All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 271 - Chapter 280
305 Chapters
271. Perkelahian dua Lelaki.
"Dan omong-omong, kita tidak pernah bercerai, Hendra. Kamu tidak lupa itu, kan?" kata Lilis tiba-tiba. Hendra yang mendengarnya menjadi bingung dengan ucapan perempuan itu."Apa lagi maksud kamu? Kamu itu udah menikah dengan Steve, nggak bercerai bagaimana?" "Tapi kamu nggak pernah menandatangani surat cerai kita. Kamu menolak keras menandatangani itu, yang artinya sampai detik ini kita masih menjadi pasangan suami istri yang resmi."Di belahan dunia mana pun, Hendra tidak pernah mendengar seorang istri memiliki suami lebih dari satu. Jika sudah menikah dengan lelaki lain, tentu saja artinya sudah bercerai dengan yang pertama! "Itu nggak benar. Kamu udah menikah, tandanya sudah bercerai dengan aku!""Tapi pernikahan kami tidak terdaftar secara resmi, karena tidak memiliki surat cerai dari kamu. Artinya, suamiku yang sebenarnya adalah kamu. Sementara Steve, ya... anggap aja aku selingkuh dengan dia." Lilis berkata dengan entengnya.Entah apa yang ada di dalam pikiran Lilis, bahkan pa
Read more
272. Kenapa Memukulnya?
272.“Steve, Steve! Bangun, Steve, bangun!” teriak Lilis mengguncang tubuh Steve. Dia ketakutan tentu saja, melihat Steve yang terbaring di depannya. Apalagi laki-laki itu sama sekali tidak bergerak, Lilis takut jika suaminya dalam keadaan kritis atau mungkin mati?Di sini hanya ada Lilis, Hendra sudah pergi setelah puas memukul Steve tadi. Jika terjadi sesuatu, Lilis lah yang akan lebih dulu disalahkan!“Steve, astaga!” teriak Lilis lagi, meletakkan tangannya di hidung Steve untuk memastikan laki-laki itu masih bernapas.Sebenarnya, Steve mati pun tidak merugikan bagi Lilis. Apakah terlalu kejam jika Lilis justru beruntung? Toh, selama ini Steve tidak berguna di dalam hidupnya. Steve selalu kasar, bahkan tak sungkan memukul Lilis. Uang yang Lilis punya pun semua habis oleh Steve. Lantas kenapa harus merasa rugi dia mati?Hal yang membuat Lilis ketakutan adalah, karena kejadian itu ada di rumahnya, juga menyangkut dirinya. Jika Steve benar-benar mati, lalu polisi menangani kasus ini,
Read more
273. Temukan Hendra Sekarang!
Kepergian Hendra meninggalkan kesedihan mendalam pada Juwita. Dia menjadi tak bersemangat, hari-harinya dihabiskan hanya merenung seorang diri. Makan pun dia tidak selera, sudah seperti seorang yang kehilangan suami saja. Ketika asisten rumah tangga datang mengantarkan makanan, Juwita hanya menatapnya saja. Sehari sekali pun belum tentu dia sentuh makanan itu. Hal itu membuat semua orang di rumah menjadi khawatir, apalagi sejak malam kepergian Hendra, laki-laki itu tidak pernah pulang ke rumah. "Bagaimana ini, Ratih? Aku nggak tega sama ibu." Asih duduk di sebelah Ratih setelah membawa nampan yang sama sekali isinya tidak disentuh Juwita."Aku juga nggak tau, Mbok. Tapi kasihan ibu, bayinya bisa kekurangan gizi kalau ibu nggak makan terus.""Lalu gimana, dong? Mau cari bapak pun kita nggak tau ke mana. Di resto nggak kelihatan, hanya ada Pak Rahmat yang gantikan bapak di sana." Mereka sudah mencoba menemukan Hendra di resto, tapi orang di sana berkata Hendra tidak pernah muncul. I
