Beruntung ia mendapatkan izin dari Mario yang memang merasa bahwa dirinya perlu istirahat.Semalam Grace menghabiskan waktu yang lama untuk menangis di kamar. Ketika bangun lebih lambat kira-kira pukul delapan pagi, ia hanya sarapan sedikit lalu duduk di sofa. Di depannya TV menyala, tetapi ia sama sekali tidak menontonnya.Grace menoleh pada Bundanya. "Suruh masuk aja, Bun. Grace lagi sulit gerak. Mungkin karena haid," ia beralasan. Padahal sebenarnya haidnya sudah selesai minggu lalu.Indah merasa ada hal buruk yang sudah terjadi. Tetapi putrinya
Read more
13 Medan Perang
Kembali ke kantor bisa disamakan dengan kembali ke medan perang. Grace memperlengkapi dirinya dengan beberapa senjata. Yang pertama untuk menghadang serangan perundungan dari para pegawai yang mulutnya setajam pedang. Yang kedua untuk menghindari keterlibatan dengan Evan. Grace mengajukan permintaan pada Mario agar mengizinkan Nita menjadi asisten manajer pengganti selama beberapa waktu. Awalnya permintaan itu memberatkan baik Mario maupun Nita. Mario lebih suka Grace karena punya lebih banyak pengalaman dan sangat cekatan. Sementara Nita merasa lebih cakap bekerja di depan komputer daripada di depan publik. Namun dengan alibi yang masuk akal, ia mendapatkan izin tersebut. Selama kurang lebih satu bulan Grace berhasil menghindari Evan. Setiap kali diminta untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan GM, selalu ada alasan yang berha
Read more
14 Yang Baru
Wejangan wanita yang sampai sekarang tidak Grace ketahui itu membuat dirinya banyak merenung. Secara logika, selama ini hubungannya terhadap Evan hanyalah sebatas sahabat, tidak lebih. Namun yang membuatnya ragu adalah perasaan terselubung yang selama ini membuatnya terus mengharapkan kedatangan Evan kembali. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang lebih. Hanya saja jika dipikirkan lebih lagi, kemungkinan besar Grace saja yang merasakannya. Jika tidak, tentu sikap Evan terhadapnya berbeda. Pada faktanya lelaki itu menunjukkan keacuhan dan tega memperlakukannya sedingin itu. Pikiran Grace selama ini dipenuhi oleh Evan. Hatinya pun menjadi lebih sering gundah ketika pria itu kembali ketimbang saat dia menghilang. Ia merasa bahwa sudah saatnya ia membuka hatinya untuk peluang lain. '...Cari
Read more
15 Mencoba
Seperti impian yang menjadi nyata, pesanan demi pesanan datang. Indah semakin disibukkan dengan membuat kue setiap minggunya. Kue untuk ulang tahun, arisan, acara kantor dan lain sebagainya. Karena itulah Grace selalu pulang kerja tepat waktu demi membantu sang bunda. Tak kalah, Anthony juga turun tangan barang satu atau dua jam di malam hari. Oleh karena itulah Grace merasakan bahwa kedekatannya dengan Anthony mulai dibawa ke level yang berbeda. Pria itu benar-benar menunjukkan ketulusan tanpa desakan untuk membalas perasaannya yang dulu dinyatakannya. Karena itulah Grace mendapatkan rasa nyaman dengan berada di dekatnya. Di hari Minggu sebelum liburan Natal tiba, Grace dan Anthony mengantarkan pesanan kue ke sebuah rumah di area pantai Sanur. Ini adalah pesanan kedua dari pasangan berkewarganegaraan Denmark-Cina. Hanya saja kali ini
Read more
16 Kembali
[April 2007] ||> Grace'Halo. Aku Grace, orang yang kamu tolong di kecelakaan motor Jumat lalu. Aku belum sempat ucapin terima kasih. Tapi kalau cuma lewat teks, rasanya kurang sopan. Boleh kita ketemu?' ||> Evan'Oh, hai, Grace. Kamu udah sembuh? Gimana mama kamu? Hmm, kita bisa ketemu di deket rumah sakit aja. Satu jam lagi aku bisa kesana.' Grace merasa beruntung karena pemuda itu meninggalkan nomor kontaknya di rumah sakit. Bahkan kata suster yang bertugas, ia bersedia dihubungi jika terjadi sesuatu. Namun keadaan membaik tiga hari kemudian, meskipun sang bunda masih dalam tahap penyembuhan. Sesuai dengan janji yang mereka buat, keduanya bertemu di s
