All Chapters of Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu: Chapter 101 - Chapter 110
126 Chapters
Sorry 100
"Kamu tidak perlu mendengarkan pria br*ngs*k itu Rey. Dia pasti menyesal kalau tahu yang sebenarnya," Laila memeluk dan mengusap punggung Reyna."Tante... tolong... jangan bilang... apapun pada... siapapun... mengenai masalahku... dan Om Hans ya, Tante," pinta Reyna memohon dengan suara putus- putus karena menahan isak tangis."Tapi Rey, dia harus diberi pelajaran."Reyna menggeleng, "Tidak Tante, kumohon.""Kamu tidak ingin membalasnya?" tanya Laila.Reyna kembali menggeleng, "Tidak ada untungnya Tante. Tolong berjanjilah Tante, berjanjilah Tante gak akan mengatakan pada siapapun," Reyna kembali memohon."Sebelumnya Tante punya satu pertanyaan buat kamu. Apa kamu mencintainya?"Tubuh Reyna menegang mendengar pertanyaan Laila."Jadi itu alasanmu tak mau membalasnya? Karena kamu mencintainya?" keterdiaman Reyna membuat Laila menyimpulkan sendiri."Sebenarnya, ya, dulu aku mencintainya tapi tidak sekarang. Alasanku tidak mengatakannya karena aku tidak mau membuat keluargaku malu apalagi
Read more
Sorry 101
"Aku tidak sedang bernegosiasi Rey. Aku memberimu pilihan," jawab Jessica dengan menampilkan seringai culasnya.Tentu saja Jessica tidak akan melakukan itu karena akan terkesan mengatur Hans. Apalagi ia tahu Hans belum sepenuhnya percaya padanya. "Baiklah, tapi Reyna butuh waktu," mau tak mau meskipun berat Reyna menyetujui keinginan Jessica. Pilihan yang diberikan Jessica hanyalah cara halus untuk memaksanya pergi. Ia tak mungkin membiarkan Anjas dan keluarganya terluka."Berapa lama?" tanya Jessica sambil memainkan ponselnya."Dua bulan.""Too long...," jawab Jessica sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas."Satu bulan," Reyna kembali mengalah.Hari ini Reyna terlalu banyak mengalah pada Jessica, padahal di awal tadi ia sudah bertekat untuk tidak takut namun Jessica benar- benar pandai memanfaatkan kelemahannya hingga memaksa Reyna menyerah dengan sendirinya."Two weeks. No more," kata Jessica tak mau dibantah.Reyna mengangguk lemah, kembali dipaksa untuk setuju."Ok, senang berd
Read more
Sorry 102
"Kenapa aku harus takut?" kilah Jessica namun Laila bisa menangkap kepanikan dalam sorot matanya."Kalau begitu Anda tidak keberatan untuk makan siang bersama kan?" Laila tersenyum.Anjas dan Rashad mengabaikan perdebatan kedua wanita itu sementara Hans lebih terlihat bingung. Mau menolak tidak enak hati tapi Jessica mengajaknya pergi."Tentu saja tidak," dengan terpaksa Jessica menjawab."Baguslah, selamat menikmati makan siang Anda," kata Laila kemudian duduk di samping Anjas bersiap untuk mengambilkan makanan untuk sang calon suami.Tepat saat mereka telah menghabiskan makan siangnya, Rayan datang."Maaf aku agak terlambat Tante," sapa Rayan pada Laila yang hanya dibalas dengan anggukan dan senyum maklum."Ada apa ini, La? Kok memanggil Rayan kesini?" tanya Rashad setelah mengelap mulutnya dengan tisu."Ada hal yang harus Laila sampaikan Bang," jawab Laila."Kalau begitu kami permisi dulu, terima kasih untuk makan siangnya Mbak Laila," Hans berpamitan karena mengira mereka akan mem
Read more
Sorry 103
