All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 261 - Chapter 270
305 Chapters
261. Berhubungan Dengan Lilis?
“Demi Tuhan, jangan katakan itu. Aku tidak sengaja melakukannya, aku tidak pernah mengharap Alan akan menghilang.” Mata Juwita memelas menatap Hendra dan nada suaranya sangat kalut. Tapi menyalahkan Hendra tidak lah benar, sebab memang semua ini karena kelalaian Juwi.“Baik lah, aku mengerti.” Sekarang dia menyeka air mata yang mengalir di kedua pipi. Juwi tidak ingin memperumit masalah lagi sehingga Hendra akan menjadi marah. “Dan aku berjanji, aku akan menemukan Alan bagaimana pun caranya.”Dia hendak bangkit mencari Alan, tapi Hendra segera menghentikannya. Lelaki itu menyentuh pundak Juwita dan mendudukkan Juwi kembali.“Kamu akan ke mana?”“Mencari Alan. Ini kelalaianku, aku akan menemukannya entah di mana pun Alan berada.”Akan tetapi Hendra tidak sejahat itu. Meski dia tidak bisa menerima kabar menghilangnya Alan, tidak mungkin Hendra biarkan Juwita mencari putra mereka di malam seperti ini.“Kamu pulang lah ke rumah. Aku yang akan mencari Alan.”“Tidak, Hen, itu salahku. Aku y
Read more
262. Kembalikan Alan Sekarang!
“Lilis?” kata Hendra menyebutkan nama istrinya. Benarkah menghilangnya Alan ada sangkut pautnya dengan Lilis? Dia tidak bisa mempercayai pikirannya saat ini, tapi untuk mengabaikan pun Hendra tidak mungkin.“Ya, aku harus memastikannya,” katanya sekali lagi dan bergegas masuk ke dalam mobil.Siapa yang tidak tahu Lilis itu sangat licik? Isi kepalanya hanya uang, tanpa mau bekerja keras untuk mendapatkannya. Lilis hanya sibuk mencari uang dengan cara simpel, bukan tak mungkin dia juga bisa menculik anaknya sendiri agar bisa mendapatkan uang yang banyak dari Hendra.Di dalam mobil Hendra segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Lilis. Jantung lelaki itu terasa sangat kesal membayangkan jika benar Lilis lah dalang menghilangnya Alan, dia tidak akan bisa mengampuni perempuan itu sekali lagi!Sementara di apartemen mewahnya, Lilis dan Steve sedang berpesta untuk merayakan kemenangan yang sebentar lagi akan datang ke genggaman tangan. Keduanya asyik mabuk-mabukan dan tertawa terbaha
Read more
263. Aku Memang Ibunya Alan!
“Wah, tanpa tanya-tanya langsung mengancam, ya. Astaga... memangnya kamu nggak bisa ngomong bagus-bagus, ya?” kata menjawab, sedangkan Steve di sebelahnya mengguncang pundak Lilis dan berbisik ingin ikut mendengar juga. Lilis menyalakan pengeras suara di ponselnya, dan kembali fokus mendengarkan Hendra.“Bagus-bagus apanya? Tadi siang, kamu bilang aku nggak pedulikan anak. Lalu tiba-tiba anakku menghilang, itu berarti Alan memang ada sama kamu, kan? Aku bilang antarkan dia, atau aku akan datang bersama polisi ke sana. Kamu sengaja menculik Alan, agar bisa meminta uang dariku. Itu lah yang kamu inginkan.”Silakan saja kalau dia tidak malu, Hendra pikir Lilis akan takut? Hendra tidak punya bukti yang bisa memberatkan Lilis, jadi dia bisa tetap tenang.“Mau lapor polisi, memangnya kamu nggak malu, Hen? Kalian yang tidak becus menjaga anak, bisa-bisanya mau laporkan aku ke polisi? Lagian ya, jangan bilang Alan itu hanya anak kalian. Aku ibunya, aku yang melahirkannya. Kalo pun sekarang Al
