Lahat ng Kabanata ng Aku menyerah Mas: Kabanata 21 - Kabanata 30
41 Kabanata
Keluarga Mas Farid tak Ada yang menjenguk
Part 21"Buk.. Ayo saya antarkan ke ruangan anak" Ucap perawat laki laki tadi sambil memegang kursi roda. Rupanya Azka sudah dapat kamar rawat inap yang berada di lantai tiga rumah sakit, aku menggendong Azka disuru duduk di kursi roda, sementara Mas Farid memegang tas dan barang bawaan kami dari rumah. Kami memasuki Lift menuju lantai tiga. TingBunyi Lift ketika sudah berhenti di lantai tiga. Akhirnya kami sampai didepan ruangan 305,ruangan yang akan Azka tempati. Ketika kami memasuki ruangan 305,rupanya sudah ada tiga pasien anak anak yang sudah dirawat duluan. Didalam ruangan itu ada lima bed, Azka mendapat bed ke empat. Ruangan yang kami tempati biasa disebut Bangsal atau sa karena satu ruangan banyak pasien yang dirawat, wajar karena kami pasien BPJS. Ketika Azka dipindahkan dari pangkuan ku menuju ranjang, ia menangis seperti tak mau lepas dari ku. "Sayang.. Anak mama, Azka bobo dikasur ini dulu ya, diobati sama Dokter biar cepat sembuh ya nak" Bujukku agar Azka mau tidu
Magbasa pa
Azka jatuh dari tempat tidur
Part 22Seminggu sudah kepulangan Azka dari rumah sakit. Kesehatan nya sudah membaik, ia tak lagi muntah dan diare. Aku juga memberinya vitamin dan antibiotik. Namun, sekarang justru kondisi kesehatan kul yang menurun. Akibat kurang tidur karena begadang merawat Azka dirumah sakit, kecapean naik turun lantai tiga, makan tidak teratur, dan banyaknya beban pikiran. Akhirnya kondisi tubuhku drop. Pagi ini, kepalaku pusing, badanku demam, perutku melilit, sebentar bentar aku harus kekamar mandi untuk buang air besar, aku tersersng diare. "Mas, aku diare, badanku juga meriang" Ucapku pagi itu pada Mas Farid yang sedang bersiap siap berangkat. "Kamu sudah minum obat? ""Obat dari mana Mas? ""Yaudah kamu tunggu dirumah biar aku belikan obat di apotik"Tak lama ia pun pulang membawa sebuah kantong kresek, dengan obat campuran di dalamnya. "Ini obat diare sama demam, kamu minum sehabis makan"Aku segera meminum obat yang diberikan. "Mas,.. ""Iya, ada apa? ""Apa kamu gak bisa libur seh
Magbasa pa
Lelah
Part 23Malam ini, aku dan Mas Farid tidak banyak bicara. Aku masih marah padanya karena perkataannya yang membuat hatiku sakit, sedangkan dia, aku tahu dia pasti marah karena aku lalai menjaga Azka. Aku sedang duduk sambil menemani Azka bermain, ku lihat Mas Farid sibuk dengan gawainya. Dia tiba tiba bangkit mendekati kami, lalu duduk di depan Azka. "Coba sini ayah lihat muka Azka.. " Mas Farid menelisisk wajah Azka yang masih terlihat memar. "Ya Ampun kasian sekali Anak ayah, coba kalau ada ayah pasti gak bakal kayak gini" Sindirnya halus. "Kamu jangan mulai lagi ya Mas, aku sudah cukup sabar" Aku tiba tiba emosi mendengar kata sindirannya itu. "Memangnya aku ada sebutin nama kamu? ""Terus.. Siapa lagi dirumah ini yang jagain Azka kalau bukan aku? ""Lah itu kamu sadar kok" Balasnya semakin sinis. "Mas, cukup. Aku sudah muak terus terusan kamu salahin""Memangnya siapa lagi yang salah kalau bukan kamu, bukannya jagain anak malah kemana mana.. ""Kamu benar benar bikin aku k
Magbasa pa
Membujuk
