"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan." Rania sengaja tidak membukakan pintu dan menguncinya saja karena waspada bila sewaktu-waktu orang tersebut menyakiti dirinya.Ketiga orang yang berani dalam mobil sulfat tersebut keluar dan berjalan ke arah mobil Rania dengan tetapan tajam. Tubuh Rania semakin bergetar hebat, dirinya tidak bisa berpikir di saat seperti ini.Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu yang kuat memerahkan telinga Rania membuat wanita itu langsung menutup telinga. Dengan takut dia menoleh ke arah jendela di mana seorang pria berbadan besar menatap ke arahnya."Keluar! Cepat keluar!" teriaknya persamaan dengan suara gedoran yang semakin kuat.Rania memejamkan mata dan berdoa di dalam hati agar dirinya bisa kabur dari mereka dan tidak terlibat dalam masalah yang cukup besar. Rania pun merasa bingung siapa mereka sehingga menghentikan mobilnya dan bersikap seakan ingin membunuh Rania dengan tatapan tajam bak pisau."Tuhan tolong aku," pinta Rania dengan suara berbisik agar t
Hari ini Rania tengah sibuk membahas proyek baru dengan klien penting. Ia pun dengan telaten mencatat satu persatu permintaan yang klien berikan kepadanya. Serta membahas gambaran rancangan yang diinginkan oleh klien agar Rania dapat membayangkan dan merealisasikan.Setelah berbincang selama kurang lebih 2 jam membahas mengenai proyek akhirnya kalian tersebut memutuskan untuk pulang. Pembahasan mereka sudah rampung dan tinggal Rania yang melanjutkannya. "Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang dan saya akan berusaha melakukan yang terbaik agar ibu tidak merasa kecewa dengan hasil yang akan didapatkan nantinya." Rania tersenyum kepada klien yang berdiri di hadapannya sambil memeluk laptop serta buku kecil yang selalu dibawanya kemana-mana.Klien tersebut mengangguk lalu tersenyum ke arah Rania karena dirinya juga berterima kasih kepada wanita itu."Saya percayakan semuanya padamu. Jika ada yang perlu di diskusikan Bu Rania bisa telepon ke nomor saya langsung. Kalau begitu say
Dinar tersenyum penuh kemenangan setelah kemarin dia sudah mendengarkan isi rapat antara Rania dengan tim yang lain. Wanita itu pun berencana mencuri ide milik Rania. Untuk mendapatkan ide milik Rania, Dinar harus bergerak cepat agar tidak kecolongan.Ia harus segera mengklaim hasil karya Rania secepat mungkin sebelum wanita itu mendaftarkan karyanya di perusahaan yang membuat Dinar bisa dituju sebagai plagiat walaupun itulah kenyataannya.Oleh karena itu Dinar pagi-pagi sudah berada di kantor dan mengadakan rapat antar tim yang membahas karya yang ia curi dari Rania agar mereka mengakui karya tersebut atas nama Dinar bukan Rania."Bu Dinar, ruang rapat sudah disediakan sebentar lagi tim yang lain akan datang sebelum itu lebih baik bu Dinar menunggu di sini terlebih dahulu." Salah satu pegawai perusahaan menuntun Dinar menuju ruang rapat dan menyuruhnya untuk menempuh sebentar karena tim lain masih dalam perjalanan. Ia tidak menangkal ataupun marah sedikit pun karena dirinya juga dat
Kendrick duduk berhadapan langsung dengan Rania yang tampak frustrasi Setelah ininya dicuri oleh Dinar. Usaha Rania mencari ide dengan susah payah bahkan harus keluar dari kantor tidak membuahkan hasil memuaskan malahan Rania harus memutar otak kembali mencari ide baru agar dirinya tetap bisa mengerjakan proyek ini. Melihat kondisi Rania yang jauh dari kata baik membuat Kendrick merasa iba dan memikirkan sesuatu untuk membantu wanita yang tengah dilanda kegelisahan. "Berani sekali Dinar mencuri idemu," ucap Kendrick. Rania membuang nafas kasar. "Aku juga tidak habis pikir dengan Dinar yang tanpa berpikir dua kali dan tidak memikirkan konsekuensinya terhadap dirinya sendiri untuk mencuri ideku. Padahal dia mampu untuk mencari idenya sendiri dan pasti akan jauh lebih bagus daripada punya. Kalau begini aku sudah tidak berselera lagi untuk mengerjakannya tetapi aku tidak bisa mengabaikan begitu saja proyek ini." Rania berada di posisi apapun yang dilakukannya adalah salah karena ulah
