All Chapters of Oh...Jandaku tersayang.: Chapter 41 - Chapter 50
173 Chapters
Nasi goreng.
"Bahkan kalian mencemo'ohku dengan kebahagian ini."Angel ingin melontarkan perkataan tersebut dengan keras, namun ketika melihat wajah kecil imut di atas pangkuan sang wanita, tangan Angel yang hendak melakukan tindakan ekstrim, kepada sepasang muda-mudi di sana terjeda sejenak. Dan sedetik kemudian, berbalik arah fokus lain, untuk menyentuh pucuk kepala kecil itu dengan lembut.Bibir Angel, berusaha menyunggingkan senyuman lembut untuk sosok mungil dan gemoy di sana.Namun, dengan kemelut yang berusaha di redam dalam hati, hal itu tidak mencapai ke dasar mata dan rasa.Bagaimanapun, ia masih memiliki keburukan dengan kebencian untuk sosok orang lain di dalamnya, bagaimana akan mampu merilis sebuah ketulusan.Jujur, saat ini Ia juga merasa takut atas pemikiran sendiri, ketika mengingat tindakannya yang tidak relevan beberapa detik lalu. Bagaimana ia bisa melihat sosok orang lain, dalam diri orang yang berbeda."Tante juga mau beli nasi goleng?." Tanya bocah kecil itu, dengan suaranya
Read more
Masih nasi goreng.
Beberapa saat sebelum Angel keluar dari kamar, untuk mencari makan malam.Bagas yang di penuhi oleh rasa bersalah, masih berdiri di depan pintu kamar sang istri, hingga suara tangisan tak terdengar lagi. Pria tersebut bahkan masih terus berdiri di sana hingga beberapa menit setelahnya.Ia hanya diam mematung, termenung dan bergulat dengan hati dan pikiran sendiri, tidak mengetuk pintu, atau juga kembali masuk untuk memastikan kondisi sang Angel di dalam kamar.Sejak kapan air mata yang sempat meleleh dari manik mata miliknya mengering, dirinya sendiri juga tidak menyadari.Untuk waktu yang terlewati di depan ruangan kamar, ia tidak merasakan bahwa semuanya adalah salah dan teraniaya.Mungkin, ia memang patut melakukan hal tersebut, atau memang sengaja di lakukan untuk sedikit mengurangi rasa bersalah dalam hati.Entahlah, apa yang teronggok di pikiran Bagas sekarang, yang jelas dia di sana masih diam tak bergeming. Hingga sebuah lengkungan kecil muncul di bibirnya, balutan sorot mata
Read more
Domba berbulu macan.
Waktu bergulir tidak menunggu siapapun, bahkan jika itu untuk sosok yang tengah gelisah, akibat pertengkaran di ruang makan beberapa saat yang lalu.Ia dia adalah Vanessa, yang tidak bisa tidur hingga pukul satu malam, wanita itu masih memikirkan perkataan Anggara saat di meja makan.°^ Flash back on. ^°Anggara yang datang kemeja makan setelah kehadiran Hariadi dan Nadia, tampak acuh kepada keduanya.Bukan hal yang aneh itu di lakukan oleh sosok dirinya di sana, mengingat selama ini ia memang tidak pernah bersikap manis kepada mereka.Akan tetapi, ketika pria tersebut telah mendudukkan tubuh, wajah tampannya sedikit mengernyit manakala manik mata miliknya, tak sengaja menangkap sosok kedua orang di depannya.Hariadi yang melihat ekspresi itu menghentikan gerak sendok makan yang ia pegang, dan bertanya. "Ada apa?."Anggara yang memahami pertanyaan barusan, masih meneruskan gerakan tangan untuk membalik piring makan di depanny
Read more
Masih Flash Back
Namun, yang jelas wanita itu untuk sejenak lalu berubah menjadi macan betina garang, dan dalam detik berikutnya menjadi domba kecil di depan serigala.Melihat Anggara yang demikian, Nadia dengan cepat berlari kearah Vanessa. Dan dengan wajah yang penuh permohonan, ia memberanikan diri membuka suara ."Jangan dengarkan omong kosongnya, aku tidak akan menghabiskan uang siapapun, bahkan jika itu di berikan kepadaku, hanya ku belanjakan untuk kebutuhan kita saja." Wanita itu seperti domba lain di depan Anggara, dan Hariadi menjadi kesal melihat semuanya.Bagaimana dirinya dapat memiliki keluarga seperti ini, seorang ibu tanpa setatus di mata putranya, dan seorang suami yang selalu di takuti oleh sang istri.Hariadi ingin meninggalkan ruangan tersebut, dan tak ingin mendengar apapun di sana.Bukan karena ia takut kepada sosok Anggara, namun lebih tetap nya, jika dirinya ingin semuanya cepat berlalu, maka ia tetap diam dan bungkam, atau akan ada kemelut yang jauh lebih panjang. Dan tentu sa
Read more
Pandangan yang buruk.