Read more
274. Tidak Bermaksud Meninggalkan.
“Bagaimana kabar resto, Mat? Baik semua, kan?”“Baik, Pak. Laporannya akan saya kirimkan ke email bapak,” jelas Rahmat di dalam telepon.Setiap hari Hendra menghubungi bawahannya itu untuk menanyakan perkembangan restoran. Dia memang mematikan ponsel yang biasa dia pakai, tapi membeli satu ponsel lainnya untuk urusan pekerjaan. Hendra sedang tidak ingin diganggu oleh apa pun, selain pekerjaan.“Ya sudah, kirimkan seperti biasa. Nanti saya koreksi. Terima kasih, ya.”“Sama-sama, Pak. Oh ya, ada yang cari bapak lagi ke resto, dan kali ini sepertinya bukan disuruh ibu. Saya lihat, sepertinya mereka disuruh sama Bapak Armaja, mertunya bapak.”Laporan itu membuat Hendra menghela napas panjang. Padahal baru satu minggu, sudah tahu saja mertuanya tentang masalah ini. Hendra tidak bisa hanya berdiam diri jika orang tua Juwita sudah tahu.“Baik, terima kasih juga untuk itu.” Hendra mengakhiri panggilan teleponnya.Sekarang Hendra tinggal di salah satu hotel yang—sebenarnya—tidak jauh dari temp
Read more
275. Menghancurkan Kalian!
Rekaman video itu sangat ramai beredar. Baik di televisi, mau pun di sosial media. Banyak orang yang sudah melihatnya, tidak terkecuali dengan para pekerja di rumah Juwita. Mereka sangat terkejut dan tidak percaya, padahal selama ini Hendra tidak pernah terdengar macam-macam.Padahal, saat ini Juwita sudah mulai membaik perasaannya. Apalagi setelah kedatangan papanya dua hari yang lalu, dia percaya masalahnya dan Hendra akan ditangani baik oleh Armaja.Saat ini Juwita lebih memilih fokus mengurus kehamilannya. Meski Hendra sendiri belum menerima anak itu, dia tetap menjaganya dengan baik. Juwita tidak ingin bayinya kekurangan gizi, dia mulai mengatur pola makannya lagi.Sambil membawa gelas susu yang sudah kosong, Juwita menuruni anak tangga. Dia tidak ingin manja, sehingga segalanya diurus oleh asisten rumah tangga. Karena itu Juwita memilih banyak bergerak agar anak di dalam perutnya juga sehat.Saat memasuki dapur, terdengar para asisten sedang berbincang-bincang.“Tapi aku nggak p
Read more
276. Juwita Menyesal Menikahimu!
Jika Juwita baru saja mengetahui tentang video itu, berbanding terbalik dengan Hendra. Dia sama sekali tak tahu apa pun, sebab kebiasaannya memang tidak terlalu tertarik akan sosial media. Hendra lebih suka menyibukkan diri dengan pekerjaan, daripada sekedar mengurusi hal yang kurang penting. Apalagi Alan belum juga bisa dia dapatkan kembali. Beberapa kali Hendra mencoba mengunjungi Lilis dan Steve di rumahnya, tapi tidak pernah bertemu dengan mereka.“Sampai kapan aku tinggal di sini, kalau masalah dengan Lilis saja nggak selesai?” kata Hendra kesal, memukul bantal dengan kasar.Sangat bosan sudah dia tinggal di kamar hotel itu. Hendra ingin semuanya segera selesai, Alan ada padanya, lalu dia akan kembali pada Juwita. Hendra memang sengaja akan pulang setelah Alan dia dapatkan kembali, agar Juwita tidak terus mencemburuinya. Tapi jika Lilis saja tidak tahu di mana rimbanya, akan sampai kapan seperti ini? Hendra bosan juga lama-lama.“Apa aku pulang saja ke rumah?” kata Hendra lagi, d
Read more
277. Jelaskan Pada Juwita.
‘Saat itu, aku baru saja kembali membawa anak tiriku jalan-jalan. Asal kalian tahu, aku begitu menyayangi dan menganggapnya sebagai anakku sendiri. Ketika tiba di rumah, kulihat mereka tengah berbincang, jadi aku masih berpikir positif, mungkin dia datang untuk menjemput anaknya. Aku memberi mereka kepercayaan, membiarkan mereka berbincang-bincang tentang anak, Aku pergi mandi agar mereka tidak merasa canggung berbicara di depanku. Tapi saat aku kembali dari kamar, aku mendengar mereka membicarakan untuk rujuk, sungguh di luar dugaanku. Tentu saja aku marah mendengarnya, lalu aku menegur istriku. Tapi laki-laki itu lantas memukulku, dan kalian bisa melihat kondisi wajahku sekarang. Asal kalian tahu, aku sampai dirawat karena ini, aku hampir saja kehilangan nyawaku.’Sangat pintar dia berbicara, bahkan membawa-bawa nama Alan seakan benar sangat mencintai anak itu. Padahal, semua yang keluar dari mulutnya hanyalah kebohongan. Geram rasanya Hendra mendengar Steve yang terus saja bicara,
