All Chapters of Topeng Si Suami Idaman: Chapter 51 - Chapter 60
92 Chapters
Chapter 51
Rania mengumpulkan semua berkas-berkas penting untuk dia bawa menemui calon kliennya beberapa saat setelah dia selesai berbicara di telepon. Wanita itu langsung bergegas keluar tepat berbarengan dengan waktu jam pulang kerja.Di luar sana, Kendrick sudah setia menunggunya di dalam mobil. Begitu melihat Rania keluar dari gedung, dia pun langsung turun dari mobilnya menyambut pujaan hati dengan senyum lebar."Sudah nunggu lama?" tanya Rania. Pria itu menggelengkan kepala. "Baru sekitar lima belas menit," jawabnya tenang."Hm, tapi aku mau menemui calon klien dulu setelah ini. Gimana?""Ke mana pun, aku akan siap menjadi sopir pribadimu," sahut Kendrick sembari tersenyum manis dan membukakan pintu mobil untuk Rania. Pasangan kekasih itu pun langsung pergi melesat dengan mobilnya membelah jalan raya. Tak ada percakapan serius selama dalam perjalanan menuju lokasi yang ingin dituju oleh Rania. Kecuali tentang pekerjaan masing-masing.Tak butuh waktu lama, mereka sudah tiba di tempat tuju
Read more
Chapter 52
"Kamu siapa? Sedang apa di rumah ini?"Farhan langsung menoleh ke arah sumber suara. Matanya menyipit melihat wanita paruh baya yang baru saja masuk ke rumah itu dan sedang menatapnya dengan sorot yang sulit diartikan."Nyonya," sapa pengasuh baby Noah sembari menunduk hormat.Nilam berjalan lebih mendekat lagi dengan masih tak mengalihkan pandangannya dari Farhan. Sepertinya pria itu nampak asing baginya. "Siapa dia, Bi?" tanya Nilam."Anu ... dia papa kandung Den Noah, Nyonya," jawab pengasuh Noah dengan ragu-ragu mengatakannya. Nilam bergeming sesaat, merasa sedikit terkejut atas apa yang dia lihat sekarang. Setelah lama hanya mendengar cerita dari Kendrick, akhirnya dia bisa bertemu secara langsung dengan mantan suami calon menantunya itu.Farhan menunduk hormat memberi salam dan menyapa wanita paruh baya itu yang disambut dengan senyum ramah oleh Nilam."Saya Farhan. Maaf sebelumnya kalau kehadiran saya di sini membuat kalian tidak nyaman," ucap pria itu sopan."Saya Nilam, mam
Read more
Chapter 53
Farhan masih berada di depan rumah mewah Rania. Dia duduk di pinggir jalan dengan hati berharap jika mantan istrinya tersebut berbaik hati untuk keluar dan membiarkannya bertemu dengan sang anak. Namun, itu hanyalah khayalan saja. Sampai, setetes air dari langit hingga menjadi deras pun membuat seluruh pakaian yang digunakan Farhan basah, Rania tidak peduli sama sekali. Walau hujan yang datang tiba-tiba dengan deras, tak membuat Farhan untuk pergi dari sana. Dengan tekat bulat dan keinginan kuat, dia beranjak dari duduknya seraya mengusap kasar air yang terus membasahi wajah.Farhan berjalan pelan menuju pagar utama rumah Rania. Sejenak, dia menarik napas guna mengumpulkan tenaga. "RANIA," panggilnya dengan nada suara naik beberapa oktaf. "INI AKU, FARHAN." Tak ada suara lagi, Farhan sedang mengamati suasana dari dalam rumah. Namun, tak ada feedback. Membuatnya membali berteriak, "plis, beri aku satu kesempatan untuk melihat putraku!" Farhan merapatkan diri ke arah gerbang yan
Read more
Chapter 54
