All Chapters of Menjadi Ibu Susu: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
11. Harapan Bik Momo
Melati sudah cantik dengan baju dress pink motif bunga sepatu, dengan bando pink menghias di rambut Melati yang sudah mulai lebat. Bik Momo menggendong Melati. Tidak lama, Ros pun keluar dari kamar menggunakan dress di bawah lutut berwarna pink mirip baju Melati. Dengan rambut terurainya  yang disisir rapi serta tak lupa bibir seksi milik Ros yang disapu lipstik berwarna pink tua."Wah, Rosmala...cantik banget sih." puji Bik Momo sambil tersenyum."Iya atuh, Bik. Kalau ganteng namanya bukan Rosmala, tapi Riswan. Hihihihi..." kekeh Ros diiukuti oleh Bik Momo.Riswan menoleh ke arah Ros dan melihat penampilan Ros sangat cantik malam ini. Riswan melongo. Jujur, wajah Ros itu cantik. Saat tidak berdandan saja bisa membuat Riswan beberapa kali terpesona. Apalagi dandan begini? Mulut Riswan bahkan setengah terbuka, karena begitu terpesona dengan Ros."Cantikkan, Pak?" tanya Bik Momo pada Riswan, membuat lelaki itu sedikit tergagap."Mingkem, Pak! Mu
Read more
12. Menata Hati
Minggu pagi di Bandung udara terasa dingin, keluarga Riswan sedang menikmati sarapan. Ibu Riswan dibantu Bik Momo dan Lasmi membuat nasi goreng dan siomay.Ros banyak diam, tidak bersemangat sambil menggendong bayi Melati. Ros memilih duduk di pinggir kolam ikan koi, melamun sendu. Tak sanggup rasanya membayangkan Melati mempunyai ibu baru dan dia pasti tidak dibutuhkan lagi."Hhhhhmmm..." Ros menghela nafasnya kasar."Melati, meskipun nanti punya mama baru, Melati ga boleh lupa sama Bude mama ya? janji ya? Sini bude mama peluuuk." Ros berucap lirih kepada Melati sambil memeluknya dengan sangat erat, tak terasa air mata kembali membasahi pipi Ros.Ros tak sadar di belakang ada Riswan yang sedari tadi berdiri di sana mendengar apa yang diucapkan oleh Ros.Riswan menatap sayu pundak Ros, dia sangat paham bahwa wanita sewaannya ini dengan sepenuh hati menyayangi dan mengurus putrinya. Bagaimana dia bisa mengartikan sendiri perasaanya saat Ros memelukn
Read more
13. Cinta yang Rumit
Ros berbaring di kamarnya ditemani bayi Melati yang bertambah montok. Bayi perempuan itu sedang memainkan mainan bunyi-bunyian. Hari ini masuk bulan kelima Ros bekerja di rumah Riswan, hatinya sudah menyatu dengan Melati dan rumah ini.Riswan sedang duduk di depan televisi sambil menonton film romantis. Saat masih ada almarhumah istrinya, mereka suka nonton berdua, karena sama-sama penyuka genre film romantis. Ros melewati ruang televisi untuk ke dapur dan membuat susu."Film apa itu, Pak?" tanya Ros yang tiba-tiba berhenti dan memperhatikan film yang sedang diputar.Riswan kaget, lalu menoleh ke asal suara."Ohh, ini judul filmnya First kiss," sahut Riswan ringan."Oo ..." mulut Ros membentuk huruf O."Artinya apa tuh, Pak?" tanya Ros pura-pura bloon."Ciuman pertama Ros," sahut Riswan dengan jujur, sambil membetulkan letak kacamatanya.Ros menyeriingai, "ciiee, Bapak udah kangen yaa pengen dicium," goda Ros dengan dagu yang m
Read more
14. Cemburu
Keadaan rumah sudah hening, jam dinding  menunjukkan pukul sepuluh malam, Bu Nurmi dan Bik Momo sudah tidur, tinggal Riswan yang masih gelisah sudah tiga hari diabaikan oleh Ros, sedangkan Ros, masih asik menyusui Melati yang belum ingin tidur.Riswan tak tahan lagi dengan sikap Ros, dia keluar kamar lalu mengetuk pintu kamar Ros.Tok! Tok!"Ros, buka pintunya!" pinta Riswan dengan suara setengah berbisik takut ibunya terbangun.Ros membuka pintu, Riswan langsung nyeruduk masuk lalu menutup pintu."Ett...siapa nih Melati yang datang bertamu malam-malam?" tanya Ros pada Melati seolah-oleh mereka kaget dengan kehadiran Riswan."Ehh itu saya mau melihat Melati," sahut Riswan asal, lalu menghambur ke kasur  untuk mengangkat Melati dan menggendongnya."Anak Papa, aduh papanya kangen banget," ucap Riswan sambil mencium gemas pipi Melati yang sangat montok.Ros tersenyum tipis melihat tingkah Riswan sambil merapikan beberapa
Read more
15. Memutuskan untuk Pergi
Demi menghargai ibunya dan Sella, akhirnya Riswan memutuskan untuk mengajak Sella untuk makan di luar.Ros mengintip dari jendela kepergian Riswan. Masih dengan Melati dalam gendongannya. Hatinya sangat sakit dan terbakar api cemburu. Namun ia menggeleng-gelengkan kepala. Ia menegaskan, bahwa ia bukan siapa-siapa."Tak boleh Ros, kamu harus tahu diri kamu siapa dan asal kamu dari mana," lirihnya mengingatkan hatinya.Ros mengambil hp lalu mengirim pesan WA kepada Daren."Ren, sepertinya aku mencintainya.""What? Maksud lo sama Riswan?""Iya.""Ya ampun Ros, benarkan kata gue hati-hati lu terpesona sama laki-laki baik kayak Riswan.""Trus dianya gimana?""Kayaknya sih ngga, hehehe sekarang orangnya lagi pergi dengan wanita lain. Wanita baik-baik yang dijodohkan ibunya." "Rooosss...sini aku peluk."Ros menangis membaca pesan dari Daren."Gue sedih ren."Ros menangis sesegukan dalam diam meny