Vanessa tidak bisa tidur hingga pukul satu malam, karena memikirkan perkataan Anggara saat di meja makan.Ia mengingat kembali setiap detil tentang peristiwa kelahirannya yang di ceritakan oleh bik karti, pelayan tua yang telah lebih dari puluhan tahun melayani di keluarga itu.Serta menggabungkan tanggal kematian dari sosok ibu dari Anggara dan tanggal pernikahan kedua orang tuanya. Ia semakin kebingungan, manakala semuanya tampak wajar dan tidak menemukan hal mencurigakan sama sekali.Lalu, mengingat kebencian yang di tunjukkan oleh sosok sang kakak, dan reaksi, serta sikapnya selama ini itu juga benar adanya.Lalu dimana letak penghianatan dan keburukan, yang di lebel kan untuk sosok sang ibu dan ayahnya.Wanita itu kehabisan akal, serta ide. Dan pada akhirnya tak dapat tidur hingga pagi.............................Sementara, di sisi tengah kota yang gemerlap, dalam hitungan waktu yang hampir bersamaan.Anggara menggeliat di atas ranjang empuk, dengan seprei putih yang berantakan
Read more
Terkalkulasi.
Jam gaya kuno di ruang tamu rumah Angel, berbunyi nyaring pagi ini, dan dari nada yang terdengar adalah dentingan enam kali.Suaranya yang nyaring, mampu membangunkan dua sosok tubuh yang masih bergulat dengan bantal dan selimut, pada dua ruang yang berbeda.Bagas, yang masih memiliki tanggung jawab sebuah pertemuan jam 1 siang nanti, dan beberapa pekerjaan di kantor, segera bangun dan duduk di tepi ranjang. Ia mengambil ponsel yang di letakkan di atas meja, dan melihat ke layar benda tersebut."Jam enam." Gumamnya lirih.Dengan wajah yang masih kuyu, pria tersebut bangkit dari sana, dan menuju kamar mandi di bagian luar ruang kamar tidur yang ia tempati.Maklum hanya kamar utama yang di gunakan Angel sajalah, tersedia kamar mandi dalam ruangan.Untuk selebihnya, 2 kamar lain termasuk kamar belakang, yang dulu di tempati sepupu jauh Angel yang pernah datang ke kota untuk kuliah, juga harus menggunakan kamar mandi di dekat dapur.Bagas menyelesaikan ritual bersih-bersih diri, dan berpa
Read more
Kriwikkan dadi bocoran.
Dalam hal ini, Angel berpikir terlalu naif, dan dirinya telah di hitung dengan baik oleh Vanessa.Meskipun ajakan tersebut di tolaknya dengan baik, karena mengingat status sang wanita bukanlah sebuah hal yang dapat ia jangkau. Dan tentu saja alasan utamanya adalah, ia ingin menghindari sebuah pergunjingan kedepannya, lantaran berhubungan baik dengan orang dalam.Namun, rupanya Angel berpikir terlalu banyak. Ia tidak menyadari bahwa sosok yang di anggap ramah serta baik, adalah hantu rumah tangga miliknya yang ia benci dari dasar hati. Bahkan tawaran serta ramah-tamah yang di berikan, sudah termasuk dalam agenda Vanessa untuk dirinya. Sungguh Angel terlalu mengambil diri sendiri tinggi, di kala itu.Vanessa memang memiliki tujuan tersendiri dengan datang dan menyapa Angel. Bahkan yang lebih miris lagi, sosok Vanessa sengaja datang kesana secara langsung, demi untuk berurusan dengannya.Bukan hanya tidak waspada, ia justru secara mengalir mengikuti
Read more
Pandai menghitung.