Dinar keluar dari mobil berlagak bak ratu yang disambut oleh ribuan orang lalu digelar karpet merah sepanjang jalan walau pada kenyataannya iya berjalan di atas aspal yang sudah berlubang dan juga ditatap dengan sini sama orang sekitar karena dandanannya yang mencolok.Tak ada yang salah dengan pakaian Dinar, dirinya hanya mencontoh model yang memakai baju bertabrakan dan terlihat sangat cantik serta elegan.Kacamata hitam bundar yang menutupi setengah wajahnya bertengkar manis di atas hidung Dinar. Matanya banyak membersihkan ke rumah-rumah yang jaraknya saling berdempetan."Ck! Dasar tidak bertanggung jawab. Mengapa saat aku datang tidak ada orang sama sekali dan harus membuatku menunggu," kesal Dinar yang tidak mendapati orang yang menjanjikan dirinya untuk datang hari ini. "Jika bukan aku yang memerlukan mereka tidak akan aku menginjakkan kaki di perkampungan kumuh ini." Telapak tangan Dinar menjadi penghalang antara hidungnya dengan aroma tidak sedap yang menyeruak mengguncang
Read more
Chapter 55
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan." Rania sengaja tidak membukakan pintu dan menguncinya saja karena waspada bila sewaktu-waktu orang tersebut menyakiti dirinya.Ketiga orang yang berani dalam mobil sulfat tersebut keluar dan berjalan ke arah mobil Rania dengan tetapan tajam. Tubuh Rania semakin bergetar hebat, dirinya tidak bisa berpikir di saat seperti ini.Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu yang kuat memerahkan telinga Rania membuat wanita itu langsung menutup telinga. Dengan takut dia menoleh ke arah jendela di mana seorang pria berbadan besar menatap ke arahnya."Keluar! Cepat keluar!" teriaknya persamaan dengan suara gedoran yang semakin kuat.Rania memejamkan mata dan berdoa di dalam hati agar dirinya bisa kabur dari mereka dan tidak terlibat dalam masalah yang cukup besar. Rania pun merasa bingung siapa mereka sehingga menghentikan mobilnya dan bersikap seakan ingin membunuh Rania dengan tatapan tajam bak pisau."Tuhan tolong aku," pinta Rania dengan suara berbisik agar t
Read more
Chapter 56
Hari ini Rania tengah sibuk membahas proyek baru dengan klien penting. Ia pun dengan telaten mencatat satu persatu permintaan yang klien berikan kepadanya. Serta membahas gambaran rancangan yang diinginkan oleh klien agar Rania dapat membayangkan dan merealisasikan.Setelah berbincang selama kurang lebih 2 jam membahas mengenai proyek akhirnya kalian tersebut memutuskan untuk pulang. Pembahasan mereka sudah rampung dan tinggal Rania yang melanjutkannya. "Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang dan saya akan berusaha melakukan yang terbaik agar ibu tidak merasa kecewa dengan hasil yang akan didapatkan nantinya." Rania tersenyum kepada klien yang berdiri di hadapannya sambil memeluk laptop serta buku kecil yang selalu dibawanya kemana-mana.Klien tersebut mengangguk lalu tersenyum ke arah Rania karena dirinya juga berterima kasih kepada wanita itu."Saya percayakan semuanya padamu. Jika ada yang perlu di diskusikan Bu Rania bisa telepon ke nomor saya langsung. Kalau begitu say
Read more
Chapter 57
Dinar tersenyum penuh kemenangan setelah kemarin dia sudah mendengarkan isi rapat antara Rania dengan tim yang lain. Wanita itu pun berencana mencuri ide milik Rania. Untuk mendapatkan ide milik Rania, Dinar harus bergerak cepat agar tidak kecolongan.Ia harus segera mengklaim hasil karya Rania secepat mungkin sebelum wanita itu mendaftarkan karyanya di perusahaan yang membuat Dinar bisa dituju sebagai plagiat walaupun itulah kenyataannya.Oleh karena itu Dinar pagi-pagi sudah berada di kantor dan mengadakan rapat antar tim yang membahas karya yang ia curi dari Rania agar mereka mengakui karya tersebut atas nama Dinar bukan Rania."Bu Dinar, ruang rapat sudah disediakan sebentar lagi tim yang lain akan datang sebelum itu lebih baik bu Dinar menunggu di sini terlebih dahulu." Salah satu pegawai perusahaan menuntun Dinar menuju ruang rapat dan menyuruhnya untuk menempuh sebentar karena tim lain masih dalam perjalanan. Ia tidak menangkal ataupun marah sedikit pun karena dirinya juga dat
