Semua Bab KERIS MAN: Bab 31 - Bab 40
90 Bab
31
Pekerjaan dimulai. Pesanan datang satu per satu. Para superhero pun mengambil pesanan yang datang. Aku mendapatkan beberapa pesanan. Yang pertama melawan para penjambret. Seorang wanita dijambret saat menunggu angkot. Ponsel yang ditaruh di dalam tas turut terampas. Seseorang yang sama-sama menunggu angkot yang memanggil superhero lewat aplikasi. Dan untungnya lagi, orang itu bersama yang lain di tempat kejadian sempat memotret sepeda motor sang penjambret. Berbekal nomor telepon dan alamat email wanita yang terjambret, aku meminta kantor untuk melacak keberadaan ponselnya. Juga dari foto yang kurang begitu jelas, kuminta kantor melacak nomor kendaraan para penjambret yang berjumlah dua orang berboncengan itu. Dina bersama tim pelacak kantor segera bekerja dan terus mengabariku. Mereka bisa dengan mudah menemukan lokasi ponsel yang terjambret. Namun butuh waktu agak lama untuk melacak nomor kendaraan sang penjambret. Lokasi ponsel sudah cukup. Kulacak dari monitor Motokris yan
Baca selengkapnya
32
"Dapat kau ambil sampel cairan ludah yang tersisa, Dok?" tanya Dina yang juga berada di sana."Yah, sepertinya kami mendapatkan sedikit!" jawab si dokter, "Akan segera kami teliti!""Bagus, Dok!" puji Dina."Yah, maaf, kostum jadi rusak!" ucapku pada Dina."Tak masalah, ada kostum lagi yang lebih bagus!" jawabnya, "Masih dari template. Kostum aslimu belum jadi juga, Kris!""Yah, tak apa!" balasku."Setelah kami teliti sampel air ludah itu," lanjut Dina, "Mungkin kami bisa menambahkan fitur anti cairan itu pada kostummu. Juga kostum superhero yang lain!""Tapi siapa mereka?""Jika sudah baikan, bisa ke ruanganku untuk kutunjukkan sesuatu," pinta Dina."Kau harus hati-hati, Kris!" pesan Selly.Aku pun menuju kantor Dina seusai menjalani perawatan. Lukaku diberi obat luar dan diperban."Ayo, ikuti aku!" ajak Dina saat menjumpaiku.Kami menuju ruang kontrol superhero. Banyak terdapat pekerja yang terhubung dengan komputer dan memakai headphone. Pastinya komputer mereka terkoneksi dengan i
Baca selengkapnya
33
Yah, kondisi Dara sudah membaik dan boleh pulang. Kantorku membiayai seluruh pengobatannya. Kantor yang cukup baik hati! Bahkan kami tak perlu membayar iuran semacam asuransi atau BPJS. Selly ingin merawat superhero cantik itu. Tapi Dara tak ingin menyusahkannya. "Sungguh, Dara, aku ingin sekali merawatmu," desak Selly, "Kau masih belum pulih benar!" "Tak apa, Sel! Kamu sudah lama menjagaku, aku sangat berterimakasih!" "Lalu kemana kau akan pergi? Kemana si Harimau dan si Kuda? Mereka menghilang begitu saja!" "Yah, mereka mendapatkan tempat baru! Jangan pikirkan kami. Kami akan baik-baik saja." "Dimana tempat baru kalian? Aku akan ikut!" "Tak perlu, Sel!" "Katamu kami harus berhenti mencolok, kan?" alih Dara padaku, "Jangan khawatir! Kami akan tetap low profile!" "Yah, jangan sampai intelejen memantau kalian karena jadi superhero jalanan," jawabku. Dara hanya tersenyum. "Kau bisa ikut ke rumah baru Kris," bujuk Selly lagi, "Di sana aman, aku bisa merawatmu! Betul kan, Kris?