Laila tak merasa iba sedikitpun melihat keadaan Hans. Sudut bibirnya robek, satu matanya bengkak menghitam, hidung mancungnya keluar darah dan sedikit bengkok. Kalau dibuang dijalanan takkan ada yang mengenalinya. Namun semua itu masih belum sebanding dengan penderitaan Reyna. Hans akan merasakan penyesalan sampai rasanya ingin memotong lidahnya sendiri seperti yang ia ucapkan kemarin."Ada satu lagi yang harus kalian tahu. Memang ada yang sengaja ingin menyakiti Reyna dengan memicu api di panggangan menjadi besar," Laila akan menuntaskan semuanya.Perhatian kembali beralih pada Laila yang memandang lurus ke arah Jessica yang memangku kepala Hans sambil menangis.Rayan tertarik dengan pernyataan Laila barusan karena ia tahu peristiwa itu disengaja namun tak mempunyai bukti. Laila datang padanya tadi pagi dan meminta dirinya menceritakan kehidupan Reyna selama di Aussie dan sebagai gantinya ia akan memberikan bukti itu. Setelah mendengar ceritanya, Laila tak langsung memberikan bukti ke
Read more
Sorry 104
Rashad meninggalkan ruangan Anjas untuk pulang ke rumah. Kalau bertahan di sana ia takut akan menjadi seorang pembunuh.Anjas melihat sahabatnya dengan tatapan kecewa. Ia tahu Hans pria br*ngsek tapi tak pernah terpikirkan olehnya bahwa pria itu akan melakukannya pada Reyna, keponakan tersayangnya. Ia mengerti sekarang, kenapa Reyna terlihat tidak nyaman dengan keberadaan Hans. "Kamu tahu Hans? Saat kamu begitu yakin Joane anakmu dalam hatiku menyangkalnya karena aku berharap kamu tidak hidup bersama wanita seperti dia. Aku mencari bukti sampai tes DNA diam- diam agar kamu terbebas dari tanggung jawab yang tidak seharusnya kamu pikul. Namun sekarang aku menyesal, aku justru berharap Joane benar- benar anakmu agar kamu bisa hidup bersama wanita j*lang itu. Karena kalian sangat cocok bersama. Tapi menyesal pun tak ada gunanya sekarang. Justru kenyataan yang ada ini adalah hukuman buatmu. Bahkan anak yang seharusnya kamu sayang dan kamu rawat memilih pergi tanpa pernah bertemu denganmu.
Read more
Sorry 105
Reyna tersenyum puas menatap lukisan keluarganya yang sudah terbingkai rapi. Ini akan dijadikannya hadiah perpisahan, ia sudah memikirkan alasan kepergiannya kembali ke Aussie. Akan ia manfaatkan waktu dua minggu ini dengan sebaik- baiknya. Bahkan ia tak memberitahukannya pada Rayan karena sahabatnya itu mulai tak bisa menjaga mulutnya."Reyna dimana Ma?" terdengar suara Rashad yang sepertinya sudah pulang dari kantor."Ada di ruang tengah, kok Papa udah pulang?" tanya Riana heran melihat sang suami yang pulang sebelum waktunya."Ada apa Pa? Kangen sama Reyna, ya?" goda Reyna yang muncul dari ruang tengah.Rashad memandang sang putri yang tersenyum ke arahnya. Putrinya yang sudah dewasa padahal rasanya baru kemarin ia menimangnya. Dan fakta menyakitkan tentang putrinya yang terlambat ia ketahui sungguh terasa merobek hatinya.Rashad memeluk erat putrinya dengan sesekali mencium puncak kepala sang putri dan satu tangan tak henti mengelus punggung Reyna. Riana masih tak mengerti dengan s
Read more
Sorry 106
Selepas makan malam Reyna kembali ke kamarnya. Melihat malam yang cerah ia berjalan ke arah balkon. Berdiri di pagar pembatas ia menengadahkan kepalanya."Reyhan, maaf ya Mama belum sempat mempertemukanmu dengan Papa. Tapi sekarang Papa udah tahu kalau Reyhan pernah hadir di dunia ini," monolog Reyna."Jadi nama cucu Papa itu Reyhan?"Reyna terkesiap mendengar suara Rashad tepat di belakang tubuhnya."Iih... Papa ngagetin aja," rajuk Reyna manja."Masa' gitu aja kaget," balas papa Reyna."Pertanyaan Papa belum kamu jawab lho, Rey?""Yang mana?""Nama cucu Papa, Reyhan?"Reyna mengangguk mengiyakan."Kalau begitu si Rayan itu b*dohnya tak tertolong.""Kok bisa gitu?" Reyna tak memahami arah pembicaraan ayahnya."Clue sejelas itu tapi dia tak tahu kalau Reyhan itu anak kamu sama Hans. Kan kebangetan?" Rashad terlihat kesal."Hehe...," Reyna tertawa kecil. "Rayan enggak b*doh, Pa. Buktinya dia bisa jadi seorang dokter. Mungkin dia cuma gak terpikirkan Om Hans akan berbuat sejauh itu meng
