Semua Bab Delta yang Terpilih (She-wolf Sequel): Bab 141 - Bab 150
156 Bab
140. Keinginan Untuk Membunuh
“Aku yakin mereka menjebakmu bukan karena disengaja, atau memang menyakitimu secara sadar. Pasti ada hal yang membuat mereka melakukan hal itu padamu, Ar. Aku sangat yakin kedua orang tuaku dan Paman Sean tidak akan melakukan hal itu padamu! Aku percaya pada mereka,” lanjutku. Dari yang kuketahui selama ini, Arthur memang bukan sosok yang baik. Aku juga tahu alasan apa yang mendasari Dad melakukan hal itu padanya. Aku pernah mendapati Dad yang merenung, dengan wajah yang sendu saat menceritakan hal itu padaku. Dari sana, aku bisa menyimpulkan jika Dad tidak bermaksud kejam. Ada penyesalan yang Dad pendam seorang diri. Sedangkan untuk Mom, aku sama sekali belum pernah mendengar beliau menceritakan hal itu. Dan, kesempatanku telah hilang. Tidak ada yang akan menceritakan bagaimana perlakuan Arthur pada Mom hingga beliau tega. Kutukan yang Mom lakukan padaku saja, bukan sesuatu yang Mom inginkan, melainkan terpa
Baca selengkapnya
Part 141. Berlari!
“Terima kasih, Paman,” ucapku lirih.Yah, tak jauh dariku, ada Paman Sean yang datang bersama pasangan penyihirnya. Aksi kejar-kejaran yang aku dan Arthur lakukan namun, ….Aku tidak bisa mengeluarkan suara manusiaku. Sepertinya benar, bahwa aku telah berubah ke wujud serigala. Akku tak habis pikir, bagaimana bisa? Apa ada hal yang tidak kuketahui.Dugh! Brak!Terlalu larut dalam lamunan, aku sampai tidak menyadari jika tubuhku terlempar hingga menghantam batang pohon besar. Ah … sakit rasanya. Aku sampai bisa mendengar tulang punggung yang bergemeretuk. Aku berdoa semoga tidak mengalami patah tulang yang parah.Sayangnya, doaku tidak terkabul. Punggungku terasa sakit sampai untuk menggerakkannya saja butuh tenaga yang lebih. Sial!“Kau tidak seharusnya kehilangan konsentrasi karena kedatangan pamanmu itu, Delta! Ah, haruskah nanti aku memberikan monument untuk mengenang, bahwa kau mati di tanganku karena kedatangan Sean?” ujar Arthur. Dia tertawa mencemooh. Mungkin merasa buruk kar
Baca selengkapnya
Part 142. Berhadapan
Akibat serangan itu, aku mengalami kesakitan di tangan kanan. Untuk beberapa detik, aku terpekik. Namun, semua itu harus ditahan agar tidak kehilangan kesadaran dan menghabisi Arthur. Dia yang harus kuhadapi, bukan sekawanan rogue atau vampire lagi. Dengan segera kubawa dia ke tempat yang sepi, dan samar aku pernah melewatinya.Meski dengan salah satu kaki yang terluka, aku memaksakan diri untuk membawa Arthur. Tidak bisa kubiarkan dia tetap di tempat itu, sementara ada banyak nyawa yang harus dilindungi. Di sela-sela kesakitan, aku sadar jika firasatku tentangnya sangat mengerikan.“Delta, kau tidak berniat untuk menghabisiku sendirian, kan?” tanyanya. Aku menyalak, membenarkan apa yang dituduhkan padaku, karena itu memang tujuan yang sebenarnya. Mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin kehilangan lebih banyak lagi. Cukup keluargaku, jangan Paman Sean juga. Aku yakin jika beliau bisa menghadapi mereka, tetapi tidak Arthur. Meskipun sebelum ini beliau sudah pernah menghadapinya, aku sama s
Baca selengkapnya
Part 143. Sedikit Cerita
