All Chapters of Perjanjian Leluhur: Chapter 51 - Chapter 60
252 Chapters
51. Kekuatan Takdir
Jaka duduk di dalam kereta. Kursinya berkulit beludru berenda emas. Tirai penutup jendela terbuat dari anyaman benang emas. Tiang dan dinding kereta berlapiskan emas. Ada beberapa aksesori menggantung bertahtakan berlian. Sebuah kereta sangat mewah yang barangkali hanya dimiliki kerajaan.Prajurit yang terluka duduk di atas kuda menyaksikan Brajaseta dan anak buahnya mengepung lima pendekar cantik dari kerajaan Utara. Mereka mengandalkan selendang untuk menghadapi senjata pasukan pengawal kerajaan.Mereka berada di atas angin meski kalah jumlah. Berulang kali prajurit terpelanting kena hantam selendang. Tiga orang prajurit terduduk kesakitan tanpa sanggup untuk bangkit. Kekalahan tinggal menunggu waktu.Gentong Ketawa sibuk meladeni Ratu Cermin. Ia kesal melihat Nirmala hanya diam menyaksikan, padahal tahu dirinya cukup kerepotan. Jika bukan Gentong Ketawa, mungkin sudah mati konyol sejak tadi.Gentong Ketawa berseru dengan jengkel, "Kau sedang mencari terong busuk, Nirmala? Setan Paja
Read more
52. Bukan Sihir
Pasti perbuatan konyol Jaka Slebor, begitu dugaan Gentong Ketawa. Tapi bagaimana ia mempengaruhi pikiran para pengawal dari kerajaan Utara? Ilmu apa yang digunakan?"Roh penembang kidung cinta ternyata jail juga," komentar Nirmala sambil memperhatikan kereta yang pergi menjauh dengan cepat. "Aku jadi ngeri."Gentong Ketawa terkejut mendengar omongan tak berdasar itu. Roh Hutan Gerimis tidak pernah merasuki jiwa makhluk lain. Mereka hanya bersenang-senang mengisi keheningan malam. "Jadi menurutmu roh sinden tengah malam itu yang merasuki mereka?" ujar Gentong Ketawa muak. "Aku curiga roh kakakmu yang penari striptis itu yang merasuki mereka. Jadi kau takut sama roh kakak kandung sendiri?""Jangan sembarangan ngomong!" sergah Nirmala. "Menurut keterangan lembaran suci kerajaan, roh penari striptis di kerangkeng di kawah siksa!" "Jadi roh sinden lolos dari kerangkeng? Bagaimana ia membuka pintu kerangkeng padahal pintu pertobatan terkunci?""Ia bukan penari striptis!""Lalu bagaimana i
Read more
53. Tabir Cinta
Dewi Anjani tersenyum, udara semakin sejuk karenanya. "Bercanda. Aku tidak mau berendam di sungai suci dan menyucikan.""Jadi hukumannya cuma berendam di sungai?""Aku kira terlalu remeh jika disebut cuma. Sungai suci sangat dingin dan bisa membuat kita mati beku. Hanya jejaka dan perawan yang bisa selamat.""Kenapa begitu?""Untuk mereka ada pengampunan, begitu menurut lembaran suci. Ada adipati selingkuh dengan wakilnya. Mereka terperangkap di sungai suci sampai mati, padahal mereka berilmu tinggi.""Jadi kita ada pengampunan?"Dewi Anjani balik bertanya, "Kanda ingin bercinta sebelum ritual penyatuan?"Jaka tersenyum samar. "Berarti tawaranmu untuk tidur satu tenda hanya basa-basi.""Aku tidak basa-basi. Sudah disiapkan dua tempat tidur di dalam tenda utama.""Oh, aku kira....""Betapapun inginnya, kita harus menahan hasrat sebelum ritual penyatuan."Aku tidak ada keinginan padamu, sahut Jaka dalam hati. Ia merasa tak ada getaran setiap kali melihat wajah cantik jelita dengan keinda
Read more
54. Perempuan Dalam Gerimis
