All Chapters of SUAMIKU SUAMIMU: Chapter 31 - Chapter 40
78 Chapters
Sebersit Harapan
Kemarahan Fuad pada Sofia tidak bisa bertahan lama. Keesokan harinya ia sudah bersikap seperti biasa pada wanita yang sudah menjadi istrinya selama sepuluh tahun.Ya, sudah sepuluh tahun Fuad hidup bersama Sofia, tapi ia tidak pernah merasa bosan ataupun jenuh. Rasa cintanya justru semakin berkembang setiap hari, terlebih setelah insiden kecelakaan yang membuat Sofia harus kehilangan rahimnya. Fuad menjadi semakin protektif pada Sofia.Seperti pagi ini, karena ada rapat penting yang harus dipersiapkan dengan cermat, Fuad berangkat lebih pagi daripada biasanya. Sebelum berangkat ia menghubungi Lidya dan meminta tolong padanya untuk menemani Sofia dan membawakan makanan untuknya.“Dek, aku berangkat dulu ya,” pamit Fuad sambil mencium kening Sofia.“Hati-hati, Mas.” Sofia mengangguk sambil tersenyum lega. Ia sempat khawatir kalau Fuad masih marah karena permintaannya semalam.“Oya, nanti Lidya akan datang membawakan maka
Read more
Wanita yang tidak sempurna
Semenjak pembicaraan dengan Lidya kemarin, Sofia terlihat lebih bersemangat menjalani hidupnya lagi, meskipun masih belum kembali sepenuhnya seperti semula. Tatapan mata yang semula kosong dan sendu kini tampak lebih hidup dibandingkan sebelumnya.Senyum lebar yang biasa menghiasi wajahnya kini tidak pernah tampak lagi di wajah cantiknya. Sofia hanya tersenyum simpul atau sekedar menarik sudut bibirnya saat Fuad atau Lidya mengajaknya bercanda atau tertawa untuk menghiburnya. Hatinya masih terasa kosong. Ia masih sering melamun dan merenung cukup lama saat sendirian di rumah.“Mas, bolehkah aku pergi ke toko? Atau setidaknya izinkan aku untuk melakukan pekerjaan rumah. Sudah sebulan sejak aku keluar dari rumah sakit. Aku bosan harus di rumah terus tanpa melakukan apa-apa,” pinta Sofia suatu malam sebelum ia tidur.“Baiklah, aku izinkan. Tapi ingat, jangan buat tubuhmu kelelahan. Segera istirahat saat kamu mulai merasa capek atau tidak enak bada
Read more
Apakah ini Nyata
Tanpa terasa sudah seminggu berlalu sejak Sofia mulai pergi ke toko lagi. Setelah mulai beraktivitas di toko lagi, ia terlihat lebih bersemangat setiap hari. Meskipun Fuad belum melepasnya sepenuhnya.Setiap hari Fuad akan mengantarkan Sofia saat berangkat dan menjemputnya saat pulang. Saat sibuk ia akan menitipkan Sofia pada Lidya. Tak lupa ia berpesan pada Lidya untuk mengawasi Sofia dan menjaganya agar tidak kelelahan.Lidya mengawasi Sofia dengan telaten. Ia selalu mengingatkan Sofia untuk segera beristirahat saat melihatnya mulai lelah. Ia juga rutin mengirimkan Fuad foto Sofia saat di toko, tentunya ia melakukannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan Sofia.Hari ini toko sangat ramai oleh pembeli dan beberapa orang yang datang untuk memesan brownis. Lidya dan Sofia sampai kewalahan begitu juga pegawai yang ada di dapur. Jumlah penjualan brownis mereka bertambah banyak setiap hari. Sepertinya mereka perlu menambah pegawai baru untuk membantu proses produks
Read more
Kegalauan Hati
