Semua Bab Mertua Jahat Tak Tahu Aku Kaya: Bab 21 - Bab 30
97 Bab
Perpisahan (5)
Melihat itu, aku kembali bergegas mengemasi pakaian, lali setelah mengambil barang-barang pribadiku, aku pun segera meninggalkan rumah diiringi tatapan bengis dari ibu dan Mbak Yuni.Meskipun Mas Alvin masih saja memohon-mohon agar aku tidak pergi meninggalkan rumah, tetapi demi menyelamatkan harga diri yang sudah diinjak-injak oleh keluarga Mas Alvin, aku pun membulatkan keputusan untuk segera pergi.Ya, masa depanku masih panjang. Tak mungkin kukorbankan waktu, umur, pikiran dan tenaga untuk menjalani biduk rumah tangga yang sudah di ujung tanduk seperti ini.Selamat tinggal Mas Alvin, semoga kamu bahagia dengan siapa pun wanita yang akan menjadi penggantiku nanti, batinku sebelum meninggalkan halaman rumah dengan roda dua milik pribadiku.***"Vira, kamu kenapa? Kamu pergi dari rumah ya?" tanya Dina kaget saat aku masuk dengan menenteng tas besar juga barang-barang pribadi yang lain.Tanpa langsung menjawab, aku masuk lalu menghempaskan tubuh di sofa ruang tamu. Melepaskan semua b
Baca selengkapnya
Langkah Kedua Meraih Sukses (1)
Aku membuka aplikasi menulis di mana aku bisa menuangkan segala cerita tentang kehidupan di dalamnya itu dengan rasa ingin tahu yang membuncah.Hari ini hari terakhir ditutupnya jumlah pencapaian bagi hasil royalti para penulis platform yang kuikuti itu. Kubuka kolom yang tertera pada aplikasi lalu melihat jumlah akhirnya dengan dada berdebar keras.Alhamdulillah wa syukrulillah.Aku mengucap puji syukur kepada Allah yang maha kuasa. Tertera di sana angka dua di baris paling awal diikuti tujuh angka selanjutnya yang sontak membuat dadaku sesak dipenuhi haru.Akhirnya, setelah kerja keras menguras pikiran dan menjaga mood supaya tetap stabil agar ide cerita bisa tetap mengalir dengan lancar, aku bisa mendapatkan total jumlah royalti fantastik yang insyaallah akan kuterima beberapa hari lagi.D tengah masalah rumah tangga yang saat ini sedang menimpa, Allah berkenan memberikan rezeki berupa materi dari jalan yang tidak disangka-sangka seperti ini. Luar biasa.Ting.Sebuah notifikasi akt
Baca selengkapnya
Langkah Kedua Meraih Sukses )2)
Sebuah cerita yang awalnya memang hanya iseng kutulis. Berawal dari rasa kesal karena berkali-kali harus berseteru dengan ibu dan Mbak Yuni, akhirnya aku menulis semua kekesalan itu dalam sebuah cerita. Tidak disangka saat kupromosikan, ternyata mendulang like dari pembaca lumayan banyak. Selanjutnya mengalirlah kisah mereka dalam episode-episode panjang tentang perjuangan tokoh 'aku' dalam cerita itu untuk bangkit dan sukses mengejar impian, sekaligus membalas perbuatan sang mertua dan ipar julid.Dengan perjuangan yang ia lakukan akhirnya tokoh 'aku' mampu membalas kejahatan mertua dan iparnya dengan telak serta membalikkan posisi mereka dengan tidak diduga-duga. Sang mertua dan ipar jadi kere, sementara menantunya justru menjadi orang kaya yang sukses dengan kekayaannya yang berlipat-lipat.Sebuah kisah balas dendam yang cantik dan mengagumkan.Kisah yang akhirnya juga menginspirasiku untuk bisa sukses, untuk bisa bangkit melawan kesewenang-wenangan dan kezaliman yang diperbuat ole
Baca selengkapnya
Mas Ferdy (1)
