Semua Bab Terjerat Obsesi Gila Duda Anak Dua: Bab 71 - Bab 80
110 Bab
Beken 71
*Happy Reading*Sebenarnya aku tidak ingin terlalu memikirkan ucapan Tita. Bukan karena aku gak percaya atau menuduh Tita bohong. Aku tahu kok, anak kecil tidak akan bohong. Hanya saja, aku gak mau denial lagi. Mencoba tidak terpengaruh untuk kembali meluluhkan hati pada si duda. Okeh, mungkin sedikit rasa bersalah itu ada. Karena aku ternyata selama ini salah mengira. Si duda tidak memanfaatkan. Semuanya atas kemauan Tita sendiri. Lalu, aku harus apa? Itu tidak akan serta merta membuat aku langsung luluh dan membuka hati lagi. Ayolah! Aku sudah dua kali kecewa, loh. Masa aku masih segampang itu buat baper. Iya, kan? Kek gak ada belajarnya sama sekali. Lebih dari itu, aku sendiri ngerasa udah 'B' aja sama si duda. Rasa baper yang pernah aku rasakan dulu, sudah hilang entah kemana. Entah rasa itu akan hilang selamanya, atau hanya sementara. Untuk saat ini, pokoknya aku hanya ingin sendiri dulu. Menata hati kembali dan lebih selektif lagi dalam memilih pasangan. Aku gak mau gagal unt
Baca selengkapnya
Beken 72
*Happy Reading* Aku tahu pasti. Pak Vino sebenarnya tidak terima begitu saja nasehat dari si gemoy. Justru dia marah. Terlihat dari kepalan tangan yang sampai memutih buku-bukunya di dua sisi tubuh. Beruntung Papa segera memanggilnya. Hingga debatan ini pun segera berakhir. Huft ... syukurlah. "Wah, Nur. Tumbenan lo bijak. Kesambet apaan lo?" Intan langsung berbisik memuji keberanian Nurbaeti yang memang tidak biasanya. "Kesambet jajanan mahal kayaknya. Kayak kuaci ini aja. Naik pesawat kemaren dia bareng gue. Maklum, kan gue baru balik dari luar negeri." Si gemoy malah menyombongkan diri. Tentu saja, hal itu akhirnya mengundang jitakan Intan pada kepalanya. Juga cubitan di pipi dengan gemas, dan rebutan kuaci yang sedang dipegangnya. "Kalau gitu bagi! Kali Bella bisa mendadak insyaf kalo gue kasih nih kuaci juga." "Alesan aja lo! Palingan gak nyampe ke tangan Bella. Udah abis duluan sama lo di jalan." "Ya kan lo banyak. Minta lagi lah. Pelit banget cuma ngasih satu. Katanya
Baca selengkapnya
Beken 73
Beken 73*Happy Reading*"Ken, apa kau tidak bisa menyelamatkan keduanya?" Tuan Darius, mertua Nurbaeti langsung menyambar setelah mendengar ucapan Ammar dalam pelukan sang ibu."Sebagai Dokter. Jelas aku akan mengusahakan yang terbaik sebisaku, Uncle. Hanya saja, aku memberikan penggambaran terburuk untuk Ammar jika kondisi mendesak. Dia harus segera memilih agar operasi istrinya segera bisa dimulai."Ammar menggeleng dalam peluk Mommy-nya. Masih menangis pilu. Sangat jelas jika ini adalah pilihan yang sangat sulit untuknya. Pun semua orang yang ada di sini. Mak Kanjeng bahkan sudah meraung pilu dipelukan Intan. Memukul-mukul dadanya yang pasti sangat sesak dipaksa menerima keadaan ini. Meski Mak Kanjeng dan Nurbaeti jarang akur. Namun, selayaknya seorang ibu. Kondisi Nurbaeti saat ini. Jelas menjadi hal yang sangat menyakitkan untuknya. Bang Al sendiri belum datang. Katanya masih dalam perjalanan. Karena sebelumnya ada pekerjaan di luar kota. "Mar, kau harus segera memilih. Istrimu
Baca selengkapnya
Beken 74
