All Chapters of Dihina Karena Tidak Memakai Perhiasan: Chapter 21 - Chapter 30
57 Chapters
Ancaman
***"Kris, jawab mbak! Benarkah wanita itu hamil anakmu?" cecarku pada Krisna yang sejak tadi terdiam.Krisna mendesah, dan berjalan mendekati Reina yang kini menangis di pelukan Bu Hajjah Aminah."Kamu sengaja mau merusak namaku, bukan? Kalaupun kamu memang hamil, itu tentu bukan anakku!" elak Krisna."Jangan berkilah! Kamu lupa kalau kita pernah ngelakuin itu?" Aku menutup mulutku, merasa tidak percaya dengan apa yang sudah Reina ucapkan. Benarkah Krisna ...? Bu Hajjah Aminah tersenyum tipis ke arahku, kasak-kusuk para ibu-ibu yang lain mulai terdengar. Mereka memaklumi sikap Reina yang terkesan tidak ingin diputuskan oleh Krisna, karena wanita itu sedang hamil, entah hamil anak siapa. "Jangan mengada-ada Reina! Bahkan menciummu saja aku tidak pernah!" bentak Krisna nyalang.Reina menangis tersedu-sedu, memukul-mukul perutnya yang terlihat masih rata. Seketika rasa perih menjalari ulu hatiku, jika benar dia hamil, tentu janin di dalam rahimnya tidak bersalah, calon bayi itu berha
Read more
Kalah telak
****Aku melangkah mendekati Pak Ferdinan yang sudah duduk di kursi ruangan milikku. Percaya diri sekali pria ini, dia pikir aku akan takut dengan ancamannya. Apalagi, bukti tentang siapa ayah dari calon anak Reina sudah kuketahui kebenarannya.Kutarik sudut bibir hingga membentuk senyuman tipis. Menghadapi laki-laki rakus seperti Pak Ferdinan memang tidak perlu pakai otot, cukup mengandalkan orang-orang kepercayaan ayah, maka semuanya beres. "Apa anda pikir saya takut dengan ancaman itu? Bagaimana jika saya balik keadaan yang sebenarnya?" Aku menaikkan satu alis, mencoba memprovokasi emosi Pak Ferdinan. Aku yakin, akan ada sedikit banyak kebenaran yang akan keluar dari mulutnya saat emosinya terpancing."Memang seperti apa keadaan yang sebenarnya? Bu Endang pikir saya percaya dengan sikap sok tenang anda itu?" cibir Pak Ferdinan.Aku menyilangkan tangan di dada, "Silahkan saja sebar foto syur Reina dan Krisna, saya tidak takut!"Pak Ferdinan menatap nyalang ke arahku, dadanya terlih
Read more
Kelicikan Reina
***"Bagaimana, Jo?" Aku menelpon Jonathan, sepanjang bekerja, pikiranku tidak bisa fokus mengingat keberanian Reina mengekspos foto-foto syurnya bersama Krisna."Aman, Bu! Saya sudah menghubungi pihak media, tapi kita tidak bisa menghambat kecepatan sosial media jika ada salah satu netizen yang berhasil menscreenshoot dan kembali mempublikasikan nantinya." Benar juga, tidak mungkin media hanya bisa terfokus pada kasus ini, apalagi harus memblokir semua yang berkaitan dengan Krisna.Lagi, kepalaku terasa pening. Sepertinya aku butuh bantuan Mas Danu, aku percaya dia pasti punya jalan keluar nanti.Tring!Tring!Tring!Pucuk dicinta ulam pun tiba, apa ini yang dinamakan kekuatan batin?"Assalamualaikum, Mas.""Waalaikumsalam, pulang jam berapa? Ada yang ingin mas bahas terkait Krisna, langsung ke rumah ibu, ya!"Aku menggigit bibir bawah, jangan-jangan mas Danu sudah mengetahui berita ini?"OTW!" sahutku cepat dan menyambar tas di atas meja. Sengaja, beberapa hari ke depan aku tidak meng
Read more
Kebenaran yang lain
