Все главы CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN): Глава 51 - Глава 60
95
BAB 27 PENGAKUAN (Bagian 2)
“Habisin dong mas.” Nurul mengambil satu sendok terkahir yang berisi potongan besar labu dan menyuapkannya ke Alif. “Naah kan habis.”Setelah kolak pemberian Nadia habis, Alif memegang gelas berisi teh dengan kedua tangnnya dengan maksud agar badannya hangat, alasan lainnya ia sengaja menunggu momen agar suasana hati Nurul membaik dan mau angkat bicara. Ia mengerti, keceriaan Nurul yang ia tunjukan saat makan kolak hanya keceriaan sesaat.“Mas, aku mau izin pamit.” Nurul mengulurkan tangan kanannya.“Kamu baik-baik aja kan de?”Alif tidak menyambut tangan Nurul, ia masih ingin Nurul menjelaskan semua hal yang ia tidak ketahui.“Maaaasss, sini tangan kamu. Aku izin mau pamit.”“Mas nggak ngizinin de, ada apa sebenarnya?”“Maasssss, tolong dong. Aku mau izin.” Tangisnya pecah, kepalanya kembali tertunduk, ia menutupinya dengan kedua tangannya.&ld
Читайте больше
BAB 28 MEMPERBAIKI (Bagian 1)
Langit di Sumur Ujung Kulon Banten masih berwarna abu-abu, menyembunyikan hujan yang sebenarnya siap terjun bebas dari pagi. Ombak di sepanjang pantai Sumur hingga Tanjung Lesung tak bersahabat.Alif berjalan kaki dari indekosnya yang terletak di dekat Masjid At Taubah Sumur ke pasar, ia berjalan hingga bertemu simpang tiga Sumur dan berbelok kanan ke arah Tanjung Lesung, letak Pasar Sumur  sekitar 600m. Pagi itu nampak beberapa rombongan wisatawan sudah datang, kendaraan ber plat B mendominasi meskti ada beberapa diantaranya berplat F. Di saat akhir pekan wilayah Sumur Ujung Kulon kerap dikunjugi wisatawan dari Jabodetabek, ada yang ingin menikmati pesona pasir putih dan birunya Pantai Daplangu atau ada juga yang menyeberang ke Pulau Umang, Pulau Oar, atau pulau lainnya di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.Alif hendak membeli cumi bayi asin yang menjadi lauk favoritnya. Cumi dari Sumur ini terkenal memiliki rasa yang gurih dengan asin yang sedang. Jika di musim
Читайте больше
BAB 28 MEMPERBAIKI (Bagian 2)
“Mas, kalau aku banyak kekurangan disana sini, kamu sabar ya bimbing akunya. Aku nggak pandai dalam hal agama, aku nggak bisa masak, aku orangnya nggak punya rencana.”Alif menyandarkan bahunya di tembok kamar, memejamkan matanya dan mengingat perkataan Nurul yang pernah disampaikan kepadanya. Ia kemudian membuka binder yang berisi berbagai rencana hidupnya. Ia tatapi semua lembar demi lembar. Alif menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan, ia rasakan betul tiap oksigen yang masuk ke dalam tubuhnya. Alif meminum teh pahitnya perlahan.Alif menuliskan kendala-kendala yang ia hadapi dari rencana yang telah ia buat dan memikirkan beberapa cara untuk menyelesaikannya lengkap dengan alternatifnya.Saat ini, ia tengah dihadapkan pada keraguan pak Handoko yang belum juga memberikan izin kepadanya untuk memberikan restu menikahi Nurul. Lalu, Alif menuliskan rencana-rencana yanng dapat ia komunikasikan kembali kepada pak Handoko hingga membuatnya y
Читайте больше
BAB 29 BERBEDA KEYAKINAN (Bagian 1)
