Lahat ng Kabanata ng The Trued Of Love: Kabanata 11 - Kabanata 20
95 Kabanata
Bab 11 Cemburu (2)
Setelah menyelesaikan pekerjaan kantor, Dominique tergesa-gesa untuk pulang ke mansion. Perasaan gelisah tak menentu menyelubungi dirinya. Sesekali dia berteriak dan memukul-mukul setir mobil, sampai-sampai klaksonnya tidak sengaja terkena pukulan dan berbunyi. Tingkah lakunya membuat orang yang berkendara di sebelahnya menjadi terganggu. "Damn, perasaan apa sih, ini. Kenapa aku begitu kesal Tony dekat dengan wanita itu. Bukankah aku yang memberikan nomor telepon dan mengijinkan Tony untuk mendekatinya, tetapi kenapa perasaanku jadi tidak enak seperti ini. Apakah aku tertarik dengan wanita itu? Ah, tidak mungkin. She's not my type."Sepanjang perjalanan Dominique mengoceh tidak jelas seperti orang yang hilang akal. Range Rover Black miliknya dikemudikan dengan sangat cepat dan ugal-ugalan. Hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit saja dia sudah sampai di mansionnya. "Selamat sore, Tuan Muda," sapa pelayan di mansion Dominique. "Hmmm."
Magbasa pa
Bab 12 Makan Malam
Dominique dan Tony sampai di Bayona terlebih dahulu. Mereka pun memutuskan memesan beberapa makanan favorit yang berada di restoran tersebut sambil menunggu kedatangan Aubrey. Tidak menunggu lama pesanan mereka pun tiba. "Kau tampaknya sudah sangat dekat dengan wanita itu," ucap Dominique. "Siapa, Aubrey?" tanya Tony. "Hmmm, siapa lagi." Dominique menjawab sambil mencicipi makanan yang ada di depannya. "Kenapa, kau cemburu? Sudah mau mengakui kalau sebenarnya kau juga suka dia," lanjut Tony. Dominique hanya diam dan pura-pura tidak mendengar ucapan Tony. Dia menyibukkan dirinya dengan memotong dan mengunyah makanan. "Sudahlah, lupakan saja. Anggap saja aku tidak pernah bertanya." Dominique akhirnya menimpali pertanyaan Tony. Tony tertawa kecil dan menggelengkan kepala melihat tingkah Dominique. 'Dasar munafik, untuk mengakui perasaannya saja susah sekali,' gumam Tony di dalam hati. Setelah beberapa saat
Magbasa pa
Baab 13 Kekesalan Cassandra
"Ayo ikut!" titah Tony sambil mencengkram tangan Cassandra. Tony menarik paksa pergelangan tangan Cassandra dan mengajaknya keluar dari Bayona. Meski Cassandra mengeluh kesakitan, tetapi Tony tidak peduli bahkan semakin kuat cengkraman nya. Setelah dirasa mendapatkan tempat yang pas untuk berbicara empat mata, dia pun mengempaskan tubuh Cassandra sambil melepaskan genggaman tangannya. Cassandra yang terlihat kesakitan, mengusap tangannya yang memerah karena bekas cengkraman begitu kuat oleh Tony. "Apa-apaan, sih, Ton. Kau gila, ya!" pekik Cassandra. "Hey, shut your mouth. Kau yang apa-apaan, selalu buat ulah kalau muncul." Tony mengangkat jarinya ke hadapan wajah Cassandra dengan menahan emosi. Cassandra yang melihat sepupunya tampak begitu marah, akhirnya memilih menutup mulutnya dan tidak berniat melanjutkan perdebatannya. "Listen to me, Cass. Jika kau membuat keributan lagi di dalam, aku tidak akan segan lagi.
