Semua Bab MENIKAH DENGAN SULTAN: Bab 61 - Bab 70
78 Bab
Bab 61
Nyonya Marta terus fokus pada jalanan yang sedikit merayap. Dia abaikan dering panggilan yang masuk. Fokusnya ingin cepat-cepat tiba di rumah dan memergoki kedua pasangan selingkuh yang sudah begitu tega menyakitinya. Ketika jalanan sedikit tersendat, dia mengambil gawai dan mengirimkan pesan, meminta para ibu-ibu cluster yang simpatik padanya itu menunggu agak jauh dari rumahnya. Dia tak ingin jika suaminya maupun Tasya curiga dan menyudahi aksi gila sebelum mereka tiba.   [Tolong tunggu saya datang! Kalian tak bisa masuk juga karena rumah dikunci! Sebentar lagi saya sampai!] tulis Nyonya Marta.    Setelah itu dia pun tak melihat lagi gawainya yang ramai dengan notifikasi. Diinjaknya gas dengan cepat karena dirinya pun ingin segera sampai.     Akhirnya dia memasuki gerbang. Mobilnya melaju memasuki kawasan rumahnya dan t
Baca selengkapnya
Bab 62
Tasya digiring ke mobil polisi yang terpakir di depan. Harum yang memang jarang berbaur dengan tetangga sejak tadi hanya mengintip dari balik jendela. Ya, dirinya masih sangat kaku dalam bergaul, terlebih merasakan kalau latar belakang dirinya berbeda. Sampai saat ini pun, dia belum mengenal baik Nyonya Marta. Hanya sesekali bertemu ketika dirinya mengantarkan makanan atau oleh-oleh yang didapatnya dari Rinai. Selebihnya, Harum hanya menghabiskan waktu sendirian dengan berkebun di halaman belakang.    “Astaghfirulloh! Itu ‘kan Tasya?” gumam Harum dalam dada. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba dia mengambil gawai dan menangkap foto Tasya.    Mobil polisi itu menjauh. Tak berapa lama kerumunan para perempuan di rumah Bu Marta perlahan membubarkan diri. Harum mengetikkan nomor Harsuadi pada gawainya. Nomor yang tak pernah lelaki itu ganti sehingga dirinya masih men
Baca selengkapnya
Bab 63
Perempuan dengan gamis panjang itu mengulas senyum ketika netranya bersitatap dengan Rinai. Wajahnya yang tertutup cadar tak membuat dia menjadi asing. Sepasang mata dengan bulu mata lentik itu masih sama dengan seseorang yang beberapa waktu menghilang.     “Angel, Bang? Apa benar dia Angel?” bisik Rinai pada Wira yang tengah sibuk menerima ucapan selamat dari para kolega yang beriring.     Wira masih terdiam. Ya, dia pun mengenali perempuan bercadar itu mirip sekali dengan Angel. Namun, benarkah? Apakah Angel sudah berubah?     Seorang lelaki mengiringinya dari belakang. Wajahnya tak terlalu tampan, kulitnya bersih meskipun hitam, kedua alisnya tebal dan memiliki wajah yang tampak lembut dan penyayang. Mereka berjalan bersisian.    
Baca selengkapnya
Bab 64
Angel memejamkan mata mencoba menerima semua penjelasan itu dengan hati lapang. Benar, semua masih seperti mimpi, kini berarti dirinya dan Wira---lelaki yang masih dicintainya terikat dalam hubungan sebagai saudara ipar. Angel belum menanggapi apapun ketika pintu terbuka. Muncullah Abian dengan kedua orang tuanya. Mereka mengangguk. Steven mempersilakannya masuk.    Kedua belah pihak keluarga saling berbincang. Keluarga Abian rupanya bukan orang miskin seperti yang awalnya Angel perkirakan. Latar belakang keluarganya mapan dan terpandang. Ayahnya Abian---Hasyim---merupakan seorang pelopor property syariah di kota Bandung. Istrinya Ibu Azizah---merupakan seorang yang taat beragama. Abian memiliki kakak laki-laki bernama Abizar Al Hasyim dan adik bernama Nahda Azizi Hasyim hanya saja karena suatu hal Abian lebih memilih hidup terpisah dan tak ikut mengurus bisnis keluarga. Abian bersama Fatima---almarhum istrinya membangun ho
Baca selengkapnya
Bab 65
Sat, tolong selesaikan meeting sore ini!” Suara Wira membuat gerakan tangan Satrio terhenti. Dia tengah membereskan berkas yang baru saja WIra selesai tandatangani.     “Mau ke mana, Bos? Gercep amet! ” Satrio menatap Wira.    “Urusan keluarga!” tukas Wira.     Wira mematikan laptop lalu menyerahkan slide presentasi dari flashdisknya pada Satrio.     “Calon customernya bernama Fitria, usianya baru dua puluh empat tahun, masih single! Semoga beruntung!” ucapnya datar.      Wira berjalan begitu saja meninggalkan Satrio yang melongo mendengarkan penjelasannya. Apa dikira meeting sore nanti untuk menjalin kerja sama at
