Semua Bab His Dangerous Secret: Bab 31 - Bab 40
104 Bab
31. Period.
Zac sedang ada meeting internal bersama tim controller saat Zoey mengirim sebuah pesan kepadanya. Fokus Zac langsung teralih karena wanita itu mengiriminya tiga buah pesan.'Zac, kau lagi meeting ya?''Masih lama kah?''I need your help.'Membaca pesan terakhir, Zac pun langsung menekan tombol panggil sambil keluar dari kursinya. Terdengar bunyi tut sebanyak tiga kali, kemudian suara Zoey terdengar di seberang."Kenapa?" tanyanya dengan nada rendah. Dia sudah berada di luar ruangan."Zac, aku ganggu ya?""Kenapa, Jo? Buruan, aku masih meeting.""Tamu bulananku datang dan kayaknya nembus. Aku nggak punya cadangan dalaman dan rok di sini. Help." Suara Zoey terdengar gelisah dan kalut."Kenapa bisa lupa tanggal sih?" Udara bebas seakan berhasil mengirimkan sinyal kekhawatiran Zoey kepada Zac. Kaki panjang pria itu bergerak cepat menuju lift. Sampai melupakan kalau dia belum berpamitan secara resmi dari tengah-tengah rapat.
Baca selengkapnya
32. Jealous?
Jeff refleks menjauh dari Zoey, sedangkan perempuan itu masih tetap di posisinya. Jeff masih waras untuk tidak berurusan dengan Zac, dia sama gilanya seperti Edric. Namun entah kenapa Jeff masih berani menggoda Zoey, anak perempuan dari konglomerat yang bernama Dominic Ethan Louis tersebut.    Zac melangkah masuk ke dalam dan menghampiri kedua orang itu. Tidak bisa menyembunyikan kalau dia sedikit tidak menyukai Jeff. “Sepertinya jam segini pekerjaan Pak Jeff sudah selesai.” Sindirnya dengan wajah yang mulai mengeras. "Ehm, mohon maaf, Pak. Saya hanya ingin menyapa ibu Zoey sebentar." Jeff menjawab dengan santai. Kedua tangannya kini sudah berada di dalam saku celana. "Bukankah ini masih jam kerja?" "Zac." Zoey menegur pelan. Keningnya sedikit berkerut melihat tingkah kembarannya yang sangat tidak terpuji. "What?" Zac menoleh ke arah wanita itu dengan tatapan malasnya. "Aku yang minta tolong dia ke sini untuk melakuka
Baca selengkapnya
32. Skip dulu yaa
Edric dan Zac dengan cepat berlari keluar dari ruangan. Langkah cepat kaki-kaki panjang mereka yang nyaris berlari kecil membuat semua perhatian tertuju kepada mereka. Kesehatan seorang Chris Ellordi memang sudah tidak sebaik dulu lagi. Di usianya yang sudah sangat renta, yakin delapan puluh enam tahun, Chris sudah lebih banyak menghabiskan waktunya  di rumah. Dia menjadi cepat lelah sejak dia berhenti total dari perusahaan. Mungkin, yang kesehariannya bekerja full time dan mobilitasnya tinggi, tiba-tiba tidak mengerjakan apapun, sangat wajar memang, jika onderdil-onderdil di dalam tubuhnya mulai kehilangan tenaga.Edric menghampiri mobilnya dan langsung mengambil tugas di balik kemudi. Zac duduk di sebelahnya dan memasang seatblet.Tiba-tiba pintu belakang terbuka. Edric dan Zac spontan melihat siapa yang baru masuk. Zoey!"Kalian mau ke mana? Kenapa seperti terburu-buru sekali??" Zoey bertanya dengan wajahnya yang terlihat keheranan. Tadi, di