Baca selengkapnya
34
Mereka bertiga lalu pergi. Entah dimana sekarang mereka tinggal.Beberapa hari berikutnya, mereka muncul lagi untuk menyelamatkan orang. Beberapa murid SMA diculik oleh orang-orang misterius. Diduga hendak diperkosa dan dijerumuskan dalam prostitusi.Secara tak sengaja bertemu dengan mereka setelah menyelamatkan klien. Terdapat kerumunan orang dan kudekati mereka."Ah, Kerisman!" sambut si Kuda, "Untung kau datang! Kami menangkap para penculik gadis!""Kalian muncul lagi?" tanyaku pada mereka."Lalu siapa yang akan menolong mereka?" jawab si Harimau geram sambil menunjuk tiga murid SMA yang dipeluk Dara."Serahkanlah mereka pada polisi!" pinta Dara menunjuk lima orang penculik di samping mobil minibus mereka, "Aku akan antar pulang anak-anak ini.""Apa yang terjadi?" tanyaku.Setelah mereka menjelaskan kejadiannya, kuhubungi polisi agar datang dan menangkap para penculik itu. Makin aneh-aneh saja kejahatan sekarang ini."Polisi segera datang!" ujarku."Kalau begitu, kami pergi!" jawa
Baca selengkapnya
35
Kami pun saling berciuman melepas rindu di halaman rumahnya. Hanya sawah yang terhampar luas di depannya. Beberapa rumah tetangga terletak agak jauh."Kubuatkan masakan desa," katanya mempersiapkan makan siang, "Nasi pecel.""Hmm, sambal kacang bisa meningkatkan gairah!" jawabku memeluk, mencium pipi dan meremas dadanya."Haha, sabar! Udah nggak tahan ya ditinggal lama?! Makan dulu!"Kami pun makan siang bersama. Seperti biasa, masakan Selly sangat enak.Setelah itu, aku tertidur karena lelahnya perjalanan. Cuaca pedesaan pun kini semakin panas meski tak separah di kota. Menghantarkan kantuk dan lelah ke peraduan.Sore hari, aku ingin berjalan-jalan menikmati desa Selly. Ia pun dengan senang hati mengantarkanku berkeliling.Kami berjalan-jalan menyusuri persawahan dan desa. Aku cukup rindu dengan kampungku sendiri. Kampung-kampung di Jawa memang tak jauh berbeda suasananya.Akupun jadi ingat dengan masa laluku. Ketika keluargaku diasingkan oleh keluarga besarku sendiri.Juga saat aku
Baca selengkapnya
36
Aku tanggap dan segera berbalik sambil tersenyum. Kugenggam kedua tangannya yang beralih memijat dadaku. "Kau superhero!" katanya lembut mengusap dadaku, "Pasti bisa mengatasi semua ini!" Kurengkuh tangannya hingga tubuhnya menubrukku. Ia tersenyum kaget dan menciumi bibirku. Kulanjutkan acara malam dengan menikmati kekasihku itu. Oh, betapa malam-malamku terasa sepi tanpa wanita ini. Kunikmati tubuh indah kekasihku dalam iringan jangkrik dan katak di sawah. Hari berikutnya kami habiskan menikmati alam pedesaan lagi. Kuminta beberapa waktu di pagi hari untuk bersemedi di dalam hutan. Dulu guruku sering mengajarkan ini. Untuk menambah kekuatan spiritualitas dan sekaligus jasmani. Semenjak pindah ke kota, aku jarang melakukannya lagi. Tak ada hutan di sana. Yang ada hanya rimba raya pikuknya manusia dan peradabannya. Kucoba menemukan keheningan pagi itu di hutan. Mendengarkan suara alam, merasakan nafas alam dan sentuhan sucinya. Mencoba mencari petunjuk tentang hal-hal yang mem
Baca selengkapnya
37
Begitulah hari-hari sepiku di kota berjalan. High Quality Man masih terus menggodaku karena menolak si gadis di kafe. "Parah Kris ini!" ledeknya saat minum kopi pagi di kantor di hadapan teman-teman, "Ada kesempatan kenalan dengan gadis cantik, tapi nggak mau maju. Parah!" "Oh ya? Gadis seperti apa?" tanya Tirta Sari, "Cantik?" "Lumayan!" "Jangan ganggu dia!" sela Elistrik, "Dia mencintai Selly!" "Haha, hanya untuk selingan!" sahut High Quality Man, "Kenalan saja kok! Ya kan, Kris?" Aku hanya diam saja meminum kopi dan menyantap kue kecil. "Kenapa tak kau saja yang kenalan?!" cecar Tirta Sari pada High Quality Man, "Aku takut kau lama-lama jadi gay!" "Ah, aku kan punya kalian!" "Hmm, mulai lagi!" cibir Tirta Sari. "Jangan hiraukan dia, Kris!" ujar Buaya Budiman meminum kopi bersamaku, "Dia mungkin superhero populer dan favorit kantor. Tapi tingkahnya ya, begitu." "Hei, jangan dengarkan yang itu, Kris!" sahut High Quality Man, "Kau sendiri Buaya, tapi tak pernah kulihat mera
