Farhan membaca ulang proposal yang diajukan oleh klien. Di sampingnya, terdapat sang sekretaris tengah mengetik begitu cepat. "Vira, ini sudah anda send ke bagian manajemen perusahaan mereka? Apa ada diskusi lebih lanjut tentang fee?" Vira menghentikan gerakan tangannya, dia menoleh ke arah Farhan. "Iya, Pak. Ada beberapa bagian uang sudah saya revisi atas masukan pihak manajemen, ini, draf final." Farhan mengangguk singkat seraya menyerahkan proposal tersebut kepada Vira. "Bisa tolong cek bagian feedback fee bagi investor? Setahu saya, mereka mendapatkan bagian 30% sesuai minat pasar. Sedangkan ini, kenapa beralih menjadi 40% ya, Vir?" Vira meneguk ludahnya kasar mendapati tatapan Farhan yang berubah menjadi super serius. Dia menggeser laptop ke sebelah lalu mengambil tumpukan kertas tersebut. "Baik, Pak." "Saya ingin semua jelas, tidak masalah jika pihak kedua menginginkan kenaikkan jumlah fee. Namun, harus ada alasan yang tepat. Karena, bagian kita juga tak seluruhnya didapati
Berbicara menghadap audience dan tanpa percaya diri, menjadikannya sebagai pusat perhatian di antara beberapa orang pria yang sedang memegang lembaran-lembaran kertas yang berkaitan dengan isi pembicaraan.Ruangan yang sudah dipesan khusus menjadi sebuah tempat untuk meeting dengan investor. Farhan orang yang menyelenggarakan tingginya bersama investor untuk menjelaskan privilage perusahaannya dan juga proyek-proyek yang akan dijalankan ke depannya. Selama 3 jam penuh meeting ini diselenggarakan hingga pada akhirnya selesai membuat Farhan bernapas lega karena sudah menyelesaikan meeting hari ini serta mendapat respon positif dari para investor. "Terima kasih atas kerjasamanya." Farhan menyalami satu persatu investor yang akan meninggalkan ruangan. Setelah para investor keluar Farhan pun langsung membersihkan beberapa kertas yang berserakan di atas meja dengan senyum yang mengembang. "Syukurlah semuanya berjalan lancar," gumamnya saat menenteng tas dan ingin keluar dari ruangan. F
Setelah bertemu dengan Rania dan melihat betapa marahnya wanita itu kepadanya atas karena perbuatan Dinar yang sudah mencuri ide Rania. Farhan tidak habis pikir dengan Dinar yang bisa berpikir untuk mencuri ide yang sudah Rania cari dengan susah payah. "Kamu sudah keterlaluan," gumam Dinar berjalan masuk ke dalam kantor dengan ekspresi marah membuat karyawan seisi kantor menatapnya dengan tatapan bingung. "Selamat siang, pak," sapa salah satu karyawan tetapi diacuhkan oleh Farhan. Pria itu terus berjalan tanpa menghilangkan tatapan sekitar. Ia mencari keberadaan Dinar berharap wanita itu masih berada di kantor. Iya pun bertanya pada karyawan yang selalu berjaga di lobby bertanya akan keberadaan Dina berharap dia mengetahuinya. "Apakah kamu melihat Bu Dinar? Dia masih berada di kantor?" tanya Farhan tanpa berbasa-basi karena dirinya pun tidak berniat mengobrol dengan karyawannya. Karyawan tersebut sempat terdiam untuk berpikir sesaat hingga dirinya menggelengkan kepala menjawab pe
Kendrick membantu Rania dalam menyelesaikan masalahnya terkait Dinar yang telah mencuri ide milik Rania. Untuk melepas penat, Rania memutuskan mengajak Noah berjalan-jalan yang ditemani oleh Kendrick. Sebenarnya Kendrick lah yang memberi saran agar mereka jalan bersama di sore hariNoah tampak bahagia bermain dengan Kendrick di salah satu taman. Bayi kecil yang masih mulai belajar berjalan tersebut terus tertawa kendrik mengajaknya bermain ayunan. Tangannya terus melambai-lambai bahagia dengan mata yang menyipit."Ran, ayo kemari. Noah senang banget main ayunan," ajak Kendrick melambaikan tangan mengajak Rania untuk mendekat ke arah mereka dan duduk di ayunan yang bersebelahan dengan Kendrick.Rania tersenyum dan langsung saja ia menghampiri Kendrick dan juga Noah yang sedang bermain ayunan. "Gimana? Udah enakan?" tanya Kendrick pada Rania yang sudah duduk di ayunan bersebelahan dengan Kendrick."Jauh lebih baik dari sebelumnya apalagi melihat Noah tertawa saat bermain denganmu." Ran