Gerimis mulai mengguyur perkemahan. Para penjaga di tenda utama tetap bertahan untuk tidak berlindung. Prajurit piket masuk ke dalam tenda.Jaka duduk bersandar ke batang pohon. Ia tidak terkena gerimis karena daun yang rimbun. Jaka kasihan melihat prajurit penjaga terguyur hujan. Ia berseru kepada mereka, sekalian menguji apa perintahnya didengar karena ia adalah calon pangeran, "Kalian berlindung.""Siap, Tuan Muda."Prajurit segera mencari tempat berlindung, tapi tidak jauh dari tenda induk.Jaka tersenyum ternyata pengaruhnya lumayan juga. Tenda induk sebenarnya tidak perlu dijaga karena berada persis di depannya, dan Dewi Anjani sanggup melindungi diri sendiri. Tapi protokol kerajaan tetap harus dilaksanakan.Gentong Ketawa datang dan duduk di dekatnya. Ia habis mengembalikan cawat Nirmala ke kereta jemur."Boleh aku bertanya, Tuan Muda?"Jaka menoleh dengan acuh tak acuh. "Tanya apa?""Tuan Muda dapat cawat dari mana? Kok pas betul?""Harusnya berterima kasih kalau pas, bukan b
Read more
55. Pangeran Tengkorak
Bidasari terkejut mendengar seruan Dewi Anjani sambil mendatangi mereka menggunakan mantel model tembikar. Ia memperhatikan pemuda yang duduk di depannya, dan bertanya untuk memastikan, "Apakah benar kau adalah Jaka Slebor?""Hanya puteri mahkota dari kerajaan Nusa Kencana yang percaya aku adalah Jaka Slebor," jawab Jaka.Bidasari memandang tak percaya. "Bagaimana mungkin! Kekuatan apa yang membuatmu jadi tokoh sakti dalam tujuh bulan?"Jaka membetulkan letak topinya, pura-pura bingung. "Kekuatan apa ya?"Janji untuk pulang ke rumah adalah kekuatan yang membuat Jaka nekat minum air kehidupan sehingga ia jadi manusia setengah abadi, berusia sampai ratusan tahun. Jaka belum menerima sepenuhnya untuk usia yang sangat panjang itu. Ia tidak bisa hidup di dunia manusia. Pasti jadi obyek penelitian para ilmuwan di jagat raya. Berbagai jaringan di tubuhnya diambil untuk sampel laboratorium. Jaka tidak dapat menjalani kehidupan dengan bebas di alam manusia, meski kebebasan adalah hak setiap m
Read more
56. Menantang Maut
"Bangunkan semua prajurit!" perintah Dewi Anjani pada kepala penjaga tenda induk. "Kita segera pergi dari tempat ini!""Kau begitu takutnya pada Pangeran Tengkorak," sindir Jaka santai. "Apa takut ketahuan lagi berduaan denganku?"Dewi Anjani menjawab dengan tegas, "Pangeran Tengkorak bukan untuk main-main, kanda! Ia raja dari kerajaan Timur yang sangat sakti. Kata kanda ada tiga pemuda mendatangi kita, berarti ia membawa pengawal utamanya. Kita berada dalam bahaya besar."Jaka berkata seolah meremehkan, "Ia berarti takut untuk pergi sendiri kalau bawa pengawal. Jangan-jangan takut ketemu roh Hutan Gerimis yang sebentar lagi muncul."Dewi Anjani berusaha menahan sabar. "Kanda, sekarang bukan waktu yang tepat untuk bergurau."Prajurit sudah berkumpul, Brajaseta datang menghadap."Pasukan sudah siap berangkat, Tuan Puteri," lapornya. "Kalau boleh hamba tahu, ada apa gerangan sehingga kita harus pergi dengan terburu-buru?""Pangeran Tengkorak dan dua pengawalnya sedang menuju ke mari."Wa
Read more
57. Raja Kuper
Pangeran Tengkorak mengeluarkan tiga pin dari kantong jubah dan dilemparkan secara tiba-tiba.Pin melayang di udara tanpa tertangkap oleh pandang mata saking cepatnya.Pin itu bergambar tengkorak dan sebuah senjata rahasia beracun, belum ada pendekar yang mampu menghindar dan berakhir dengan kematian. Pangeran Tengkorak ingin menghabisi Jaka dalam sekali gebrak!Jaka dapat melihat gerakan tiga buah pin yang melesat di udara dengan menggunakan ilmu Tembus Pandang tingkat pamungkas, tapi ia tidak berusaha mengelak, ia tangkap dengan mulut dan jepitan jari kedua tangannya.Gerakan kilat yang sungguh luar biasa dan mengundang kagum pasukan kerajaan Nusa Kencana dan pengawal Pangeran Tengkorak.Air kehidupan yang mengalir dalam tubuh Jaka menetralkan racun dari pin yang digigitnya sehingga mengeluarkan asap.Jaka membuang ketiga pin ke tanah, dan berkata, "Aku heran kenapa pasukan kerajaan gentar pada durjana yang membawa mainan perempuan."Pangeran Tengkorak memandang dengan meremehkan. "