***Plak!Plak!Bu Hajjah Aminah menampar pipi Reina kanan dan kiri. Wanita cantik itu meringis dengan memegangi kedua pipinya yang terlihat memerah."Kakak nggak nyangka kamu ternyata semurah ini, Rei!" desis Bu Hajjah Aminah. Aku yakin, hatinya tengah diliputi rasa marah, sampai menghardik Reina pun tidak bisa dia tunda hingga pulang nanti. Wajar sih, jika aku jadi Bu Hajjah Aminah, tentu hatiku akan sangat hancur, adik kandung telah hamil dengan suami kakaknya. Bukankah tidak ada yang lebih memalukan dari pada ini?Dia datang dan berkoar-koar meminta pertanggungjawaban pada Krisna, tapi apa yang didapat, rasa malu akibat keganjenan Reina hingga menyebabkan Pak Ferdinan tergoda. Ah, entahlah. Aku tidak berhak menghakimi masalah mereka, yang jelas Krisna sudah bisa lepas dari jerat Reina sekarang."Bukan aku yang murahan, Kak! Tapi kakak yang ngga bisa urus suami dengan becus, sampai-sampai dia harus mendatangi kamarku malam-malam dan merenggut kesucianku kala itu!" teriak Reina tid
Read more
Misteri Kecelakaan Pak Bastian
***"Ada apa, Dan?" tanya ibu mendekat ke arah kami."Mang Kosim dan ayah mengalami kecelakaan, Bu. Barusan adalah pihak kepolisian yang menelpon, sekarang mereka sudah di larikan ke Rumah Sakit Bhakti Medis, tapi--"Aku meremas jemari Mas Danu, takut kesehatan ibu terganggu jika harus mendengar kabar buruk apalagi tentang ayah."Tapi apa, Dan? Jangan bikin ibu khawatir!" desak ibu, membuat Mas Danu melirik ragu ke arahku."Kris, lebih baik kamu sama Mas Danu berangkat sekarang, aku dan ibu akan bersiap-siap dulu." Aku menyela ucapan, sebelum Mas Danu meluncurkan kalimatnya di depan ibu.Krisna mengangguk dan berjalan keluar rumah, Mas Danu mengikuti adik lelakiku untuk menuju ke Rumah Sakit yang dimaksud."Maaf, ibu-ibu, kami ada urusan mendesak. Bisa tinggalkan rumah saya, sekarang?" usirku, entah apa sebutan yang pas, tapi aku rasa memang aku sudah mengusir mereka, mau bagaimana lagi, lagipula Bu Hajjah juga sudah sadar dari pingsannya."Ah, maaf, Bu Endang, kalau begitu kami semua
Read more
Siapa pelakunya?
***Keluarga Mang Kosim sudah datang, beruntung mereka tidak menyalahkan kami atas semua yang sudah terjadi."Kami ikhlas, Neng. Mungkin memang umur suami saya sampai di sinj, maaf, jika selama bekerja suami saya banyak melakukan kesalahan," ucap Bu Tuti, ibu semakin mengencangkan tangisnya. "Kami meminta maaf, Bu, insyaallah saya yang akan menanggung semua biaya sekolah dan kuliah anak-anak." Bu Tuti meneteskan air matanya, beliau memeluk anak perempuan sulungnya yang kutahu kini tengah menempuh pendidikan Strata 1 di sebuah Universitas di Yogyakarta, Mang Kosim pernah bercerita padaku saat itu, setelah urusan Ayah beres, aku akan membantu gadis itu untuk membiayai studinya hingga selesai dan mendapatkan pekerjaan yang tepat."Ini terlalu berlebihan, Neng. Kematian adalah kuasa Allah, Neng Endang tidak perlu merasa bersalah sampai harus menanggung biaya anak-anak kami." Tulus sekali hatinya, ucapan yang Bu Tuti lontarkan membuatku semakin merasa ingin membantu keluarga mereka, apala
Read more
Dendam masa lalu
***"Siapa anda?" Kutatap wanita paruh baya dengan dandanan modis di depanku. Dia menarik sudut bibirnya dan membuka kacamata hitam yang melekat di ujung hidungnya yang mancung. Sepertinya aku tidak asing dengan wanita ini, tapi siapa? Aku mengerutkan kening, mencoba mengingat-ingat barangkali aku dan dia pernah bertemu, tapi nihil! Ingatanku benar-benar kosong tentang wajah wanita di depanku."Apa kamu lupa, Endang? Coba ingat-ingat lagi, belum terlalu lama kita harus saling melupakan." Astaga, Tante Cecil? Ibu dari wanita yang sempat dijodohkan dengan Krisna. Tapi kenapa tampilannya sungguh modis sekarang?Flashback on."Kami harap, perjodohan ini bisa berjalan dengan lancar. Kita sudah bersahabat sejak kecil, semoga persahabatan kita semakin erat dengan menikahkan Krisna dan Adelia." Tante Cecil berbicara dengan penuh harap ketika kami sekeluarga bertandang ke rumahnya.Ibu dan Tante Cecil adalah sahabat karib, kurang lebih seperti itulah yang kudengar dari cerita ibu. Sayangnya,
Read more