Baca selengkapnya
38
"Haha, aku sempat khawatir saat Selly di sini!" gelaknya, "Khawatir kau kurang tidur, ha ha ha!" "Tak perlu khawatir," jawabku tersenyum, "Aku bisa mengatur diri sendiri!" "Okelah kalau begitu, aku pulang dulu!" pamitnya lalu pulang dengan mobilnya.Dia pun datang lagi malam berikutnya. Dan kami habiskan waktu dengan mengobrol. Ia bahkan memasak untukku. Oseng sayur dan daging panggang. Cukup enak. "Kau tak ke kafe dengan teman-teman?" tanyanya sambil makan bersama. "Lagi malas Din, lagipula aku tak begitu suka ke kafe. Lebih suka di rumah aja.""Sama dong. Enak masakanku?""Enak! Terima kasih. Kau tak perlu memasak untukku, Din.""Tak apa. Tak perlu sungkan! Sayang, bahan makanan sudah disediakan dari kantor jika tak kau masak. Selama ini kau makan apa? Yakin tak mau kusediakan asisten rumah tangga?""Tak perlu. Kadang kumasak kalau tak capek. Kalau tidak, aku biasa jajan. Atau pesan makanan.""Bagaimana kalau tiap malam kumasakin?""Ah, tak perlu Din. Merepotkan saja.""Enggak
Baca selengkapnya
39
"Yah, kalau kau tak keberatan," jawabnya. "Tentu tidak!" balasku mengecup bibirnya. Bibir yang begitu hangat dan menggemaskan. Kami pun tertidur berdua. Kupeluk hangat tubuh sintalnya. Setidaknya malam ini aku tak sendiri. Pagi hari, aku agak lupa dengan apa yang terjadi. Kucium bau masakan dari kamar. Pikiranku masih menganggap itu Selly. Aku pun segera bangun dengan telanjang dan menuju dapur. Sosok yang berbeda dari Selly yang berada di dapur. Ah, benar. Itu Dina. Kami melakukan hubungan terlarang semalam. Kudekati sosok yang mengenakan kaosku dan tanpa celana atau rok itu. "Baunya enak!" pujiku memeluknya dari belakang, "Apa itu?" "Oseng daging," jawabnya tersenyum, "Kubikin juga salad. Kau suka? Maaf aku pakai kaosmu. Kucari tadi di lemari!""Lepas!" balasku mencoba menyibakkan kaos itu. "Pelitnya! Jadi aku harus bugil? Ha ha!""Iyalah!""Nggak boleh ya!""Semua perempuan di rumahku harus bugil!""Enak aja! Superhero nakal kau!""Biar!" jawabku mengecupi pipinya dan teru
Baca selengkapnya
40
Kembali ke kantor, Dina menemuiku dan bertanya dengan sedikit khawatir, "Gimana, kau tak apa-apa?""Yah, tak apa-apa. Sudah kulumpuhkan mereka. Polisi sudah kalian panggil bukan?""Yah, sudah sampai lokasi sekarang ini. Kau mau minum sesuatu? Mau kuambilkan teh?""Es jeruk saja.""Oke, kuambilkan," jawabnya mengelus dadaku, "Kau istirahatlah!"Sekertaris itupun beranjak pergi ke dapur. Terlihat wajah khawatir kepadaku. Apakah ia mencintaiku? Apakah wanita akan mencintai lelaki setelah ditiduri? Ah, apa yang kulakukan? Kau dalam masalah, Kris! Dua wanita mencintaimu! Untung saja kantor sedang sepi. Superhero yang lain sepertinya sedang mendapatkan order. Akan sangat terlihat dan terbaca perlakuan mesra Dina padaku. Apalagi jika High Quality Man melihatnya. Ia pasti akan curiga dan menggodaku. Untung ia tak ada. Tapi apakah kantor ini dihantui CCTV? Ah, ada beberapa di pojokan. Tingkah Dina bisa terekam! Sekretaris itupun kembali dengan membawakan es jeruk untukku. "Terimakasih,"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status