All Chapters of ISTRI YANG DIRINDUKAN: Chapter 31 - Chapter 40
87 Chapters
Part 31 Kita Akan Menikah
Evan dan Fajar bertemu secara tidak sengaja di lobby apartemen mereka."Meysha sepertinya ada di apartemen milikku menemani Albanna dan Anin, kamu mau kesana?" tanya Evan."Memang aku mau kesana," jawab Fajar. "Gimana, Anin masih belum mau menikah juga?" tanya Fajar.Evan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Fajar, "Makanya aku enggan pulang karena itu, bagaimanapun juga aku tidak bisa tinggal satu atap dengan mantan istri yang masih aku cintai.""Oh jadi itu masalahnya?" tanya Fajar."Iya, kamu punya solusi?" Evan balik bertanya."Selamat berjuang bro, tidak ada solusi untuk menaklukkan hati wanita yang pernah kamu sakiti," ucap Fajar meruntuhkan kepercayaan diri Evan.Mereka terus mengobrol sambil berjalan menuju apartemen milik Evan, sesampainya disana mereka langsung masuk dan disambut oleh teriakan gir
Read more
Part 32 Menikah Kembali
Malam ini Evan, Anin dan Albanna pergi ke rumah orang tua Evan untuk makan malam bersama sekaligus membicarakan tentang pernikahan kembali Anin dan Evan.Albanna sangat senang dan antusias begitu tahu akan di ajak bertemu dengan kakek dan neneknya. Selama ini, anak itu tahunya hanya memiliki seorang bunda dan Abi. Bahkan dia tidak tahu artinya papa, dan saat bertemu dengan orang yang lebih tua dari bundanya kemudian mengenakan diri sebagai kakek dan nenek, Albanna sangat senang. Dia memiliki eyang seperti temannya di pesantren dulu. "Kita akan mengadakan private party untuk mengumumkan pernikahan kalian. Kita undang kolega-kolega papa dan juga Evan," ucap Adiguna memberitahu pada calon mantu dan anaknya."Tapi pa ...." Anin menggantung kalimatnya."Tenang saja, kita akan bilang kalau itu acara ulang tahun pernikahan kalian yang ke empat," terang Adiguna. Dia bisa mengerti kekhawatiran calon menantunya itu. "Acara aqad nikah
Read more
Part 33 Morning Kiss
Anin terbangun saat merasakan tangan besar memeluk perutnya. Biasanya yang memeluknya adalah tangan mungil milik Albanna. Seingatnya tadi dia memang tidur bertiga dengan anak dan suaminya dengan Albanna berada diantara mereka. Tapi kenapa tangan putranya mendadak berubah menjadi berat.Wanita itu membuka matanya dan menatap lurus ke depan, yang dilihatnya bukan Albanna tapi suaminya yang tertidur dengan pulas, wajahnya nampak damai dan tenang. Anin mengangkat tangan suaminya dan memindahkan dari perutnya.Albanna terlihat tidur bawah kaki mereka dengan posisi terbalik. Anak kecil itu jika tidur memang tidak pernah anteng. Anin hendak memindahkan Albanna pada posisi yang tepat tapi akhirnya memilih untuk tidak melakukannya karena takut menganggu tidur Evan.Anin merebahkan dirinya lagi menghadap sang suami. Ditatapnya wajah itu, wajah yang sejak dulu tak pernah dia perhatian dengan seksama. Bagaimana bisa mem
Read more
Part 34 Quality Time
"Pihak pengelola perumahan milenium garden meminta bapak untuk segera mengirim design pusat perbelanjaan yang akan dibangun didekat perumahan tersebut. Mereka bilang harus segera diselesaikan mengingat perumahan tersebut sudah mulai dihuni," ucap Veronica yang sesaat lalu masuk ke ruang kerja Evan."Iya nanti akan segera dikirim," jawab Evan sambil memegang kepalanya yang terus berdenyut sejak dia masuk ke ruangan itu."Bapak sakit?" tanya sekertarisnya."Enggak, cuma kepalaku saja yang pusing. Bisa kau carikan aku obat pereda sakit kepala?" Evan memberikan perintah."Baik pak," sahut Veronica sambil berlalu keluar dari ruangan atasannya.Tak berselang lama, dia kembali dan membawa obat yang diminta oleh Evan. Evan segera menerimanya dan meminumnya."Apa yang membuatmu jatuh cinta pada suamimu?" tanya Evan pada sekertarisnya.
Read more
Part 35 Dua Pil Tidur
Evan menarik pinggang Anin hingga tubuh mereka tak berjarak, dia hendak mencium kembali istrinya tapi langsung teringat kejadian pagi tadi. Mereka sudah begitu 'panas' dan hampir melakukannya tapi akhirnya Evan harus mendinginkan badannya sendiri di bawah kucuran shower.Evan melepaskan pelukannya dan berpura-pura sibuk dengan sesuatu di meja dapur. Dia tidak ingin hanyut lagi dalam permainan yang dia buat sendiri seperti tadi pagi. "Apa kamu kecewa menikah denganku mas?" tanya Anin.Wanita itu memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya pada punggung Evan."Kau mulai lagi Anin, apa maumu sebenarnya?" batin Evan.Dielusnya tangan Anin yang melingkar di perutnya."Apa yang kamu katakan? aku bahagia bisa menikah lagi denganmu. Ayo cepat selesaikan masaknya, aku sudah lapa
Read more
Part 36 Pangeran Tidur?
