All Chapters of Oh...Jandaku tersayang.: Chapter 61 - Chapter 70

177 Chapters

Berkesan?.

"Lihat saja, sejauh apa kau akan bertindak malam ini."Angel bergumam untuk diri sendiri, di sela langkah kakinya yang kian memasuki lobi utama gedung apartemen."Selamat malam, bisa tunjukkan nomor reservasi anda." Sapa seorang wanita cantik, yang berdiri di depan pintu masuk dengan ramah."Reservasi?." Angel mengerutkan kening, dengan pertanyaan wanita cantik di depannya."Maaf maksud......" Perkataan Angel tidak terselesaikan dengan baik, ketika Handoko kembali berbalik, dan mendekat kearahnya, dan berkata. "Dia bersamaku."Melihat sosok mendekat, wanita cantik dengan pakaian resmi kantor, ala resepsionis bernuansa warna ungu disana, membungkuk dan tampak sedikit terkejut."Maaf tuan...Selamat menikmati malam Anda." Ucap sang wanita tersebut, dengan rasa gugup yang terlihat jelas di wajahnya."Selamat menikmati nona, semoga menjadikan malam Anda berkesan." Kali ini wanita dengan pakaian ungu di sana, berbalik ke arah
Read more

Memalukan.

"Tenang saja, semua akan baik-baik saja."Hati Angel menjerit dengan kuat dalam hati, bagaimana ia akan baik-baik saja dengan sosok yang siap mencaploknya.Meskipun dirinya wanita yang telah menikah, bahkan akan menjadi sosok janda kedepannya. Lalu apakah ia akan dengan mudah melakukan hal itu dengan sembarang orang.Seandainya Handoko bisa membaca pikiran orang lain, mungkin ia akan muntah darah saat itu juga. Namun, dengan ikat baik dan pikiran murni membantu, pria tersebut justru semakin mengeratkan pegangan tangan, ketika sosok disana masih terlihat sedikit pucat.Bahkan, ia masih menggandeng wanita itu setelah keluar dari lift, hingga menuju sebuah pintu besar di depan mereka.Sementara Angel yang di perlakukan demikian, hanya bisa menunduk dengan kepedihan hati yang kian miris. Dalam kebisuannya ia tak habis pikir, mengapa dirinya di pandang serendah ini?, seburuk dan serendah itukah harga dirinya di depan pria tersebut?.
Read more

Anggi dan Joko.

"Lihat...aku juga sudah membeli teropong bintang yang kau inginkan..Lihat bukankah ini indah?." Keduanya memang tengah memasang wajah senyum, namun tentu saja dengan makana yang berbeda.Wanita tersebut, masih belum dapat menarik senyum canggung atas rasa malu, akibat pikiran buruk sendiri tentang sosok Handoko di depannya,b yang tampak antusias ketika menatap wajahnya."Anggi?, siapa lagi yang ia sebut?." Gumamnya dalam pikiran. Angel tambah bingung dengan sikap dan interaksi dari sosok Handoko."Apa kau gila...siap..." Belum sempat perkataannya terselesaikan, sebuah ingatan yang telah tertutup lama, seolah kembali menyambangi pikiran wanita itu.Ibarat sebuah kabut yang seakan tersibak secara tiba-tiba, Angel melebarkan mata."Tu..tung..tunggu...Anggi?, kau memanggilku Anggi?." Angel semakin menajamkan tatapan mata itu kearah Handoko.Dan hal itu, di tanggapi dengan anggukan antusias oleh pria tersebut.Mata Angel semakin membulat, dan tarikan garis lengkung bibirnya lebih lebar l
Read more

Gerhana.

