Semua Bab Mertua Jahat Tak Tahu Aku Kaya: Bab 31 - Bab 40
97 Bab
Kedatangan Mas Alvin (1)
"Vira...."Sebuah panggilan menyapa indera pendengaran.Suara yang tak asing lagi di telinga. Mas Alvin???Ada apa lagi ia menemuiku? Tak cukupkah seribu kata 'tidak' yang telah kusampaikan lewat balasan pesan WhatsApp yang ia kirimkan kemarin? Apalagi sekarang permohonan gugatan cerai sudah kuajukan ke pengadilan agama. Aku bersumpah tidak akan pernah mencabut gugatan itu karena keputusanku sudah bulat, tak mau lagi kembali padanya!"Vira, kamu sudah bulat memutuskan ini?" Mas Alvin mengacungkan lembaran surat panggilan sidang gugatan cerai yang akan dilaksanakan besok pagi di pengadilan agama setempat.Tadi siang aku juga sudah mendapatkan surat yang sama. Itu sebabnya aku tahu yang diperlihatkan Mas Alvin adalah surat panggilan menghadap sidang besok pagi."Insyaallah, Mas" aku menganggukkan kepala dengan mantap.Kuberi isyarat pada Lina, karyawan tokoku ini untuk mengambil alih pekerjaan agar aku bisa bicara dengan Mas Alvin, soal gugatan yang kuajukan dua minggu lalu ke Pengadil
Baca selengkapnya
Kedatangan Mas Alvin (2)
"Mas Alvin...!"Sebuah suara dari luar cafe terdengar nyaring. Seorang gadis bertubuh mungil tampak berdiri di luar dengan penampilan khas wanita berada. Wajahnya yang cantik dipoles makeup minimalis.Siapa ya? Aku mengerenyitkan kening mencoba mengenali sosok itu tapi tak ingat sebab memang baru kali ini bertemu dengan perempuan itu."Ayu, sini. Masuk dulu. Mas ingin kenalin kamu sama seseorang." Mas Alvin tiba-tiba melambaikan tangannya memanggil gadis itu supaya mendekat. Ayu? Jadi wanita ini yang bernama Ayu? Cantik dan kaya tapi kenapa Mas Alvin mengaku tak mencintainya? Benarkah?"Siapa, Mas?" Gadis itu mendekat lalu menatapku dengan tatapan bertanya-tanya. Matanya yang dihiasi bulu mata tambahan menyapu wajahku dengan nada tak suka."Ini Vira. Mantan istri mas. Barusan kami nggak sengaja ketemu di sini. Makanya mas ngobrol-ngobrol. Vira nanya apa mas besok mau menghadiri sidang atau nggak, tapi biar cepat selesai urusannya, mas memutuskan besok nggak akan hadir, biar urusan pe
Baca selengkapnya
Beli Mobil Baru (1)
Aku keluar dari ruangan sidang dengan hati lega. Tadinya aku pikir ketiga manusia tidak diundang itu akan menerobos masuk dan mengacaukan jalannya sidang, entah dengan maksud apa, tetapi ternyata tidak.Saat aku keluar, ketiga orang itu sudah menunggu di depan pintu, siap menyambutku yang melangkah tenang keluar dari ruangan sidang. "Ada apa kalian ke sini?" aku mendahului bertanya dengan nada tegas.Ya, aku tak suka mereka datang dan mengintimidasiku dengan kehadiran mereka. Bukankah kesepakatannya sudah jelas? Aku akan mengurus sendiri perceraian ini hingga selesai? Lantas untuk apa lagi mereka datang kesini? Apalagi yang mau dicurigai? "Kami cuma mau memastikan kamu benar-benar mengurus surat cerai kalian karena ibu curiga kamu masih cinta sama Alvin dan batal mengurus cerai!" seru ibu dengan mata mendelik dan suara kasar."Batal ngurus cerai? Ibu pikir apa yang akan membuat aku ingin balik lagi sama Mas Alvin? Denger ya, Bu. Di luar sini masih banyak laki-laki berakhlak baik dan
Baca selengkapnya
Beli Mobil Baru (2))