Read more
264. Ini Mamanya Alan.
“Lilis, jangan macam-macam kamu, ya. Kita sudah sepakat, kamu nggak akan pernah bilang pada Alan bahwa kamu memang ibunya. Kamu tahu itu akan sangat berpengaruh pada Alan.” Hendra mengingatkan perjanjian mereka beberapa waktu yang lalu, agar Lilis tidak pernah mengatakan siapa ibu Alan yang sebenarnya.“Janji?” Lilis terkekeh kecil. “Iya sih, aku pernah janji seperti itu sama kamu. Tapi itu karena kamu juga berjanji akan membiarkan aku bebas bertemu dengan Alan. Nyatanya kamu nggak bisa melakukannya, kan? Jadi ya... kenapa aku harus mengingat janji itu? Sekarang dengarkan aku, Hendra, kalau kamu memang tak mau Alan tahu aku ibunya, bagaimana jika kita membuat perjanjian? Aku ingin kita rujuk,” ucap Lilis langsung pada ide yang disarankan Steve.Mendengar perkataan Lilis saja Hendra sudah mau muntah, apalagi kalau harus benar-benar rujuk dengan perempuan itu? Hendra juga masih resmi menjadi suami Juwita, dia tidak akan pernah mengulang kisah dengan Lilis.“Jangan mimpi kamu, Lis. Bahka
Read more
265. Juwita Sengaja Buang Alan!
Alan masih sangat kecil, dia tidak begitu saja paham dengan kata-kata Lilis yang menyebutkan dirinya sebagai mamanya Alan. Dia yang tadinya menangis pun menjadi terlihat bingung menatap wajah Lilis.“Di muka tante nggak ada wajahnya mama Alan. Apa yang mau dilihat?” katanya dengan polos.Steve yang mendengarnya sampai tertawa sedangkan Lilis gemas memandang dua orang itu secara bergantian. Memangnya Lilis ini pelawak?“Begini, Sayang. Bukan di wajah tante, tapi memang wajah ini lah wajah mamanya Alan, ibu yang mengandung dan melahirkan Alan. Mungkin Alan akan sedikit terkejut mendengarnya, tapi itu lah fakta yang sebenarnya. Mama yang melahirkan dan mengurus Alan waktu bayi, tapi sayangnya... mama dan papa harus berpisah karena hal yang tidak diinginkan. Namun satu yang harus Alan ingat, mama tidak pernah berniat ninggalin kamu, Anak.”Lilis menitikkan air matanya. Dia memang keras kepala, tidak begitu peduli dengan anaknya, dan hanya terpikir akan uang. Tapi di balik semua itu, Lilis
Read more
266. Kalian Rujuk?
Ketika Hendra kembali ke rumah, Juwita belum juga tidur. Pikirannya tidak bisa tenang, banyak yang dia khawatirkan sekarang. Selain ancaman Hendra yang tidak ingin melihat dirinya lagi, Juwita lebih takut andaikan sesuatu terjadi pada Alan.Dia lantas berdiri menghampiri Hendra yang baru membuka pintu, menanyakan apakah sudah ada perkembangan dalam pencarian Alan.“Bagaimana, Hen? Polisi sudah menemukan penculik itu? Di mana Alan, apa mereka belum bisa menemukannya?”Melihat Juwi begitu khawatir, Hendra tidak bisa mengabaikannya. Dia mengusap pundak istrinya untuk menenangkan Juwita, tapi hal itu sama sekali tidak membantu. Juwita lagi-lagi menghujaninya dengan pertanyaan yang sama.“Kamu belum jawab pertanyaan aku, Hendra. Bagaimana perkembangannya, polisi sudah tahu ke mana penculik itu membawa Alan, kan?”“Wi, tenang lah,” kata Hendra. Untuk saat ini dia bisa lebih tenang mendengar Alan ada bersama dengan Lilis. “Alan baik-baik saja. Dia sekarang bersama ibunya.”Ibunya? Kening Juw
Read more
267. Silakan Keluar Dari Rumahku!
Pertanyaan konyol, padahal Hendra tidak mengatakan apa pun. Entah kenapa Juwita mencurigai Hendra akan rujuk dengan mantan istrinya.“Sudahlah, jangan membahas hal nggak penting. Aku ngantuk, aku capek. Kita bahas itu lain kali saja.” Hendra menanggalkan kemejanya, meletakkan sembarang di atas sofa. Kemudian dia naik ke tempat tidur dan berbaring di sana.Tak ada semangat untuk membersihkan diri lebih dulu, bahkan perutnya kosong pun sama sekali tidak dipedulikan oleh Hendra. Dia hanya ingin bisa beristirahat sejenak, sebelum besok menghadapi Lilis. Akan tetapi, Juwita yang belum mendapat jawaban merasa tidak puas dan menyerang Hendra kembali.“Aku tahu, semua ini rencana kalian, kan? Sengaja menyuruh seseorang menculik Alan dari arena bermain, agar Lilis bisa mengambilnya. Atau kalian memang sengaja ingin mencari-cari kesalahanku? Membuat aku terlihat seperti ibu bodoh yang tak bisa menjaga anak,” katanya.Hendra tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh istrinya.Bagaimana bisa Juwit