Magbasa pa
Bab 14 Aubrey
Setelah berpisah dengan ketiga orang itu, Aubrey langsung pulang menuju Mansion. Dia bimbang akan perasaan hatinya. Di satu sisi ia sangat nyaman jika bersama Tony, tetapi jika bersama Dominique meski tidak berkata-kata ada rasa aneh yang menyelusup ke relung hatinya. Jantungnya berdebar tidak beraturan, ada rasa seperti menggelitik di seluruh tubuh. Apalagi, ketika mata mereka saling bertemu, rasanya ingin menyentuh setiap inci bagian dari wajah pria yang menari-nari di pelupuk matanya dan berkata 'betapa aku suka.'Aubrey merebahkan tubuhnya di kasur. Mengingat kejadian di Bayona tadi, membuat ia tersenyum. "Ternyata, wanita gila itu bukan kekasihnya. Ah, tampaknya aku masih memiliki kesempatan, tetapi sikapnya dingin sekali, apakah dia mau denganku? Sedangkan menanggapi wanita tadi saja seperti itu, datar dan kaku."Aubrey terus bermonolog dengan hati dan pikirannya. Sepanjang malam dia hanya berguling, tertawa sendiri, bahkan memaki dirinya
Magbasa pa
Bab 15 Dominique
Setelah pertemuan dengan Aubrey dan mengantar koleganya, Dominique kembali ke perusahaan. Wajahnya yang selalu dihiasi aura dingin, pada hari itu semakin dingin. Pandangannya lurus ke depan, hentakan demi hentakan suara pantofelnya membuat yang mendengar menjadi ciut. Para karyawan saling berbisik dan bertanya-tanya, entah apa yang tengah terjadi pada bosnya itu. Raut wajahnya yang begitu menyeramkan semakin seram pada hari itu. Barisan karyawan yang sedang menuju area kantin dan berpapasan dengan Dominique hanya berani menundukkan kepala tanpa menyapa. Setelah Dominique menaiki lift, baru mereka dapat bernapas lega. Beberapa saat kemudian, Tony datang dengan  wajah tampan nan ramah. Semua karyawan yang tadinya memiliki raut wajah tegang, berubah menjadi lebih santai dan tersenyum lebar. "Selamat siang, Tuan Tony," sapa beberapa karyawan. "Iya, selamat siang," balas Tony kembali dengan senyum. Para karyawan yang mendapat pe
Magbasa pa
Bab 16 Perkenalan
Mereka pun sampai di depan mansion Dominique. Penjaga yang mengetahui mobil tuannya pulang langsung membukakan gerbang dan mempersilakan mereka masuk. Sang penjaga tampak keheranan karena baru kali ini tuannya membawa seorang wanita ke mansion. Ketika sampai di depan pintu utama, Aubrey turun dan memapah Dominique. Meskipun canggung, tetapi keduanya tampak senang dapat sedekat itu. Sesaat mata mereka bertemu, embusan napas masing-masing terasa hangat di wajah mereka. Jantung yang sudah diatur sedemikian rupa pun tak luput dari rasa bahagia. Pelayan keluarga Dominique yang mengetahui tuannya sudah pulang pun gegas menyambut kedatangan mereka. Ia terlihat tergopoh-gopoh menuju halaman depan. "Dominique sudah pulang, Bi?" tanya Bella yang melihat pelayannya terburu-buru menuju arah depan. "Sudah, Nyonya. Ini saya mau ke depan menyambutnya," jawab pelayan sambil membungkukkan badannya. "Baiklah, biar aku ikut ke depan bersamamu."
