All Chapters of Topeng Si Suami Idaman: Chapter 41 - Chapter 50
92 Chapters
Chapter 41
Dua pasang mata saling berpandangan, menatap satu sama lain dengan sorot yang sulit di artikan. Sekilas, bayangan kenangan yang berbeda berputar dalam benak masing-masing bagaikan sebuah kaset film di bioskop. Membawa mereka kembali pada cerita masa lalu untuk beberapa menit.Rania menghela napas panjang, dia yang lebih dulu memutus pandangannya dari Farhan dengan melihat ke arah lain."Bisa tolong tunjukkan di mana ruanganku berada?" tanya Rania dengan nada yang sangat tenang.Wanita itu bersikap seperti tak pernah terjadi apa pun di masa lalu antara dia dengan sang mantan suami. Dan sikapnya itu membuat Farhan penasaran akan kehidupan Rania selepas bercerai darinya. "Ah, ya," sahut Farhan yang baru saja menarik diri dari lamunannya.Suasana seperti saat ini terasa aneh bagi pria itu. Setelah cukup lama tidak pernah bertemu dan tidak pernah mendengar kabar, tiba-tiba mantan istrinya datang dengan sifat yang berbeda, dan tentunya penampilan Rania pun terlihat sangat berubah. Dia menj
Read more
Chapter 42
"Tidak bisa. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia tidak di sini saja sikap Farhan sangat dingin apa lagi sekarang dia sudah kembali."Jemari Dinar mengepal erat. Rahangnya mengeras, geram dengan kehadiran Ramia kembali.Setelah pergi dari ruangan Farhan, dia bergegas untuk menemui Rania untuk memberikannya peringatan agar dia tidak mencoba merayu suaminya kembali.Dinar menerobos masuk ke ruangan Rania tanpa permisi, sehingga membuat si pemilik ruangan yang saat itu sedang berbicara dengan asisten barunya pun terkejut dengan kedatangannya secara tiba-tiba.Kedua alis Rania mengernyit dalam seraya menatap Dinar dengan tatapan datar. Dia menghentikan aktivitasnya, menyimpan dokumen yang sedang dia diskusikan dengan sang asisten lalu meminta rekan kerjanya itu untuk pergi dari ruangannya. "Katakan apa yang sedang kau rencanakan sekarang?!" ujar Dinar dengan nada sinis dan penuh penekanan."Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan sekarang," sahut Rania datar d
Read more
Chapter 43
"Sayang ...."Rania memanggil putranya yang sedang dipangku oleh Lalita. Dia langsung berjalan menghampiri mereka yang sudah menunggu di depan pintu.Di belakangnya, Kendrick mengikuti dengan membawa semua barang belanjaan yang tadi mereka beli di supermarket.Rania hendak mencium pipi gembul Noah yang sudah memakai bedak. Sepertinya Lalita baru saja memandikan bayi itu, sehingga wanginya tercium menyegarkan hidung Rania"Jangan sentuh!"Refleks, niat Rania tertahan begitu mendengar suara larangan yang diucapkan oleh Kendrick. Padahal, dia sudah tidak sabar ingin segera memangku dan mencium anaknya itu."Cuci tangan dulu sampai bersih sebelum menyentuhnya. Kau ini bagaimana? Bukankah aku sudah sering memberi tahun kalau kulit anak seusia Noah itu sangat sensitif," ucap Kendrick sembari melayangkan tatapan penuh peringatan kepada Rania selama beberapa detik. Sesaat kemudian, pria itu bergegas memasuki rumah dengan membawa barang belanjaannya yang langsung disambut oleh asisten rumah t
Read more
Chapter 44