Baca selengkapnya
33. Patricia.
"Kenapa bisa??" Zoey menatap Edric dan Zac secara bergantian, seperti menuntut penjelasan. Irama jantungnya sudah mulai terpengaruh.  "Kita juga belum tau, Jo, tadi papa cuma bilang opa nggak sadarkan diri," jawab Edric tenang seraya menginjak pedal gas dan memutar setir mobilnya untuk membuat tunggangan mahal itu berjalan.  "Serius? Aku telepon mama deh!" "Don't!" Zac tiba-tiba menoleh ke belakang dan menatapnya tajam. "Kau tidak berpikir apa yang dirasakan mama sekarang?" Zoey langsung urung mengambil ponsel dari dalam tasnya. Benar juga, mama Cha-nya pasti sangat kalut sekarang. Tentang opa Chris yang sudah sering sakit memang bukan hal yang baru lagi, tapi belum pernah sampai tidak sadarkan diri seperti ini. Pada akhirnya mereka bertiga tenggelam dalam diam. Sama-sama sedang memikirkan apa yang terjadi di rumah sakit sekarang. Bagaimana kondisi opa Chris? Bagaimana perasaan oma Amber dan mama Chalondra? Ketiganya seperti mengalam
Baca selengkapnya
34. Pertanyaan konyol.
Edric sudah tiba di Cakrawala Hospital. Tanpa bertanya kepada siapapun lagi, dia sudah tau di kamar mana sang opa dirawat. Sudah pasti di kamar khusus untuk keluarga Ellordi yang berada di lantai lima. Edric bergegas masuk ke dalam lift diiringi sorot pandang banyak orang. Siapapun sudah tau kalau dia adalah cucu dari pemilik rumah sakit ini. Benar saja, di depan pintu kamar yang menjadi tujuan Edric, sudah ramai anggota keluarga. Dominic, Brandon, Janice dan Calvin duduk di kursi yang menempel berjejer di tembok.  "Pa! Om! Tante!" Dia memanggil sambil mempercepat langkahnya. Dominic dan Brandon pun menoleh ke arah datangnya suara. "Gimana keadaan opa?" Edric langsung to the point.  "Masih belum siuman, Ed. Tapi semua alat vitalnya  berfungsi dengan baik dan normal," jawab Dominic. Ada gurat kesedihan di wajah tua sang ayah.  "Apa yang terjadi, Pa? Om?" "Hanya kelelahan, Ed." Kini Brandon yang menjawab. "Tadi opa da
Baca selengkapnya
35. Cakrawala Hospital.
Semua orang yang berada di dalam ruang rawat inap vvip itu mendadak diam. Dominic, Brandon, Janice, Calvin, Zac dan Zoey yang sama sekali tidak terlibat dalam obrolan di dalam tadi terlihat kebingungan dan sedikit shock. Sedangkan Amber, Cha dan Edric, mereka bertiga ibarat disambar petir tak kasat mata. What the hell! Tidak berbeda dengan semua orang, Patricia pun ikut dilanda kebingungan dengan ucapan kakek dari tunangannya tersebut. Apa maksudnya pulang-pulang membawa buah hati?? "Maksud Papa apa? Kita dari tadi nggak ada bahas Edric, Pa. Papa pasti lagi mimpi ya?" Chalondra cepat-cepat meremas telapak tangan Chris dan menatap pria sepuh itu dengan tatapan yang tidak biasa. Remasan kecil yang ia berikan rupanya berhasil ditangkap Chris sebagai sebuah kode. "Ah." Dia berpura-pura memegang kepalanya. Sepertinya opa sudah tidur terlalu lama sampai-sampai mimpinya masih teringat jelas." Fiuhhhhhh! Diam-diam Cha, Amber dan Edric bernapas lega. Ah, Dom,