Read more
278. Perebut Istri Orang.
Saat Hendra tiba di rumah yang selama ini dia tempati bersama Juwita, dia langsung dihadang oleh satpam.“Maaf, Pak, ibu tidak mengizinkan bapak masuk,” ucap penjaga pintu pagar itu. Tampaknya Juwita sudah sangat murka dengan berita yang beredar, sampai-sampai Hendra dilarang datang ke rumahnya. Tapi meski demikian, Hendra tidak lantas menyerah.“Aku juga penghuni rumah ini, aku harus masuk. Tolong bukakan pagarnya.”Penjaga pagar itu tampak sedikit bersalah. Dia sudah mengenal Hendra hampir dua tahun lamanya, tentu tidak mudah baginya berlaku kasar di depan tuan yang dia layani. Akan tetapi, Juwita lah nyonya sebenarnya dan pemilik rumah itu. Dia tidak bisa berbuat banyak.“Pak Hendra, saya tidak bermaksud melarang bapak masuk, tapi saya harus mengikuti perintah. Saya masih sangat butuh pekerjaan ini, saya harap bapak mengerti keadaan saya.”Benar sekali. Juwita orang yang tegas dan tak ingin dibantah. Sekali satpam itu melanggar perintah, dia akan kehilangan pekerjaannya. Hendra pun
Read more
279. Opsi Kedua.
Tuuut... Tuuut....Entah sudah panggilan ke berapa ini, tapi tidak juga mendapat jawaban dari seberang sana. Acara siaran langsung itu sudah berakhir sekitar setengah jam lamanya, tapi Steve belum juga kembali. Lilis sudah tak sabar hanya menunggu dan ingin segera menanyakan apa maksud Steve melakukan semua itu.Padahal, kemarin tadi saat di rumah sakit, Lilis sudah mendapat kecaman dari para fans-nya Steve. Mereka menganggap Lilis sebagai perempuan yang tidak tahu diri, merusak karier lelaki itu dan sekarang ingin kembali pada mantan suaminya. Awalnya Lilis sangat terkejut, dan ketika melihat berita yang beredar di internet, dia langsung menanyakannya pada Steve.‘Aku tidak tahu apa-apa, Sayang. Kamu sendiri tahu, aku sakit sampai tidak sadarkan diri karena ulah Hendra. Mana aku tahu dari mana mereka mendapatkan rekaman itu!’Itu lah kata-kata Steve kemarin, dan dia berjanji akan segera menemukan orang yang menyebarkannya. Tapi tiba-tiba saja Steve menghilang dari rumah sakit, tanpa
Read more
280. Menyerahkan Alan Pada Lilis.
Ponsel itu sudah dinyalakan oleh Hendra kembali, baterai sisa beberapa persen tidak akan cukup untuk bertelepon panjang dengan Juwita. Hendra tidak ingin perbincangannya nanti terputus, jadi dia langsung menyambungkan pada pengisi daya. Baru lah setelahnya dia hubungi nomor Juwita, agar segera dia selesaikan semua masalah ini.Di rumahnya, Juwita duduk seperti orang yang tidak punya semangat. Matanya menatap lurus pada televisi yang lagi-lagi membahas gosip tentang rumah tangganya. Bukan hanya nama Hendra dan Lilis yang menjadi sorotan sekarang, tapi Juwita juga mulai disebut-sebut. Publik mempertanyakan apa tindakan Juwita untuk pengkhianatan Hendra, dan apakah dia masih akan mempertahankan rumah tangganya.Kenapa publik sangat ingin tahu segalanya? Apa pun keputusan Juwita sama sekali tidak mengurangi uang di dompet mereka, kan?“Terlalu menyebalkan!” ucap Juwita, mengganti channel televisi dengan remote.Saat itu pun ponselnya berdering. Juwita melirik ke kiri, nama dan foto profil
Read more
PREV
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status