Farhan berdecak kesal setelah menerima telepon dari seseorang. Dia yang sedang meeting dengan klien pun terpaksa harus mengakhiri pertemuan itu sebelum waktunya karena dia harus buru-buru pergi."Maaf, sepertinya saya harus menyudahi meeting ini. Saya baru saja mendapat telepon, istri saya sedang sakit," ucap Farhan beralasan istrinya sakit agar dia bisa segera mengakhiri pertemuan dengan klien. "Apa kita bisa melanjutkan lagi besok?" tanyanya kemudian."Baiklah kalau begitu, tidak apa-apa kita lanjutkan besok saja. Kesehatan istrimu lebih penting. Pergilah!" ucap pria paruh baya, calon klien Farhan.Pria itu sudah berpengalaman dalam berumah tangga, sehingga dia dapat mengerti dengan keadaan Farhan saat ini. Itu sebabnya dia mengizinkannya pergi dan akan melanjutkan meeting besok.Setelah berpamitan, Farhan pun bergegas pergi langsung menyusul Dinar di alamat yang si penelepon tadi berikan kepadanya. Begitu sampai di tempat tujuan, dia langsung membawa istrinya yang sedang dalam kead
Read more
Chapter 45
"Dada, Papa. Dada ...."Rania melambaikan tangan mungil Noah ke arah Kendrick yang baru saja berpamitan akan berangkat kerja.Seulas senyum tipis terukir di bibir pria itu melihat dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Kendrick mengulurkan tangan, mencubit pelan pipi gembul Noah lantas menciumnya gemas."Kamu baik-baik di rumah ya, gantengnya papa," ucap Kendrick yang dibalas senyum polos Noah. Bahkan anak itu mengangkat kedua tangannya berharap akan digendong oleh papanya."Eits, mau digendong ya?" Kendrick menggoda Noah sambil mencolek pipi gembulnya lagi. "Gendongnya nanti kalau papa sudah pulang kerja ya. Sekarang gendongnya sama Mama saja ya, Ganteng," ucap Kendrick sembari tersenyum manis.Namun, Noah malah menangis. Anak itu tidak mau berpisah dengan papanya. Oleh karena itu, Kendrick pun terpaksa mengurungkan niatnya sejenak, untuk menggendong dan menenangkan Noah dulu. Pemandangan pagi ini nampak terlihat sangat romantis dan membuat jiwa jomblo Lalita meronta-tonta me
Read more
Chapter 46
Rania menghela napas panjang dengan tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah sang mantan. Setelah itu, dia menepis kedua tangan Farhan yang masih mencengkram kedua bahunya."Dia anakku," ucap Rania tenang dan sangat berhati-hati serta penuh penekanan. "Noah Keanu Xavier, nama itu diberikan Kendrick untuk putranya. Kau puas sekarang?"Mendengar itu membuat Farhan langsung memundurkan langkah semberi menggelengkan kepala. Dia merasa tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Rania. "Semuanya sudah jelas. Silakan pergi dari sini sekarang juga, dan jangan pernah datang lagi, oke!"Tanpa menunggu sahutan dari lawan bicaranya, Rania langsung bergegas masuk ke rumahnya. Dia menghela napas panjang seraya mengusap dadanya yang mendadak sesak sembari bersandar pada pintu.Rania mengusap wajahnya yang basah karena air matanya tak sanggup dia tahan lagi. Sementara itu, di luar sana Farhan masih bergeming sembari menatap bayang Rania yang telah menghilang.Rahang Farhan mengeras diirin
Read more
Chapter 47
Sepasang mata menyipit dan menatap tajam wajah sang istri yang baru saja tiba di rumahnya. Dengan santai, Dinar melenggang mendekati Farhan tanpa merasa curiga. "Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Dinar sembari menyimpan tasnya di sofa, kemudian dia duduk di sana.Wanita itu tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat Farhan tiba-tiba memintanya untuk segera pulang.Tanpa kata, Farhan langsung menyodorkan ponselnya yang menyala di atas meja ke arah sang istri.Kedua alis Dinar mengernyit dalam sembari menatap Farhan dengan tatapan bingung."Apa ini?" tanya Dinar lagi sembari menatap sang suami meminta penjelasan. Dia ragu untuk mengambil benda pipih itu."Lihat saja sendiri. Setelah itu tolong jelaskan semuanya kepadaku!" ujar Farhan dengan nada dingin dan datar.Kening Dinar semakin mengerut. Dalam kebingungan dia pun akhirnya mengambil ponsel Farhan dan melihat isinya. Refleks, kedua bola mata Dinar langsung membulat sempurna. Ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi p
