"Sering-sering mengeluarkan ajian Badai Cemara," kata Gentong Ketawa. "Saya jadi awet muda melihat pemandangan yang indah." "Dasar tua keladi," sergah Nirmala. "Makin tua makin jadi!" "Pemandangan indah apa sih, Bibi Nirmala?" tanya Dewi Anjani. "Seharusnya kau tidak melarang diriku untuk melihat pemandangan indah." "Pemandangan indah yang tidak sepantasnya dipandang, Gusti Puteri." Kemudian Nirmala menjewer Gentong Ketawa dengan gemas. "Sekali lagi bikin penasaran Gusti Puteri, kubikin putus kupingmu!" "Ampun, Nirmala!" Musuh tidak ada yang tersisa. Mereka tersapu bersih. Cakra sengaja memusatkan pukulan pada penunggang kuda sehingga pohon dan tanaman perdu tidak terkena dampaknya. Cakra mampu mengendalikan ajian Badai Cemara sesuai kebutuhan. Hal yang sulit dilakukan gurunya sendiri. Dewi Anjani bertanya dengan cemas, "Apakah para prajurit yang tersapu angin itu akan tewas, kanda?" "Aku kira tidak ada yang tewas," jawab Cakra. "Beberapa prajurit mungkin mengalami patah tulan
Terakhir Diperbarui : 2022-09-26 Baca selengkapnya