Read more
Chapter 58
Kendrick duduk berhadapan langsung dengan Rania yang tampak frustrasi Setelah ininya dicuri oleh Dinar. Usaha Rania mencari ide dengan susah payah bahkan harus keluar dari kantor tidak membuahkan hasil memuaskan malahan Rania harus memutar otak kembali mencari ide baru agar dirinya tetap bisa mengerjakan proyek ini. Melihat kondisi Rania yang jauh dari kata baik membuat Kendrick merasa iba dan memikirkan sesuatu untuk membantu wanita yang tengah dilanda kegelisahan. "Berani sekali Dinar mencuri idemu," ucap Kendrick. Rania membuang nafas kasar. "Aku juga tidak habis pikir dengan Dinar yang tanpa berpikir dua kali dan tidak memikirkan konsekuensinya terhadap dirinya sendiri untuk mencuri ideku. Padahal dia mampu untuk mencari idenya sendiri dan pasti akan jauh lebih bagus daripada punya. Kalau begini aku sudah tidak berselera lagi untuk mengerjakannya tetapi aku tidak bisa mengabaikan begitu saja proyek ini." Rania berada di posisi apapun yang dilakukannya adalah salah karena ulah
Read more
Chapter 59
Farhan membaca ulang proposal yang diajukan oleh klien. Di sampingnya, terdapat sang sekretaris tengah mengetik begitu cepat. "Vira, ini sudah anda send ke bagian manajemen perusahaan mereka? Apa ada diskusi lebih lanjut tentang fee?" Vira menghentikan gerakan tangannya, dia menoleh ke arah Farhan. "Iya, Pak. Ada beberapa bagian uang sudah saya revisi atas masukan pihak manajemen, ini, draf final." Farhan mengangguk singkat seraya menyerahkan proposal tersebut kepada Vira. "Bisa tolong cek bagian feedback fee bagi investor? Setahu saya, mereka mendapatkan bagian 30% sesuai minat pasar. Sedangkan ini, kenapa beralih menjadi 40% ya, Vir?" Vira meneguk ludahnya kasar mendapati tatapan Farhan yang berubah menjadi super serius. Dia menggeser laptop ke sebelah lalu mengambil tumpukan kertas tersebut. "Baik, Pak." "Saya ingin semua jelas, tidak masalah jika pihak kedua menginginkan kenaikkan jumlah fee. Namun, harus ada alasan yang tepat. Karena, bagian kita juga tak seluruhnya didapati
Read more
Chapter 60
Berbicara menghadap audience dan tanpa percaya diri, menjadikannya sebagai pusat perhatian di antara beberapa orang pria yang sedang memegang lembaran-lembaran kertas yang berkaitan dengan isi pembicaraan.Ruangan yang sudah dipesan khusus menjadi sebuah tempat untuk meeting dengan investor. Farhan orang yang menyelenggarakan tingginya bersama investor untuk menjelaskan privilage perusahaannya dan juga proyek-proyek yang akan dijalankan ke depannya. Selama 3 jam penuh meeting ini diselenggarakan hingga pada akhirnya selesai membuat Farhan bernapas lega karena sudah menyelesaikan meeting hari ini serta mendapat respon positif dari para investor. "Terima kasih atas kerjasamanya." Farhan menyalami satu persatu investor yang akan meninggalkan ruangan. Setelah para investor keluar Farhan pun langsung membersihkan beberapa kertas yang berserakan di atas meja dengan senyum yang mengembang. "Syukurlah semuanya berjalan lancar," gumamnya saat menenteng tas dan ingin keluar dari ruangan. F
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status