Memasuki dealer, kedatangan kami diterima dengan ramah dan baik oleh mbak-mbak SPG dan bagian marketing show room. Aku pun melihat-lihat dan langsung tertarik pada sebuah mobil jenis city car yang harganya paling masuk ukuran kantongku saat ini. Aku sudah lama menginginkannya dan sudah lama pula mencari tahu spesifikasi mobil ini sehingga tak perlu lagi ragu dan banyak bertanya. Namun demikian para SPG cantik itu tetap menjelaskan tanpa diminta. Aku pun meminta mereka mengurus surat-surat yang diperlukan walaupun aku berencana membeli mobil itu secara cash karena uang yang kumiliki sudah cukup untuk itu. Meskipun awalnya mereka menawarkan membeli dengan sistem kredit tetapi setelah kujelaskan bahwa aku ingin membeli secara tunai saja, maka mereka pun segera menyiapkan surat pesanan dan kuitansi penerimaan tanda jadi. "Kamu yakin mau bayar booking fee sekarang juga, Vir? Yakin pilih mobil ini?" tanya Dina kaget saat tahu aku hendak menyerahkan tanda jadi pembelian mobil saat itu ju
Baca selengkapnya
Upload Foto Ayu di WA
Dini hari setelah melaksanakan kewajiban salat subuh dua rakaat, aku mengambil ponsel dan mengecek pembaharuan pada akun-akun media sosialku.Semalam aku sudah sangat lelah dan mengantuk hingga sebelum pukul sepuluh malam aku sudah terlelap tidur.Kubuka pesan baru pada akun WhatsApp yang jumlahnya puluhan itu lalu membukanya satu persatu. Aku melihat satu pesan yang dikirimkan oleh Mbak Yuni padaku tadi malam.Kubuka pesan itu dengan rasa ingin tahu yang tak bisa dicegah lagi.[Kamu beli mobil baru, duit dari mana?????] tanya Mbak Yuni mengomentari postingan stori whatsapp yang semalam kuunggah. Tak lupa tanda tanya panjang berjajar di belakangnya seolah-olah tak percaya jika aku benar-benar sudah bisa membeli mobil baru.Ingin rasanya aku tertawa membaca pesan itu tapi takut mengganggu Dina yang masih serius berdoa di atas sajadah. Jadi kutahan sebisa mungkin walaupun bahuku berguncang karenanya.[Bukan aku, Mbak. Tapi Dina yang beli mobil baru,] balasku pada Mbak Yuni. Sengaja aku
Baca selengkapnya
Upload Foto Ayu di WA (2)
"Oh ya, kata Dina kamu lagi pesan mobil baru? Benar?" Bu Sumi bertanya lagi yang spontan kujawab dengan anggukan."Benar, Bu. Alhamdulillah tabungan saya sudah cukup. Makanya karena butuh juga untuk transportasi kalau harus pulang malam supaya lebih aman, jadi saya belikan saja mobil baru. Nanti Dina juga bisa gantian pakai, Bu. 'Kan lebih aman kalau pake mobil," sahutku lagi."Hmm, apa nggak terlalu cepat kamu beli barang-barang, Vir? Surat cerai kamu 'kan belum keluar, ibu khawatir terjadi masalah nanti dengan keluarga mertua kamu? Nggak papa?" ujar Bu Sumi kembali dengan nada khawatir, seolah aku telah benar-benar beliau anggap anak kandung sendiri hingga sekecil apapun hal yang menimpaku, beliau merasa ikut susah melihatnya."Semoga nggak, Bu. Toh, mobilnya juga baru dipesan dan insyaallah sebentar lagi surat cerai saya dan Mas Alvin keluar jadi saya kira nggak akan ada masalah lagi nanti.""Ya, semogalah begitu." Bu Sumi tersenyum lalu kembali meneruskan aktivitasnya. Dibantu ol
Baca selengkapnya
Membuka Cabang Baru (1)
[Vira, apa ini Ayu? Apa maksud kamu posting foto dia lagi di toko perhiasan imitasi? Kamu mau fitnah dia beli emas sepuhan? Gila kamu ya, segitu dengkinya sama orang sampai tega bikin fitnah seperti ini!] balas Mbak Yuni lagi pada stori wa-ku.[Oh jadi ini Ayu, calon menantu ibu yang baru? Sorry, Mbak kalau aku nggak ngenalin. Aku pikir cuma mirip aja. Soalnya dia beli perhiasan banyak banget, persis seperti yang aku beli di toko itu. Entah buat pake sendiri atau buat dihadiahkan ke orang. Ya, udah Mbak, kalau bukan Ayu yang asli, santai aja. Mungkin aku yang salah....] Kububuhi emot telapak tangan menyatu sebagai pernyataan minta maaf meskipun kulakukan karena pura-pura belaka. Sengaja aku tak mau ngotot mengatakan kalau perempuan itu memang benar-benar Ayu adanya. Selain Mbak Yuni tidak akan percaya begitu saja dengan ucapanku, aku juga berharap Mbak Yuni penasaran dan mencari tahu sendiri faktanya. Pasti akan lebih menohok jika ia tahu dari diri sendiri bukan dari orang lain sepe