Farhan membaca ulang proposal yang diajukan oleh klien. Di sampingnya, terdapat sang sekretaris tengah mengetik begitu cepat. "Vira, ini sudah anda send ke bagian manajemen perusahaan mereka? Apa ada diskusi lebih lanjut tentang fee?" Vira menghentikan gerakan tangannya, dia menoleh ke arah Farhan. "Iya, Pak. Ada beberapa bagian uang sudah saya revisi atas masukan pihak manajemen, ini, draf final." Farhan mengangguk singkat seraya menyerahkan proposal tersebut kepada Vira. "Bisa tolong cek bagian feedback fee bagi investor? Setahu saya, mereka mendapatkan bagian 30% sesuai minat pasar. Sedangkan ini, kenapa beralih menjadi 40% ya, Vir?" Vira meneguk ludahnya kasar mendapati tatapan Farhan yang berubah menjadi super serius. Dia menggeser laptop ke sebelah lalu mengambil tumpukan kertas tersebut. "Baik, Pak." "Saya ingin semua jelas, tidak masalah jika pihak kedua menginginkan kenaikkan jumlah fee. Namun, harus ada alasan yang tepat. Karena, bagian kita juga tak seluruhnya didapati
Berbicara menghadap audience dan tanpa percaya diri, menjadikannya sebagai pusat perhatian di antara beberapa orang pria yang sedang memegang lembaran-lembaran kertas yang berkaitan dengan isi pembicaraan.Ruangan yang sudah dipesan khusus menjadi sebuah tempat untuk meeting dengan investor. Farhan orang yang menyelenggarakan tingginya bersama investor untuk menjelaskan privilage perusahaannya dan juga proyek-proyek yang akan dijalankan ke depannya. Selama 3 jam penuh meeting ini diselenggarakan hingga pada akhirnya selesai membuat Farhan bernapas lega karena sudah menyelesaikan meeting hari ini serta mendapat respon positif dari para investor. "Terima kasih atas kerjasamanya." Farhan menyalami satu persatu investor yang akan meninggalkan ruangan. Setelah para investor keluar Farhan pun langsung membersihkan beberapa kertas yang berserakan di atas meja dengan senyum yang mengembang. "Syukurlah semuanya berjalan lancar," gumamnya saat menenteng tas dan ingin keluar dari ruangan. F
Setelah bertemu dengan Rania dan melihat betapa marahnya wanita itu kepadanya atas karena perbuatan Dinar yang sudah mencuri ide Rania. Farhan tidak habis pikir dengan Dinar yang bisa berpikir untuk mencuri ide yang sudah Rania cari dengan susah payah. "Kamu sudah keterlaluan," gumam Dinar berjalan masuk ke dalam kantor dengan ekspresi marah membuat karyawan seisi kantor menatapnya dengan tatapan bingung. "Selamat siang, pak," sapa salah satu karyawan tetapi diacuhkan oleh Farhan. Pria itu terus berjalan tanpa menghilangkan tatapan sekitar. Ia mencari keberadaan Dinar berharap wanita itu masih berada di kantor. Iya pun bertanya pada karyawan yang selalu berjaga di lobby bertanya akan keberadaan Dina berharap dia mengetahuinya. "Apakah kamu melihat Bu Dinar? Dia masih berada di kantor?" tanya Farhan tanpa berbasa-basi karena dirinya pun tidak berniat mengobrol dengan karyawannya. Karyawan tersebut sempat terdiam untuk berpikir sesaat hingga dirinya menggelengkan kepala menjawab pe
Kendrick membantu Rania dalam menyelesaikan masalahnya terkait Dinar yang telah mencuri ide milik Rania. Untuk melepas penat, Rania memutuskan mengajak Noah berjalan-jalan yang ditemani oleh Kendrick. Sebenarnya Kendrick lah yang memberi saran agar mereka jalan bersama di sore hariNoah tampak bahagia bermain dengan Kendrick di salah satu taman. Bayi kecil yang masih mulai belajar berjalan tersebut terus tertawa kendrik mengajaknya bermain ayunan. Tangannya terus melambai-lambai bahagia dengan mata yang menyipit."Ran, ayo kemari. Noah senang banget main ayunan," ajak Kendrick melambaikan tangan mengajak Rania untuk mendekat ke arah mereka dan duduk di ayunan yang bersebelahan dengan Kendrick.Rania tersenyum dan langsung saja ia menghampiri Kendrick dan juga Noah yang sedang bermain ayunan. "Gimana? Udah enakan?" tanya Kendrick pada Rania yang sudah duduk di ayunan bersebelahan dengan Kendrick."Jauh lebih baik dari sebelumnya apalagi melihat Noah tertawa saat bermain denganmu." Ran