All Chapters of ISTRI YANG DIRINDUKAN: Chapter 21 - Chapter 30
87 Chapters
Part 21 Bisa Menikah dengan Aqad Baru
Mobil Evan berjalan menembus padatnya kota Jakarta terus bergerak menuju Jawa Barat. Evan membiarkan mobilnya disetir oleh Yusuf."Kenapa jauh sekali harus ke Jawa Barat," tanya Evan dengan gelisah.Ini akan memakan waktu lama, apa besok dia bisa dengan cepat kembali ke Jakarta."Saya mencari orang yang benar-benar hati-hati dalam menentukan sesuatu pak, bapak pasti tidak akan mudah percaya begitu saja kan dengan saya," tutur Yusuf memberikan alasan."Aakkkh! kenapa baru sekarang kau datang!""Maafkan saya pak,"Harusnya Evan tidak menyalahkan pria ini, dialah sendiri yang bersalah. Bukannya mencari tahu malah asyik meratapi nasibnya sendiri. Perkataan Fajar padanya kala itu kembali terngiang-ngiang. "Kau ulangi lagi kesalahan yang sama, jangan pernah menyesalinya!" Evan menarik nafas dalam-dalam dan mengacak-
Read more
Part 22 Gagal Menghentikan Pernikahan
Setelah menelpon Fajar, Evan malah tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya menjadi semakin kacau, di tatapnya benda bulat yang ada di dinding kamar itu, baru jam satu malam. Dia mendesah panjang.Pikirannya menerawang menyesali kesalahan demi kesalahan yang trus dia lakukan. Apakah Anin pada akhirnya akan menjadi istri temannya? Semakin lama, matanya semakin berat dan akhirnya terpejam."Papa, ajak kami tinggal bersamamu," pinta Albanna."Papa ... Papa ...." panggilan itu terus bergema."Albanna ...." Evan terbangun sambil menyebut nama putranya.Dilihatnya lagi jam dinding yang ada di kamar itu, sebentar lagi sudah memasuki waktu subuh. Evan bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri, kemudian berganti dengan baju kurta dan kain sarung yang dipinjamkan oleh Yusuf.Selain itu semalam sebelum tidur, Yusuf juga meminjaminya baju kaos dan trainin
Read more
Part 23 Menginap di Hotel
Evan kaget dan tidak percaya. Tadi saat ijab qobul, Evan melihat dari jauh pengantin wanita menggunakan baju berwarna putih dan kepalanya dihiasi bunga melati. Apa secepat itu Anin berganti pakaian?Pandangan Evan segera menyisir karangan bunga yang berjejer jauh di pintu masuk menuju tempat resepsi yang sejak tadi dia abaikan.HAPPY WEDDING Malik Fajar & Meysha Jelas tertulis disana nama mempelai pengantin laki-laki dan wanita. "Fajar dan Meysha, mereka yang menikah? bukan Fajar dan Anin?" batin Evan.Ingin rasanya dia menghampiri anak dan mantan istrinya itu kemudian memeluknya."Al mau tinggal disini sama papa," celoteh Albanna.Kali ini barulah Anin menatap kearah Evan denga
Read more
Malam Pertama Fajar & Meysha
Lantunan ayat suci Alquran mengalun merdu bergema dikamar sebuah hotel. Nampak wanita berbalut mukenah sedang membaca hafalannya dihadapan seorang laki-laki.  "Shadaqallahul-'adzim' " ucap wanita itu mengakhiri murajaahnya. "Bagaimana?" tanyanya. "Mumtaz," jawab laki-laki didepannya sambil mencium keningnya.  "Tapi cuma juz tiga puluh, jauh banget sama hafalan kamu mas," ucapnya sambil meringis memperlihatkan barisan giginya yang putih. "Itu sudah bagus, memangnya kamu gak ingat saat belajar membenarkan makhrijul huruf di TPQ sambil menjaga Albanna disana? Sekarang sudah benar makhrijul huruf dan hafal juz tiga puluh, bukannya itu sudah bagus?" tanya Fajar, laki-laki yang tadi pagi menikahinya.  "Tunggu, kamu tahu aku belajar ngaji bareng Albanna? Kamu ngintilin aku mas?" "Jangan GR, aku cuma sedang mencari Albanna dan ternyata kamu ada disana. Ngapain aku ngintilin kamu, emang aku gak ada kerjaan apa?" 
Read more
Part 25 Kedatangan Adiguna
Evan berjalan sambil menggendong putranya, Albanna. Sedangkan Anin berjalan dibelakang mereka. Pagi ini mereka memutuskan untuk sarapan di restoran hotel setelah semalam terjadi drama saat hendak makan malam."Abi ...." seru Albanna saat melihat Fajar tengah duduk bersama Meysha sedang menikmati makanannya.Bocah itu langsung turun dari gendongan papanya dan menghambur kearah Fajar. Fajar menangkap bocah itu kemudian mendudukkannya di kursi sebelahnya.Fajar dan Meysha memang menginap di hotel itu juga selepas acara pernikahan mereka."Albanna mau makan?" tanya Fajar."He'em," jawabnya sambil mengangguk.Anin dan Evan akhirnya pun ikut duduk bersama mereka. Setelah memilih menu makanan yang ingin dimakan, mereka berempat makan sambil berbincang-bincang."Sampai kapan menginap disini?" tanya Fajar pada Evan.
