Mereka sudah berada kembali di dangau saat hujan menjelang dini hari, dengan status suami istri. Sejak kepergian roh Laraswati, Hutan Gerimis sering sekali turun hujan, sehingga muncul beberapa aliran sungai kecil. Si Gemblung dan kuda betina berteduh di depan balai dangau. Mereka bercinta dengan seru untuk menghangatkan badan. "Kurang ajar," geram Cakra. "Kau sungguh makhluk yang tidak punya sopan santun." "Yayangku mengajak bercinta, Yang Mulia," dalih si Gemblung. "Aku insan biasa yang tak luput dari birahi." Si Gemblung adalah gambaran tuannya, betina pasti ketagihan kalau sudah bercinta dengannya. Percintaan mereka seolah memancing pengantin baru. Puteri mahkota kerajaan Utara mulai mepet pangeran Nusa Kencana. "Kau gak kepingin?" kerling Maharini mesra. Tampak Si Gemblung menusuk sampai kandas disertai erangan nikmat, seolah memanas-manasi tuannya. "Nggak," sahut Cakra. "Nggak menolak tawaran kamu." Cakra merebahkan Maharini di balai bambu. Mereka berciuman dengan penuh
Last Updated : 2024-06-01 Read more