*Happy Reading*Rasanya kepalaku mau pecah dibuatnya. Aku denial, pusing dan bingung harus fokus pada yang mana sekarang? Kondisi Tita dan Nurbaeti saat ini benar-benar membuat kepalaku seperti terbelah dua dan bercabang.Ini sudah empat jam berlalu dari kepergian Reyn. Tetapi pria itu belum juga memberikan kabar. Pun dokter yang menangani Nurbaeti. Lampu ruang operasinya masih menyala. Menandakan jika operasi Nurbaeti masih berjalan. Tuhan, tolong selamatkan Tita dan Nurbaeti. Juga anak dalam kandungannya. Jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi pada mereka. "Minum dulu, Kak." Sebuah suara tiba-tiba meminta atensiku. Membuat kepalaku sontak mendongak perlahan pada sumber. Kemudian menemukan Lovely yang kini tengah menyodorkan sebuah minuman botol dingin ke arahku sambil tersenyum manis. Tidak ada alasan untukku menolaknya. Akhirnya aku mengangkat tanganku perlahan untuk menerima botol minum tersebut. Kukira, setelah kuterima botol itu. Lovely akan pergi. Ternyata gadis itu malah
Baca selengkapnya
Beken 75
*Happy Reading*"Pergi!" Sella langsung mendorongku kuat sampai terjatuh ke lantai. Saat aku turut beranjak ke arah pintu dan ingin bertanya perihal kondisi Nurbaeti. "Jangan muncul lagi atau kubunuh kau sekarang juga!"Tentu saja aku tidak menurut. Aku segera bangun kembali dan menuju pintu ruang operasi. Namun, Sella lagi-lagi mendorongku menjauh, hampir jatuh jika saja Papa tidak menahan tubuhku. "Pergi!" seru Sella dengan murka."Kak, sudah!" Lovely mencoba menghentikan Sella. Tak lama, Daddy Darius kembali dan menarik Sella menjauh dariku. "Kamu juga!" Sella masih berusaha menghardik meski sudah ditarik ayahnya.. "Jauh-jauh dari dia. Kalau tidak ingin kehilangan Reyn, seperti aku kehilangan Tylor. Harus kau tahu. Wanita itu juga punya perasaan spesial pada Reyn!"Degh!Bagaimana Sella tahu?Aku sontak melirik Lovely. Ingin tahu bagaimana tanggapannya akan ucapan Sella barusan. Kukira, dia akan marah dan turut menyerangku. Ternyata gadis itu malah menghela napas panjang, dan .
Baca selengkapnya
Beken 76
*Happy Reading*Aku masih tidak ingin percaya kenyataan yang sedang aku jalani saat ini. Demi Tuhan. Meski aku turut memandikan jenasahnya tadi pagi, Mengiringi jalannya menuju peristirahatan terakhir, bahkan kini tengah menabur bunga di atas gundukan tanah yang masih basah dengan nisan yang tercetak jelas namanya. Dalam hati, aku masih berharap ini hanya mimpi belaka. Mimpi buruk yang akan usai saat aku membuka mata nanti. Siapa pun, tolong bangunkan aku segera. Aku tidak ingin menjalani semuanya lagi. Aku ingin segera bangun, dan melihat jika semua baik-baik saja. Tolong, tolong bangunkan aku. Aku sudah tidak kuat. "Nur, gue duluan, ya? Quenee ingin minum asi. Lo jangan lama-lama di sini." Intan menepuk bahuku, meminta atensiku saat berpamitan. Namun, itu tak serta merta membuat keadaan berubah. Dihadapanku gundukan tanah merah itu masih tercetak jelas. Kenapa? Kenapa begini? Padahal aku merasakan tepukan di bahuku dengan jelas. Kenapa aku tidak bangun juga. Kenapa mimpi sialan i
Baca selengkapnya
Beken 77
*Happy Reading*"Mau apa lagi kau ke sini?!" Sella langsung menyalak galak sekali. Saat melihat kehadiranku di rumah sakit. Gadis itu menghampiri dengan cepat. Menghadang langkahku yang berniat ke ruangan Nurbaeti. Si gemoy memang dinyatakan koma sekarang. Dia masih belum sadarkan diri paska operasi tempo hari. Karena itulah, keluarganya bergantian menjaga Nurbaeti tiap harinya. Khususnya antara Mak Kanjeng dan Mertuanya. Karena Ammar dan ayahnya harus bekerja di kantor. Paling, saat malam Ammar baru datang dan menjaga istrinya.Harusnya kalau siang ada Mak Kanjeng atau Mommy Naira. Aku sungguh tidak tahu jika Sella ternyata hadir hari ini. Tahu begitu, aku tunggu malam saja jenguknya. Tetapi ... aku juga belum siap ketemu Ammar. Jujur saja aku malu. Masih merasa bersalah pada pria itu karena kejadian yang menimpa Nurbaeti. Bukankah, Nurbaeti begini juga karena aku?"Aku mau jenguk Khanza.""Tidak boleh!" sahut Sella cepat. "Aku tidak akan mengijinkan!" Tambahnya lagi dengan tegas