Read more
16. Kesepian
 Riswan mematut diri di depan kamar Ros. Dia berharap ini hanya mimpi. Tetapi saat dia menampar wajahnya, barulah dia sadar semua ini nyata. Wanita yang selalu di kamar ini, begadang siang malam hanya untuk menyusui anaknya dengan penuh suka cita, sudah tidak ada lagi.Air matanya menggenang, "ya  Allah, kenapa dengan diriku?" lirih Riswan dengan suara bergetar. Bik Momo ikut meneteskan air mata melihat majikannya yang termenung di depan kamar Ros, dirinya juga tengah sibuk menenangkan Melati yang masih menangis sesegukan.Riswan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Ros, matanya menyapu setiap sudut kamar,  lalu matanya tertuju pada kotak kecil yang telah dibungkus kado bermotif polkadot hitam putih.Riswan tak sabar membuka bungkusan kado tersebut dengan penasaran, kemudian membuka sacarik kertas yang menempel pada kotak berwarna coklat.Pak R
Read more
17. Kesepian 2
Malam ini Melati rewel sekali dan badannya sedikit hangat. Tepat setelah satu bulan kepergian Ros."Bik, apakah Melati sudah diberikan obat penurun panas?""Sudah, Pak. Tetapi masih anget dan rewel banget," sahut Bik momo sambil terus berusaha menenangkan Melati."Maaaaamammaa...mmaaammmaa...," celotehan Melati terdengar jelas.Bik Momo tertunduk menghapus air matanya, ia tahu kalau Melati sangat merindukan Ros. Sedangkan Riswan hanya bisa diam, ia pun sama merindukan Ros, bahkan dadanya terasa penuh bila kembali mengingat saat-saat kepergian Ros."Sini, Bik! Biar saya bawa ke kamar Ros, sambil liatin video Ros," ujar Riswan sambil mengambil alih Melati dari gendongan Bik Momo."Bibik tidur saja duluan, siapa tahu nanti malam kita harus gantian menjaga Melati." Bik Momo mengangguk paham, lalu berjalan ke belakang menuju kamarnya. Sedangkan Riswan
Read more
18. Mencari Ros
"Ayolah Jek, aku butuh alamat Ros," pinta Riswan memelas kepada Kojek.Ini keenam kalinya Riswan bertandang ke Ferrari, untuk memperoleh kabar keberadaan Ros."Sorry bro, gue ga tau," jawab Kojek cuek"Ga mungkin lo ga tau, lo temen SMAnya'kan?" tanya Riswan dengan intonasi sedikit garang."Boy, bawa lelaki ini keluar," pinta Kojek pada bodyguardnya."Bro, tolongin gue bro, gue harus ketemu Ros!" Riswan berteriak sambil diseret keluar oleh dua orang bodyguard Ferrari.Kojek di dalam Ferrari mencoba menghubungi kontak Ros, namun tak juga tersambung."Shitt! Ayolah Vio kamu ke mana?" ujar Kojek kesal karena dari sebulan yang lalu, nomor Viona atau Rosmala tidak bisa dihubungi."Ros ga ada kabar, Jek? Semoga dia baik-baik saja," ujar Darren saat menghampi Kojek."Besok
Read more
19. Mencari Bagian 2
Ros sudah sampai di Jakarta. Memilih berhenti di terminal Kampung Rambutan, lalu turun dan menepikan langkahnya di sebuah warung kopi. Perutnya keroncongan menahan lapar, karena selama satu hari satu malam di perjalanan, ia baru satu kali makan, saat bis berhenti di rest area."Mbak, mau ini ya!" Ros memberikan mie instan cup pada penjaga warung kopi. Untungnya hanya satu orang yang lelaki tua yang sedang ngopi di dalamnya, sehingga Ros tidak terlalu risih. Penjaga warung menuangkan air panas pada mie instan cup milik Ros, kemudian ia memberikan pada Ros, sambil tersenyum tipis.Ros mengisi perutnya dengan mie instan panas dengan asap yang masih mengepul. Begitu sedap masuk ke dalam tenggorokannya. Segelas teh manis hangat juga menemaninya pagi ini, menikmati sisa aroma gerimis yang semalaman membasahi bumi.Setelah kenyang dan membayar tagihannya, Ros keluar dari
Read more
20. Kembali ke Jakarta
FlashbackRos menahan tawanya bila ingat kejadian saat di kampung beberapa waktu lalu. Gara-gara Pak Kades, semua rencananya berlibur di kampung menjadi gagal.  Ros kini tengah bersembunyi di kolong tempat tidur kamar ibunya, dan lebih anehnya lagi, Satria ikut serta bersembunyi di bawah sana. Entah apa maksud Ros mengajak adiknya ikut bersembunyi bersamanya. Padahal Satria bersikeras tidak mau, katanya takut ada kecoa. Iring-iringan Pak Kades sudah masuk di ujung  gang kampung Ros, tidak mungkin ia lari sekarang. Bisa-bisa diuber Pak Kades. "Udah datang belum ya Pak Kades, kok sepi?" bisik Ros pada adiknya. "Belum kayaknya, Mbak. Belum ada suara ramai," jawab Satria. 
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status