All Chapters of KERIS MAN: Chapter 51 - Chapter 60
90 Chapters
51
Kami terus berusaha menyelamatkan penumpang yang terjebak. Kobaran api kian membesar. "Kau tak apa-apa di dalam sana?!" tanya Tirtasari pada High Quality Man lewat radio. "Arahkan air ke gerbong!" jawabnya dari dalam. "Kuusahakan ini!"Masinis nampak keluar dan terjebak di jembatan. Terhalang api untuk ke daratan. Apalagi dengan badan truk yang ringsek dan terjepit jembatan. Beberapa tiang jembatan nampak peyok. Sebagian sepertinya patah. Membuatnya rentan putus. Ledakan tiba-tiba terjadi di bagian lokomotif. Api kian membesar dan disusul ledakan-ledakan lain. Orang-orang di sekitar berteriak histeris. Pesawat kami pun sedikit terbang menghindar. Sang masinis menemukan celah untuk menuju tepi jembatan. Ia berusaha meloncat dari ke sungai untuk menghindari ledakan dan kebakaran. Siraman air dari Tirtasari belum cukup mampu memadamkannya. Apalagi api justru semakin menjalar kemana-mana. "Wah! Dia mau loncat!" seru Tirtasari melihatnya.Benar, masinis itupun meloncat dari tepi j
Read more
52
Kami pun segera kembali ke kantor setelah semua selamat. Perjalanan kereta api mungkin akan terganggu karena putusnya jembatan. Barangkali sementara akan dialihkan ke jalur lain. Gerbong yang tersisa mungkin akan ditarik dengan lokomotif lain yang akan segera dikirim dari stasiun terdekat. Api sendiri sudah padam semua. Pemadam kebakaran masih berusaha mendinginkan kereta. "Kerja yang hebat!" puji Dina setelah kami sampai ke kantor. Begitu juga dengan beberapa pujian dari pegawai dan manajer. "Bagus!" ungkap sang manajer, "Kerja tim yang hebat! Aku tak menyangka kalian bisa bekerja sama dengan baik!""Karena sering ngopi bareng!" bisik High Quality Man pada kami. Tirtasari tersenyum. "Ini bisa meningkatkan performa perusahaan," lanjut sang manajer, "Kalian akan kuberi bonus!""Terimakasih Pak!" jawab High Quality Man, Tirtasari dan Elistrik. "Lagipula tayangan kalian akan meraup banyak untung di Herogram dan Herostube," imbuh pak manajer. "Maksudnya, kejadian tadi akan ditayangk
Read more
53
Dua gadis kami selamatkan. Mereka ketakutan karena tersekap. "Salah satu dari mereka adalah teman sekolah kami," ungkap salah satu gadis, "Ternyata kami dijual.""Kenapa bisa sampai begitu?" tanyaku. "Dia mengajak kami bertemu di daerah sini," jawabnya, "Tak tahu jika ada gudang kosong di sini. Terus kami diajak masuk kemari.""Salah seorang temannya lalu datang," lanjutnya sedikit terisak, "Dan mulai melecehkan kami.""Kami coba berontak," imbuh yang lain, "Tapi kalah kuat. Hingga akhirnya mereka berdua memperkosa kami. Saat kami melawan, mereka pukul dan tampar. Kami jadi takut.""Ternyata ia menjual kami pada temannya itu," lanjutnya, "Setelah selesai, mereka mengurung dan mengancam kami. Katanya akan datang pembeli yang lain. Terus kami coba panggil superhero.""Ah, teman jaman sekarang!" hibur Tirtasari memeluk mereka, "Jangan mudah percaya orang! Kalian kelas berapa?""Dua SMA!" jawab mereka. Kami pastikan polisi datang dan menangkap para pemuda itu. Beberapa diantaranya sepe
Read more
54