Dada Lidya berdebar-debar menunggu jawaban dari panggilan teleponnya. Ditariknya nafas panjang untuk mengurangi rasa gugup yang mendera. Hatinya penuh dengan bunga harapan yang sedang mekar dan berkembang. Namun harapannya langsung menguncup manakala panggilan teleponnya tidak diangkat bahkan sampai dering terakhir berbunyi.Lidya menghela nafas dalam sambil memandangi layar ponsel yang masih menyala. Ia masih belum menyerah. Diulangi panggilan telepon sekali lagi. Masih belum ada jawaban juga. Bahkan sampai panggilan ke sepuluh tetap tidak ada jawaban. Dibantingnya ponsel dengan keras di atas kasur sambil mengusap air mata yang luruh di pipi.Sebenarnya Lidya ingin memastikan dan bertanya pada Pram langsung apakah lelaki yang dilihatnya tadi benar-benar Pram atau cuma khayalannya saja. Ia merasa yakin kalau Pram yang dilihatnya tadi adalah nyata, bukan hanya khayalannya saja karena tatapan mata mereka sempat bertemu selama sekian detik.Juga menanyakan perihal
Read more
Sang Muhallil
Sofia berjalan dengan cepat menuju rumah Lidya dan mengabaikan panggilan Fuad yang sedang menunggunya di ruang tamu. Dadanya terasa panas, dipenuhi oleh amarah yang terbentuk karena mendengar pendapat yang disampaikan Fuad saat sarapan tadi, sampai ia enggan untuk menghabiskan makanannya.Sesaat setelah membuka pintu pagar, Sofia langsung menyadari perbuatannya lalu mengucapkan istigfar berkali-kali sambil menarik nafas dalam. Ia merasa menyesal karena menuruti amarah yang membakar dadanya sehingga bersikap kasar pada Fuad. Padahal lelaki itu tidak melakukan kesalahan yang besar dan hanya menyampaikan pendapatnya saja tadi.“Astagfirullah ... Padahal Mas Fuad tidak salah apa pun. Ia hanya mengungkapkan pendapatnya padaku, tapi kenapa aku bisa semarah ini. Kenapa aku malah melampiaskan rasa kecewaku kepadanya?” batin Sofia menjerit karena penyesalan yang begitu dalam.Ia menoleh ke belakang selama beberapa saat lalu menghela nafas panjang untuk menena
Read more
Persetujuan
“Jadi ... Bagaimana, Mbak?” tanya Sofia saat melihat Lidya terdiam sambil memandanginya.Sofia tahu Lidya pasti sangat kaget setelah mendengar penjelasannya, tapi ia sudah tidak tahan lagi. Selama ini ia selalu bersabar untuk tidak mengatakannya pada Lidya sebelum memperoleh persetujuan dari Fuad. Namun karena topik pembicaraan Lidya barusan yang seakan mendukung gagasannya agar Lidya mau menikah dengan Fuad, Sofia akhirnya mengungkapkan pemikirannya saat itu juga.“Mbak ... Kamu serius dengan permintaanmu tadi? Memintaku menikah dengan Mas Fuad? Kenapa?” desak Lidya tidak sabar.“Aku serius, Mbak. Apakah wajahku terlihat sedang bercanda sekarang?”Lidya mengamati wajah Sofia yang memang terlihat serius sekarang. Tidak ada senyum yang terlihat sama sekali di wajah cantiknya.“Kenapa? Bolehkah aku tahu alasannya?”“Karena aku mencintainya. Semua ini demi kebahagiaan Mas Fuad. Aku takut dia
Read more
Keputusan Lidya
Sementara di rumah sebelah, Lidya tidak bisa tidur malam itu. Ia terus memikirkan kata-kata Sofia hari itu. Tentang pernikahan yang harus dijalaninya sebelum rujuk kembali dengan Pram. Bisakah ia melakukannya, sementara hatinya masih tertambat sepenuhnya dengan Pram. Ia merasa seperti mengkhianati lelaki yang dicintainya jika harus menikah lagi.Lagi pula, siapakah lelaki yang bersedia menikahinya sekarang. Janda dengan tiga anak yang masih kecil-kecil. Meskipun ada lelaki yang bersedia menikah dengannya, ia ragu apakah lelaki tersebut bisa menyayangi ketiga anaknya dengan tulus seperti menyayangi anak kandungnya sendiri. Jaman sekarang jarang sekali ada lelaki yang benar-benar tulus dalam mencintai.Lidya yakin Pram akan kembali suatu saat entah. Firasatnya dengan kuat mengatakan bahwa lelaki itu akan kembali suatu saat nanti untuk bersatu kembali dengannya dan anak-anak. Karena itu ia harus segera bertindak sekarang juga. Sebelum Pram benar-benar kembali, ia harus su