Read more
58. Kematian Yang Mengerikan
Tentu saja Pangeran Tengkorak terkejut. Mengapa dua pengawal itu malah menyerangnya? Apa yang terjadi dengan mereka?Pangeran Tengkorak tidak ada waktu untuk berpikir. Ia pasti mati konyol kalau membiarkan serangan itu, karena tahu bagaimana ganasnya ajian Samber Nyawa."Kurang ajar!" geram Pangeran Tengkorak sambil mengeluarkan ajian Halimun Senja. Ia tidak main-main menghadapi ajian mereka. "Kalian ingin cari mampus?"Brajaseta minta pada anak buahnya untuk menjauh dari areal pertarungan. Ajian Halimun Senja terkenal sangat kejam, mengandung hawa dingin dan beracun. Siapapun yang terkena hawa itu darahnya akan membeku dan mati.Pukulan beracun dari dua pengawal itu dapat dimentahkan dan hawa dingin melaju kencang menghantam tubuh mereka. Sekejap dua pendekar itu berdiri kaku, kemudian tumbang meregang nyawa. Mereka mati di tangan majikan sendiri.Jaka tidak bergeser sedikitpun dari tempatnya berdiri. Hawa beracun yang menerpa tubuhnya dinetralkan oleh air kehidupan yang mengalir di d
Read more
59. Mungkin Dia Lelah
Dewi Anjani keluar dari persembunyian. Ia mendatangi Jaka dan memujinya, "Kau sungguh hebat, kanda. Kerajaan tenteram dan damai berada di bawah kekuasaanmu."Nirmala memandang kagum. "Tuan Muda kini jadi penguasa dunia perkelahian. Tidak ada yang perlu ditakuti lagi akan banyaknya ancaman dari dalam atau luar.""Aku tidak pernah takut selama berpijak pada kebenaran, Nirmala," kata Jaka. "Kematian Pangeran Tengkorak membuatku makin banyak musuh, hal yang sebenarnya ingin aku hindari."Gentong Ketawa salah sambung, "Tuan Muda tidak perlu menghindari mereka dengan ilmu yang dimiliki. Mereka pasti kecut untuk bentrok dengan Tuan Muda. Aku lihat beberapa tokoh pendekar golongan hitam langsung pergi begitu tahu siapa yang tengah bertarung."Jaka menjelaskan dengan sabar, "Maksudnya aku tidak mau punya musuh, Gentong. Bukan kabur kalau berjumpa dengan musuh." Nirmala berpantun, "Ikan kembung menari badut...salah sambung, Gendut!""Aku heran mereka begitu bebas masuk ke Hutan Gerimis," ujar J
Read more
60. Pendekar Muka Tempayan
Jaka mengangkat tubuh Dewi Anjani yang bersimpuh di depannya sambil berkata, "Jangan terlalu tinggi memandangku, dinda. Cermin Mustika belum tentu menunjukku jadi maharaja."Jaka tidak tertarik untuk jadi maharaja di kerajaan Nusa Kencana. Dia ikut pulang bersama mereka ke istana karena ingin menanam benih di rahim Dewi Anjani secara resmi, sesuai permintaan gurunya, kemudian pergi ke Bukit Penamburan untuk melaksanakan tirakat di tujuh air terjun. Ia ingin segera pulang ke rumah.Jaka bisa saja berendam di air mata pengukuhan di istana. Jadi tidak perlu susah payah memiliki ilmu Salin Raga. Tapi kepergiannya diketahui oleh pihak kerajaan. Ia kuatir Patih Mahameru dan kawan-kawan menyusul ke kampungnya.Mereka menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Jaka berjalan di samping Dewi Anjani yang naik kuda jantan, di belakang mengikuti Gentong Ketawa dan Nirmala yang naik kuda betina. Jaka heran tidak menemukan Fredy yang dibuang di Hutan Gerimis. Apakah ilmu Tembus Pandang tingkat pamun
Read more
PREV
1
...
45678
...
26
DMCA.com Protection Status