"Kapan kita bertemu kak?,maksudku kapan kau mulai mengenali bahwa ini aku?." Angel.Entah mengapa dalam hatinya berpikir, bahwa Handoko lebih mengacu kearah kehidupan pribadinya.Meski juga tengah di lilit kontrak kerja yang hanya sepihak, namun tetap saja pikirannya tidak menyambungkan perihal itu.Insting Angel, menggambarkan perkataan Handoko lebih merujuk kearah polemik kehidupan di luar kantor, bahwa pria di sana mengetahui semua yang telah ia alami.Handoko mengusap punggung tangan Angel lembut, seolah mengatakan bahwa ia ada di sampingnya, jangan bersedih, atau sedang memberinya sebuah kekuatan untuk tetap tegar.Namun, perasaan Angel tiba-tiba saja menjadi sedikit tidak nyaman. Ia merasa seperti seorang anak kecil, yang tengah di pergoki, lantaran melakukan sebuah kesalahan.Dan secara reflek menarik kedua tangannya, serta menghindari tatapan pria tersebut, dengan berusaha menampilkan senyum yang penuh ketenangan."Apa maksudmu kak, bukannya kalian yang membuatku seperti ini?."
Read more

Batu dalam telaga.

Di langit, bulan kian mengecil dengan tertutup bayang hitam, yang semakin menutup seluruh permukaan.Dan di atas teras griya tawang apartemen, Handoko benar-benar menelan ucapannya. Ia hanya menatap sosok yang kini berdiri di sampingnya, dengan wajah mendongak ke atas menatap bulan yang semakin menghilang.Keseriusan wajah keduanya tampil sempurna.Entah apa yang di pikirkan oleh sosok Handoko dengan pandangan mengarah ke pada Angel, dan apa yang di pikirkan oleh wanita di sana dengan tatapan lurus ke arah bulan.Bahkan hingga bulan kembali membuka tabir cahaya yang menyinari bumi kembali, baik Handoko maupun Angel telah melupakan sisi baik dan fungsi dari teropong yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri."Sudah selesai, duduk dan makanlah." Handoko mengajak Angel untuk kembali duduk, ia berharap semuanya menjadi lebih mudah untuk berbicara.Setelah Angel menempatkan bagian belakang tubuhnya dengan baik."Sebenar
Read more

Kapan saja.

"Jika begitu...Mengapa ia masih dengan buruk, mengatakan hal kejam untuk calon anakku." Wanita itu kembali menunduk, Suara yang ia luncurkan juga tidak terlalu terdengar jelas. Seolah itu hanya gumaman untuk diri sendiri.Handoko mampu melihat dengan jelas, kesedihan tengah membayangi hati Angel.Ia juga tak memahami, gumaman terakhir dari perkataan Angel barusan.Yang terpikirkan saat ini, ia hanya ingin segera merengkuhnya dalam dekapan, untuk meringankan kesedihan hatinya saat ini.Entah mengapa melihat wanita tersebut terlihat rapuh serta hancur, ada ketidakrelaan dalam diri Handoko.Perlahan ia bangun dari duduk dan hendak melakukan apa yang terlintas di benaknya. Namun belum juga tangan itu terulur, ia kembali mendengar wanita itu berucap dengan suara yang lirih."Jangan melakukan apapun, dan jangan mengasihani aku." Handoko menghentikan gerakan tubuhnya yang tinggal selangkah mendekati sosok wanita di sana."Lihatlah..Aku baik-baik saja,
Read more

Menguburku.

"Kakak benar.....Dia orang terbaik sedunia. Bahkan mungkin sejagad raya. Anggara Aditama Prawirya yang tersohor dan mulia.""Hahahaha...hahahhaha...hahaha." Mendengar nada bicara dan penyampaian dari Angel yang begitu di dramatisir, Handoko tak dapat menahan gelak tawa, pria tersebut bahkan hingga memegang perut bagian bawahnya, lantaran terasa sedikit kaku.Gelak tawa yang sengaja tidak di tahan itu, memenuhi sekitar. Dan tak sedikit dari mereka yang berada satu lantai di bawah mereka, melongok ke atas untuk menatap ke arah keduanya."Nggi..mengapa kau begitu membencinya?, bahkan jika kontrak tersebut hanya sepihak, itu tidak terlalu buruk." Handoko mengangkat punggungnya yang tersandar, ia menatap kearah Angel yang tampak mengerucutkan bibir."Pikirkan berapa ratus, bahkan mungkin ribuan orang yang datang untuk posisimu?, dan pria tersohor serta sempurna itu justru memberikannya kepadamu tanpa syarat." Handoko masih berusaha meyakinkan bahw
Read more

Siapa?