Baca selengkapnya
Bab 66
Angel akhirnya tiba di sebuah rumah sakit umum. Dia berjalan lunglai menuju poli kandungan. Transportasi online yang tadi ditumpanginya sudah diperbolehkan pergi. Dirinya akan memesan lagi saja nanti, toh biasanya antri lama.     Nomor urut sudah didapatkan. Kini dia duduk di depan poli kandungan dan ikut mengantri dengan yang lain. Rata-rata wajah para perempuan yang tengah mengantri tampak sumringah. Bagaimana pun semuanya sedang menunggu kelahiran buah hati yang pastinya dinantikan mereka.     Angel duduk sendirian dengan pikiran semrawut. Apa yang akan didapatkannya nanti jika Abian tahu dirinya hamil pada usia pernikahan mereka yang belum seumur jagung? Hatinya was-was dan cemas.     Seorang suster memanggil namanya. Rupanya sudah gilirannya masuk ke dalam ruangan itu. Pikiran yang semr
Baca selengkapnya
Bab 67
“Maaf, Pak! Ndak apa-apa ‘kan? Maaf saya buru-buru, takut kesiangan! Ini hari pertama saya kerja di kantor ini!” ucapnya sambil berjalan tergesa menuju loker karyawan yang ada di dekat pantry. Satrio menatap gadis berkerudung itu yang berjalan terpincang karena terjatuh tadi. Wajahnya polos, sepertinya hanya dipoles bedak tipis dan sudah menguap terkena udara luar. Bulu mata lentik yang mengerjap ketika meminta maaf tiba-tiba tak mau hilang dari ingatan Satrio. Pertemuan tak sengaja ini mengingatkannya dengan pertemuan pertamanya dengan Rinai dulu.      “Gadis yang unik!” batinnya.      Sejurus terpana, tetapi selanjutnya Satrio kembali fokus pada tujuannya yaitu menyimpan gelas kotor yang dibawanya tadi. Setelah itu, dia kembali ke ruangan dan mengerjakan tugas-tugas yang pastinya menyita otak dan k
Baca selengkapnya
Bab 68
Angel menunduk menenangkan debaran di dadanya. Lalu dia mengangkat wajah dan tersenyum menatap Abian yang tengah menunggu. Angel berjalan dengan serangkaian kalimat yang sudah diaturnya di dalam kepala jika Abian bertanya-tanya tentang kejadian tadi.     “Angel, kamu sakit?” Abian menatap cemas.     “Enggak, Mas! Mungkin aku masuk angin saja!” tukas Angel.     “Apa karena kita terlalu sering, ya?” ucap Abian merasa bersalah. Mengingat dirinya yang seperti candu ketika bercinta dengan sang istri.      “Sssst! Jangan bahas hal kayak gitu di sini, malu!” Angel tersipu. Abian terkekeh. Dia menggamit jemari Angel dan kembali mengajaknya ke tempat makan yang tadi. Hati Ange
Baca selengkapnya
Bab 69
Angel mengangguk lalu menerima botol itu dengan tangan gemetar. Dia pejamkan matanya menguatkan hati. Berharap ini akan menjadi dosa terakhir yang dilakukannya sekarang. Setelah ini, dirinya akan bertaubat. Bukankah Allah itu Maha Pengampun?     Angel memejamkan mata, meyakinkan hatinya yang mendadak menciut dan takut. Namun perlahan botol itu bergerak mendekat pada bibirnya. Tangannya bergetar hebat karena melawan nurani dan ketakutannya sendiri. Ya, Angel takut dosa. Namun sepertinya hatinya jauh lebih takut kehilangan Abian yang sudah menunjukkan jalan untuknya berubah. Baru beberapa teguk cairan itu ditenggaknya, suara seseorang mengejutkannya.    “Angel!”     Suara Steven terdengar bersama derit pintu. Baru seperempat isi botol itu berpindah pada mulut Angel. Kedua mata Angel terbuka leb
Baca selengkapnya
Bab 70
“Ya, silakan mau pesan apa, Nyonya, Tuan?” Seorang gadis dengan pakaian press bodi muncul. Wajahnya penuh dengan polesan make up lengkap. Satrio menatap wajah yang rasanya taka sing itu. Kenapa gadis itu sangat mirip dengan Maila, tetapi bedanya gadis ini full make up dan tak memakai kerudung.  “Maila?”  Satrio bergumam dalam dada. Rasanya wajah itu bukan hanya mirip, akan tetapi benar memang wajah itu milik Maila. Dia kembali memindai wajah itu dengan seksama.  Gadis tersebut tampak terkejut. Atau mungkin pikiran Satrio saja yang menebaknya seperti itu. Satrio yakin, tak mungkin dia akan menimbulkan ekspresi seperti itu jika memang dirinya tak mengenal Satrio.   Sekretaris Mr Lee menyebutkan pesanannya. Gadis itu menunduk sambil mencatat. Dari raut wajahnya tampak ada kilat tak nyaman. Satrio diam, entah kenapa dia yakin jika gadis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status