Lahat ng Kabanata ng Menikah Dengan Anak Suamiku: Kabanata 41 - Kabanata 50
62 Kabanata
Karena keteledoranmu
“Aku ingin menemui Aulia sekarang juga,” ujar Tuan Rey. Dia sendiri ingin sekali bertemu dengan gadis itu. Dia mulai terpikirkan bahwasanya setiap wanita itu sikapnya tidaklah sama.Dia sangat bosan melihat Novan, karena seharian dia terus melihat wajah itu. Dia ingin tahu bagaimana sekarang kondisi gadis itu.Dengan segala persyaratan yang diajukan oleh Novan padanya sudah dia turuti agar pria itu mengizinkannya untuk pergi melihat kondisi Aulia, namun sepertinya Novan masih terus membohonginya. Sampai saat itupun, dia masih tetap tidak diizinkan untuk beranjak dari ranjang.Dengan alasan bahwa Tuan Rey belum sepenuhnya pulih dari sakitnya.Tuan Rey juga tidak perlu mengkhawatirkan perusahaannya, karena sekretaris Dion bisa menanganinya.Sesekali sekretaris Dion pasti datang ke perusahaan itu seraya untuk melihat-lihat perkembangan perusahaan Sinopec Grup.“Tuan. Makanlah! Sudah waktunya Tuan untuk makan,” ucap Novan seraya menyuapi pria yang sedari tadi berontak tidak ingin makan.“
Magbasa pa
Semua hanya air mata palsu
Sekretaris Dion menepuk jidatnya ke dinding dengan keras, sehingga darah merah segar keluar dari keningnya. Betapa bodohnya aku. Mengapa aku sampai lupa menyuruh beberapa anak buahku untuk menjaga Nona Aulia dengan ketat. Ya, Tuhan... dimana sekarang gadis itu?Sekretaris Dion lupa menyuruh beberapa anak buahnya untuk menjaga Aulia. Dia pikir Aulia tidak akan diculik lagi, dan ternyata dugaannya salah. Baru kali ini sekretaris Dion ceroboh dalam melakukan sebuah pekerjaan. Seseorang telah memanfaatkan waktunya saat dia pergi tadi pagi ke kantor.Jika terjadi sesuatu pada gadis itu, pasti Tuan Rey akan marah dan menjadi syok. Ditambah, kondisi Tuan masih belum pulih sepenuhnya.Sekretaris Dion pun menghubungi Novan. Dia harus memberitahu pria itu secepatnya, meski jarak kamar itu hanya bersebelahan saja. Dia memilih untuk tidak datang langsung, karena takut jika Tuan Rey mendengar bahwa Aulia hilang lagi. Pasti Tuan Rey tidak akan bisa mendengarnya. Jadi, dia harus pandai menutupi
Magbasa pa
Kecelakaan maut
"Mis... tidak perlu mengambilkan aku air. Aku hanya merasa perutku terasa sakit. Nanti juga mendingan kok. Kamu tidak perlu khawatir, ya... aku baik-baik saja.""Apa kamu serius, Ri?" tanya Mischa. Dia masih khawatir dengan keadaan gadis itu. Namun saat gadis itu mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, hatinya mulai tenang."Aku harus pergi sekarang, Mis... aku masih punya pekerjaan lain. Ntar Tuan Dion marah lagi padaku," ucap Riri keceplosan. Dia langsung menutup mulutnya saat dirinya sadar akan kehadiran Mischa itu."Ma-maaf, Miss... aku tidak sengaja. Aku tidak tahu kalau perkataanku ini malah menyinggung perasaanmu," ucap Riri sambil memegang tangan Mischa. Mengelusnya pelan dan menyunggingkan senyum tipis padanya. "Kau tidak perlu sedih! Masih banyak pria yang mau samamu. Kau 'kan cantik. Apalagi senyummu begitu memukau, aku saja sebagai seorang gadis sampai tertarik padamu," goda Riri, seraya menghibur Mischa.Air mata gadis itu kini keluar dari pelupuk matanya dan meneteskan
Magbasa pa
SMA demo