Yah, ia balas memeluk dan menciumku. Bibirnya begitu nikmat dan segar. Tubuhnya pun menempel hangat dalam pelukan. "Aku menyukaimu, Kris!" bisiknya melepaskan ciuman. Kubalas dengan ciuman yang lebih mesra dan hangat. Lalu mulai kugumuli lehernya yang indah dan bergaris-garis indah seperti kerang. Superhero cantik ini! Terlena dengan asmara, tanganku mulai meraba-raba dadanya. Tampak ia biarkan, kuremas payudara montok dan indah itu semakin kencang. Ia tersenyum dan kembali menciumiku. "Kau sudah cukup mengeluarkan cairan hari ini?!" tanyaku menggodanya. "Ha ha ha! Harus kau keluarkan!" balasnya gemas, "Dengan kerismu yang besar!""Oke!" jawabku segera membuka bajunya. Ia bantu untuk melanjangi diri. Dan kami pun segera hanyut dalam permainan asmara di ruang televisi itu. "Pelan ya, aku masih perawan!" pintanya sayu. "Pelan juga kalau mau menyemburkan cairan!" balasku, "Aku bisa terlempar!""Ha ha, dasar!" jawabnya mengapit pinggangku. Segera kunikmati keperawanan pahlawan su
Read more
55
Astaga, Dina mendengar percakapan kami. Mungkinkah ia cemburu? Padahal ia tahu jika aku berpacaran dengan Selly. Untung saja ia tak tahu kejadian semalam dengan Tirtasari. Atau ia sudah tahu dari lokasiku? Sampai kapan ia akan mengetahuinya? Dan jika itu terjadi, apakah ia akan marah? Wanita memang susah ditebak. High Quality Man memandangku tersenyum. "Kami hanya bercanda, Bos!" ungkapnya pada Dina di radio, "Tapi tak ada salahnya jika memang kami mendapatkan jodoh gadis Myanmar bukan? Ha ha.""Tentu, aku akan mendukung!" jawab Dina datar.Tirtasari memandangku dengan tatapan pasrah. Seolah menggelengkan kepala di dalam hati. Mungkinkah ia juga cemburu? Apakah ia benar-benar mencintaiku? Kami pun segera memasuki wilayah daratan Myanmar. Tanah yang masih hijau dan cukup banyak terdapat hutan. Persawahan dan perumahan banyak dijumpai. Mirip di dalam negeri. Atau mungkin seperti Vietnam di film-film perang. Kami telusuri wilayah itu. Rupanya kami memang tak terdeteksi radar. Belum
Read more
56
Penjaga tak juga datang. Kami pun jadi sedikit panik. Tirtasari dengan tangkas memukul kepala dokter itu.Buakk! Pria itu pingsan seketika. Nampak seperti adegan film konyol. Aku dan High Quality Man memandangi Tirtasari tertegun. "Ayo, cepat cari!" ajak perempuan itu mulai melangkahkan kaki. High Quality Man memeriksa lokasi korban lewat jam pintarnya. Perangkat yang tersambung dengan ponsel. "Terus lurus!" katanya memimpin jalan. Kami telusuri lorong rumah sakit kuno itu. Lalu tiba di sebuah kamar. "Nampaknya masuk sini!" ujar High Quality Man, "Terkunci!" "Dobrak saja!" sahut Elistrik. Pintu kuno itupun ditendang oleh High Quality Man. Langsung terbuka dan ambruk. Beberapa petugas medis di dalamnya terkejut. "Siapa kalian?!" tanya mereka. "Mana orang ini?!" tanya High Quality Man menunjukkan foto si pelanggan lewat ponsel. Para perawat yang terdiri dari satu lelaki dan dua wanita itu nampak tergeragap dan ketakutan. "Tidak tahu," jawab mereka, "Kalian harus keluar dari s
Read more
57
Apa, kerbau merah?! Mereka ada di Myanmar?! Apa yang sebenarnya terjadi ini?! Apakah jangan-jangan mereka dibentuk di sini? Atau jaringannya sampai kemari?! Dan tentu menghadapi mereka tak bisa sembarangan. Mereka cukup kuat. Tanpa kekuatan super mereka susah dikalahkan. Tapi apakah mereka juga memiliki kekuatan super? Aku tak tahu itu! Harus kubuktikan! Aku melawan salah satu dari mereka. Satu lagi dihadapi Tirtasari dan High Quality Man. Pertarungan cukup sengit tanpa kekuatan super. Tubuh mereka sangat kuat. Tirtasari dan High Quality Man harus menerima pukulan dan tendangan yang cukup keras. Sementara itu, terdengar derap langkah tentara semakin mendekat. Sepertinya juga semakin banyak. "Tentara datang lagi!" ungkap Elistrik, Biar kuhadang. Kalian urus di sini!"Elistrik keluar ruangan dan menghadapi tentara yang datang. Suara tembakan mulai terdengar bertubi-tubi. Senapan otomatis. Kilatan cahaya dan suara energi listrik kemudian terdengar. Superhero itu pastilah mengelua