Magbasa pa
Bab 17 Abraham Bertemu Dominique
Dominique telah sampai di mansion Calandre. Aubrey membuka sedikit kaca jendela dan memastikan penjaga di sana bahwasanya dialah yang akan memasuki mansion. "Loh, Nona Aubrey. Silakan, Non!" ujar penjaga. "Terima kasih, Pak."Kemudian mobil Dominique memasuki area utama mansion Calandre. Dominique memarkirkannya tepat di pintu masuk. "Terima kasih. Kau pulanglah, aku tidak akan mengantarmu lagi. Tidak akan ada adegan seperti itu diantara kita, bolak-balik saling mengantar seperti di sinetron percintaan," ucap Aubrey panjang lebar. "Cih, aku juga tidak mengharapkan hal seperti itu. Kebetulan saja kau melihat kelemahanku hari ini, jadi kau punya kesempatan untuk membantu. Next, tidak ada lain kali," pungkas Dominique. "Dasar Pria Arogan.""Bukankah kau juga sama. Kau bisa bermanis-manis dengan sahabatku, tetapi denganku …." Dominique menghentikan kalimatnya. Aubrey terdiam dan menatap Dominique setelah mende
Magbasa pa
Bab 18 Perjamuan
"Selamat pagi, Tuan." Eugene menyapa Abraham di bawah tangga. "Hmmm. Aubrey sudah turun?""Belum, Tuan. Apakah ingin saya panggilkan.""Oh, tidak usah. Bilang saja, jangan lupa acara nanti makan siang di Bourbon. Saya ada urusan pagi ini dan harus berangkat lebih awal. Apakah Reno sudah datang?""Sudah, Tuan. Tuan Reno sudah menunggu di teras. Tuan tidak sarapan terlebih dahulu?""Tidak usah. Nanti saya akan sarapan bersama Reno di perjalanan.""Baik, Tuan. Aubrey enggan membuka matanya. Ia berharap kejadian tadi malam hanyalah mimpi. Memang di hati kecilnya berkata bahwa ada sedikit ketertarikan pada Dominique. Namun, ego mengalahkan segalanya. Perut Aubrey berbunyi, tampaknya ia sudah merasakan lapar. Pada akhirnya, ia bangkit dari tempat tidur dan turun ke lantai bawah untuk sarapan. Dilihatnya ruang makan yang sudah rapi, akhirnya ia memutuskan menuju dapur untuk mencari Eugene. "Good morning."
Magbasa pa
Bab 19 Perjamuan 2
"Wanita aneh. Entah ada apa dengannya, setiap kali bertemu denganku pasti marah. Memang ada yang salah dengan ucapanku. Sepertinya ia memang hanya tertarik dengan Tony, buktinya bila bersama Tony dia bisa begitu tampak bahagia, tertawa lebar. Sedangkan denganku, marah-marah terus." Dominique bermonolog. "Hei, mengapa aku harus peduli dengan sikapnya terhadapku. Apakah mungkin aku tertarik padanya? Hih, tidak mungkin, tidak mungkin. Jika aku bersamanya bisa-bisanya setiap hari perang. Seperti layaknya menikahi diri sendiri saja," lanjut Dominique terus bermonolog sambil sesekali mengedikkan bahunya. Abraham dengan digandeng Aubrey menuju restoran bersama Aaron dan Bella. Mereka berempat berbincang-bincang kecil menceritakan masa kecil Aubrey dan Dominique.Tampak dari jauh Dominique yang tengah menyesap secangkir kopi. Sambil sesekali memperhatikan telepon genggamnya. "Sweetheart, sudah lama menunggu kami?" tegur Bella. "Oh, nevermind, Mami. Aku saja yang terlalu cepat," balas Domin
Magbasa pa
Bab 20 Rasa
Mata mereka saling bertatapan, jarak wajah yang hanya tinggal beberapa inci mampu membangkitkan desiran di dalam tubuh. Wajah Dominique makin memerah, ia sudah tidak bisa lagi menahan geloranya. Aubrey yang mengetahui sikap kikuknya Dominique, hanya dapat tersenyum dan senang di dalam hati. "Hei, you are too close," bisik Dominique sambil memperhatikan bibir mungil nan merah milik Aubrey. "I want to be close," balas Aubrey sambil membunyikan bibirnya di udara seperti suara kecupan. Setelah puas bermain-main dengan Dominique, Aubrey kemudian menarik dirinya dan duduk di hadapan Dominique. Dengan santai ia menyilangkan kedua kakinya dan menatap tajam ke arah Dominique. "Katakanlah! Kau mau bicarakan apa?" tanya Aubrey sambil bersandar dan menyilangkan tangannya di dada. Sikap Aubrey yang begitu tenang seperti tidak ada hal yang terjadi sebelumnya membuat Dominique bertanya-tanya, 'apa yang sebenarnya direncanakan wanita dingin ini, men
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status