"Apa? Aulia meninggal lagi katamu?" ucap Rina terperangah kaget, saat sopir pribadinya mengatakan kalau Aulia telah meninggal. Aulia yang selalu dia nanti-nantikan kepulangannya, sekarang terkabar kalau sahabanya itu sudah meninggal.Sambungan telepon itu langsung mati, karena terjatuh dari tangan Rina yang bergetar. Hatinya begitu teriris saat mengetahui kabar sahabatnya itu. Dia tidak habis pikir kalau Aulia sampai mengalami tragedi kecelakaan hingga membuat Aulia meninggal dunia.Tidak! Tidak mungkin Aulia mati. Aulia masih hidup. Itu semua bohong! Berita palsu!Dia segera mematikan televisi setelah menyaksikan sendiri berita mengenai sahabatnya itu. Hatinya begitu hancur, hatinya terasa sesak, napasnya memburu dan keringatnya bercucuran deras, tapi bulu kuduknya berdiri."Ini pasti salah! Berita ini salah! Aulia tidak mungkin secepat itu pergi meninggalkanku. Aku tahu Aulia itu gadis yang kuat. Jadi, tidak mungkin dia pergi begitu saja."Dia menjerit kuat di dalam ruangan itu hing
Magbasa pa
Ingatannya kembali sebagian
Seorang gadis yang masih dipasang infus dalam keadaan mata tertutup, masih belum sadar juga. Sudah dua hari gadis itu seperti itu. Sebentar dia bangun semalamnya sebelum hari ini, lalu dia kembali pingsan lagi. Begitulah seterusnya hingga dia pun masih ditunggu kesadarannya saat ini.Dia sudah ditunggu-tunggu kesadarannya oleh dua orang sepasang suami istri yang masih setia berada di dalam kamar yang sama dengan Aulia.Tidak lama tangannya mulai bergerak-gerak dan matanya mulai terbuka. "Pelan-pelan," ucap seorang wanita paruh baya itu dengan wajah tersenyum kepada Aulia. Dalam kesadarannya itu membuat Aulia merasakan kepalanya agak sedikit merasa pusing. Di tambah dengan pemasangan infus di tangannya, membuatnya agak sulit untuk bergerak bebas seperti yang dia inginkan.Dalam keadaan takut dia melihat ke arah dua orang sepasang suami istri itu, yang tiba-tiba tersenyum padanya. "Siapa kalian? dan dimana aku? kenapa aku bisa ada di sini, apakah kalian telah menculikku?" sosor Aulia de
Magbasa pa
Bertemu pria tua di tengah jalan
Usai makan, Aulia pun pergi dari rumah Tante Salma dan juga Om Heru itu. Kebetulan Om Heru adalah seorang Pilot. Jadi, sudah pasti Om Heru adalah oramg kaya.Setelah permisi dari kedua pasangan yang sudah berumur itu, Aulia pergi dengan membawa mobil hasil dari pemberian Om Heru padanya.Ternyata sepasang suami-istri itu adalah orang yang baik dan tulus, tidak salah Aulia bertemu dengan mereka. Tante Salma bilang, Aulia bisa datang berkunjung ke rumah itu, kapanpun Aulia mau.Aulia menyetir mobil itu dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin kesalahan yang sama terulang kembali. Sudah cukup dia merasakan tubuhnya menderita, karena sebuah kecelakaan.Hari ini dia harus fokus menyetir. Lagi pula dia harus menunjukkan dirinya kepada kedua orangtuanya dan juga kakaknya Reyna. Dia sangat merindukan keluarganya itu.Di tengah perjalanan, ada sebuah mobil yang berhenti di tengah jalan dan seseorang tengah melambai-lambai ke arahnya. Aulia sangat takut kalau sampai orang itu adalah seorang pen
Magbasa pa
Kebenaran itu pasti akan ketahuan juga
Selang beberapa hari dia hilang kabar, semua menganggapnya telah tiada saat insiden kecelakaan itu terjadi menimpanya. Termasuk orang tuanya. Sesampainya di rumah, Aulia langsung masuk ke dalam dan ingin memberikan sebuah kejutan untuk ayah, ibu dan juga kakaknya.Dia mengira kalau berita itu belum sampai di telinga mereka, namun sayang mereka semua saat ini tengah berkabung atas meninggalnya dirinya. Hal itu justru membuat hatinya bertambah sakit. Apalagi, saat dilihatnya air mata ayahnya yang terus mengalir hingga mata ayahnya itu sembab.Apa yang telah terjadi? batinnya seraya menyaksikan semua yang dilakukan oleh keluarganya itu. Ayahnya yang terus memperhatikan sebuah photo yang merupakan itu adalah gambar dirinya di dalam photo. Begitu pula dengan kakaknya Reyna, yang duduk mematung dengan deraian air mata, yang terlihat pucat sekali.Lain halnya dengan mamanya yang terlihat santai sambil memegang ponsel di tangannya. Memang wanita paruh baya itu tidak tidak pernah peduli dengan