Untuk seketika, tubuhku menggigil dengan hebat. Dia tertawa terbahak sampai memejamkan mata, dan muluh yang memperlihatkan gigi-giginya. Entah kenapa, aku sampai tidak bisa berpikir jernih hanya dengan mendengar tawanya. Tawa itu, aku rasa bukanlah sembarang tawa. Dia seolah sedang memberitahukan betapa berkuasanya dia saat itu. Juga, betapa aku sama sekali bukan lawan yang pantas untuk dilawan dengan sungguh-sungguh.   Arthur, nama manusia serigala yang baru kali kutemui, dan memiliki begitu banyak hal yang menakjubkan. Kalau saja dia seorang alpha di suatu pack dan memerintah dengan baik, mungkin dengan senang hati aku akan memberikannya kesetiaan seumur hidup. Sayang, dia sama sekali tidak berada di jangkauan itu. Dia sama sekali tidak memiliki hal bagus, yang bisa kugunakan untuk memandangnya.   “Kau tahu? Dari sekian banyak status, Delta-lah yang paling langka keberadaannya. Kau tahu kenapa?” Dia mulai berbicara lagi. Tak apa, aku beren
Baca selengkapnya
Part 144. Tak Sesuai Dugaan
Ada banyak hal yang tidak bisa ditebak dari sosok Arthur. Tentang seberapa berani dia dalam memberikan peluang untuk memulihkan tenaga lawannya, juga tentang sikap santainya saat menghadapi siapa pun. Sepengetahuanku, belum pernah ada orang yang begitu santai bertarung dengan tubuh tak sempurna, juga tidak berubah ke wujud serigala. Mau bagaimana lagi? Sebagai manusia serigala, tubuh kami memang seolah diatur sedemikian rupa hingga saat terkuat adalah dalam bentu serigala. Sayangnya, semua itu sepertinya tidak berlaku sama sekali untuk Arthur. Aku yang terus menerus menyerangnya, menyerang dari segala sisi dengan cakar dan taring, juga kecepatan yang bahkan belum kulakukan sebelumnya, tetapi dia hanya bersikap santai. Aku berusaha untuk melukainya hingga sefatal mungkin, tetapi justru yang terjadi hanya sebuah luka kecil. Luka yang dalam beberapa detik saja sudah menutup kembali karena kecepatan tubuhnya dalam meregenerasi sel. 
Baca selengkapnya
Part 145. Kedatangan Tamu
Aku berlari secepat mungkin, dengan sesekali menajamkan indera untuk mengetahui di mana keberadaan Arthur. Apakah dekat, atau sudah jauh. Badan besarnya pasti akan memberikan suara yang jelas saat digunakan untuk mengejarku.Sayangnya, aku salah.Tak ada suara yang tertangkap di inderaku, dan tiba-tiba saja dia sudah berada di sampingku. Wajahnya seram saat menyeringai, dan saat itulah aku kehilangan keseimbangan, lalu tubuhku terlempar dan menghantam batang pohon yang besar. Tendangannya tak main-main. Mungkin rusukku kembali cedera setelah mengalami pemulihan.“Kau berusaha lari dariku? Tidak semudah itu!”Badanku mengalami tremor. Dia terlihat seperti monster besar mengerikan yang melangkah pelan , dan bertujuan untuk mengeksekusiku. Kalau aku tidak salah tangkap, mungkin kali itulah hari terakhirku mengembus napas.Aku yang kebingungan, tidak menghitung waktu berapa lama lagi dia akan menghabisi. Mata kupejamkan, dengan tujuan agar tidak melihat detik-detik kematian yang terpampan
Baca selengkapnya
146. Aku Kehilangan Pasangan
Untukku yang tidak pernah memiliki kedekatan khusus dengan wanita—sebelum Mom dan Daphne, mengagumi wanita adalah hal yang langka. Namun, pengecualin untuk wanita yang ada di hadapanku dan tengah beradu mulut dengan Arthur—manusia serigala tua yang menyebalkan. Ia mengambil seluruh atensi yang bisa kuberikan.Sebelumnya, mungkin Mom bisa mengambil atensiku, tetapi tidak sebesar ini. Mom memukau karena beliau menawan dan memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan sebagai seorang ibu. Untuk selebihnya, tentu saja aku merasa masih ada hal yang kurang dari hal itu. Dan, aku tidak akan membahas Daphne karena sikap menyebalkannya. Dia memang pernah mengambil atensiku, tetapi tidak semuanya.Berbeda dengan yang berdiri menantang Arthur. Saat membuka mata saja, aku sudah terpesona karena rupanya. Selain itu, dengan keberaniannya yang tidak kumiliki, ia memiliki nilai tambah yang begitu menakjubkan. Juga, ada rasa nyaman di hatiku yang tidak bisa dijelaskan, seiring dengan aroma lavender yang s