Pelaku sebenarnya
****Aku mengubungi Krisna dan meminta dia bersiap-siap untuk membawa Ayah dan Ibu ke kantor polisi. Jo bilang, pelaku yang sudah sengaja membuat Ayah celaka sudah ditemukan, melalui rekaman CCTV, meskipun aku sudah tahu, jika Tante Cecil lah dalang di balik semuanya. Aku ingin lihat, siapa saja kacung yang sudah rela mengorbankan hidupnya demi utusan Tante Cecil.Mas Danu terlihat menahan amarahnya setelah aku bercerita tentang pertemuanku dengan Tante Cecil barusan. Selain ingin mengungkap siapa di balik kecelakaan Ayah dan Mang Kosim, aku juga ingin melihat perkembangan kasus Pak Ferdinan dan kawan-kawannya.Sesampainya di rumah ibu, Krisna sudah siap dengan mobil kesayangannya. Ayah dan ibu duduk di belakang sedangkan Krisna yang menyetir, karena kami belum menemukan pengganti Mang Kosim. Sengaja aku membawa mobil sendiri dengan Mas Danu, karena setelah dari kantor polisi nanti, kami ada keperluan yang mendesak.____________________"Beruntung rekaman CCTV di salah satu sudut jala
Read more
Istri kedua Adi
***"Diam, Hans! Kamu mau kita semua mati, hah?!" bentak salah satu pelaku pada lelaki yang hendak membuka suaranya, yang dia panggil Hans."Aku tidak peduli! Asalkan keluargaku selamat!" sahut Hans sengit.Lelaki tadi melengos, aku bisa melihat raut penyesalan dari mukanya."Bu Cecil. Kami melakukan ini atas perintah Bu Cecil dengan bayaran masing-masing 10 juta."Mendengar penuturan salah satu pelaku, sontak membuat ibu berdiri dengan mata membeliak lebar. Kedua tangannya menutup mulut, tanpa menunggu lama, cairan bening sudah mengalir di pipinya."Gi-la! Kita bukan hanya tidak bisa bebas, Hans. Tapi keluargaku di rumah akan mendapat musibah," tutur lelaki tadi dengan frustasi."Tenanglah. Kalian memang tidak akan bisa bebas begitu saja, karena harus menjalani proses hukum. Tapi keluarga kalian, aku pastikan aman di bawah naunganku." Ucapan Mas Danu membuat keempat lelaki tadi menunduk.Setelah mendapat alamat Tante Cecil dari salah satu pelaku tadi, petugas polisi membuat surat pen
Read more
Ternyata Adelia ...
***Aku masih bergeming di tempat, sementara Adelia berjalan mendekat ke arah dimana Pak Adi tengah berdiri. Tante Cecil melirik ibu dengan tatapan sinis. Beruntung Ayah sedang ke mushollah bersama Mas Danu dan Krisna, sehingga Tante Cecil belum mengetahui jika Ayah ternyata masih hidup."Mas! Diajakin ngomong malah bengong! Kamu itu kemana aja sih?" tanya Adelia manja, dengan membetulkan dasi di leher Pak Adi.Mbak Anggi yang melihat gelagat aneh Adelia, bergegas mendekati suaminya yang kini lengannya sudah digelayuti manja oleh Adelia.Ditepisnya tangan Adelia hingga wanita itu meringis, tubuhnya hampir saja terjatuh jika Pak Adi tidak dengan sigap menarik kembali lengannya. Melihat hal itu, kentara sekali kemarahan Mbak Anggi, wajahnya memerah dan menarik paksa tubuh Adelia agar menjauh dari suaminya."Siapa kamu? Murah*n sekali, jangan kecentilan!" sungut Mbak Anggi.Tante Cecil yang sedari tadi sibuk memphatikanku dan Ibu, seketika menoleh ke sumber suara yang tengah menghardik p
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status