Dari kebohongan kecil yang di lakukan diri sendiri, kini semakin membesar dengan melibatkan kedua orang tuanya, bahkan sosok Nadia dan satu rekannya lagi juga harus di tambahkan dalam hitungan. Kembali saat di daerah pembangunan hunian milik APC.Bagas yang tidak mengerti, bahwa dirinya tengah menjadi bagian dari rencana Vanessa menghitung sang istri, dengan sabar menemani wanita itu kesana.Ia berpikir bahwa tidak salah dengan hal tersebut, karena telah memutuskan untuk fokus pada Angel saja, serta mencurahkan sedikit perhatian untuk sang calon anak dalam perut. Jadi sudah sewajarnya ia harus mengetahui di mana tempat tinggal mereka. Bagaimanapun itu memang bayi dan darah daging dari tubuh sendiri.Di tambah lagi, dengan perut Vanessa yang terlihat semakin membesar, Bagas mengerti bahwa dalam kondisi yang demikian, wanita tersebut harus memerlukan dampingan. Bagas berpikir sah-sah saja, menemani datang kesana sekedar untuk melihat
Read more
Jangan datang lagi.
Seolah aliran listrik kuat menyentaknya hebat.Menghisap darah dan tenaga yang di miliki hingga tubuhnya bergetar, serta berimbas pada hati yang berdenyut tak terkontrol seketika.Mematung...mematung dan membeku. Angel diam tak bergeming tanpa sebuah kata beberapa saat, hingga. "Aaahh....Tuhaaaan bangunkan aku.." Perkataan pertama yang keluar dari bibir tersebut, dengan Isak tangis yang mulai terdengar.Mungkin, air mata-lah justru yang berjalan keluar terlebih dahulu, sebelum penggalan baris kata meluncur penuh pilu.Namun, sosok di depan sana, telah menghilang dengan punggung kecil mobil yang kian menjauh. Meninggalkan dirinya, dengan kehancuran yang tak lagi terhalau.Bagas yang berlalu dari hunian tersebut, masih dengan tenang dan sikap penuh kesabaran menemani wanita di sampingnya.Keduanya tidak kembali kekantor, melainkan langsung menuju rumah sakit menemui dokter yang telah di jadwalkan, untuk pemeriksaan bulanan kehamilan Vanessa.........................................*Bac
Read more
Adik dan kakak satu rangkai.
Dan itu benar sekali. Bahkan jika nanti ia kembali datang, mungkin pintu itu tidak akan dibukakan untuk dirinya lagi. Di sini, masih di halaman tempat tinggal Angel, Bagas semakin pesimis dengan apa yang akan terjadi di antara mereka...........................................Di dalam rumah.Setelah kepergian Bagas, Angel berniat untuk melanjutkan mendamaikan hatinya dengan tidur penuh sepanjang hari, bila perlu itu akan di lakukan nya sampai besok. Tidur, mandi, makan, dan tidur lagi. Angel benar-benar ingin melakukan apa yang tengah berada dalam pikirannya.Berjalan menuju tempat tidur, dan melemparkan tubuh itu diantara tumpukan bantal selimut dan guling.Memejamkan mata perlahan, serta berusaha menyusup kembali dan menghilang, diantara buaian lembut kenyamanan pulau kapuk.Angel memang pandai dalam hal ini. Sekalinya ia kelelahan, baik itu secara fisik ataupun pikiran, maka kemampuan istimewanya untuk tidur akan datang
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status