Baca selengkapnya
Beken 78
*Happy Reading*"Maaf, ya. Aika memang gitu kalau ngomong. Suka nyablak. Jangan masukin hati, please." Pria itu kembali menghampiri setelah berhasil mengusir Aika dan pacarnya. Selain tersenyum canggung dan mengangguk. Bisa apa aku? Lagian, aku juga masih bingung dengan keadaan ini sebenarnya. "Ah, iya. Kita belum kenalan." Pria itu bersuara lagi, kemudian mengulurkan tangannya kehadapanku. "Aku Aaron, Aaron Putra Permadi," tambahnya seraya tersenyum manis. "Devia, N Devia Mutiara." Aku membalas uluran tangannya."Aku tahu."Eh? Maksudnya? Mendengar sahutannya barusan. Tentu saja keningku berlipat. Karena seingatku, kami belum kenalan kan, sebelumnya. "Kamu model dan artis yang baru-baru ini mengumumkan hiatus dari depan kamera, kan?"Dia tahu! Astaga! Jangan bilang kalau dia salah satu fans aku. Aduh, kok aku panik, ya? Hari ini make up aku bagus, kan? Meski sudah lepas dari dunia entertaiment. Kadang menjaga penampilan depan publik memang masih terbawa ada keseharianku sampai sa
Baca selengkapnya
Beken 79
*Happy Reading*"Reyn?!" Aaron berseru lagi. Melambaikan tangan dan lalu beranajak pergi ke arah belakang tubuhku. Sementara aku masih mematung, tak berani menoleh ke arah belakang untuk memastikan.Entah kenapa, mendengar nama Reyn saja hatiku sudah tak karuan rasanya. Jujur saja, aku masih belum bisa move on dari perasaan baper pada pria itu. Meski tidak tersampaikan. Reyn sudah memberi jarak dan memiliki Lovely. Aku harus menghormati semua itu, kan? Walaupun sebenarnya belum bisa ikhlas. Bagaimana pun, semua perasaan cinta itu pasti punya egois. Rasa ingin dibalas dan memiliki pasti ada. Tetapi, aku tidak mau dibutakan ego itu hingga menyakiti orang lain. Seperti halnya Pak Vino dalam kasus ini."Reyn, lo pasti di telepon Kai buat bantu kami, kan?" Suara Aaron terdengar. Aku memilih menyimak saja. "Ya." Reyn menjawab singkat."Cakep. Trus, apa rencananya?""Tidak ada rencana apa pun," jawab Reyn masih dengan singkat. Sebelum sebuah langkah kaki terdengar mendekat kearahku. Sete
Baca selengkapnya
Beken 80
*Happy Reading*"Moy, ini gue. Kembaran lo. Gue datang."Perlahan, aku lebih mendekat ke arah Nurbaeti. Meraih lengannya yang bebas jarum infusan, terasa rapuh dalam genggam tanganku.Nurbaeti tidak memberikan reaksi apa pun. Dia terlihat sangat nyaman dalam tidur panjangnya. Tidak apa-apa. Aku tidak marah kok. Karena aku hanya ingin si gemoy ini tahu akan kehadiranku saja. "Maafin gue, ya, Moy. Gue baru bisa datang dan jengukin lo. Bukan gue sombong. Tapi ... lo tahu sendiri kan, gue ini artis sok sibuk." Aku mencoba berkelar. Membawa-bawa nyinyiran khas Nurbaeti jika sulit menghubungiku. Meski Nurbaeti masih tidak memberikan respon. Aku berharap dia bis mendengarku dalam tidurnya yang sepertinya terlalu nyaman."Apalagi sejak lo tidur begini. Gue jadi makin sok sibuklah. Soalnya gak ada lagi yang gangguin dan minta di traktir ciki dengan alasan ngidam. Makanya lo bangung dong, Moy. Biar gue ada yang gangguin lagi. Biar gue ada alasan minta libur dadakan sama agency. Dan ... biar g
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status