Read more
Sorry 107
Pagi ini Reyna bangun dengan semangat yang berkobar. Banyak misi yang harus ia tunaikan salah satunya adalah Laila namun sebelum itu ia harus menyelesaikan masalah perusahaan terlebih dulu. Ia tak akan terima kalau perusahaan papanya rugi karena masalah pribadinya.Reyna memilih jalur aman dengan mengirim pesan melalui aplikasi berlogo hijau. Mengirim sekertaris tak akan efisien lagipula belum tentu sekertarisnya pandai negosiasi. Tapi untuk panggilan telepon dia juga tak bisa melakukannya karena ia tak pandai berbohong. Yah, white lie boleh lah ya, demi kebaikan bersama.Di rumahnya Hans sudah 3 hari mengurung diri di kamar. Selain masih meratapi kebodohannya ia juga tak mau karyawannya melihat dirinya yang babak belur. Ia tak peduli dengan Jessica dan anaknya yang setiap hari datang untuk meminta maaf. Lagipula pikiran Hans dipenuhi Reyna dan anaknya yang sudah tiada. Ia tak akan bisa bekerja dengan baik. Mengingat semua yang ia tuduhkan pada Reyna membuatnya tak punya muka jika be
Read more
Sorry 108
Dengan muka merah padam Anjas masuk ke ruangan Reyna. "Kenapa kamu cancel pembatalan kerja sama dengan perusahaan Hans, Rey?" tanya Anjas dengan suara keras membuat Reyna berjengit kaget bahkan Anjas masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Tenang dulu Om," kata Reyna."Tenang gimana maksud kamu? Jangan bilang kamu jatuh cinta sama dia! Aku gak akan pernah rela kamu sama dia!" Anjas malah semakin murka.Reyna menggeleng- gelengkan kepalanya, tak habis pikir sama jalan pikiran Om kesayangannya ini."Om, marah boleh bodoh jangan," sergah Reyna membuat Anjas melotot."Kamu ngatain Om bodoh?!" napas Anjas terengah, kalau dalam anime mungkin sudah keluar asap dari ubun- ubun dan telinganya."Duduk dulu yuk, baru Reyna jelaskan," Reyna menarik lengan Omnya agar duduk di sofa."Om tenang dulu, jangan marah- marah mulu dong! Bisa bubar karyawan kalau Om kayak gini terus."Semenjak hubungannya dengan Laila renggang, Anjas memang berubah emosional. Kesalahan kecil dari bawahannya akan menj
Read more
Sorry 109
Reyna memarkir mobilnya di basement apartemennya. Dirinya baru saja makan malam dengan Rayan. Namun mereka mengendarai kendaraan masing- masing. Saat baru saja keluar dari mobil dirinya dikejutkan dengan keberadaan Hans yang sudah berada di belakangnya.Wajah Reyna yang terlihat kaget membuat Hans mengulum senyum. Hans nekat menemui Reyna di apartemen karena dirinya tak bisa masuk ke kantor Anjas. Memang benar kerja sama mereka masih berlanjut namun tidak ada lagi akses buatnya memasuki kantor itu. Saat ada meeting di luar Anjas akan mengirim sekertarisnya. Begitu juga dengan Reyna, wanita di hadapannya saat ini akan mengirim surel ataupun pesan melalui ponsel jika ada hal yang ingin ia sampaikan."Ada perlu apa, Om?" Reyna berusaha menjaga suaranya agar tidak bergetar.Tak bisa ia pungkiri ada rasa marah dan kecewa dengan tuduhan- tuduhan yang Hans lontarkan saat di rumah sakit dulu. "Banyak hal yang harus kita bicarakan, Rey," Hans menatap lurus ke arah Reyna yang memalingkan wajah
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status