Magbasa pa
Tampil di berita
Aulia terbangun dari tidurnya semalam. Semalam dia hanya mengingat kalau dirinya tengah pingsan, selebihnya dia sudah melupakan apa yang terjadi padanya setelah itu.Meskipun Aulia sudah sadar dari ingatannya, tapi sebagian dari kisahnya yang baru saja dia lalui dalam beberapa bulan belakangan ini, semua dia lupakan.Termasuk saat dirinya berada di Apartemen Tuan Rey. Semua kenangan dirinya saat bersama Bi Atun, Novan, sekretaris Dion, terlebih Tuan Rey. Dia lupa semua itu.Kedua bola matanya mengelilingi kamar itu, tempat dimana dia direbahkan oleh papanya. Kamar itu sungguh menarik, sehingga dirinya ingin mencari tahu segala isi dari kamar itu. Kamar yang dihias dengan bola lampion dan lampu kerlap-kerlip di atas atap dengan nuansa merah muda dan biru, berpadu menjadi selang-seling untuk berganti warna.Dia mulai turun dari ranjang, lalu beranjak mengelilingi seisi kamar itu. Dia terpesona dengan sebuah karya vas bunga yang dihias sedemikian rupa agar terlihat sangat cantik, diletakk
Magbasa pa
Sebuah dendam yang harus diselesaikan
"Tuan..." Panggil sekretaris Dion tanpa menoleh ke belakang karena sibuk menyetir. Dia membawa mobil itu dengan kecepatan sedang."Hmm.""Apa Tuan tidak tahu berita tadi?" ucap sekretaris Dion. Dia baru saja mengingat berita yang dia tonton tadi sore. Dia ingin memberitahu Tuan Rey sesuatu yang bisa membuat tuannya itu kembali bersemangat lagi.Beberapa hari ini memang Tuan Rey menjadi sedih atas terkabarnya Aulia meninggal. Sebelumnya dia sempat kehilangan gadis itu, dikarenakan orang tua gadis itu menyuruh beberapa orang untuk membawa gadis itu dari rumah sakit.Untung saja Ketua Black Dragon cepat menemukan keberadaan Aulia. Semenjak itu, Tuan Rey tidak perlu khawatir lagi. Aulia sudah kembali bersama keluarganya. Dia juga sudah mengetahui siapa orang tua Aulia. Satya Hermawan. Seorang pemimpin dari perusahaan Indofood yang telah memiliki banyak hutang kepada perusahaan Sinopec Grup.Belum beberapa hari gadis itu bisa menghembus napas dengan baik, dia sudah mengalami kecelakaan yan
Magbasa pa
The Club Anta Sari
"Apa aku tadi terlalu kasar padanya?" gerutu Aulia seorang diri. Dia masih berkutat di depan layar laptopnya. Sudah pukul sembilan malam, tapi matanya masih segar. Dia belum ada rasa kantuk sama sekali. Dia bahkan sudah menyiapkan segelas kopi untuk dia seduh nanti, setelah matanya itu mulai mengantuk. Dia memang tidak menyukai kopi panas, jadi dia menunggu kopi itu dingin barulah dia mau meminumnya.Dia sendiri heran kenapa pria itu bisa datang. Bukankah pria itu sangat membencinya atas sebuah tuduhan yang telah dilakukannya kepadanya?Aulia tidak merasa bersalah, karena apa yang sudah dilakukannya itu adalah demi membela dirinya yang sudah dihancurkan oleh pria itu secara perlahan. Dia juga sebenarnya tidak senang melihat pria itu menderita, tapi... pria itu yang lebih dulu membuatnya semakin menderita.Tiba-tiba pikirannya berdalih ke hal yang lain. Dua lembar photo yang dia ambil tadi pagi di kamar mama dan papanya. Dia melihat photo itu sekilas. Semakin lusuh akibat remukan tanga
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status