Read more
Part 26 Jangan Pergi Lagi
"Sini jagoan, aku kakekmu," sapa Adiguna sambil merentangkan kedua tangannya pada Albanna.Anin menatap Evan untuk meminta persetujuan, yang dibalasnya dengan anggukan. Anin menurunkan putranya dari pangkuannya, kemudian bocah itu berlarian pada laki-laki dihadapannya."Al punya kakek?" tanyanya polos."Punya, aku kakekmu.""Yeey ... yeey ...." bocah itu melompat kegirangan kemudian memeluk pria paruh baya itu dan menciumi pipinya."Kamu senang?" tanya sang kakek."Senang.""Mau tinggal dengan kakek?""Mau!" jawab Albanna kegirangan."Tapi pak ...." Anin mencoba untuk memotong pembicaraan cucu dan kakeknya. Jika Albanna tinggal dengan kakeknya artinya mereka akan mengambil Albanna darinya."Kita bicara nanti, papa mau bicara dengan Evan dulu," ucap Adiguna pada An
Read more
Part 27 Menikahlah Denganku
Evan terus saja mencoba menelpon nomer Anin tapi belim juga di angkat."Pa, lihat apa yang papa lakukan. Anin takut dengan keluarga kita pa. Makanya dia pergi lagi," Evan mendesah kesal."Dia tidak pergi, pasti masih hotel ini. Kau pikir aku bod*h tidak mengantisipasi hal itu."Evan langsung teringat Meysha dan Fajar, segera dia menghubungi Fajar."Fajar, Anin hilang? kamu tahu kemana dia pergi?" cecar Evan begitu sambungan telepon terhubung."Mereka ada disini bersama kami, tadi kami menjemputnya karena Anin ketakutan sendiri di kamar hotel."Evan bernafas lega mendengar perkataan sahabatnya, segera saja dia pergi ke kamar hotel tempat Meysha dan Fajar berada. Sang papa pun mengikuti kemana Evan pergi. Sesampainya ditujuan, Adiguna langsung meminta Anin untuk berbicara dengannya. Dia berpikir harus segera menyelesaikan kesalahan pahaman
Read more
Part 28 Kedatangan Lina
Evan menatap layar ponselnya, melihat kearah sosok wanita yang sibuk di dapur. Wanita itu sepertinya tidak terganggu dan malah bersikap acuh saat menemukan kertas-kertas yang Evan tempatkan dimana saja.Laki-laki itu sengaja memasang kamera pengawas dibeberapa sudut ruangan itu, yaitu di dapur dan ruang tamu juga kamarnya sendiri. Dalam kamar Anin dan Albanna dia tidak memasangnya. Bagaimanapun juga dia tahu diri siapa dirinya saat ini.  Evan sengaja memasangnya untuk berjaga-jaga, dan tentu saja ingin tahu aktivitas anak dan bundanya saat dirumah.Meskipun anak dan wanita yang dicintainya tinggal di apartemennya, tapi dia tak punya banyak waktu untuk bersama karena pesan sang papa untuk banyak menghabiskan waktu dikantor selama mereka belum menikah kembali.Evan menarik nafas dalam-dalam, bagaimana dalam waktu satu minggu dia bisa meyakinkan wanita yang sejak dulu susah di dapatkan itu. Benar kata Faja
Read more
Part 29 Permintaan Mantan Mertua
Di apartemennya, Anin sedang asyik bercanda dengan Albanna saat bel berbunyi menandakan ada tamu yang berkunjung. Anin mengintip dari lubang kecil yang ada dipintu, memastikan siapa yang datang.Kemarin kakek dari Albanna sudah memberitahu jika mama Evan akan datang dan berpesan untuk membukakan pintu baginya. Selain itu, Adiguna juga mengatakan untuk tidak takut pada istrinya meskipun semua yang terjadi pada Anin adalah karena perbuatan dari istri Adiguna."Kau ingat, papa menganggapmu seperti anak perempuanku dan papa akan melindungimu. Siapapun yang ada dalam perlindunganku akan aman," ucap Adiguna sambil tertawa saat menelpon kemarin.Anin segera membukakan pintu setelah memastikan siapa yang datang, kemudian mempersilahkan wanita yang sudah melahirkan Evan itu untuk duduk."Apa ini cucuku?" tanya Lina saat melihat Albanna."Iya betul," jawab Anin singkat.
Read more
Part 30 Albanna Sakit
"Ada apa Anin?" Evan mengulang pertanyaan. Wanita dihadapannya hanya menatapnya tanpa berkata apapun.Ucapan Anin untuk mengajak menikah tertahan di tenggorokan, terucap dalam hati."Kamu tidak ingin bertemu Albanna mas?" akhirnya kata itu yang terucap dari bibir Anin."Kamu bilang dia tidur.""Tapi kamu bisa melihatnya.""Kamu mengijinkanku masuk ke kamarmu?" tanya Evan memastikan.Anin menjawab pertanyaan Evan dengan anggukan. Evan bergegas menuju kamar Anin dan Albanna, terlihat anak itu sedang tidur dengan pulas. Evan mencium putranya pelan, tidak ingin membangunkannya. Albanna hanya mengeliat dan berubah posisi kemudian tidur kembali, sepertinya dia benar-benar mengantuk.Anin menatap pemandangan didepannya dengan dada berdebar-debar, debaran itu sebenarnya karena dia ingin mengatakan apa yang sejak tadi hany
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status