Siang ini aku dan Dina memutuskan untuk bersantai di Starb**ks, sebuah kedai kopi terkenal asal Amerika yang konon menjadi tempat ngopi paling bergengsi di negeri ini karena harga menunya yang relatif mahal untuk segelas kopi dengan aneka ragam variannya. Ini bukan kali pertama buat Dina nongkrong di sini tetapi buatku memang baru pertama kali. Maklum, di kota ini gerainya juga baru dibuka. Aku menyesap kopi latte pesananku setelah sebelumnya cekrak-cekrek lebih dulu dan meng-upload-nya di story wa saat ponsel yang kuletakkan di atas meja bergetar. Benda pipih segi empat itu memang kupasang mode silent, jadi saat ada panggilan masuk atau notifikasi dari akun media sosial, benda itu hanya akan mengeluarkan getar saja.Kuambil benda itu dan membaca notifikasi pada layar yang menampilkan pesan WhatsApp dari Mbak Yuni yang baru saja masuk. Kubuka pesan itu setelah sebelumnya menyiapkan mental lebih dulu untuk membacanya karena aku tahu seperti apa mantan kakak iparku itu.[Oh, sudah na
Baca selengkapnya
Mas Ferdy (2)
"Assalamualaikum...."Terdengar sapaan diikuti ketukan pada daun pintu yang membuat aku, Dina dan, Bu Sumi, ibu Dina yang sedang makan malam serentak menoleh ke arah pintu utama. Sesaat kami saling berpandangan hingga akhirnya Dina bangkit dan membuka daun pintu."Mas Ferdy ... !" seru gadis itu saat akhirnya dia mengenali sosok yang baru saja datang.Ternyata Mas Ferdy, kakak lelaki Dina yang baru saja pulang setelah hampir dua bulan ditugaskan oleh korpsnya ke provinsi lain yang sedang mengalami konflik.Selama ini aku memang jarang bertemu lelaki itu. Meski pun rumah Dina ini sudah kuanggap seperti rumahku sendiri tetapi kesibukan lelaki itu menjalankan tugas sebagai seorang aparat keamanan negara membuat kami nyaris tak pernah bertemu, terakhir bertemu setahun lalu saat aku mengundang kakak sahabatku yang kebetulan sedang ada di rumah itu untuk hadir di acara selamatan pindah rumah yang sekarang kutinggalkan. Sejak itu praktis tak pernah bertemu lagi."Dina, ibu mana?" terdengar s
Baca selengkapnya
Kedatangan Ibu dan Mbak Yuni (1)
"Vira, kapan urusan cerai kamu selesai di pengadilan?" tanya Bu Sumi saat kami; aku, Dina dan Mas Ferdy sarapan di pagi hari.Kalau biasanya suasana kebersamaan dengan Mas Ferdy akan diliputi canda dan kemanjaan kami; aku dan Dina, pada sosok lelaki dewasa dan melindungi itu, kali ini aku merasa kikuk sendiri.Ucapan Bu Sumi tadi malam, bukan hanya sukses membuatku tidak tidur semalaman, tetapi juga sukses membuatku salah tingkah sendiri di depan lelaki berwajah tampan dan berahang kokoh itu."Ehm... belum tahu, Bu. Kata Mbak Yuni sih sedang diurus," ucapku dengan suara sedikit bergetar dan kepala menunduk, tak mampu membalas tatapan mata Mas Ferdy yang sesaat tadi menyapu wajahku dengan halus saat Bu Sumi mengajukan pertanyaan."Kenapa kakak ipar kamu yang ngurus? Apa bisa? Bukannya perceraian itu harus diurus sendiri oleh yang bersangkutan ya?" Ibu tampak tak lega mendengarnya.Mendengar pertanyaan ibu, aku menundukkan wajah dengan perasaan tak enak."I-iya sih, Bu. Tapi saya keting
Baca selengkapnya
Kedatangan Ibu dan Mbak Yuni (2)
"Jeng Vira, Masya Allah... kamu tho yang punya toko ini? Eh, apa kabar Jeng, dah lama nggak ketemu? Masih ingat nggak sama saya? Tetangga di perumahan, lho...." Seorang customer tiba-tiba menepuk bahuku dan bertanya saat aku sedang melayani pembeli. Karena situasi yang cukup ramai, aku memang tak menyadari kehadirannya. Ternyata tetangga tak jauh dari rumah Mas Alvin dulu.Melihatnya aku tersenyum dan menyalaminya."Oh, Bu Maya 'kan ini? Alhamdulillah, kabar saya baik-baik saja. Ibu sendiri gimana? Baik-baik juga?" sahutku beramah tamah."Alhamdulillah Jeng, saya sekeluarga baik-baik dan sehat-sehat saja. Oh ya, Jeng maaf kalau saya lancang bertanya, apa benar Jeng Vira sama Pak Alvin sudah pisahan ya? Soalnya di komplek pada heboh bilang Jeng Vira nggak pernah kelihatan lagi karena sudah bercerai dari Pak Alvin, apalagi Bu Surti, mertua Jeng Vira sama anaknya, Yuni, juga bilang kalau Jeng Vira sudah diusir dari rumah karena Pak Alvin mau secepatnya menikah sama Ayu, anaknya Pak Abdu