Read more
Hari Sakral
Hari ini, Fuad duduk di hadapan penghulu yang kedua kali dalam hidupnya untuk mengucap ijab kabul. Di sampingnya duduk seorang wanita cantik yang dulu hampir saja bertunangan dengannya. Namun, tidak jadi karena ia kabur pada malam pertunangan mereka dan memilih pergi dengan kekasihnya. Kini ia akan menikahi wanita yang kini menjadi tetangganya tersebut sebagai istri kedua atas permintaan Sofia.Setelah Fuad menyetujui permintaan Sofia untuk menikah lagi, semua hal terjadi begitu cepat. Keesokan harinya Sofia mengabarkan padanya bahwa ia sudah menemukan wanita yang bersedia menjadi istri keduanya.Fuad hanya mengangguk pasrah dan menyerahkan semua urusan pada Sofia. Ia percaya pada pilihan istrinya dan tidak pernah sekalipun bertanya padanya siapa wanita yang akan menjadi istri keduanya. Melihat senyum yang muncul di wajah Sofia sudah membuatnya senang meskipun hatinya dilanda rasa resah yang tidak terkira.Sofia tampak tersenyum lebar dan bersemangat saat mencer
Read more
Upaya Pendekatan
“Biarkan aku tidur di sini bersamamu malam ini, Dek. Hanya malam ini saja. Besok aku akan ke tempat Lidya. Aku janji,” pinta Fuad setelah mendengar ucapan Sofia yang menyuruhnya untuk tidur di rumah Lidya malam ini.Acara ijab kabul sudah selesai. Para penghulu dan tamu undangan sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya tersisa Lidya, Sofia, Fuad dan anak-akan yang dijaga Mbok Rum serta beberapa pegawai toko yang tampak membereskan ruang tamu yang baru saja digunakan untuk acara ijab kabul.Lidya masih di kamar bersama para make up artis untuk melepas kebaya dan menghapus riasan di wajahnya setelah berfoto beberapa kali dengan Fuad dan anak-anak. Sedangkan anak-anak bermain di halaman ditemani Mbok Rum setelah makan siang tadi.“Mas ... Lidya sekarang juga istrimu bukan hanya aku saja. Jadi kamu juga harus mulai membiasakan diri untuk tidur bersamanya. Ingat tujuan utama dari pernikahan ini. Jadi ... Semakin cepat kamu tidur bersamanya akan se
Read more
Misi Pertama
“Jadi begitulah yang sebenarnya terjadi. Aku menceritakan ini pada kalian agar tidak terjadi salah paham yang akan menimbulkan fitnah di kemudian hari,” terang Sofia pada para pegawai setelah menjelaskan pada mereka tentang cerita dibalik pernikahan Lidya dan suaminya, Fuad.Para pegawai hanya terdiam menyimak penjelasan Sofia tidak ada yang berbicara sama sekali. Sofia memandangi mereka satu persatu menunggu tanggapan mereka tapi tidak ada seorang pun yang bersuara.“Baiklah, karena tidak ada pertanyaan lagi kita ke dapur saja. Kalian mau pulang kan? Bungkuslah beberapa lauk dan makanan di dapur untuk dibawa pulang, ayo dua atau tiga orang ikutlah denganku,” ajak Sofia seraya berdiri.Tugasnya untuk menjelaskan kejadian sebenarnya sudah selesai. Sekarang tinggal menunggu bagaimana tanggapan mereka. Apakah setelah ini ada pembicaraan yang tidak mengenakkan lagi atau tidak. Semua kembali pada mereka sendiri karena ia sudah berusaha untuk m
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status