Part 25Aku Masuk kedalam kamar lalu berbaring di tempat tidur suasana hatiku benar benar kacau, sementara Azka masih dengan Ayahnya diruang tamu. Tiba tiba suara hendel pintu ditarik, aku segera berbalik arah memunggunginya. "Mirna... " Panggilnya pelan. Aku tahu, ia pasti akan membujuk ku. Selalu saja begitu, jika aku marah dan ingin pulang kerumah ibu, dia akan selalu membujukku dan berubah jadi baik. Aku masih diam. "Mirna, kalau kau marah padaku, lihatlah anakmu, Azka. Dia sedang sakit Mir, kau tak lihat wajahnya yang masih lebam. ""Ma.. Ma.. " Rengek Azka membuat pertahananku runtuh. Aku segera berbalik dan bangkit duduk menghadap mereka berdua. "Mir, lihatlah anakmu. Dia masih membutuhkanmu juga membutuhkan aku, ayahnya. Aku minta maaf tadi sudah membentak dan berkata kasar, aku hanya kesal dan kecewa saja"Aku menatapnya tajam, malas untuk bicara dengan nya, namun karena dia membawa nama Azka, aku jadi lemah dan melunak. Aku meraih Azka dari pelukannya, lalu membawa A
Magbasa pa
hutang
Part 26Aku dan Mas Farid membawa Azka untuk berobat ke tempat pijat bayi dan balita, rupanya akibat terjatuh tempo hari, ada urat dileher Azka yang terkilir. "Ini urat lehernya terkilir buk, untung cepat dibawa kesini, kalau tidak ya sakit sekali nanti pasti dia nangis nangis"Ucap si ibu tukang pijat bayi. Saat di pijat, Azka nangis kencang sekali, aku tahu pasti sakit sekali. 'Maafkan mamam ya Nak, mama merasa bersalah sama Azka, maafin kelalaian mama' batinku. Melihat Azka menangis sampai menjerit membuat hatiku teriris, suara tangisan yang terdengar pilu membuatku tanpa sadar menumpahkan cairan bening dari sudut netraku. "Sudah sudah.. Jangan nangis lagi, udah siap ya" Bujuk si ibu seraya menyerahkan Azka padaku. Tiga hari berturut turut kami mbaea Azka pijat, sampai ia benar benar sembuh. "Alhamdulillah, udah gak sakit lagi kan? " Ucap si ibuk tukang pijat. "Makasih ya mih, makasih banyak udah ditolongin anak saya" Ucapku sambil mengenggamkan sebuah amplop padanya. "Sama
Magbasa pa
bertengkar
Part 27TokTokTok"Assalamu'alaikum.. "Seperti suara Mas Farid, oh dia sudah pulang ternyata. Aku bergegas membuka pintu, "waalaikumsalam" Jawabku setelah membuka pintu, tak ada senyum diwajahku, aku masih dengan ekspresi datar. Ia langsung masuk, lalu menuju kamar, seperti biasa Ia pasti rindu pada putra semata wayangnya. Pukul 18.00 Mas Farid sudah selesai mandi, dan berganti pakaian. Kini ia sedang duduk di ruang tamu sambil memainkan gawainya. "Mas... " ucapku seraya duduk didekatnya. "Hmmm" Ia bahkan tak menoleh padaku. "Apa kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu padaku? " "Maksud kamu ? " tanyanya sambil memegang Gawai layar sentuh. "Soal hutangmu pada Bang Arman" ucapku tanpa basa basi, aku sudah tak sabar ingin bertanya tentang ini sejak tadi. Glek. Ia mematung, seketika berhenti memainkan gawai ditangannya. Matanya membulat seolah mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan mematikanku barusan, ya dia bahkan tak pernah bilang padaku tentang hutang itu, oh iy
Magbasa pa
Bertahan karna Azka
Part 28Sore ini, Aku, Mas Farid, dan juga si kecil Azka pergi jalan jalan ke pantai. Hari ini Kami ingin menghabiskan waktu bermain dengan si kecil. Hal yang sudah lama tak kami lakukan, terakhir kali mungkin dua tahun yang lalu. Dengan motor matic warna hitam, kami bertiga berboncengan mengunjungi pantai. Tempat wisata satu satunya yang paling dekat dan murah ditempat kami. Azka terlihat sangat senang, ia tak henti tersenyum dan sesekali tertawa lepas. "Ayah... ""Iya.. ""Itu apa? ""Itu perahu sayang""Aska au aik pelahu (Azka mau naik perahu) ""Gak boleh sayang, perahu itu lagi nyari ikan, kita gak boleh naik ya sayang, nanti kalau perahunya udah pulang ke darat baru boleh kita naik""Audah (yasudah ) "Mereka berdua terlihat asik ngobrol, sedangkan aku masih melamun entah kemana. Aku masih teringat bagaimana dibentak oleh abang ipar, rasanya lebih sakit dari pada dibentak oleh suami. Aku sakit hati atas kata kasar Abang dari suamiku itu, aku benar benar tidak menyangka tidak