  Anin terbangun saat mendengar suara azan subuh berkumandang dari smartphone milik suaminya. Biasanya dia bangun lebih awal dari itu, tapi entah kenapa malah sekarang bangun sedikit lebih terlambat dari biasanya.   "Mas, bangun ...." ucap Anin sambil menyentuh pipi suaminya.   Evan tidak merespon, sepertinya dia tertidur dengan sangat pulas.   "Bangun mas!" kali ini Anin menepuk-nepuk pipi Evan.   Evan masih bergeming, sedikitpun tidak terganggu dengan cara Anin membangunkannya.   "Sepertinya dia terlalu lelah, lebih baik aku salat dulu saja," gumam Anin.   Anin pergi ke kamar dimana Albanna tengah tidur, ke kamar mandi dan membersihkan diri kemudian berganti pakaian. Baju-baju miliknya memang masih tersusun rapi di lemari pakaian yang ada di kamarnya sendiri. Kamar dia dan Al
Read more
Part 37 Ide Gila Mertua
Lina keluar kamar Evan dengan memikirkan sebuah ide. Ide yang harus di laksanakan dirumahnya agar dia bisa memastikan jika itu berhasil."Anin, mama ingin mengajak Albanna menginap di rumah boleh? sekalian kamu dan juga Evan. Di rumah ada adiknya Evan yang baru pulang dari luar negeri, Albanna belum kenal dengan om nya juga kan." Lina memulai aksinya membujuk sang menantu."Kevin sudah selesai study nya dan akan membantu papanya di kantor, kamu belum pernah ketemu juga kan," lanjut Lina."Saya tanya mas Evan dulu ya ma," jawab Anin."Nggak perlu, nanti mama yang bilang biar dia langsung ke rumah menyusul kalian. Cepat ayo berkemas," ajak mertua Anin itu sambil menarik tangan Anin dan mengajaknya bangkit dari duduknya.Anin mengalah, sepertinya mertuanya ini tipe pemaksaan. Anin ikut ke kamar dan mengemasi beberapa potong baju Albanna dan juga dirinya untuk dibawa, me
Read more
Part 38 Reaksi Obat
Anin merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam dirinya. Dia merasa suhu di sekelilingnya menjadi panas padahal kamar mereka memakai pendingin ruangan. Nafasnya memburu dan terasa berat, dia juga merasakan sesuatu yang berbeda di bagian intinya. Dia ingin membuka bajunya saat itu juga.Wanita itu duduk di sisi ranjang dengan gelisah, matanya menatap kearah suaminya yang tengah memejamkan mata, dia mengepalkan tangan untuk meredam gejolak dalam dirinya. Evan yang memang belum sepenuhnya tidur membuka matanya dan menatap ke arah Anin dengan pandangan bertanya-tanya. "Ada apa?" tanya Evan sambil bangkit dari posisinya."Sepertinya mama menaruh sesuatu pada jus tadi mas," desis Anin dengan suara berat menahan hasrat. "Mama mencampurkan apa dalam minumanmu?" tanya Evan panik.Segera dihampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang mereka. Evan yang melihat tingkah Anin seperti mengetahui apa yang terjadi. Pipi Anin memerah, tangannya meremas sepr
Read more
Part 39 Kau Candu Bagiku
"Bunda mana?" tanya si kecil Albanna saat mereka tengah asyik sarapan bersama.Sarapan pagi itu hanya ada Albanna, Evan, kakek dan nenek Albanna. Kevin yang pulang menjelang pagi tidak ikut sarapan juga."Bunda masih istirahat. Bunda capek sayang," jawab Evan."Sepertinya mama berhasil," sahut Lina sambil tersenyum simpul."Mama tega sekali memberikan obat begitu sama Anin," ucap Evan."Itu hanya cara yang bisa mama pikirkan saat melihat kalian seperti tidak hidup sebagaimana mestinya suami istri. Anin harus melawan rasa khawatirnya. Lihat saja kamu akan berterima kasih pada mama setelah ini," jawab Lina santai sambil menyuapkan makanan dalam mulutnya."Dia tidak kenapa-napa kan?" lanjut Lina bertanya."Tidak apa-apa, mungkin dia lelah. Tadi setelah subuh tidur lagi.""Mama cuma memberikan dosis paling mi
Read more
Yusuf Meminta Maaf
Evan segera membukakan pintu apartemennya karena bel berbunyi tanpa henti."Astaga Tuhan ... Apa yang terjadi di tempat ini? apa sudah terjadi gempa disini?" tanya Lina sambil memindai ruang tamu itu.Bantal sofa bertebaran dimana-mana, makanan ringan tumpah di karpet, air mengalir membasahi seluruh meja. Untung saja Evan sudah menyemprotkan pengharum ruangan untuk menghilangkan aroma bekas pertempurannya dengan istrinya."Iya, habis ada gempa lokal!" jawab Evan asal.Lina memunguti bantal yang bertebaran dan meletakkannya pada tempatnya lalu duduk begitu saja tanpa peduli dengan situasi kacau ditempat itu. Sepertinya dia tahu apa yang barusan terjadi."Mama datang kok gak bilang dulu?" tanya Evan."Apa mama harus membuat janji dulu sebelum datang kesini?" Lina balik bertanya."Bukan begitu mam, tapi ...." ucapan Evan menggan
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status