Read more
58
Kami pun terus berlari mengikuti petunjuk Dina. Sebisa dan secepat mungkin untuk keluar kota dan menuju persembunyian pesawat. Lorong-lorong kota yang cukup sempit kami lewati untuk menghindari kejaran para tentara. Sebagian masyarakat yang memapasi kami pun terlihat bingun dan terbengong-bengong. Beberapa tentara memapasi kami. Segera kami lumpuhkan dengan kekuatan super. Kadang dengan lucuran air Tirtasari atau sengatan listrik Elistrik. Dia arahkan terus jalan yang agak berliku menuju luar kota. "Truk dan tank tentara terus berusaha mengejar kalian!" ungkapnya, "Hati-hati!""Kemana harus melangkah?" tanya High Quality Man."Terus saja ikuti petunjukku!" balas Dina, "Tapi rupanya kejaran tank dan truk akan tetap mendapati kalian suatu saat nanti. Hati-hati, mereka cepat. Mungkin terpaksa harus kalian lumpuhkan!"Kami terus berjalan cepat. Kewaspadaan harus dikedepankan. Kami tak tahu apa yang bakal terjadi. Bunyi sirine dan sahut-sahutan orang tedengar. Seperti sirine perang ata
Read more
59
Kami pun segera pulang kembali. Pesawat membawa kami sampai ke kantor. Dina dan beberapa orang menyambut kami dan menyuruh kami memasuki ruang desinfeksi. Cairan disinfektan disemprotkan pada tubuh kami. "Maaf," ungkap Dina, "Ini prosedur sehabis dari negara lain. Apalagi rumah sakit."Kami memakluminya dan menjalani proses desinfeksi. Sedangkan tiga orang yang kami selamatkan diminta mandi dan berganti baju. Sebelumnya mereka mengenakan baju rumah sakit. "Selamat!" ucap Dina saat beberapa petugas membersihkan dan mengeringkan tubuh kami, "Misi yang cukup berbahaya dan seru. Syukurlah kalian selamat sampai di sini!""Cukup seru!" sahut Elistrik, "Tak setiap hari kita menghancurkan tank!""Makan dan beristirahatlah kalian," pinta Dina lagi, "Kantor akan memproses ketiga pelanggan itu kepada polisi dan dinas imigrasi. Mereka akan segera kemari. Kami pun makan siang dan beristirahat. Tattoo Kerbau Merah mengusik perhatianku. Kenapa gerombolan itu sampai ke sana? Atau apakah memang p
Read more
60
"Kau tak apa-apa?" tanya Dina melihatku termenung."Kerbau Merah!" jawabku, "Itu yang mengusikku. Kenapa mereka ada di sana? Apakah memang berasal dari sana?""Tenanglah, Kris!" hiburnya mengelus pundakku. "Apa aku harus ke sana lagi?" gumamku, "Harus kuselidiki.""Bukan urusanmu, Kris," jawab Dina, "Tak ada panggilan dari sana, kita tak berhak ke sana!""Apa polisi juga tak bisa mengusutnya?""Untuk kasus hilangnya kedua teman mereka mungkin bisa bekerja sama dengan polisi Myanmar atau interpol. Tak bisa ke sana langsung."Pelik memang untuk urusan kriminal lintas negara begini. Otoritas berwenang saja tak bisa sembarangan masuk. Apalagi superhero online macam diriku. Tak hanya terbatas wilayah negara, tapi juga perusahaan. Kubayangkan suatu hari nanti superhero bisa ke negara manapun untuk menumpas kejahatan. Tak perlu tunduk pada batasan dan birokrasi. Malam hari, kembali kukunjungi Tirtasari di rumahnya. Dina katanya masih berhalangan dan tak bisa datang ke rumah. Kunikmati ma
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status