Semenjak kejadian kemaren Farhan dan Dinar masih belum berbicara ataupun ada niat untuk saling berbaikan satu sama lain. Farhan yang tidak suka dengan cara Dinar merebut ide milik Rania sementara Dinar yang merasa Farhan cenderung membela Rania dibanding dirinya yang notabenenya istri sah dari Farhan. Pagi ini Farhan sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Farhan sedikit kesusahan mencari beberapa barang yang sejak tadi tidak ditemukan. Ia ingin bertanya kepada Dinar ataupun meminta tolong kepadanya tetapi urung saat melihat wajah wanita itu baru bangun tidur dan menatap enggan ke arahnya. Dinar nyelonong pergi begitu saja melalui Farhan menuju dapur untuk meminum air putih tanpa menyapa ataupun tersenyum ke arah suaminya tersebut. "Di mana dasi, dari tadi dicariin tidak ada." Ya, barang yang dicari Farhan adalah dasi. Sebenarnya dasi milik Farhan ada banyak tetapi sebagian dasinya berada di laundry dan masih belum diambil dari tempat laundry. Sementara sisanya Farhan tidak tahu
Rania tak hentinya tersenyum melihat kendrik yang menyempatkan diri untuk membantunya mencari ide baru untuk proyeknya, yang di mana idenya sebelumnya sudah dicuri oleh Dinar. Tidak hanya menemani Rania, kendrik juga sesekali memberi saran sebisanya walaupun ini bukanlah bidangnya. "Ken, apakah di rumah sakit nggak ada kerjaan? Aku merasa tidak enak kalau kamu terus-menerus berada di sini." Rania menatap ke arah Kendrick yang sibuk membantu Rania mencari ide baru. Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat kendrick menatap ke arah Rania hingga mereka saling tatap-tatapan untuk sesaat lalu Rania mengalihkan pandangannya ke sembarang arah."Aku ada praktek nanti siang dan masih ada waktu menuju siang, bukan? Lagian saling membantu adalah pekerjaan yang mulia," Keke Kendrick yang membuat Rania membuang nafas berat karena merasa membebani pria tersebut dengan masalahnya."Makasih kamu udah selalu ada di sampingku dan selalu memberi support."Kendrick menggeleng lalu mengelus lembut ramb
Hari ini Dinar mendatangi kantor tetapi ia begitu terwujud mendapati berita bahwa Rania telah memiliki ide baru dan saat ini sedang melakukan presentasi. Bagaimana Dinar melewatkan kabar sepenting ini. Dinar tidak bisa membiarkan Rania menang begitu saja. Tetapi apa boleh buat Dinar tidak bisa melakukan hal banyak karena Rania saat ini sudah melakukan presentasi selama sejam dan mungkin sebentar lagi akan selesai.Ia pun mendatangi salah satu karyawan yang berjaga di lobby. "Apa Rania sejak tadi sudah berada di ruang rapat? Kira-kira kapan dia akan keluar?" "Maaf Bu sebelumnya saya tidak tahu kapan Bu Rania akan menyelesaikan presentasinya tetapi sudah terhitung saya jam lebih setelah mereka masuk ke dalam ruang meeting."Dinar mengajak rambutnya prestasi lalu berjalan menuju ruang rapat di mana Rania mempresentasikan idenya di sana. Sesampainya di sana, ruangan yang beberapa sudut berlapiskan oleh kaca yang dapat dilihat secara langsung oleh Dinar memperlihatkan bagaimana Rania mend
Kendrick baru saja menyelesaikan tugasnya setelah pasien terakhirnya sudah pulang. Badan terasa remuk seharian beraktivitas terlebih lagi hari ini lebih banyak pasien. Diliriknya sekilas arloji yang melingkar di tangannya, ia langsung menyadari bahwa dia pulang lebih larut dibanding sebelumnya.Setelah selesai bertukar pakaian pria tersebut pun ingin langsung pulang karena tubuhnya terasa penat dan juga gatal akibat belum mandi sore. Sebelum dirinya keluar dari ruangan sebuah telepon menghentikan langkahnya. "Rania," gumam Kendrick melihat nama yang terpampang jelas di layar ponselnya.Kendrick langsung menjawab panggilan telepon dari Rania dengan wajah sumringah. "Halo Ra—""Kamu harus tahu apa yang terjadi hari ini."Suara Rania yang terdengar bahagia dan riang membuat Kendrick mengerutkan kening seraya menyunggingkan senyum. Entah mengapa kebahagiaan yang Rania rasakan bisa dirasakan juga oleh Kendrick walaupun dirinya juga tidak tahu apa alasannya. "Apa yang terjadi sampai kamu