Anggara menyalakan pancuran air, dan mengguyur seluruh tubuhnya, mengacak-acak rambut cepak miliknya yang telah basah, seraya bergumam lirih. "Aku pasti sudah gila, mengapa harus memikirkan wanita lamban itu." Kurang lebih hampir 30 menit, Anggara menghabiskan waktu di kamar mandi.Dan ketika ia keluar dari sana, wanita temannya bergulat ekstremnya beberapa waktu lalu, tengah tertidur pulas.Ada ketidaksukaan dalam benak pria tersebut, pemandangan di atas ranjang saat ini sungguh membuatnya jengah, berbanding balik 360° dengan di awal wanita itu membaringkan tubuh di sana.Anggara berjalan menuju tepi ranjang, menarik selimut yang membungkus sebagian tubuh polos di sana dengan kasar. Namun, entah itu karena kelelahan, atau memang kebiasaan, tubuh di atas ranjang diam tidak merespon.pria tersebut menjadi tambah kesal, dan ingin segera membangunkan untuk memintanya segera pergi dari sana. Akan tetapi, ketika melihat wanita itu t
Read more

Lagi-lagi memalukan.

"Siapa kamu?, beraninya kamu memasuki kamar orang lain!." Seru Angel setelah beberapa saat memperhatikan dari atas dan bawah sosok di depannya.Angel menjadi waspada untuk sosok di depannya. Ia berpikir dengan perusahan APC yang besar, kemungkinan terjadi pencurian berkas juga tidak mungkin kecil.Meski ia kesal atas pemaksaan kontrak, bagaimanapun ia adalah karyawan di sana, setidaknya untuk 3 tahun ke depan dirinya juga berkewajiban melindungi rahasia ataupun setiap dokumen dari perusahaan tersebut."Bagaimana kau bisa masuk kesana?." pertanyaan Angel bukan tidak beralasan, bahkan dalam pikiran flash kilatnya, ia juga hampir berasumsi bahwa pihak hotel mungkin ikut campur tangan.Di balik imajinasinya yang mulai melambung, sosok wanita di sana justru terkesan lebih santai."Saya tamu yang di undang oleh tuan di kamar ini." Jawabnya singkat, sembari menekan kata tamu. Namun bukannya mengerti, Angel justru semakin mempercayai pikiran bodo
Read more

Monster.

Wanita itu ingin segera pergi dari sana dan tidak kembali lagi, khususnya tidak berhadapan dengan kedua makhluk yang kini masih berdiri di depan ruangan kamar sang Presdir.Namun, seburuk dan sebesar apapun rasa malunya saat ini, ia tidak bisa menghilang dengan mudah.Angel merebahkan tubuh kasar di atas ranjang, memikirkan dan mencoba mengingat perkataan dari sosok wanita seksi beberapa saat yang lalu.Namun, entah apa yang tengah menggelayuti hati serta pikirannya, sehingga yang terngiang hanya sebagian penggalan kalimat uniknya saja. "Jaga suami mbak, dia seperti kuda liar." "Karena suami mbak sudah menggunakan tubuh saya bukan hanya sekali, melainkan 3 kali, maka ini menjadi hak saya."Wajah Angel memerah mengingat perkataan itu. Ia mengingat betul kapan mereka cek in ke hotel, dan kapan keluar bersama handoko.Dan itu belum berselang lama, hanya membutuhkan waktu setidaknya 1 jam untuk makan, dan 3 hingga 4 jam saja be
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status