Read more
268. Tak Ada yang Harus Dipertahankan.
Kata-kata Hendra membuat Juwita terdiam seketika. Mulutnya terkunci, kedua manik cokelat itu nanar menatap Hendra. Dia baru saja menyadari bahwa ucapannya sudah sangat keterlaluan, sehingga melukai hati Hendra. Juwita tidak berani membalas ucapan suaminya, sehingga hanya diam lah yang bisa dia lakukan.Hendra melihat Juwita yang hanya diam pun merasa yakin bahwa istrinya sudah tidak menginginkan dirinya lagi. Tak mungkin selamanya bertahan dengan perempuan itu, jika hanya dipandang sebagai suami yang dibeli. Meski benar Juwita sudah membelinya, Hendra tetap lah laki-laki yang ingin dihargai oleh sang istri. Tak ada gunanya bertahan dengan perempuan yang terus saja menganggap dirinya bagaikan sampah tidak berguna.“Aku juga lelah. Aku juga capek jika terus-terusan ribut seperti ini. Aku butuh ketenangan, maka itu, atas permintaan kamu aku akan keluar dari rumah ini.”Hendra melepaskan pegangannya di lengan Juwita, tak tahan dia terus beradu tatap dengan istrinya. Sudah cukup, Hendra me
Read more
269. Semua Sudah Berakhir
Juwita masih berharap Hendra tidak akan pergi meninggalkannya. Dia hanya berdiri di tengah kamar itu menatap lurus pintu kamar yang terbuka di depan sana. Tapi sampai beberapa menit dia menunggu Hendra kembali, lelaki itu tidak juga terlihat batang hidungnya. Hati Juwita menjadi gelisah, tak rela kehilangan suami yang begitu perhatian padanya.“Hendra, Hendra!” Dia memanggil dari dalam kamar, hatinya berharap Hendra hanya bermain-main lalu muncul dari luar sana dan memeluk Juwita seperti biasa. Harapan yang sia-sia, Hendra tidak terlihat seperti yang dia inginkan.Dengan hati yang tak rela, Juwita menyambar jubah tidurnya dari atas sofa. Segera dia kenakan pakaian itu untuk menutupi bagian pundaknya yang telanjang, kemudian berlari ke lantai satu. Mulutnya terus meneriakkan nama Hendra, berharap suaminya akan mendengar dan menunggunya di bawah sana.“Hendra, jangan pergi, Hendra! Kamu nggak boleh ninggalin aku seperti ini!”Juwi masih berteriak, kakinya berlari kencang menuruni anak t
Read more
270. Aku Tidak Peduli!
Siang itu Hendra langsung menemui Lilis di apartemennya. Masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah dengan letak perabot di dalamnya, sama seperti saat Hendra masih tinggal dengan Lilis. Hanya saja, sekarang ada laki-laki lain yang tinggal dengan Lilis, dan itu bukan Hendra.“Bagaimana kabarmu?” tanya Lilis berbasa-basi, meletakkan secangkir teh di atas meja.“Tidak baik, aku rasa kamu tahu itu.”Tidak ada yang baik-baik saja ketika berjauhan dengan putranya, kecuali Lilis. Manusia berakal akan selalu gelisah sebelum melihat anaknya.“Di mana Alan? Bukannya kamu bilang Alan ada sama kamu?” Langsung Hendra menanyakan perihal Alan, hal yang membuat dirinya ada di rumah itu.Lilis tersenyum. “Jangan terlalu buru-buru. Alan baik-baik saja, kok. Diminum dulu tehnya,” ucap Lilis ramah.Bukannya tidak mau, tapi bagaimana pun, Hendra harus tetap waspada. Saat ini hanya ada dirinya dan Lilis di ruangan itu, sedangkan Steve sama sekali tidak terlihat di sana. Bisa saja Steve memang sedang
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
31
DMCA.com Protection Status