Keysha, berdiri di depan jendela kamar, di sudut netranya mengembun, berlahan di usapnya dengan jari jemarinya, Ia merasakan tubuh Yudistira merekat di punggungnya dan tangan Yudistira melingkar di pinggang Keysha, Yudistira mencium lembut tekuk istrinya dan menengelamkan wajahnya di ceruk leher Keysha. “Kamu, cemburu Sha.” “Menurutmu, apa aku berlebihan, jika aku cemburu, ada tamu di rumah kita, dan tamu itu seorang wanita, sementara kamu hanya diam, aku sakit hati, karena aku mengetahui hal ini bukan dari dirimu Mas,” tukas Keysha, dengan menahan tangis. “Maaf Sha, aku belum sempat, aku begitu sibuk mempersiapkan untuk menyambut kedatangan Ibu.” Yudistira semakin erat memeluk Keysha. Keysha berusaha mengurai pelukan Yudistira. “Lepaskan, Mas.” “Nggak, sebelum kamu memaafkanku, tidak akan kulepas.” “Baik, aku memaafkanmu.” Yudistira membalikan tubuh Keysha menghadapnya. Tubuh mereka masih rekat, tangan Yudistira masih memeluk erat Keysha, dan menatap lembut kedua m
Read more