Baca selengkapnya
147. Tidak!
“Kau pikir aku akan mati semudah itu!?” Aku terjungkal karena tidak terbiasa mendengar suara lantang yang seperti itu. Setelah kabut debu mereda, mereka mulai terlihat sedikit demi sedikit. Dan, hal yang membuatku terkejut untuk setelahnya adalah wanita itu—yang mengaku sebagai pasanganku, berdiri dengan tegak dan jubah yang sudah tidak lagi dipakai. Sedangkan Arthur, werewolf tua itu sudah terjungkang di tanah. Sungguh di luar dugaan! Aku yang sudah melawannya hingga sampai lelah, tidak bisa membuatnya terjungkang seperti itu. Aku ingin tahu seberapa kuat wanita itu, dan bagaimana cara dia melawan Arthur. Ah ... andai aku memiliki penglihatan yang tajam dan bisa menembus pekatnya kabut debu itu, pasti pertandingan yang seru tak akan terlewatkan. “Jujur saja, Mate, aku tadi sempat berpikir untuk menghabisi diriku sendiri saat berpikir kau tiada,” ujarku mengatakan apa yang telah kupikirkan tentangnya.
Baca selengkapnya
148. Ayo!
Aku takt ahu kenapa Arthur begitu amat terobsesi pada Delta. Tidak ada sesuatu yang membuatku meragukan itu. Justru ,aku sangat yakin jika dia memang menargetkan Delta yang ada di muka bumi ini.“Waw! Dia kuat juga, ya? Padahal tadi aku sangat yakin kalau dia sudah kupukul dengan sekuat tenaga,” ujar Aline. Dia mengatakannya dengan santai, seolah lawan yang kami hadapi bukan siapa-siapa.Aku merasa yakin jika bisa mengalahkan Arthur. Hanya saja, tidak se-optimis Aline. Dia seperti memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Baiklah! Dia mungkin sudah menumbangkan Arthur. Namun, bukan berarti dia adalah seseorang kemarin sore yang baru muncul dan bisa diseret sewaktu-waktu untuk dihabisi.Dari semua hal, berpikir bahwa wanita vampire itu—yang mengaku sebagai pasanganku, adalah orang yang lebih tua dariku adalah sesuatu yang mengerikan. Vampire bisa memiliki umur panjang tanpa menua sekalipun. Dan aku, entah kenapa merasa jika pemikiran itu sedikit … menyesakkan.Sebagai pria, harusnya aku y
Baca selengkapnya
149. Apa yang Disembunyikan
Sayangnya, semua tidak seperti yang kubayangkan. Aline memang hebat, tetapi bukan berarti dia sanggup mengalahkan Arthur dengan begitu mudahnya. Kami yang bertarung mati-matian berdua arus berusaha lebih keras. Mungkin karena keterikatan kami pulalah, sebuah Kerjasama yang mendadak bisa tercipta. Kami tidak pernah berlatih bersama. Akan tetapi, serangan yang dilakukan benar-benar bisa membentuk harmoni. Tubuh ini juga seperti sudah terlatih untuk bertarung bersama belahan jiwanya. Ah, hubungan dan ikatan yang rumit. Aku pun sampai saat ini tidak mengerti tentang hubungan seperti itu. Dalam hal itu juga, hubungan antara kedua orang tuaku. Di antara mereka yang terikat, ada hubungan masa lalu dengan Paman Davian dan tidak bisa kufahami. Mau bagaimana agi, dari keduanya juga tidak ada yang mau menjelaskan secar ajelas padaku. “Dav, harus kukatakan padamu kalau sampai Arthur tidak bisa dikalahkan, maka aku akan hidup d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status