Baca selengkapnya
Membuka Cabang Baru (2)
Aku menutup aktivitas hari ini di aplikasi menulis yang kuikuti dengan memposting bab ke sekian cerbung yang selama ini menghasilkan cuan tidak sedikit pada rekeningku.Saat ini aku sudah bisa menarik pembaca untuk membuka gembok lebih dari seribu orang setiap bab. Pencapaian yang cukup fantastis buatku saat ini.Namaku pun sudah tiga bulan ini bertengger di posisi sepuluh besar dengan perolehan royalti yang tidak sedikit. Cukup untuk membuatku bisa mewujudkan plan demi plan yang ada di benak ini.Namun, berbeda dengan sebelumnya, saat ini aku justru tak mau lagi mengunggah perolehan yang kumiliki itu di status wa yang khusus aku setel hanya bisa dilihat oleh Mbak Yuni dan ibu saja.Mulai sekarang aku sengaja pura-pura seolah kegiatan menulis yang kuikuti dan usaha toko pakaian yang kukelola tidak berkembang sebagaimana yang aku harapkan dan macet agar kelak bisa memberikan kejutan lebih besar lagi pada mereka saat aku sudah benar-benar berada di puncak kesuksesan dan mencapai segalan
Baca selengkapnya
Membuka Cabang Baru (3)
Satu minggu berlalu. Hari ini setelah semua barang-barang yang diperlukan untuk menyusun isi dalam toko seperti rak, gantungan baju, patung, dan produk pakaian yang hendak dijual sudah terkumpul, aku dibantu Dina, Lina dan Mas Ferdy yang kebetulan sedang tidak dinas, memberesi isi dalam toko supaya besok pagi bisa segera buka.Dibantu dua orang karyawan yakni satu orang karyawan laki-laki dan satu orang perempuan yang baru saja aku terima kerja tanpa menjelaskan status bahwa akulah pemilik toko tersebut, akhirnya susunan rak-rak pakaian, manekin dan display toko bisa ditata dengan baik dan rapi. Besok pagi kemungkinan besar toko ini sudah bisa dibuka untuk pertama kalinya.Aku tersenyum puas melihat hasil kerja keras yang kulakukan yang sekarang mulai membuahkan hasil ini. Meskipun isi tabungan harus terkuras habis karenanya dan hanya menyisakan uang untuk melunasi pembelian mobil yang saat ini sedang dalam pemesanan saja, tetapi aku merasa bangga dan puas. Akhirnya, proses menuju su
Baca selengkapnya
Sidang Kedua
Aku melangkahkan kaki menuju gedung pengadilan agama yang berdiri kokoh di depanku. Hari ini setelah empat belas hari terlewati, sidang kedua perceraianku dengan Mas Alvin kembali digelar.Seperti dulu, kali ini aku juga berharap Mas Alvin tak akan datang lagi. Begitu pun trio julid, ibu, Mbak Yuni dan Ayu, semoga mereka juga tak menampakkan batang hidungnya kembali di gedung pengadilan ini.Namun, belum sempat aku tersenyum lega, dari kejauhan sosok tiga orang anggota keluarga 'cemara', yakni ibu, Mbak Yuni dan Mas Alvin, terlihat sudah duduk di kursi ruang tunggu pengadilan. Tak terlihat sosok Ayu di sana. Entahlah, apa mungkin mereka sudah pecah kongsi dengan gadis itu setelah Mbak Yuni diam-diam mencari tahu soal keaslian perhiasan itu atau tidak karena tumben pagi ini tak terlihat gadis itu bersama mereka.Tapi tadi pagi saat iseng-iseng membuka foto profil Mbak Yuni di WhatsApp, aku memang melihat gambar PP Mbak Yuni sudah diganti. Kalau kemarin ia memasang foto tangan besarnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status