Alif dan Nurul menyantap menu yang telah mereka pesan, pembicaraan yang tadi telah dimulai harus dijeda. Gerimis mulai menampakan dirinya melalui suara yang beradu di atap, wangi petrikor kesukaan Alif tercium.Alunan musik terdengar ramah di telinga dari suara pemain band yang disediakan oleh pemilik cafe untuk menghibur pengunjung. Pengunjung yang datang pun fokus dengan urusan masing-masing, tak nampak mata-mata usil yang memandangi urusan orang lain. Entah memang tiap orang yang datang membawa dunianya sendiri atau kecenderungan untuk tidak mengurusi hidup orang lain yang lebih nampak.“De, suasana hati kamu lagi baik nggak?”“Udah baik kok mas, masa aku mau nangis terus.”“Tapi kok hari ini dari awal ketemu mukanya lebih banyak cemberut de?”“Nggak tahu kenapa kalau ketemu kamu aku bawaannya jadi nggak enak mas.”“Kamu nggak suka mas disini de?”“Bukan mas, bukan g
Читайте больше
BAB 29 BERBEDA KEYAKINAN(Bagian 2)
"Mas berharap ada solusi yang bisa kita pecahkan bersama, ada titik temu yang bisa membuat kita bisa intens lagi komunikasi seperti sebelumnya de.”Nurul memandangi coretan pulpen Alif di atas lembar demi lembar kertas buku catatannya. Begitu terencana, sistematis, dan penuh perhitungan. Nurul semakin merasa tak enak hati, ia semakin merasa bersalah. Ingin rasanya ia ungkapkan hal yang sebenarnya terjadi, saat itu juga mulutnya malah enggan untuk sekadar menghentikan pembicaraan Alif.“Kamu lagi nggak enak badan de? Kok malah diam aja? Apa dari rencana-rencana yang udah mas buat nggak ada solusi ya untuk kamu?”Suasan hening, Alif menghentikan pembicaraannya dan menyeruput kembali kopi pahitnya.“Mas, kenapa kamu tempo hari nggak ngizinin aku untuk pamit?”Pahit kopi yang baru saja Alif tenggak menjadi tiada rasa.“Kok kamu malah kesitu lagi sih de? Kalau lagi ada masalah yang berat banget kasih tahu ke ma
Читайте больше
BAB 30 PUZZLE YANG HILANG (Bagian 1)
Alif pulang ke rumahnya dengan suasana hati yang tidak baik. Namun, karena rasa capek yang begitu mendera ia pun mengabaikan pikirannya yang tengah kalut. Perjalanannya dengan sepeda motor kali ini dipenuhi berbagai drama, mulai dari kaca spion kirinya yang diserempet pengendara motor lain di lampu merah simpang empat Lebak, tumpahnya kopi yang baru ia pesan karena tersempar kaki akibat ulah konyol anak motor yang baru saja datang di perumahan Citra Maja saat akan memesan kopi, dan yang paling membuatnya kehilangan semangat adalah saat tahu gawainya hilang saat akan mengisi bahan bakar kendaraannya si Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum.  Sore itu Alif hanya ingin secepatnya merebahkan badannya di kasur.Alif baru bangun tidur saat waktu menunjukan pukul 21:15WIB, setelah ia makan, mandi, dan salat barulah ia mulai menyalakan laptopnya untuk membackup data di gawainya yang hilang. Ia memastikan kopi hitam di cangkirnya masih panas.“Ya salaaam, ada-a
Читайте больше
BAB 30 PUZZLE YANG HILANG (Bagian 2)
Selanjutnya ada beberapa status terbaru yang terlanjur terbaca oleh Alif, yaitu aktivitas saling balas komentar postingan antara Nurul dengan akun yang sudah lama ia ikuti. Saat Alif mengklik histori postingan yang Nurul sukai, barulah Alif menyadari sesuatu bahwa selama ini ada hal besar yang ditutupi oleh Nurul mengenai hubungannya dengan orang dari masa lalunya yang ternyata masih berlanjut.Nurul memang sudah memberitahu sebelumnya, saat masih awal-awal pendekatan komunikasi dengan Alif, ia memiliki masa lalu pernah dekat dengan seseorang namun dikecewakan.  Tapi dari semua hal yang sudah ia lakukan bersama dengan Nurul, dari segala ucapan yang telah disepakati, dari tiap curhatan yang selalu ia dengarkan dengan baik, dari waktu yang dihabiskan berdua, dari tiap langkah dan jarak yang sudah ia tempuh untuk merawat hubungannya dengan Nurul. Apakah tidak ada artinya sama sekali? Berbagai pertanyaan besar mengisi ruang di pikiran Alif. Apakah ini jawaban dari us