Read more
Chapter 48
"Jadi mereka sudah curiga sama saya? Dan sekarang sedang merencanakan sesuatu?" tanya Rania menyelidik.Wanita paruh baya yang lebih akrab dipanggil Simbok itu menganggukkan kepalanya membenarkan apa yang baru saja dikatakan oleh Rania."Betul, Non. Kurang lebih begitu yang Simbok dengar dari percakapan Pak Farhan dan Non Dinar kemarin," ungkap Simbok berbicara apa adanya sesuai yang dia tahu tanpa dikurang-kurangi atau pun dilebih-lebihkan. "Sayangnya, Simbok tidak tahu apa saja rencana mereka, Non."Rania dan Kendrick saling berpandangan dengan tatapan yang seolah sedang saling berbicara dari hati ke hati. Keduanya sama-sama diam, tetapi nampak seperti saling mengerti satu sama lainnya."Ini, Non. Simbok sudah merekam percakapan mereka. Kalian bisa mendengarnya sendiri, siapa tahu bisa dijadikan bukti."Simbok menyerahkan alat perekam suara yang isinya percakapan antara Farhan dengan Dinar kepada Rania. Ya, Simbok adalah orang yang ada di pihak Rania dan Kendrick. Simbok adalah pem
Read more
Chapter 49
Kening Kendrick mengerut dalam seraya menatap tajam ke arah mantan suami dari kekasihnya. Dia terdiam beberapa saat, mencoba membaca situasi maksud dan tujuan Farhan berbicara seperti itu kepadanya.Lain hal dengan Kendrick yang masih terlihat tenang, Rania justru merasa tersinggung dengan pertanyaan tak berkelas mantan suaminya itu."Apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Rania ketus.Kendrick menoleh, lalu menepuk pelan punggung tangan Rania dan menggenggamnya lembut. Seulas senyum tipis terukir di kedua sudut bibirnya begitu sang kekasih melihat ke arahnya. Sedetik kemudian, dia mengalihkan pandangan ke arah Farhan lagi."Apa maksudku?" ulang Farhan. "Bukan kah aku baru saja bicara kenyataan? Kalian belum menikah 'kan? Bagaimana mungkin ada anak di antara kalian kecuali dua hal."Farhan sengaja menjeda perkataan untuk melihat reaksi Kendrick dan Rania setelah dia berbicara seperti itu kepada mereka."Kalian berzina sebelum menikah, atau ... anak itu milik pria lain dan kamu yang h
Read more
Chapter 50
Keesokan harinya, Rania dan Kendrick berangkat bekerja seperti biasanya. Seperti biasa juga, Kendrick akan mengantar kekasihnya itu ke kantor lebih dulu sebelum dia berangkat ke rumah sakit.Farhan merasa heran melihat sikap Rania yang berbeda hari ini. Mantan istrinya itu lebih banyak tersenyum sekarang, berbeda dari hari-hari sebelumnya saat dia baru saja kembali bergabung di kantor.Dia sangat penasaran kepada Rania, tetapi tidak punya keberanian untuk bertanya secara langsung."Baiklah, Nona Rania. Saya setuju dengan idemu itu. Sekarang yang terpenting, bagaimana cara untuk membuktikan bahwa kau bisa berhasil dalam proyek baru ini. Kau harus memikirkan cara supaya design pakaian yang kau buat ini dapat diterima di pasaran," ucap Farhan kepada Rania yang baru saja selesai mempresentasikan rancangan design pakaian model terbaru yang akan dikeluarkan di perusahaannya.Dewan direksi dan lainnya turut mendukung ide yang dirancang oleh Rania dan sangat berharap dia akan berhasil dalam p
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status