Baca selengkapnya
36. Mobil siapa?
Edric mengerjap dua kali mendengar kalimat yang dilontarkan Zura. Sorot mata dan juga nada bicara perempuan itu seperti menyiratkan suatu makna yang membuat dada Edric berdebar lebih kencang.   Apakah ... gadis itu sudah mengetahui semuanya? Tentang kecelakaan itu? Apa Zura sudah mengetahuinya? Oh no! Edric berubah menjadi gugup. Padahal seharusnya dia lah yang mengintimidasi Zura. Namun rasa cemas akan anggapan Zura sudah mengetahui rahasia yang selama ini dia simpan, tidak dapat dicegah untuk datang menghampiri laki-laki itu. Tapi tidak mungkin. Bukankah saat melihat Hendry kemarin, Zura pun biasa saja? Dia mungkin mengingat ibunya, tapi tidak mengingat kejadian waktu itu. Mungkin kah?? "Ehm." Edric kemudian memilih untuk menetralkan sikapnya. Lebih baik berpositif thinking dari pada menduga yang tidak-tidak. Anggap saja Zura memang hanya tidak terima akan cara Edric yang menilainya sebatang kara. "Saya tidak bermaksud apapun, apalagi ingin men
Baca selengkapnya
37. Request.
Kembali ke kamar inap Chris. Setelah Edric pergi menarik Patricia keluar dari sana, keempat orang itu sudah bisa dipastikan langsung membahas tentang pertunangan cucu sulung Chris dengan puteri pengusaha kaya bermarga Roby itu. "Apa yang sudah kami lewatkan?" Chris menuntut penjelasan dari anak dan menantunya. Ingat 'kan dia hampir saja membuat kekacauan lantaran tidak mengetahui apa-apa? Amber dengan cepat menyentuh punggung tangan Chris sebelum mulai berbicara. Dia meremas tangan suaminya pelan sambil tersenyum lembut. "Chris. Dulu sebenarnya aku sudah ingin menceritakan sesuatu kepadamu. Tapi aku selalu lupa. Faktor usia, aku sudah sering melupakan hal-hal penting."  "Menceritakan apa?" "Tapi berjanjilah kau tidak akan over reacted." "Tell me, Amber!" Chris malah menjadi tidak sabaran Amber pun melihat ke arah Chalondra sebentar. Seperti meminta izin untuk menceritakan hal yang sampai detik ini masih dia anggap sebagai rahasia
Baca selengkapnya
38. Obrolan di telepon.
Mean while in Dubai.Radesh kembali melakukan visit rutin ke pabrik utama Eco Paper. Setelah beberapa kali trial and error, akhirnya tim produksi Eco berhasil menemukan formula bahan-bahan baku yang tepat untuk menghasilkan produk tisu travel pack yang ukuran serta gramasinya sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak Radesh. "Kalau begitu kita sudah bisa lanjut ke tahap berikutnya, Pak. Paper machine kita yang baru sudah siap untuk dipakai," terang Yonathan yang berada di sebelahnya sejak tadi. Mereka berjalan santai melewati banyak orang yang sedang bekerja dan menggantungkan hidup mereka di perusahaan Ed ini."Ya, lebih cepat lebih baik. Saya sudah tidak sabar melihat produk kita beredar di pasaran. Jangan hanya melihat milik kompetitor saja" Radesh terlihat sangat excited. Senyum sumringah di wajahnya membuat Yonathan dan karyawan yang dia lewati pun menjadi ikut tersenyum. Kebahagiaan memang bisa menular begitu saja."Benar sekali, Pak. Saya j
Baca selengkapnya
39. Kunjungan malam.
Zura menatap layar ponselnya dengan gamang. Nama Edric tertera di sana untuk yang ke sekian kalinya. Setelah kembali dari rumah sakit, dia langsung pulang ke apartemen dan menghabiskan waktu bersama Embun. Oh come on, dia adalah cucu Galaxy Group. Tidak kembali ke kantor pun tidak masalah. Yang jadi masalah itu kalau identitas puterimu sudah diketahui oleh ayah kandungnya. Zura sampai tidak tau harus berkata apa.“What?” Zura kembali flashback ke percakapan dia dan Edric di dalam mobil tadi. Setelah pria itu mengutarakan permintaannya untuk tidak menjauhkan dia dari Embun."Kamu mendengar kata-kata saya dengan jelas, Zura." Edric menolak untuk percaya akan raut wajah Zura yang terlihat kebingungan. "Siapa yang anak kita? Embun bukan anak Bapak." Zura menjauhkan dirinya dari  Edric dan mencoba menguasai detak jantung yang mulai memburu. "Are you sure?" Edric kembali menarik pergelangan tangan wanita itu, berencana melihat air m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status