Read more
17 Tutup Tahun, Mulai Lagi?
"—terlambat." Anthony berjalan menuju meja. Di tangannya ada sebuah plastik bening hingga terlihat isinya. Ia meletakkannya di sana sebelum mendekati Grace dan Evan.Evan memandang pada Grace tanpa bicara, seakan bertanya siapa lelaki yang baru datang ini."Ah, ya. Hmm, Anthony ini Evan, Evan ini Anthony." Grace memperkenalkan dengan singkat.Anthony terperanjat dan berkomentar, "Oh? Bukannya ...?" tanpa diselesaikan.Grace mengangguk, mengerti apa maksudnya. "Ya, kami ... baikan," beritahunya.Evan menangkap ada sesuatu di antara Grace dan Anthony. Pria itu bahkan terdengar tahu mengenai masalahnya dengan Grace. Karena itulah hatinya menjadi terusik.
Read more
18 Tercekat
Baru berbaikan tapi tiba-tiba berpisah tanpa kata. Lagi. Evan menghilang sejak hari pergantian tahun seperti ditelan bumi. Bahkan Vino sebagai sekretaris tidak mengetahui apa yang terjadi. Selama tiga hari sejak hari kerja dimulai, usaha Grace untuk menghubunginya juga berakhir sia-sia. Apartemennya pun didapati kosong setelah diperiksa. Grace merasa yakin bahwa ada sesuatu yang buruk telah terjadi. Ia harus melakukan sesuatu, entah bagaimanapun caranya. Naasnya, fokusnya teralihkan sepanjang hari di kantor sebagai akibatnya. "Grace, Grace!" Nita harus menyentuhnya sebelum akhirnya berhasil menarik perhatiannya. "Dipanggil Pak Mario tuh." Seperti baru bangun tidur, Grace tampak linglung tapi langsung beranjak dari tempatnya. Ia otomatis berjalan ke tempat Pak
Read more
19 Alasannya
Grace tidak percaya akan apa yang ia dengar. Sejak sang ayah berpisah dengan bundanya, ia sudah tahu alasannya karena perselingkuhan. Tetapi ia tidak pernah mau tahu siapa yang menyebabkannya. Hanya saja begitu mendengar dengan siapa ayahnya berselingkuh, ia pun mematung tak bisa berbicara. "Grace." Evan menyentuh lengan Grace cemas. "Grace, tolong ngomong sesuatu." Tidak membalas perkataan Evan, Grace kemudian menundukkan kepala. Kedua tangannya saling menggenggam erat. Melihat reaksi Grace, Evan menyesal telah menyampaikan kebenarannya seketika itu juga. "Seharusnya aku nggak usah bilang," gumamnya lirih lalu meremas rambutnya. Ia beranjak dari sofa dan berdiri menatap ke luar jendela. 'Kenapa har
Read more
20 Suasana Hati
"Van, hatiku hancur waktu denger ini. Tapi bukan karena perbuatan ayah. Sejujurnya aku udah nggak pernah peduli sama ayahku. Sama sekali. Mau dia menikah sama siapapun, atau selingkuh lagi, bagiku aku udah nggak punya ayah. Hatiku udah kebal dan nggak akan sakit hati. Tadi hatiku hancur karena ... ini mamamu, yang kamu bilang nggak pernah nyangka akan berbuat gitu. Jadi sekarang, aku mau jalankan peranku sebagai sahabatmu. I'm your support system here. Jangan sembunyi lagi, ayo kita jalani ini sama-sama."~~~Perkataan Grace semalam masih terus terngiang di telinga Evan. Terutama bagian dimana Grace menyatakan bahwa dirinya akan menjadi sistem pendukungnya. Itu menjadi kekuatan tersendiri baginya saat bangun pagi hari tadi. Kini ia kembali ke kantor dengan kondisi yang jauh lebih baik.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status