Читайте больше
BAB 31 ADA RASA SAKIT (Bagian 1)
Hari-hari yang dilalui Alif kian monoton, ia bahkan lebih banyak diam. Mustafa yang terbilang dekat dengannya pun sudah menanyakannya beberapa kali keadaannya tapi Alif enggan bercerita, sementara Zulham lebih memilih menunggu Alif bercerita. Kedua sahabatnya itu perlahan mulai paham dan mengerti situasinya. Bagi seorang Alif yang biasanya senang bercanda, jelas menjadi hal yang tidak biasa jika ia lebih banyak diam. Apalagi kalau bukan soal asmara.Alif sebenarnya sudah tersadarkan jika perasaannya kepada Nurul memang harus segera dihilangkan, ia bukan tipe orang yang mau berlama-lama menghabiskan waktu tanpa tujuan yang jelas. Namun, ternyata cara-cara yang dilakukan Nurul terhadap dirinya merupakan pukulkan yang keras.****“Udah sih bang, kayak nggak ada perempuan lain aja. Orang jahat kayak gitu kok masih bisa-bisanya loe pikirin,” ucap Fatma saat melihat Alif dengan tatapan kosong di meja kerjanya.“Dia bukan orang jahat Fat.&rdquo
Читайте больше
BAB 31 ADA RASA SAKIT (Bagian 2)
“Kamu apaan sih ngomongnya gitu.”“Yaudah besok kalau butuh apa-apa hubungi aku lagi aja, gih balik KRL kamu ke Rangkas udah mau jalan tuh.”Nurul meninggalkan Stasiun Duri dengan hati yang bimbang. Namun demikian, ia tidak menyangkal pertemuannya dengan Furqon membuatnya senang, terlebih Furqon telah membantunya membuatkan alat peraga untuknya.****“Eh kok aku nggak ngerti ya ngerjain beginian,” ucap Nurul dari balik Gawai.“Apaan sih emangnya?”“Ini loh laporan akhir tahunan aku.”“Yaaah kayak gituan aja nggak bisa.”“Yeeee aku kan masih baru terjun di dunia kerja kayak gini, kamu enak udah lebih dulu jadi gampang aja ngomong kayak gitu.”“Mau dibantuin nggak?”“Nggak ah, aku nggak mau ngerepotin kamu.”“Yudah kirim aja filenya, nanti aku kerjain sekalian deh. Aku juga lagi nyusun laporan akh
Читайте больше
BAB 32 PELARIAN (Bagian 1)
Saat akhir pekan, tidak biasanya Alif ikut pulang ke Kota Tangerang berbarengan dengan teman-temannya yang akan kembali ke Jabodetabek. Namun, teman-teman Alif maklum setelah melihat stelan mendaki gunungnya.Jika teman-temannya kembali ke rumahnya masing-masing ada yang membawa oleh-oleh khas Sumur Pandeglang atau barang bawaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jumat sore itu, Alif kembali membawa carier 65liternya saat pulang ke rumah.“Bang bro, gue kayaknya hari Minggu sampai di Tangerang sekitaran Asar. Tungguin yak hehehe.”“Emang mau naik gunung mana bang?” Tanya Fatma.“Belum tahu nih, ya sedapatnya aja deh.”“Lha, ini orang kok mau naik gunung tapi belum tahu tujaunnya,” Mustafa menimpali.“Paling mau ambil sekitaran Jawa Barat bang, antara Gunung Pangranggo atau Gunung Gede deh.”“Terus ini pulang ke rumah dulu kan?”“Ya iyal
Читайте больше
Предыдущий
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status