Baca selengkapnya
Kedatangan Ibu dan Mbak Yuni (3)
Aku hanya bisa ber'oh' panjang menanggapi penjelasan Bu Maya yang tampak antusias bercerita. Meski begitu aku bersyukur karena dari wanita di depanku ini akhirnya aku jadi tahu bagaimana nasib ibu Mas Alvin dan keluarganya pasca kutinggalkan saat ini. Bukan bermaksud kejam, tapi begitulah mungkin balasan yang tepat untuk orang sombong yang suka menghina orang lain. Orang yang mereka hina habis-habisan, sepertiku alhamdulilah akhirnya saat ini hidup berkecukupan sementara mereka justru sebaliknya, hidup di ujung tanduk. Ah, andai saja mereka mau menyadari kesalahannya. Mungkin Allah masih berkenan memaafkan dan memberikan jalan keluar. Tapi, tak semudah itu memang orang menyadari kesalahannya dan bertaubat. Seperti ibu Mas Alvin dan Mbak Yuni yang masih saja sok meski sudah ditimpa kesulitan seperti sekarang ini."Ya, sudah Jeng saya permisi dulu, mau melanjutkan belanja yang lain. Makasih ya udah dikasih murah beli bajunya. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya. Permisi," ujar Bu Maya akh
Baca selengkapnya
Kedatangan Ibu dan Mbak Yuni (4)
"Pantes aja kamu minggat dari rumah ya! Ternyata kerjamu pagi-pagi keluyuran nggak jelas begini! Kasihan Alvin ketemu sama perempuan kayak kamu. Setelah punya penghasilan dan sukses, kamu tinggalkan dia tanpa perasaan begitu saja seperti sekarang!" bentak ibu tiba-tiba tanpa aku sempat mengelak saat ia menarik paksa sling bag yang kukenakan. Entah apa tujuannya, namun sebelum wanita itu menjauh dan berhasil merampas harta bendaku buru-buru kutarik kembali tas itu dari tangannya. Ibu melotot mendapati tas itu sudah kembali ke tanganku. Perempuan itu mendengkus kesal sembari tersenyum sinis di bibirnya yang dipoles merah menyala, khas penampilan beliau selama ini. "Gara-gara kamu, anakku kehilangan semangat hidup. Gara-gara kamu hidup kami kesulitan! Guna-guna apa sih yang sudah kamu kasih ke Alvin sampai dia bilang nggak bisa hidup tanpa kamu! Dasar perempuan nggak bener! Sekarang juga, kamu urus surat cerai kalian supaya ibu bisa segera menikahkan dia sama Ayu, karena Ayu hanya mau m
Baca selengkapnya
Kedatangan Ibu dan Mbak Yuni (5)
"Apa, Mbak? Nggak gratis? Maksudnya aku harus bayar gitu? Maaf deh, kalau harus bayar mending aku ngurus duplikatnya aja daripada ngasih uang ke Mbak. Lagipula kalau Mbak nggak mau ngasih ya jangan paksa aku buru-buru ngurus surat cerai dong, karena aku juga belum ngebet pengen nikah lagi. Aku masih ingin menikmati kesendirian dan masih ingin meraih kesuksesan lagi. Nggak kayak kalian yang udah nggak sabar lagi menikahkan Mas Alvin sama orang kaya karena kalian sekarang sedang kesulitan dan mau nebeng hidup sama mereka, iya, 'kan?""Vira, emang nggak ada sopan-santunnya ya kamu jadi orang. Dibilangin orang tua, membantah terus! Ya, udah kalau kamu nggak mau bayar, Mbak juga nggak akan ngasih. Silahkan aja kamu urus sendiri duplikatnya, biar keluar uang juga kamu buat urusan ke sana!""Nggak masalah, Mbak. Udah kubilang daripada aku ngasih Mbak, mending aku nyumbang ke orang lain!" Kekehku pada keputusan untuk tidak memberikan uang pada Mbak Yuni sebagai ganti buku nikah yang ia bawa.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status