Magbasa pa
Ditagih hutang
Part 29Pukul 22.00 malam, aku terbangun karena ingin buang Air kecil. Saat aku dikamar mandi, tiba tiba terdengar suara orang mengetuk pintu rumah kami. TokTokTokEntah siapa malam malam begini mengetuk pintu? Aku yang sedang kebelet langsung masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatku. "FARID, KELUAR KAMU? "Aku terkejut bukan main, suara teriakan laki laki didepan rumahku. Kenapa gak sopan sekali teriak teriak didepan rumah orang malam malam begini? Kudengar suara pintu dibuka oleh suamiku. "Ada apa bang? Malam malam teriak teriak manggil aku? " Sahuy Mas Farid dengan nada serak khas orang baru bangun tidur. "MANA JANJI KAMU? BAYAR HUTANGMU 4 JUTA? "Rupanya abang suamiku yang teriak teriak, benar benar tidak punya sopan santun dan tata krama. Malam malam begini datang datang teriak teriak gak jelas hanya untuk menagih hutang. Mas Farid itu adik kandungnya, apa tidak bisa si Arman itu bicara baik baik dengan adiknya? Sebegitu banyak kah hutang Mas Farid hingga malam mal
Magbasa pa
Berpisah
Part 29"Mir... Tolonglah Mir.. Aku mohon... " Ucap Mas Farid sambil berlutut. Dimana harga dirinya, ia bahkan berlutut didepanku agar aku memberikan cincin kawinku untuk kedua kalinya. "Mas.. Kamu gak usah berlutut seperti itu" "Tolonglah Mir.. " Nada suara Mas Farid mulai sendu. Aku melihatnya berlutut didepanku membuatku tidak tega, aku merasa kasihan padanya. Tapi, satu sisi aku pun kesal padanya. "Aku mohon... " wajahnya mulai berkaca kaca, entah itu sandiwara atau sungguhan. "Baiklah lah Mas, ambillah cincin ini, tapi... Ada harga yang harus kamu bayar" Aku berkata tanpa melihat wajahnya. Aku kasihan sekali padanya, apalagi perlakuan tidak sopan Abangnya yang membuat kami malu. Tapi, jauh didalam relung hatiku, Mas Farid sudah merobohkan dinding kepercayaanku padanya untuk kesekian kali. Ia melepaskan cincin emas yang baru dua bulan kupakai, persis waktu yang sama seperti saat Mas Farid memberikan aku cincin sebagai Mas kawin, namun dua bulan kemudian, dia meminta kembal
Magbasa pa
Belum siap
Part 31TokTokTokAku mengetuk pintu rumah ibu, nampak sunyi entah kemana ibuku pergi. Aku memang sengaja tidak mengabari ibu kalau aku akan kemari. "Mirna... " Suara ibu dari depan rumah. Aku segera berbalik, ku lihat ibu sedang menenteng plastik berisi belanjaan. "Kamu sudah lama? Loh, kok ada tas besar? Kamu bertengkar lagi? "Aku hanya mengangguk saja, ibu langsung membuka pintu. "Tidur kan Azka dulu dikamar" Perintah ibu kemudian beliau beranjak kedapur. Setelah kutidurkan Azka dikamar, aku beranjak menuju dapur. Ibu sedang menyiapkan sayur dan ikan untuk dimasak. "Biar Mirna banti Bu""Azka sudah tidur? ""Sudah""Ada apa lagi kamu dengan Farid Mir? " Tanya Ibu dengan nada pelan dan lembut, ibu tahu betul sifatku. Jika aku ditanya dengan nada tinggi, maka aku tak akan bercerita. " Cincin kawin Mirna diambil lagi buk""Apa? Diambil sama Farid? ""Iya buk""Kenapa? ""Mas Farid bohongin Mirna lagi buk, waktu itu ibuk dengar sendiri kan Mas Farid bilang kalau dia membant
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status